Anda di halaman 1dari 33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir

Gambar 3.1 diagram alir

37
3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan simulator Engine

Management System sebagai berikut :

a. Tempat pengambilan data : Kampus Fakultas Vokasi Teknik Mesin

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

b. Tempat analisa dan pengolahan data : Kampus Fakultas Vokasi Teknik

Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

c. Waktu pelaksanaa : 20 April -10 Mei 2017

3.3 Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada tugas ahir ini adalah sebagai berikut :

1. Alat

a. Multitester

b. Scenner

c. Majunn

d. Tool box

e. Feeler Gauge

f. Obeng (+) dan (-)

g. Injektor clener dan tester

2. Bahan

a. Kompone sensor dan aktuator pada Simulator Engine Managemen

Sistem Toyota Yaris VVT-i

b. Baterai c. Bensin

38
3.4 Proses Pelaksanaan

Dalam pengambilan data dari sensor dan aktuator pada EMS Toyota yaris

tahap awal yang akan di lakukan adalah melakukan studi literatur dari berbagai

sumber, baik berupa buku,modul , jurnal dan artikel di internet yang membahas

tentang sensor dan aktuator pada EMS toyota yaris . Dari studi literatur tersebut

didapat gambaran mengenai prinsip kerja dan fungsi dari sensor dan aktuator

pada EMS. Dengan bekal informasi tersebut di gunakan dalam prose

pengerjaan tugas ahir . Setelah proses pengambilan data seslesai dilakuakan

.Maka tahap selanjutnya adalah analisa dan cara memperbaikinya.

3.5 Metode Pengambilan Data dan Rencana Langkah Kerja

Untuk proses pengambilan data dari analisa sensor dan aktuator diperlukan

langkah-langkah sebagai berikut :

3.4.1 pemeriksaan sensor - sensor pada simulator EMS Toyota Yaris

1. Pemeriksaan Kenock Sensor

Sensor ini memiliki satu terminal yaitu: terminal KNK. Terminal

KNK menghasilkan tegangan untuk output sensor dan sebagai signal

KNK yang di kirim ke ECM.

39
Gambar 3.2 Knock sensor socket

Memeriksa knock sensor:

a. Melepaskan konektor knock sensor.

b. Terminal KNK knock sensor socket dihubungkan multi tester

dengan memilih selector yang bertanda Ω.

Tahanan standar : 10 kΩ atau lebih tinggi terjadi

kontinyuitas.

2. Pemeriksaan Sensor MAF ( massa Air Flow) dan IAT Sensor

MAF meter memiliki 5 terminal yaitu : +B, E2G, VG, THA, E2.

MAF meter menggunakan 3 terminal yaitu : +B, E2G VG, sedangkan

terminal THA dan E2 di gunakan oleh IAT Sensor. Terminal +B

sebagai sumber tegangan. Terminal E2G Sebagai massa MAF meter.

Terminal VG sebagai tegangan MAF meter. Terminal THA

merupakan tegangan IAT Sensor. Terminal E2 merupakan masa

dari IAT Sensor.

40
Gambar 3.3 Socket MAF meter dan IAT Sensor

Pemeriksaan MAF meter

a. Menghubungkan hand held tester (scanner) ke data link

connector (DLC) 3.

b. Memutar switch kunci kontak ke posisi ON.

c. Menghidupkan scanner.

d. Memilih item menu berikut ini: Diagnosis/OBD/MOBD/Current

/Full/MAF

e. Menunggu selama 30 detik dan baca nilai pada scanner.

Setandar : < 0,28 gm /s

Pemeriksa IAT sensor:

a. Menghubungkan scanner ke DLC3

b. Memutar switch kunci kontak ke posisi ON.

c. Menghidupkan scanner.

d. Memilih item menu berikut ini: Diagnosis/OBD/MOBD/Current

Data/Full/MAF

Setandart : 250 – 350 C

41
3. Pemeriksan Water Temperatuture Sensor

Adapun proses tahapan atau prosedurnya yaitu:

a. Melepas water temperature sensor

b. Memasukan WTS sensor dan thermometer ke dalam heater atau

pemanas air dan panaskan, lalu ukur tahanan menggunakan

ohmmeter diantara terminalnya setiap perubahan suhu

temperature.

Gambar. 3.4 Memeriksa tahanan WTS sensor

Sepesifikasi:

42
4. Pemeriksaan Throtle Position Sensor (TPS)

Sensor ini memiliki tiga terminal yaitu VC,E2 dan VTA . Terminal

VC sebagai tegangan dari ECU . Terminal E2 sebagai massa dan

VTA sebagai tegangan output.

Gambar 3.5 Socket Throtle Position Sensor

Memeriksa TP Sensor

a. Melepas konektor TP sensor

b. Terminal VC dan E2 TP sensor socket dihubungkan multi

tester dan memilih yang bertanda Ω.

Tahanan Setandar : 2.5 – 5.9 kΩ

c. Terminal VTA dan E2 TP sensor socket dihubungkan multi

tester dengan memilih selector yang bertanda Ω.

Tahanan Standart :

1. 0.2 – 5.7 kΩ (throttle valve tertutup penuh)

2. 2.0 – 10.2 kΩ (throttle valve terbuka penuh)

43
5. Pemeriksaan CKP Sensor.

CKP Sensor memiliki dua terminal yaitu : NE+ dan NE-.Terminal

Ne+ sebagai Signal dari sensor ini yang menghasilkan tegangan.

Tegangan NE- merupakan massa CKP sensor.

Gambar 3.6 CKP Sensor socket

Memeriksa CKP sensor:

a. Melepaskan konektor CKP sensor

b. Terminal NE+ dan NE- CKP sensor socket dihubungkan

multi tester dengan memilih selector yang bertanda Ω.

Tahanan Standart : 985 – 1890 Ω (-100C - 1000C)

6. Pmeriksaan CMP Sensor

CMP Sensor memiliki dua terminal yaitu : G2+ dan NE- .Terminal

G2+ merupakan Signal dari tegangan yang dihasilkan sensor ini.

Tegangan NE- merupakan massa CMP sensor.

44
Gambar 3.7. CMP sensor socket

Memeriksa CMP sensor:

a. Melepaskan konektor CMP sensor.

b. Terminal G2 dan NE CMP sensor socket dihubungkan

multitester dengan memilih selector yang bertanda Ω.

Tahanan Standart : 1630 – 3225 Ω (-100C - 1000C)

3.4.2 Pemeriksaan pada Aktuator pada EMS Toyota Yaris

A. Pemeriksaan injektor

. Gambar 3.9 Rangkaian injektor

1. Mengukur Tahanan Antar Terminal

a. Lepas Injector connector

45
b. Ukuran tahanan antar terminal Nilai Standart : 13-16 Ω Bila

tahanan tidak sesuai nilai spesifikasi, ganti injektor

c. Pasang Injector connector

2. Pemeriksaan Injektor dengan injektor tester & cleaner

a. Persiapan

1) Periksa kondisi ring-O dari kerusakan, jika rusak maka

ganti dengan yang baru.Bersihkan bagian sisi luar injektor

dari bensin dan kotoran dengan menggunakan lap.

2) Periksa kondisi cairan pada injector tester & cleaner (1).

Jika kurang maka isihlah dengan melalui lubang pengisian

sampai penuh (2) dengan melihat pada slang penunjuk

jumlah cairan tester

46
(2)

(1)

Gambar 3.10 injector tester & cleaner.

3) Nyalakan tombol power disebelah kanan unit injector

tester & cleaner.

4) Isi cairan pembersih ultrasonic cleaning pada bak

penampungan secukupnya.

b. Ultrasonic cleaning

1) Hubungkan kabel power pada konektor ultrasonic

cleaning, lalu colokan steker pada sumber listrik

2) Tempatkan injektor pada bak ultrasonic cleaning di lubang

yang sudah disediakan, setelah dibersihkan bagian luarnya

dari kotoran dengan kain yang lembut

47
3) Tambahkan cairan pembersih agar injektor terendam

setinggi 20 mm dari ujung katup jarum injektor

4) Pasang konektor sinyal pulsa injektor pada setiap injektor

lalu hidupkan ultrasonic cleaning dengan menekan tombol

power

5) Pilih “Ultrasonic cleaning” pada menu function dengan

menekan tombol .Pilih “Timer” pada menu pilihan

parameter dengan menekan tombol Lalu set pada

waktu 10 menit dengan menekan tombol pada set

parameter sehingga muncul angka 10 pada layar. Lalu

tekan tombol “Run” untuk memulai proses ultrasonic

cleaning.

6) Setelah waktu pembersihan selesai maka ultrasonic

cleaning akan berhenti secara otomatis.

7) Lalu matikan tombol power pada bak ultrasonic cleaning,

ambil injektor lalu bersihkan permukaan luarnya dengan

lap bersih. Injektor telah siap untuk langkah pengetesan.

Gambar 3.11 posisi yang diset pada ultrasonic cleaning

48
c. Tes penyemprotan

1) Pasang injektor pada fuel distributor, pastikan kondisi

ring-O baik, pasang dengan mengolesi sedikit pelumas

agar mudah terpasang.

2) Pasang rakitan fuel distributor dengan injektor pada mesin

injektor tester, lalu kencangkan baut penguncinya.

3) Pasang kabel pulse injektor pada konektor injektor

4) Lalu tekan tombol “Drain” untuk mengosongkan cairan

pada gelas ukur

5) Pilih Spraybility test pada menu pilihan dengan menekan

tombol , lalu set tekanan bahan bakar sesuai dengan

spesifikasi engine dengan menekan tombol “Insrease /

Decrease pada pilihan pressure “P”. Lalu jalankan tes

dengan menekan tombol “Run”.

6) Mesin akan berhenti secara otomatis ketika tes

penyemprotan selesai dengan ditandai bunyi buzzer.

(periksa kesamaan bentuk penyemprotan cairan pada

setiap injektor)

d. Tes kebocoran

1) Sebelum melakukan pengetesan, tekan tombol “Drain”

untuk mengosongkan cairan pada gelas ukur

2) Pilih Leakage test pada menu pilihan dengan menekan

tombol , lalu set tekanan bahan bakar 10% diatas

49
spesifikasi engine dengan menekan tombol “Insrease /

Decrease pada pilihan pressure “P”. Lalu jalankan tes

dengan menekan tombol “Run”.

3) Mesin akan berhenti secara otomatis ketika tes

penyemprotan selesai dengan ditandai bunyi buzzer

(periksa apakah ada kebocoran pada injektor)

e. Tes jumlah aliran penyemprotan

1) Sebelum melakukan pengetesan, tekan tombol “Drain”

untuk mengosongkan cairan pada gelas ukur

2) Pilih Injecting flow testing pada menu pilihan dengan

menekan tombol , lalu set tekanan bahan bakar sesuai

dengan spesifikasi engine dengan menekan tombol

“Insrease / Decrease pada pilihan pressure “P”. Lalu

jalankan tes dengan menekan tombol “Run”.

3) Mesin akan berhenti secara otomatis ketika tes

penyemprotan selesai dengan ditandai bunyi buzzer

(periksa kesamaan jumlah cairan yang disemprotkan

pada setiap injektor)

50
B. Memeriksa Idle Speed Control

Gambar 3.20 Rangkaian ISC

1. Memeriksa Tahanan ISC Valve

Adapun proses tahapan atau prosedurnya yaitu:

a) Melepas konektor ISC valve

b) Menggunakan Ohm meter, ukur tahanan diantara terminal

+B dengan terminal lain (RSO, RSC)

Gambar 3.21 Memeriksa tahanan ISC Valve

51
Spesifikasi: Tahanan pada temperature 200C : 13,5 – 16,5 Ohm

c) Memasang kembali konektor ISC

2. Memeriksa Kerja ISC Valve

Adapun proses tahapan atau prosedurnya yaitu:

a) Menghubungkan kabel positif (+) baterai ke terminal +B

dan kabel negatif (-) ke terminal RSC, dan cek bahwa

katup tertutup.

Gambar 3.22 Memeriksa kerja ISC valve antara terminal

+B dan RSC

52
b) Menghubungkan kabel positif (+) baterai ke terminal +B

dan kabel negatif (-) ke terminal RSO, dan cek bahwa

katup terbuka

Gambar 3.23 Memeriksa kerja ISC valve antara terminal

+B dan RSO

Spesifikasi: Saat dihubungkan antara termnal +B dan RSC katup

tertutup Saat dihubungkan antara termnal +B dan RSO katup

terbuka.

C. Pemeriksaan busi

1. Pemeriksaan kondisi busi

Pemeriksaan kondisi busi dilakukan melalui beberapa tahap,

yaitu:

a. Pemeriksaan tipe busi (standart busi NGK: BKRGE-11,

DENSO:K20PR-U11)

53
b. Pemeriksaan elektroda pada ujung busi, apakah rusak atau

aus.

c. Pemeriksaan isolator (standart warna norma l putih ke

abu-abuan).

d. Bersihkan busi dengan menggunakan gerinda kawat atau

amplas.

e. Ukur kerenggangan celah busi (standart : 1,0-1,1mm)

2. Pemeriksaan Jarak Loncatan Bunga Api

Pemeriksaan jarak loncatan bunga api dilakukan dengan cara

melepaskan busi dan pasang ke cup coil, kemudian

ditempelkan ke bodi atau massa, lalu stater mesin apakah

terdapat percikan atau tidak.

3.6 Metode Penelitian

a. Kajian Literatur

Melakukan kajian pustaka terhadap penelitian yang akan

dilakukan guna menguatkan landasan teori yang akan diangkat untuk

Tugas Akhir ini.

b. Observasi

Melakukan observasi terhadap media yang akan digunakan untuk

Tugas Akhir serta melakukan percobaan.

c. Percobaan

54
Melakukan percobaan untuk mendapatkan data untuk selanjutnya

bisa diolah kemudian bisa ditarik sebuah kesimpulan dari percobaan

tersebut.

55
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pemeriksaan sensor – sensor pada EMS mobil Totota Yaris 1SZ

FE AT

4.1.1 Pemeriksaan Kenocing sensor

Berikut ini tabel hasil pemerikasasan sensor kenocing :

Tabel 4.1.1 hasil pemeriksaan sensor kenoking

Tahanan setandar Hasi pemeriksaan

10 kΩ ∞

Dari hasi pemeriksaan dengan menggunakan multi tester ,knoking sensor

masih sesuai standar ,sehingga knok sensor masih baik.

Gambar 4.1 pemeriksaan knocking sensor

56
4.1.2 MAF meter dan IAT Sensor

a. Berikut ini adalah tabel hasi pemeriksaan MAF meter

menggunakan scenner :

Tabel 4.1.2 hasil pemeriksaan MAF meter

Setandart Hasil pemeriksaan

< 0,28 gm /s

b. Berikut ini adalh tabel hasil pemeriksaan IAT sensor dengan

menggunakan scenner :

Tabel 4.1.2 hasil pemeriksaan IAT Sensor

Standart Hasil pemeriksaan

250 – 350 C

4.1.3 Water Temperatuture Sensor

Berikut ini tabel hasil pemeriksaan water temperatur sensor :

Tabel 4.1.3 hasil pemeriksaan Water Temperatuture Sensor

Temperature 10 20 30 40 50 60 70 80 90

( Celcius )

57
Tahanan 2.2 2.0 1.2 0.6 0.4 0.4 0.4 0.2 0.1

( K Ohm )

Dengan tabel di atas wts sensosr dalm keadadan baik.

4.1.4 CMP Sensor

Berikut ini adalah tabel hasil pemeriksaan CMP Sensor :

Tabel 4.1.4 hasil pemeriksaan CMP Sensor

Tahanan setandar Hasil pemeriksaan Keterangan

1630 – 3225 Ω 2000 Ω baik

(-10°C - 100°C) (-10°C - 100°C)

Hasi pemeriksaan dari tabel diatas menunjukan bahawa CMP Sensor

masih sesuai standar .

4.1.5 CKP Sensor

Berikut hasil pemeriksaan CKP Sensor :

Tabel 4.1.5 hasil pemeriksaan CKP Sensor

Tahanan setandar Hasil pemeriksaan keterangan

98 -1890 Ω 1600 Ω

(-10°C - 100°C) (-10°C - 100°C) baik

Hasil pemeriksaan dari tabel diatas menunjukan bahawa CKP Sensor

masih sesuai setandar karna hasil nilai pengecekan sensor sesuai

58
dengan nilai setadar yang ada atau nilainya tidak jauh berbeda

dengan nilai setandar

4.1.6 Throttle Position Sensor

a. Berikut ini adalah tabel hasil pemeriksaan terminal VC dan E2 pada

TP Sensor

Tabel 4.1.6 hasil pemeriksaan terminal VC dan E2 pada TP Sensor

Tahan setandar Hasi pemeriksaan Keterangan

2.5 – 5.9 kΩ 30 Kω Baik

Dari hasi pemeriksaan terminal VC dan E2 pada TP Sensor dengan

menggunakan multi tester masih sesuai setandar .

Gambar 4.7 pemeriksaan terminal VC dan E2 pada TP Sensor

59
b. Berikut ini adalah tabel hasil pemeriksaan terminal VTA dan E2

pada TP Sensor

Tabel 4.1.6 hasil pemeriksaan terminal VC dan E2 pada TP Sensor

No Tahanan setandar Hasil Keterangan

pemeriksaan

1 0.2 – 5.7 kΩ 0.4 kΩ Baik

(throttle valve tertutup penuh)

2 2.0 -10.2 kΩ 3.0 kΩ Baik

(throttle valve tebuka penuh )

Dari hasi pemeriksaan terminal VTA dan E2 pada TP Sensor

dengan menggunakan multi tester di dapatkan hasil pada waktu

throttl valve tertutup penuh : 0.4 kΩ dan pada waktu throtel valve

di buka penuh : 3.0 kΩ , sehingga masih sesuai setandar.

60
Gambar 4.8 pemeriksaan terminal VTA dan E2 saat throttl valve

tertutup penuh

Gambar 4.9 pemeriksaan terminal VTA dan E2 saat throttl valve

terbuka penuh

4.2 Hasil pemeriksaan Aktuator pada EMS mobil Totota Yaris 1SZ FE AT

4.2.1 Injektor

a. Berikut Hasi tabel pemeriksaan pada terminal injektor :

Tabel 4.2.1 hasil pemeriksaan terminal terminal pada injektor

Injektor Hasi pemeriksaan

61
1

b. Pemeriksaan volume injektor dan penyemprotanya

Berikut hasil pemeriksaan injektor dengan injector Cleaner dan

Tester dalam taimer waktu 200 detik dan tekanan di dalam pompa 12

Spi :

Tabel 4.2.1 hasil pemeriksaan volume dan penyemprotan

Injektor Hasil

1 110 ml

2 105 ml

3 115 ml

4 110 ml

Kesimpulan :Dari hasi pemeriksan pada tabel diatas volume

penyemprotan didapat hasil : injektor no 1 dan 4 sama 110 ml.

Sedangakn injektor no 2 lebih sedikit 105 dan no 3 : 115 lebih

bayak dari injektor yang lain. Injiktor masih bisa di pakaiatau

62
masih baik . kemungkinan kalo injektor di pasang di mobil

mungkin akan mengakibatkan gas tinggi dan dan tenaga tidak

makasimum.

Gambar 4.10 pemeriksaan volume penyemprotan injektor dengan

menggunakan Cleaner dan Tester

4.2.2 ISC ( Idle speed control )

a. Berikut ini adalah tabel hasil pemeriksaan tahanan ISC Valve

Tabel 4.2.2 hasil pemeriksaan tahanan ISC Valve

Stahanan setandar Hasil pemeriksaan

Tahanan pada temperature

200C : 13,5 – 16,5 Ohm

63
b. Berikut ini adalah tabel pemeriksaan Kerja ISC Valve

Tabel 4.2.2 hasil pemeriksaan kerja ISC Valve

No Setandart Hasil

1 Menghubungkan kabel positif (+)

baterai ke terminal +B dan kabel

negatif (-) ke terminal RSC, dan

cek bahwa katup tertutup.

2 Menghubungkan kabel positif (+)

baterai ke terminal +B dan kabel

negatif (-) ke terminal RSO, dan

cek bahwa katup terbuka

4.2.3 Busi

Berikut adalah hasil pemeriksaan busi :

64
4.3 Petunjuk Troubleshooting Sensor dan Aktutor pada Mobil Yaris SZ

FE AT

1. Sensor Udara (Air Flow)

a. Apabila kadang-kadang terjadi engine stall, hidupkan engine dan

goyangkan air flow sensor Apabila terjadi engine stall,

kemungkinan air flow sensor kurang baik.

b. Apabila frekuensi output air flow sensor tidak pada posisi 0 saat ke

ON (teta7878pi engine belum menyala), ada kemungkinan terjadi

kesalahan pada air flow atau ECU.

c. Apabila engine dapat berputar idle walaupun frekuensi output diluar

nilai standar yang telah ditentukan, trouble biasanya berasal dari

komponen lain selain air flow itu sendiri.

2. Troubleshooting Kenock Sensor

Apabila getaran timbul ketika berjalan dengan beban banyak,

detonation sensor mungkin akan bereaksi sebaik mungkin akan

bereaksi mungkin pada kondisi nilai panas pada spark plug tidak

tepat, penggunaan bahan bakar tidak cocok, penyetelan ignition

timing tidak tepat.

3. Troubleshooting Intake Air Temperature Sensor (IAT)

65
IAT sensor menyensor IAT pada intake plenum sedemikian rupa

sehingga sensor dapat menunjukkan perbedaan temperature

berdasarkan kondisi kerja engine.

4. Troubleshooting Water Temperatuture Sensor

Apabila fast idle speed kurang atau engine mengeluarkan asap hitam

selama Engine dipanaskan, berarti Coolant temperature sensor rusak.

5. Troubleshooting Throtle Position Sensor (TPS)

a. TPS signal lebih penting pada control automobile transmission

daripada dalam engine control. Bila sensor ini rusak atau

menyebabkan snifting shock dan masalah lain.

b. Bila tegangan output TPS diluar dari spesifikasi, sensor dan periksa

kembali tegangannya. Bila ada gangguan pada fixed SAS setting,

Setel fixed SAS.

6. Troubleshooting CKP dan CMP

a. Apabila CKP dan CMP sensor tidak berfungsi urutan injeksi yang

benar tidak akan terjadi, sehingga engine akan stall, atau idling

tidak stabil dan akselerasi.

b. Apabila CKP dan CMP sensor mengeluarkan pulsa signal pada saat

ignition switch ke ON ( tanpa menghidupkan engine ), kemunkinan

CKP dan CMP sensor rusak.

7. Troubleshooting Injector.

66
a. Bila engine sukar dihidupkan saat panas, periksa tekanan bahan

bakar dan periksa kebocoran pada injector.

b. Ketika injector tidak bekerja saat engine sukars dihidupkan,

67
DAFTAR PUSTAKA

Mr.Muklas (2010 ) Modul diklat mesin mobil PPPPTK BOE – VEDC Malang

Modul Engine Management System by Suharyadi,S.Pd

Ruswid (2008) modul 4 elektronik fuel injection,Smk Al Hikmah 1 Sirapong.

tri waluyo hadi ( 2014) aktuator-pada-engine-efi.html

wahyu kurniasih ( 2013 ) Sistem Pengapian Mesin 1NZ-FE Toyota Vios, Tugas

Ahir ,pada Universitas Negri Semarang.

68
69

Anda mungkin juga menyukai