Anda di halaman 1dari 5

79       Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 No.

 2 

KOMBINASI PROSES AERASI, ADSORPSI, DAN


FILTRASI PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH
INDUSTRI PERIKANAN
Luluk Edahwati dan Suprihatin
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
UPN “Veteran” Jawa Timur
Jl. Raya Rungkut Madya – Gunung Anyar – Surabaya
Telp. (031) 8782179 ; Fax (031) 8782257

ABSTRAK

Karakteristik limbah Industri perikanan sangat bervariasi dan biasanya mengandung bahan organik, baik
yang larut maupun yang tidak larut. Oleh karena itu limbah industri prikanan harus diolah sebelum
dibuang ke badan air. Prinsip kerja dari kombinasi proses aerasi, adsorpsi dan filtrasi adalah sebagai
berikut ; terlebih dahulu dilakukan proses aerasi selama 24 jam, setelah itu dimasukkan dalam bak
penampung air limbah. Limbah yang telah diaerasi, dialirkan ke dalam tower filtrasi yang telah terisi
dengan batu apung, dalam tower filtrasi tersebut dilakukan proses Adsorpsi dan proses Filtrasi. Pada
penelitian ini digunakan peubah-peubah dengan variabel tetapnya yaitu tinggi kolom 1 meter dan
diameter kolom 7 cm. Sedangkan variabel berubahnya yaitu laju alir limbah : 255; 241,67; 235; 228,33;
216,67 ml/menit dan tinggi batu apung : 10; 20; 30; 40 dan 50 cm. Adapun hasil terbaik yang didapatkan
pada penelitian ini yaitu pada laju alir limbah 228.33 ml/menit dan tinggi batu apung 50 cm, COD
akhirnya 58,95 mg/lt.

Kata kunci; air limbah perikanan, aerasi, adsorpsi, filtrasi.

ABSTRACT
Fishery industrial disposal characteristics highly varied and usually contain organic ingredient, both for
dissolve also insoluble. Therefore fishery industrial disposal must be cultivated before throwed away to
water body. Work principle from process combination aerasi, adsorpsi and filtrasi; beforehand done
process aerasi during 24 ours, afterwards in waste water receptacle. waste that aeration, channelled into
tower filtrasi that content with pumice, in tower filtrasi done process adsorpsi and filtrasi. In this
watchfulness is used peubah with permanence variable that is tall column 1 meter and column diameter 7
cm. while variable change it that is waste rate of flow: 255; 241,67; 235; 228,33; 216,67 ml/minutes and
tall pumice: 10; 20; 30; 40 and 50 cm. As to best result that is got in this watchfulness that is in waste rate
of flow 228.33 ml/minute and tall pumice 50 cm, COD final 58,95 mg/lt.

Keyword; fishery waste water, aerasi, adsorpsi, filtrasi.


Kombinasi Proses Aerasi,  Adsorpsi, Dan Filtrasi (Luluk Edahwati dan Suprihatin)  80 

PENDAHULUAN utama yaitu lingkungan aerob dan anaerob.


Lingkungan aerob adalah lingkungan dimana
Limbah adalah buangan yang kehadirannya oksigen terlarut terdapat dalam jumlah yang
pada suatu saat dan tempat tertentu tidak cukup sehingga tidak merupakan faktor
dikehendaki lingkungannya karena tidak pembatas di dalam prosesnya. Pada lingkungan
mempunyai nilai ekonomi. (Gintings, Perdana. ini oksigen dapat bertindak sebagai akseptor
Ir, 1992) elektron pada metabolisme mikroba. Proses
Air Limbah Perikanan mengandung parameter aerob sering digunakan dalam pengolahan air
BOD, COD, TSS, minyak dan lemak. Apabila buangan domestik dan non domestik khususnya
keseluruhan parameter tersebut dibuang perumahan dan pabrik.
langsung ke badan penerima, maka akan Pada pengolahan biologi ini diperlukan
mengakibatkan pencemaran air. Oleh karena itu pemeriksaan terhadap dua parameter, yaitu :
sebelum dibuang ke badan penerima air, COD dan BOD.
terlebih dahulu harus diolah sehingga dapat Salah satu proses biologi yang banyak
memenuhi standart air yang baik. digunakan adalah proses lumpur aktif. Proses
Untuk menurunkan kadar COD pada limbah lumpur aktif merupakan proses pengolahan air
cucian ikan dengan menggunakan kombinasi limbah secara biologis aerob yang melibatkan
proses aerasi, adsorpsi dan filtrasi diharapkan reaksi-reaksi metabolik mikroba. Untuk
dapat menghasilkan penurunan kadar COD mencapai kualitas “effluent” yang baik,
yang lebih baik. Angka COD merupakan ukuran substansi yang ada dihilangkan dengan
bagi pencemaran air oleh zat organik yang menggunakan mikroorganisme yang ada dalam
secara alamiah dapat dioksidasikan melalui lumpur aktif. Zat organik yang terkandung
proses mikroorganisme yang ada dalam air dalam air buangan, berguna sebagai makanan
limbah. dan pertumbuhan sel baru. Reaksi yang terjadi
adalah :
Tinjauan Pustaka O2
Zat organik + MO CO 2 + H 2 O + NH 3 +
Air Limbah Perikanan mengandung parameter sel–sel baru
BOD, COD, TSS, minyak dan lemak. Apabila Proses Penambahan Oksigen (Aerasi)
keseluruhan parameter tersebut dibuang Proses ini merupakan suatu usaha penambahan
langsung ke badan penerima, maka akan konsentrasi oksigen yang terkandung dalam air
mengakibatkan pencemaran air. Oleh karena itu limbah, agar proses oksidasi biologi oleh
sebelum dibuang ke badan penerima air, mikroba akan dapat berjalan dengan baik.
terlebih dahulu harus diolah sehingga dapat Dalam prakteknya terdapat 2 cara untuk
memenuhi standart air yang baik. menambahkan oksigen ke dalam air limbah,
Pengolahan air limbah perikanan ini juga yaitu :
termasuk pengolahan limbah secara biologis. a. Memasukkan udara ke dalam air limbah;
Pengolahan air limbah secara biologis dapat Yaitu proses memasukkan udara atau
didefinisikan sebagai suatu proses yang oksigen murni ke dalam air limbah melalui
melibatkan kegiatan mikroorganisme dalam air benda porous atau nozzle. Nozzle tersebut
untuk melakukan transformasi senyawa- diletakkan di tengah– tengah sehingga akan
senyawa kimia yang terkandung dalam air meningkatkan kecepatan kontak gelembung
menjadi bentuk atau senyawa lain. udara tersebut dengan air limbah, dan proses
Mikroorganisme mengkonsumsi bahan-bahan pemberian oksigen akan berjalan lebih cepat.
organik membuat biomassa sel baru serta zat-zat Oleh karena itu, biasanya nozzle ini
organik dan memanfaatkan energi yang diletakkan pada dasar bak aerasi. Udara
dihasilkan dari reaksi oksidasi untuk yang dimasukkan adalah berasal dari udara
metabolismenya. Adapun tujuan dari luar yang dipompakan ke dalam air limbah
pengolahan air buangan secara biologis adalah oleh pompa tekan.
untuk menyisihkan atau menurunkan b. Memaksa air ke atas untuk berkontak
konsentrasi senyawa-senyawa organik maupun dengan oksigen
anorganik dengan memanfaatkan berbagai Adalah cara mengontakkan air limbah
mikroorganisme, terutama bakteri. (Metcalf & dengan oksigen melalui pemutaran baling–
Eddy, 1979) baling yang diletakkan pada permukaan air
Pengolahan biologis ini sangat dipengaruhi oleh limbah. Akibat dari pemutaran ini, air
lingkungan biokimianya. Lingkungan biokimia limbah akan terangkat ke atas dan dengan
ini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok terangkatnya maka air limbah akan
81       Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 No. 2 

mengadakan kontak langsung dengan udara a. Menghilangkan partikulat dan koloidal


sekitarnya. yang tidak mengendap setelah flokulasi
biologis atau kimia.
Pengolahan Limbah Cair dengan Proses b. Menaikkan kehilangan suspensi solid,
Fisik Adsorpsi kekeruhan, phospor, BOD, COD, bakteri
Adsorpsi adalah suatu proses pemisahan bahan dan lain-lain.
dari campuran gas atau cair, bahan yang harus c. Mengurangi biaya desinfektan.
dipisahkan ditarik oleh permukaan sorben padat
dan diikat oleh gaya-gaya yang bekerja pada Dalam proses filtrasi terdapat kombinasi antara
permukaan tersebut. Berkat selektivitasnya yang beberapa proses yang berbeda. Proses-proses
tinggi, proses adsorpsi sangat sesuai untuk tersebut meliputi :
memisahkan bahan dengan konsentrasi yang 1. Mechanical straining
kecil dari campuran yang mengandung bahan Merupakan proses penyaringan partikel
lain yang berkonsentrasi tinggi. (Handojo, tersuspensi yang terlalu besar untuk dapat
Lienda. Dr. Ir, M .Eng) lolos melalui ruang antara butiran media.
2. Sedimentasi
Kecepatan adsorpsi tidak hanya tergantung pada Merupakan proses mengendapnya partikel
perbedaan konsentrasi dan pada luas permukaan tersuspensi yang berukuran lebih kecil dari
adsorben, melainkan juga pada suhu, tekanan lubang pori-pori pada permukaan butiran.
(untuk gas), ukuran partikel dan porositas 3. Adsorpsi
adsorben. Juga tergantung pada ukuran molekul Prinsip proses ini adalah akibat adanya
bahan yang akan diadsorpsi dan pada viskositas perbedaan muatan antara permukaan
campuran yang akan dipisahkan (cairan, gas). butiran dengan partikel tersuspensi yang
(Handojo, Lienda. Dr. Ir, M. Eng) ada di sekitarnya sehingga terjadi gaya
Pada penelitian ini, digunakan batu apung tarik-menarik.
sebagai adsorben. Batu apung atau pumice 4. Aktifis kimia
adalah jenis batuan yang berwarna terang yang Merupakan proses dimana partikel yang
mengandung buih yang terbuat dari gelembung terlarut diuraikan menjadi substansi
berdinding gelas dan biasanya disebut juga sederhana dan tidak berbahaya atau diubah
sebagai batuan gelas vulkanik silikat. menjadi partikel tidak terlarut, sehingga
dapat dihilangkan dengan proses
Secara alami bahan yang mengandung batu penyaringan, sedimentasi dan adsorpsi pada
apung mempunyai daya serap tinggi, hal ini media berikutnya.
terjadi sebagai akibat kandungan mineral gelas 5. Aktifis biologi
vulkanik yang tinggi (40 % - 90 %). Merupakan proses yang disebabkan oleh
Karena strukturnya yang porous maka batuan aktifitas mikroorganisme yang hidup di
itu mengandung banyak sekali kapiler-kapiler dalam filter.
yang halus, sehingga zat yang akan teradsorpsi
Dalam proses filtrasi juga terjadi reaksi kimia
akan terpenetrasi pada sela-sela ini jika larutan
dan fisika, sehingga banyak faktor yang saling
itu membasahinya.
berkaitan yang akan mempengaruhi kualitas air
hasil filtrasi, efisiensi proses dan sebagainya,
Pengolahan Limbah Cair dengan Proses faktor-faktor tersebut antara lain:
Fisik Filtrasi 1) Debit filtrasi
Filtrasi merupakan proses penjernihan atau Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan
penyaringan air limbah melalui media (pada diperlukan keseimbangan antara debit
penelitian ini digunakan batu apung), dimana filtrasi dan kondisi media yang ada. Debit
selama air melalui media akan terjadi perbaikan yang terlalu cepat akan menyebabkan tidak
kualitas. Hal ini disebabkan adanya pemisahan berfungsinya filter secara efisien.
partikel-partikel tersuspensi dan koloid, reduksi 2) Kedalaman, ukuran dan jenis media
bakteri dan organisme lainnya dan pertukaran Partikel tersuspensi yang terdapat pada
konstituen kimia yang ada dalam air limbah. influent akan tertahan pada permukaan filter
Filtrasi adalah salah satu bentuk untuk karena adanya mekanisme filtrasi. Oleh
menghasilkan effluent limbah dengan efisiensi karena itu, efisiensi filter merupakan fungsi
tinggi. Faktor yang perlu diperhatikan untuk karakteristik dari filter bed, yang meliputi
menjaga efisiensi filtrasi adalah : porositas dari ratio kedalaman media
Kombinasi Proses Aerasi,  Adsorpsi, Dan Filtrasi (Luluk Edahwati dan Suprihatin)  82 

terhadap ukuran media. Tebal tidaknya Hasil dan Pembahasan


media akan mempengaruhi lama pengaliran Tabel 1. Pengaruh debit aliran (Q) pada
dan besar daya saring. Demikian pula berbagai tinggi media (H)
dengan ukuran (diameter) butiran media terhadap kadar COD air
berpengaruh pada porositas, rate filtrasi dan limbah.
daya saring. Laju Alir Tinggi Batu COD %
3. Kualitas air limbah Masuk Apung (H) akhir Penurunan
Kualitas air limbah akan mempengaruhi (Q) (cm) (mg/lt) COD
efisiensi filtrasi, khususnya kekeruhan. (ml/min)
Kekeruhan yang terlalu tinggi akan 10 198,29 46,29
menyebabkan ruang pori antara butiran 255 20 178,22 51,73
media cepat tersumbat. Oleh karena itu 30 150,15 59,33
dalam melakukan filtrasi harus dibatasi
40 118,45 67,92
kandungan kekeruhan dari air limbah yang
akan diolah. 50 82,75 77,59
10 191,44 45,43
Metode Penelitian 241,67 20 170,53 51,39
30 142,15 59,48
40 110,05 68,63
50 73,77 78,97
Keterangan :
10 188,92 44,81
1) Tangki aerasi 20 166,45 51,38
235
2) Pompa udara 30 134,66 60,66
3) Pompa air 40 99,75 70,86

4) Flow meter 50 62,85 81,64


10 180,65 44,17
5) Tower filtrasi
228,33 20 155,10 52,06
30 122,50 62,14
40 96,05 70,31
50 58,95 81,78
10 178,02 41,08

216,67 20 152,00 49,69


(1). Melakukan aerasi dengan penambahan 30 118,55 60,76
oksigen pada air limbah dalam tangki 40 92,25 69,47
aerasi selama 24 jam.
50 56,77 81,21
(2). Menyalakan pompa udara.
(3). Mengisi tower filtrasi dengan batu apung
dengan ketinggian yang telah ditentukan.
250
(4). Membuka dan mengatur valve supaya air
Laju ali masuk
dari bak penampung dapat mengalir 200 limbah 255 ml/min
dengan rate tertentu.
COD akhir (m g/lt)

Laju alir masuk


(5). Menyalakan pompa udara. limbah 241.67 ml/min
150
Laju alir masuk
(6). Mengalirkan air limbah dari tangki aerasi limbah 235 ml/min
dengan cara menyalakan pompa air. 100
Laju alir masuk
(7). Membuka kran B dan menampung air limbah 228.33 ml/min
50
limbah. Laju alir masuk
limbah 216.67 ml/min
0
Peubah yang dijalankan:
0 20 40 60
Laju alir air limbah : Tinggi Batu Apung (H) (cm)

255; 241,67; 235; 228,33; 216,67 ml/menit Grafik 1. Hubungan Kadar COD akhir limbah
Tinggi batu apung : (mg/lt) dengan variasi ketinggian batu
apung (H) (cm) pada berbagai laju alir
10; 20; 30; 40; 50 cm masuk (Q) (ml/min)
83       Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.1 No. 2 

Dari penelitian ini dapat diketahui efisiensi batu 3. Penurunan kadar COD yang terbesar
apung terhadap penurunan kadar COD untuk terdapat pada percobaan dengan laju alir
masing-masing ketinggian batu apung dan laju masuk 228,33 ml/min dengan ketinggian
alir masuk yang telah ditetapkan. Semakin besar batu apung 50 cm. yaitu dari COD awal
laju alir air limbah penurunan kadar COD 323,55 mg/lt menjadi COD akhir 58,95
semakin kecil. Hal ini disebabkan karena mg/lt.
dengan semakin besatinggi batu apung maka
proses penr laju alir limbah maka proses
penyerapan atau pemisahan tidak efisien.
DAFTAR PUSTAKA
250
Tinggi Batu Apung 10
200
cm
Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan
COD Akhir (mg/lt)

Tinggi Batu Apung 20


150
cm Hidup Sekretariat Wilayah / Daerah
Tinggi Batu Apung 30
cm
Tingkat I Jawa Timur. 1990. Baku
100
Tinggi Batu Apung 40 Cara Uji Air dan Air Limbah di Jawa
cm
50
Tinggi Batu Apung 50
Timur.
0
cm Gintings, Perdana. Ir. 1992. Mencegah dan
200 220 240 260 Mengendalikan Pencemaran Industri.
Laju Alir Masuk Limbah (Q)
(ml/min)
Edisi 1. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 45
Grafik 2. Hubungan Kadar COD Akhir Tahun 2002 Tentang Baku Mutu
limbah (mg/lt) dengan variasi Limbah Cair Bagi Industri Atau
laju alir masuk (Q) (ml/min) Kegiatan Usaha Lainnya Di Jawa
pada berbagai ketinggian batu Timur.
apung (H) (cm) Lienda, Handojo. Dr. Ir, M. Eng. Teknologi
Kimia. Bagian 2. Jakarta : PT.
Pada grafik 2 menunjukkan bahwa semakin Pradnya Paramita.
besar laju alir masuk dan semakin tinggi batu Metcalf and Eddy. 1979. Waste Water
apung maka COD akhirnya semakin tinggi. Hal Engineering : Treatment Disposal
ini disebabkan karena kontak air limbah dengan Reuse. 2nd Edition. New Delhi :
media yaitu batu apung menjadi semakin McGraw-Hill Publishing Company
sempurna. LTD.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Mineral dan Batu Bara. 2005. Batu
KESIMPULAN Apung (Pumice).
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : Slamet, Agus & Mashudi, Ali. 2000. Modul
1. Proses aerasi, adsorpsi dan filtrasi dengan Ajar Satuan Proses. Surabaya :
menggunakan batu apung dapat menurunkan Fakultas Teknik Sipil dan
kadar COD pada air limbah perikanan. Perencanaan ITS.
2. Semakin besar laju alir limbah yang Sugiharto. 1987. Dasar – Dasar Pengelolaan
dilakukan dengan variasi tinggi batu apung Air Limbah. Jakarta : Universitas
maka semakin sedikit penurunan kadar COD Indonesia
yang didapat.

Anda mungkin juga menyukai