Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL KEGIATAN:

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT NANAS MENJADI PRODUK BAHAN


BAKAR ( BIOETANOL)

BIDANG KEGIATAN:

PKM-GT

Diusulkan oleh:

Aditha Oktariany/1406531662/2014

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Program
Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang berjudul
“PEMANFAATAN LIMBAH KULIT NANAS MENJADI PRODUK BAHAN
BAKAR (BIOETANOL) ”
Penulisan usulan ini dimaksudkan untuk mengikuti mata kuliah Kecakapan
Komunikasi dalam memenuhi tugas pembuatan Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM).
Penyusunan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT)
ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui
kesempatan ini, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu pembuatan karya tulis ini. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan balasan yang lebih baik.
Tidak ada hal yang sempurna di dunia ini, termasuk karya tulis yang saya
ajukan. Saya sangat menyadari bahwa karya ini masih membutuhkan banyak
perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, saya akan sangat terbuka untuk
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan karya
ini.
Sekian, saya berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Depok, 3 November 2014

Aditha Oktariany

ii
DAFTAR ISI

Lembar Judul............................................................................................................ i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
Daftar Gambar.....................................................................................................................iv
Ringkasan...........................................................................................................................v

PENDAHULUAN
Latar Belakang...................................................................................................................1
Tujuan dan Manfaat Penulisan........................................................................................2

GAGASAN
Kondisi Kekinian...............................................................................................................3
Solusi Terdahulu................................................................................................................4
Kondisi Kekinian yang Dapat Diperbaiki......................................................................4
Pihak-Pihak Terkait...........................................................................................................7
Langkah-Langkah Implementasi.....................................................................................7
Peluang dan Tantangan.....................................................................................................8

KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan....................................................................................................9
Teknik Implementasi.........................................................................................................9
Prediksi Hasil.....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................10

CV.....................................................................................................................................11

LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.Produksi BBM di Indonesia .......................................................................3


Tabel 2. Harga BBM di Indonesia ...........................................................................3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Potongan Kulit Nanas............................................................................ 5


Gambar 2. Penghancuran Kulit Nanas .....................................................................5

iv
RINGKASAN

Krisis energi tengah terjadi di Indonesia, hal ini diakibatkan oleh


ketergantungan masyarakat dan kebutuhan nasional terhadap energi dari fosil
khususnya minyak bumi. Indonesia yang awalnya adalah negara pengekspor
minyak bumi, sekarang menjadi negara pengimpor minyak bumi. Impor BBM di
Indonesia seperti tidak dapat dihentikan, padahal harga dari minyak dunia semakin
meningkat. Persediaan minyak bumi di lapisan bumi yang mudah dieksplor sudah
hamper habis oleh karena itu dibutuhkan teknologi baru untuk mengeksplor dan
mengeksploitasinya. Namun, biaya yang dibutuhkan semakin besar dan masih
diperlukan penelitian untuk teknik yang baru.
Bioetanol adalah sumber energi alternatif yang memanfaatkan biomassa.
Biomassa pada era ini menjadi salah satu sumber energi paling potensial karena
ketersediaannya yang berlimpah dan dapat diperbaharui, salah satu biomassa yang
potensial adalah kulit nanas. Limbah kulit nanas, sebagai bahan baku dalam PKM
ini, adalah material yang selama ini kurang dimanfaatkan padahal kulit nanas
memiliki bahan – bahan yang amat potensial untuk dijadikan bioetanol.
Proses pembuatan dari bioetanol dari kulit nanas ini dimulai dari persiapan
bahan yang diambil dari sisa produksi industri makanan, bahan tersebut dibersihkan
dan dihancurkan untuk masuk ke tahap selanjutnya yaitu likuifikasi dan
sakarifikasi, selanjutnya masuk ke tahap fermentasi menggunakan ragi, pada proses
inilah alcohol dihasilkan namun masih rendah, oleh karena itu bahan masuk ke
proses distilasi dan selanjutnya dehidrasi agar kadar alkoholnya mencapai 99,95 %
dan dapat dijadikan bahan bakar yang baik.
Teknik implementasi yang saya lakukan adalah dengan memberikan
sosialisasi serta pencerdasan kepada masyarakat agar tergugah untuk beralih dari
BBM ke produk bioetanol ini.

v
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Dewasa ini, Indonesia tengah mengalami isu krisis ketersediaan energi. Hal
ini diakibatkan oleh ketergantungan sumber energi nasional kepada bahan bakar
fosil khususnya minyak bumi (BBM). Bahan bakar fosil adalah bahan bakar yang
tidak dapat diperbaharui atau diperlukan waktu yang sangat lama bahkan jutaan
tahun untuk pembentukan kembali. Indonesia yang dulunya merupakan Negara
yang tergabung dalam OPEC (Negara pengimpor minyak bumi) saat ini malah
mengalami masalah yang cukup serius sehingga terus menerus mengimpor BBM
dari luar negri dengan jumlah yang amat besar.
Proses eksplorasi dan eksploitasi bukanlah hal yang mudah, ditambah lagi
semakin langkanya titik – titik yang masih dapat dieksplor minyak buminya. Hal
itu yang menyebabkan harga BBM di dunia terus menerus meningkat. Namun, di
Indonesia sendiri BBM masih disubidi pemerintah sehingg kenaikan harganya
(walaupun tetap terjadi) masih dapat diterima masyarakat. Walau begitu,
masyarakat masih saja melakukan protes besar – besaran atas kenaikan harga BBM.
Padahal, kalau dilihat dari betapa sulitnya mengeksplor BBM tersebut, memang
wajar kalau harga yang ditawarkan amatlah tinggi.
Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil ( BBM ) dapat merusak lingkungan
secara perlahan. Kita tahu bahwa isu greenhouse effect tengah melanda dunia
beberapa tahun terakhir. Sayangnya, hasil pembakaran dengan menggunakan BBM
justru mendukung masalah serius tersebut, emisi gas dari BBM menghasilkan gas
– gas yang kurang ramah lingkungan (khususnya CO2).
Dengan semakin banyaknya permasalahan mengenai krisis energi, kita
harus semakin mulai tergerak untuk mencari solusi dengan menggunakan energi –
energi alternatif.. Karena inilah, saya terdorong untuk membuat PKM berjudul
“PEMANFAATAN LIMBAH KULIT NANAS MENJADI PRODUK BAHAN
BAKAR ( BIOETANOL)”.
Bioetanol pada PKM ini menggunakan sumber energi utamanya yaitu
biomassa. Biomassa adalah sumber energi yang berasal dari makhluk hidup
(organic) atau dapat dikatakan bisa diperbaharui. Nanas sendiri adalah tumbuhan
yang hidup di iklim tropis, yaitu iklim yang terdapat di Indonesia. Limbah nanas
selama ini kurang dimanfaatkan dan hanya menjadi tumpukan sampah. Padahal,
limbah nanas masih mengandung bahan – bahan yang potensial khususnya
lignoselulosa. Karena yang dijadikan bahan utama dalam produk ini adalah limbah
kulit nanas, maka tidak perlu khawatir bahwa nanas akan menjadi langka dan terjadi
kompetisi antara nanas sebagai sumber bahan bakar dan sumber pangan.
Penggunaan bioetanol menghasilkan hasil pembakaran yang lebih ramah
lingkungan. Nilai oktan dari bioetanol pun tidak kalah dengan BBM yang ada di
Indonesia. Hal- hal diatas yang mendasari saya untuk membuat PKM ini.
2

Tujuan dan Manfaat Penulisan


Penulisan ini memiliki tujuan untuk:
1. Mengetahui proses pembuatan bioetanol dalam produk bioetanol dari kulit
nanas.
2. Menggugah masyarakat untuk beralih dari BBM ke sumber energi terbarukan.
Adapun manfaat dari pembuatan karya tulis ini adalah:
1. Mengembangkan keilmuan dan keahlian masyarakat secara umum terkait
pemanfaatan limbah nanas menjadi produk bioetanol.
2. Memberikan alternatif solusi dari isu krisis energi dari bahan yang selama ini
hanya menjadi limbah.
3. Mengurangi jumlah limbah kulit nanas yang terbuang sia – sia.
3

GAGASAN

Kondisi Kekinian
Saat ini, krisis energi tengah terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
penggunaan energi di Indonesia yang sangat masih mengandalkan biofuel (
khususnya minyak bumi ). Seperti yang kita ketahui, minyak bumi adalah sumber
energy yang tidak dapat diperbaharui, proses pembentukannya membutuhkan
jutaan tahun lamanya, sedangkan kebutuhuan energy di Indonesia semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya populasi masyarakat. Menurut suatu
artikel, minyak Indonesia untuk conventional oil sudah lewat, diperlukan proses un-
conventional oil dengan teknologi yang lebih maju, agar dapat mendapatkan
minyak bumi yang mencukupi. Namun, waktu yang dibutuhkan mencapai lebih dari
10 tahun untuk memproduksi minyak sesungguhnya yang pertama kali. Produksi
BBM di Indonesia sendiri tidak dapat menutupi kebutuhan masyarakat, jadilah

Tabel 1 Produksi BBM di Indonesia

Tabel 2 Harga BBM di Indonesia


4

Indonesia mengimpor minyak bumi. Akibatnya, harga BBM dari tahun ke tahun
semakin melambung tinggi. Seperti yang kita ketahui pun, hasil pembakaran dari
BBM akan mengemisikan gas – gas yang menyebabkam efek rumah kaca.
Melihat kelimpahan sumber daya alam di Indonesia, sebenarnya masih
banyak sumber energi yang lebih potensial dan berlimpah dibandingkan dengan
minyak bumi. Salah satu contohnya yaitu bioetanol. Bioetanol adalah energy
alternatif yang memanfaatkan bahan – bahan organik seperti buah – buahan dan
biomassa. Namun pabrik bioetanol di Indonesia masih sedikit dan belum
memproduksi bioetanol dalam jumlah yang besar, hal itu dikarenakan peminat
produk bioetanol di Indonesia masih sangat sedikit.

Solusi Terdahulu
Menurut LIPI, sampai tahun 2012, kebutuhan energi nasional ditopang
minyak bumi sekitar 51,66 %, gas alam 28,57 % dan batubara 15,34 %. Dalam
menyikapi hal ini, pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres)
No.5 Tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk mendorong
pengembangan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak.
Pada tahun 2025, diharapkan bahwa pemenuhan energi nasional 17%-nya berasal
dari sumber energi alternatif khususnya bioetanol.
Indonesia sudah memiliki beberapa pabrik bioetanol, namun beberapa
dari pabrik tersebut memanfaatkan bahan – bahan yang juga dibutuhkan untuk
pangan nasional seperti tumbuh – tumbuhan dengan kandungan karbohidrat tinggi
seperti makanan pokok. Hal itu tentu akan menambah permasalahan Indonesia dari
krisis energi menjadi krisis pangan. Namun ada juga pabrik yang memanfaatkan
limbah – limbah perkebunan seperti yang sudah banyak diketahui yaitu limbah
kelapa sawit. Apabila hanya kelapa sawit yang dimanfaatkan di Indonesia, tentu
akan berdampak buruk bagi tanaman palem – paleman tersebut dan juga
keseimbangan alam. Jumlah bioetanol yang diproduksi saat ini pun belum ada yang
mampu memenuhi kebutuhan energi nasional.

Kondisi Kekinian yang Dapat Diperbaiki


Selama ini, pabrik bioetanol memanfaatkan sukrosa dan zat tepung yang
berada di dalam daging buah – buahan, salah satu contohnya yaitu bioetanol dari
singkong. Apabila produksi bioetanol dari bahan – bahan pangan tersebut
dikembangkan dalam skala besar, dapat mengakibatkan kompetisi antara kebutuhan
energi dan persediaan pangan sehingga menyebabkan kelangkaan bagi jenis pangan
tertentu. Kelangkaan dari pangan ini juga mengakibatkan melambungnya harga
pangan tersebut dan dampak jangka panjangnya adalah terguncangnya stabilitas
ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan dalam PKM ini adalah
memanfaatkan limbah dari tumbuhan yang selama ini kurang dimanfaatkan, seperti
kulit nanas, menjadi bioetanol yang dapat memenuhi kebutuhan energi masyarakat
5

Indonesia. Produksi bahan bakar dari bioetanol akan menghasilkan etanol dengan
kondisi oksigen yang tinggi sehingga hasil pembakarannya lebih ramah lingkungan.
Mengapa kulit nanas? Menurut Wijana, dkk (1991) kulit nanas
mengandung 81,72 % air; 20,87 % serat kasar; 17,53 % karbohidrat; 4,41% protein;
dan 13,65 % gula reduksi. Melihat hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kulit nanas memiliki kandungan karbohidrat (gula) yang cukup tinggi dimana gula
adalah bahan utama dalam proses fermentasi untuk memproduksi bioetanol.
Penggunaan kulit nanas juga menjadikan limbah nanas yang selama ini menumpuk
menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Proses pembuatan bioetanol dari kulit buah nanas


1. Persiapan Bahan Baku
Bahan baku yang diperlukan yaitu kulit nanas pertama – tama dibersihkan
lalu dihancurkan (diblender) sampai strukturnya halus sehingga susunan
tepungnya terpecah dan dapat berinteraksi dengan air dengan baik.

Gambar 1 Potongan Kulit Nanas Gambar 2 Penghancuran Kulit Nanas


2. Liquifikasi dan Sakarifikasi
Kandungan karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan baku singkong
dikonversi menjadi gula komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui
proses pemanasan (pemasakan) pada suhu 90OC (hidrolisis). Pada kondisi ini
tepung akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly). Pada kondisi
optimum Enzym Alfa Amylase bekerja memecahkan struktur tepung secara
kimia menjadi gula komplex (dextrin). Proses Liquifikasi selesai ditandai
dengan parameter dimana bubur yang diproses berubah menjadi lebih cair
seperti sup. Sedangkan proses Sakarifikasi (pemecahan gula kompleks
menjadi gula sederhana) melibatkan tahapan sebagai berikut :

- Pendinginan bubur sampai mencapai suhu optimum Enzym Glukosa


Amylase bekerja.
- Pengaturan pH optimum enzim.
- Penambahan Enzym Glukosa Amilase secara tepat dan mempertahankan
pH serta temperatur pada suhu 60OC hingga proses Sakarifikasi selesai
(dilakukan dengan melakukan pengetesan kadar gula sederhana yang
dihasilkan).
6

3. Fermentasi
Pada tahap ini, tepung telah telah berubah menjadi gula sederhana
(glukosa dan sebagian fruktosa) dengan kadar gula berkisar antara 5 hingga 12
%. Tahapan selanjutnya adalah mencampurkan ragi (yeast) pada cairan bahan
baku tersebut dan mendiamkannya dalam wadah tertutup (fermentor) pada
kisaran suhu optimum 27 sampai dengan 32oC selama kurun waktu 5 hingga 7
hari (fermentasi secara anaerob). Keseluruhan proses membutuhkan ketelitian
agar bahan baku tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Dengan kata
lain,dari persiapan baku,liquifikasi,sakarifikasi,hingga fermentasi harus pada
kondisi bebas kontaminan. Selama proses fermentasi akan menghasilkan
cairan etanol/alkohol dan CO2. Hasil dari fermentasi berupa cairan
mengandung alkohol/ethanol berkadar rendah antara 7 hingga 10 % (biasa
disebut cairan Beer). Pada kadar ethanol max 10 % ragi menjadi tidak aktif
lagi,karena kelebihan alkohol akan beakibat racun bagi ragi itu sendiri dan
mematikan aktifitasnya.

4. Distilasi.
Distilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan dilakukan
untuk memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil fermentasi. Dalam proses
distilasi, pada suhu 78oC (setara dengan titik didih alkohol) ethanol akan
menguap lebih dulu ketimbang air yang bertitik didih 95oC. Uap ethanol
didalam distillator akan dialirkan kebagian kondensor sehingga terkondensasi
menjadi cairan ethanol. Kegiatan penyulingan ethanol merupakan bagian
terpenting dari keseluruhan proses produksi bioetanol.
Proses penyulingan yang digunakan dalam PKM ini adalah teknik dan
distillator model kolom reflux (bertingkat). Dengan cara dan distillator ini
kadar ethanol yang dihasilkan mampu mencapai 90-95 % melalui 2 (dua)
tahap penyulingan.

5. Dehidrasi
Hasil penyulingan berupa ethanol berkadar 95 % belum dapat larut dalam
bahan bakar bensin. Untuk substitusi BBM diperlukan ethanol berkadar 99,6-
99,8 % atau disebut ethanol kering. Untuk pemurnian ethanol 95 % diperlukan
proses dehidrasi (distilasi absorbent) menggunakan beberapa cara,antara lain
: 1. Cara Kimia dengan menggunakan batu gamping 2. Cara Fisika ditempuh
melalui proses penyerapan menggunakan Zeolit Sintetis. Hasil dehidrasi
berupa ethanol berkadar 99,6-99,8 % sehingga dapat dikatagorikan sebagai
Full Grade Ethanol (FGE),barulah layak digunakan sebagai bahan bakar motor
sesuai standar Pertamina. Alat yang digunakan pada proses pemurnian ini
disebut Dehidrator. Namun lebih disarankan untuk menggunakan cara fisika
karena ketersediaan bahannya yang lebih mudah dicapai.
7

Pihak – Pihak Terkait

Pihak – pihak yang terkai dalam merealisasikan gagasan ini antara lain :
1. Petani Buah Nanas
Petani buah nanas berperan sebagai produsen utama dalam penyediaan
bahan baku yaitu limbah kulit nanas.
2. Industri Makanan yang Memanfaatkan Buah Nanas
Pabrik dari industri – industri makanan yang menggunakan buah nanas
juga berperan dalam penyediaan bahan baku dalam PKM ini yaitu kulit
nanas.
3. Industri Kimia
Industri kimia berperan untuk menyediakan enzim-enzim serta bahan –
bahan kimia lainnya dalam pembuatan bioetanol dari kulit nanas ini.
4. Lembaga Penelitian
Lembaga penelitian berperan untuk melakukan riset yang lebih jauh
tentang pemanfaatan kulit buah nanas serta mengoptimalkan produksi
etanol yang dihasilkan.
5. Pabrik Bioetanol
Pabrik bioetanol berperan sebagai produsen dari produk bioetanol dari
kulit buah nanas ini.
6. Perusahaan yang Bergerak dalam Bidang Energi
Perusahaan – perusahaan ini berperan untuk mendistribusikan produk
bioetanol dari kulit buah nanas kepada masyarakat luas.
7. Organisasi yang Mendukung Gerakan Go Green
Organisasi ini berperan sebagai agen sosialisasi kepada masyarakat agar
masyarakat tergerak untuk beralih dari penggunaan BBM menjadi
bioetanol.
8. Masyarakat
Masyarakat berperan sebagai sasaran utama dalam pembuatan PKM ini.

Langkah – Langkah Implementasi Produksi Bioetanol dari Kulit Buah


Nanas
Untuk merealisasikan ide pembuatan bioetanol dari kulit nanas ini, maka langkah
– langkah strategis yang harus dilakukan yaitu :

1. Melakukan pengambilan bahan baku dan bahan pendukung lainnya untuk


dapat mengolah dan membuat bioetanol dari kulit buah nanas di pabrik yang
telah ditentukan.
2. Melakukan penelitian lebih lanjut terhadap produk bioetanol dari kulit buah
nanas yang telah dihasilkan untuk dapat mengukur kualitas produk yang
ditawarkan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan pasar ataukah belum.
8

3. Memperbaiki langkah atau komposisi yang kurang tepat dalam proses


pembuatan sebelumnya.
4. Memperkenalkan produk bioetanol dari kulit buah nanas yang dihasilkan
kepada perusahaan – perusahaan yang bergerak di bidang energi agar
pendistribusiannya dapat dilakukan dengan skala besar dan merata.
5. Melakukan pencerdasan melalui organisasi – organisasi kepada berbagai
kalangan masyarakat tentang penggunaan bioetanol yang lebih aman untuk
digunakan.

Peluang dan Tantangan


Adapun peluang dalam mengaplikasikan gagasan ini diantaranya, krisis
energi yang tengah terjadi di Indonesia akibat semakin menipisnya ketersediaan
minyak bumi di alam; semakin gencarnya isu efek rumah kaca yang salah satu
penyumbang emisinya adalah hasil pembakaran kendaraan yang menggunakan
minyak bumi; melimpahnya limbah nanas yang dapat mengotori lingkungan
padahal sebenarnya masih bisa dimanfaatkan lagi.
Namun adapula tantangan dalam merealisasikan gagasan ini, diantaranya,
belum adanya ketergugahan masyarakat untuk beralih dari BBM ke energi alternatif
ini; terlalu rendahnya Harga Indeks Pasar (HIP) sehingga tidak sesuai dengan biaya
produksi bioetanol; Bioetanol yang dihasilkan harus memiliki satuan energi per liter
yang sama dengan BBM selama ini. Yang terakhir adalah masalah kecocokan
produk bioetanol dengan mesin kendaraan, jangan sampai menyebabkan
kekorosifan ataupun kerusakan yang berefek serius bagi kendaraan.
9

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan


Semakin seriusnya masalah krisis energi di Indonesia yang diakibatkan
oleh ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap bahan bakar dari fosil (tidak
terbarukan) berupa BBM menyebabkan Indonesia terus menerus mengimpor BBM
dan harganya pun semakin melonjak. Masalah ini mendorong terlahirnya PKM ini
yaitu Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas Menjadi Sumber Energi Terbarukan
Bioetanol. Bahan yang digunakan berasal dari bahan yang selama ini dihambur –
hamburkan dan menjadi sampah. Namun, yang paling penting, bahannya berasal
dari sumber energi yang terbarukan (khususnya biomassa).

Teknik Implementasi
Tahapan pengimplementasian dari PKM ini yaitu dengan pertama – tama
pengambilan bahan yaitu limbah kulit nanas dari pabrik – pabrik pengolahan
makanan, lalu tahap penelitian dan pengujian dari produk apakah sudah sesuai
dengan kebutuhan dan standar bahan bakar, kemudian tahap pendistribusian yang
awalnya diawali dengan sosialisasi kepada masyarakat terhadap produk bioetanol
dari kulit nanas ini. Termasuk juga pencerdasan kepada masyarakat terhadap isu
lingkungan dan energi yang menjadi alasan utama kita harus berpaling dari BBM.

Prediksi Hasil
PKM ini dapat menjadi salah satu solusi atas permasalahan energi di
Indonesia. Limbah nanas yang merupakan bahan yang dapat dipebaharui menjadi
keunggulan utamanya daripada menggunakan bahan bakar fosil. Prediksi hasil dari
PKM ini adalah produk ini berhasil membuat masyarakat mulai tergugah dan mulai
ingin menggunakan bioetanol (energi terbarukan) dari limbah kulit nanas dan
mencapai target pemerintah untuk menggunakan energi terbarukan sebanyak 17%
dari kebutuhan energi nasional.
10

DAFTAR PUSTAKA

Manurung, M 2012, ‘Sakarifikasi dan Fermentasi Simultan (SFS) dari Limbah


Ekstraksi Alginat untuk Pembuatan Bioetanol’, Skripsi, Institut Pertanian Bogor,
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53441?show=full (Diakses 26
Oktober 2014)
Indobioetanol, Proses Pembuatan Bioethanol Menggunakan Bahan Baku Ubi Kayu
(singkong-cassava), http://www.indobioethanol.com/ (Diakses 28 Oktober 2014)
IndoEnergi, Keunggulan dan Kelemahan Bioetanol,
http://www.indoenergi.com/2012/04/keunggulan-dan-kelemahan-bahan-
bakar.html (Diakses 26 Oktober 2014)
Kementrian Riset dan Teknologi Indonesia, Pemanfaatan Bioetanol Untuk
Kebutuhan Energi Indonesia, 2012,
http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/10973 (Diakses 26
Oktober 2014)
Ong, H.L., Menyimak Produksi dan Konsumsi Minyak Indonesia Sampai Tahun
2020, 2013, http://www.petrominer.co.id/berita-menyimak-produksi-dan-
konsumsi-minyak-indonesia-sampai-tahun-2020.html#ixzz3I4BRvF00 (Diakses
26 Oktober 2014)
ESDM, Statistik Minyak Bumi 2012, 2012,
http://www.esdm.go.id/publikasi/statistik/cat_view/58-publikasi/240-statistik/341-
statistik-minyak-bumi.html (Diakses 26 Oktober 2014)
Febriyanti, L.,Endang R., 2011, ‘Pembuatan Bioetanol dari Limbah Kulit Nanas (
Ananas comosus L. Merr) dengan Proses Enzimasi dan Fermentasi’,Tugas Akhir,
Institut Teknologi Sepuluh November, http://digilib.its.ac.id/.../ITS-NonDegree-
15823-2308030066-Presentation.pdf (Diakses 27 Oktober 2014)
Wijana, dkk,1991, ‘Optimalisasi Penambahan Tepung Kulit Nanas dan Proses
Fermentasi pada Pakan Ternak Terhadap Peningkatan Nutrisi’, Universitas
Brawijaya Malang’, http://jitek.ub.ac.id/index.php/jitek/article/download/177/166
(Diakses 3 November 2014)
11

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri
1 Nama lengkap (dengan gelar) Aditha Oktariany
2 Jenis kelamin Perempuan
3 Program studi Teknik Kimia
4 NPM 1406531662
5 Tempat tanggal lahir Jakarta, 02 Oktober 1996
6 E-mail adithaoktariany@yahoo.com
7 Nomor telepon/HP 081287849996

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDS
SMAN 14
Nama Institusi Muhammadiyah SMPN 73 Jakarta
Jakarta
06 Tebet Timur
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Peretemuan Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/Seminar Tempat
1 - - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Anda mungkin juga menyukai