5 Tinjauan Pustaka

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

III.

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Teori Distilasi

Distilasi adalah proses pemisahan yang didasarkan atas perbedaan titik

didih zat-zat yang berlainan. Jika air dipanaskan, temperatur atau suhunya

naik karena air mengambil panas yang diberikan. Jika pemanasan dilajutkan,

temperatur terus naik sampai menjadi 100 oC. Jika pemanasan dilanjutkan

terus maka temperatur tidak naik lagi, tetapi air menjadi mendidih. Panas

yang diberikan sekarang dipergunakan untuk mengubah air dari zat cair

menjadi uap. Uap ini dapat dijadikan zat cair lagi dengan mendinginkan,

yaitu dengan mengambil panas dari padanya. Jika sesuatu zat lain yang

dipanaskan, peristiwa yang sama berjalan pula dan temperatur pendidihan

(titik didih) berbeda pula.

Proses pemisahan ini pada umumnya dilakukan di dalam kolom, dengan

menggunakan peralatan kontak uap dan liquid. Alat kontak uap-liquid yang

digunakan di dalam kolom bisa berupa tray atau plate atau berupa packing.

Dalam kolom distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati

pelat-pelat (tray) yang memungkinkan uap lewat. Dalam pergerakannya, uap

minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan mencapai ketinggian

di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang

diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi. Fraksi yang

14
mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan terkondensasi di

bagian bawah kolom distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik

didih rendah akan terkondensasi di bagian atas kolom.

Untuk pemisahan minyak bumi yang sangat komplek maka

distilasi dapat menggunakan lebih dari satu kolom dan untuk mendapatkan

produk dengan tingkat kemurnian yang tinggi dapat menggunakan reflux

yaitu sebagian kondensat yang dikembalikan ke puncak kolom. Pada

kolom dapat menghasilkan produk dalam berbagai fraksi sehingga proses ini

disebut distilasi fraksional. Di dalam proses distilasi terdapat beberapa

kegiatan proses yaitu penguapan, pengembunan, kesetimbangan uap dan

cairan.

3.1.1 Proses penguapan

Proses penguapan merupakan perubahan zat cair menjadi uap.

Perubahan ini menyerap energi saat hidrokarbon menerima panas, sebagian

energi yang diserap akan meningkatkan suhu cairan. Kenaikan suhu ini

meningkatkan tekanan uap atau kecendrungan semua komponen campuran

untuk meninggalkan cairan dan memasuki fase uap.

3.1.2 Proses pengembunan

Proses pengembunan adalah proses perubahan dari fase uap menjadi

fase cair. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melepas panas sehingga terjadi

15
perubahan fase. Alat yang digunakan yaitu kondensor, pada alat ini panas

diserap oleh media pendingin sehingga uap akan berubah fase menjadi cair.

3.1.3 Kesetimbangan uap dan cairan

Pada proses pemisahan yang menggunakan kolom distilasi, perpindahan

panas dan massa terjadi pada suatu sistem memanfaatkan kesetimbangan

fase. Cairan dan uap yang tidak dalam keadaan setimbang dikontakkan

hingga terjadi perpindahan panas dan massa, sehingga cairan dan uap yang

dikontakkan berada dalam keadaan mendekati kesetimbangan.

Alat distilasi mendapatkan umpan berupa zat cair secara kontinyu

merupakan komponen yang akan dipisahkan. Karena adanya panas yang

masuk, zat cair yang masuk akan diubah sebagian menjadi uap, dalam hal

ini uap akan kaya dengan komponen yang mudah menguap. Apabila

perbedaan titik didih dari komponen tersebut relatif tinggi, maka uapnya

hampir merupakan komponen murni.

3.2 Jenis-jenis Distilasi

Berdasarkan tekanan operasinya, proses distilasi dapat dibedakan

menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :

1. Distilasi atmosferik

Tujuan dari distilasi primer adalah untuk memenuhi fraksi yang nantinya

dijadikan bahan baku untuk proses pengolahan intermediet dan untuk

16
proses blending. Secara umum, distilasi ini dijadikan pada tekanan

atmosferik, meskipun crude ringan mungkin baru terambil fraksi atasnya

pada tekanan yang lebih tinggi dan residu didistilasi pada tekanan

atmosferik. Produk yang tingkat penguapannya diantara fraksi atas dan

fraksi bawah (residu) akan diambil sebagai produk samping.

2. Distilasi bertekanan

Distilasi bertekanan merupakan proses distilasi yang mana tekanan

operasinya di atas tekanan atmosferis (lebih dari 1 atm). Proses distilasi

bertekanan digunakan pada proses pemisahan umpan yang berupa gas. Pada

tekanan atmosferis, umpan yang berada dalam fase gas masuk ke kolom

distilasi berupa gas, sehingga tidak dapat dipisahkan. Dengan tekanan yang

lebih tinggi, maka titik didih komponen penyusun umpan akan naik,

sehingga pada temperatur yang sama, umpan dapat berubah fase menjadi

cair (liquid). Dengan demikian, umpan proses distilasi bertekanan

tersebut dapat dipisahkan di dalam kolom distilasi.

3. Distilasi vakum

Titik didih fraksi terberat yang dapat dicapai di tekanan atmosferik

dibatasi oleh suhu di mana residu mulai mengalami crack. Jika

dibutuhkan produk untuk membuat minyak pelumas, proses fraksinasi

tanpa cracking dapat dilakukan, dan hal ini dapat diperoleh dengan

melakukan distilasi pada kondisi vakum. Distilasi minyak pelumas bertitik

didih tinggi memerlukan tekanan serendah 15-30 mmHg. Tetapi kondisi

17
operasi kolom vakum biasanya sekitar 50-100 mmHg. Volume uap pada

tekanan serendah ini sangatlah besar dan pressure drop harus kecil. Jadi,

kolom vakum harus memiliki diameter yang besar.

3.3 Peralatan Utama Unit Distilasi Vakum

Dalam proses pemisahan fraksi long residu menjadi produk yang

diinginkan, memerlukan peralatan-peralatan yang sesuai dengan fungsi

dan jenis dari proses tersebut. Peralatan-peralatan yang terdapat di unit HVU

adalah :

3.3.1 Kolom distilasi

Kolom merupakan bejana tekan yang berbentuk silinder-vertikal

yang di dalamnya terdapat peralatan kontak uap-cairan atau cairan-cairan dan

berfungsi untuk memisahkan campuran dari dua komponen atau lebih

berdasarkan kesetimbangan fase. Kolom digunakan untuk absorbsi,

distilasi dan juga untuk ekstraksi liquid- liquid. Kontak antara dua fase di

dalam kolom dapat dilakukan secara counter current (berlawanan arah seperti

pada absorbsi dan ekstraksi) dan dapat cross flow (seperti pada kolom

distilasi).

18
3.3.2 Furnace/Heater (dapur)

Furnace berfungsi sebagai tempat mentransfer panas yang diperoleh

dari hasil pembakaran bahan bakar. Pemanasan umpan yang akan diolah

dilakukan secara terus menerus dalam pipa-pipa pemanas yang disusun dalam

dapur pemanas. Minyak yang dialirkan melalui pipa-pipa tersebut akan

menerima panas dari hasil pembakaran di dalam dapur hingga suhunya

mencapai sekitar 300oC – 360oC, yang kemudian masuk ke dalam kolom

distilasi.

3.3.3 Heat exchanger (HE)

Heat exchanger secara umum adalah suatu alat pengalih panas satu

fluida ke fluida yang lain; secara khusus, peralatan yang berupa

susunan pipa yang memindahkan panas dari fluida panas ke fluida

yang lebih dingin dengan menghantarkanya lewat dinding pipa.

3.3.4 Steam jet ejector

Steam jet ejector berfungsi sebagai pembangkit kevakuman pada

kolom distilasi hampa. Prinsip kerjanya adalah steam jet ejector

mengubah energi statis berupa tekanan menjadi energi dinamis yang berupa

kecepatan. Steam jet ejector menggunakan steam (uap) tekanan tinggi untuk

mengeluarkan gas-gas yang tidak terkondensasi di dalam condensor.

Steam jet ejetor disajikan dalam Gambar 3.3.

19
3.3.5 Condensor

Condensor adalah alat perpindahan panas yang berfungsi untuk

mengembunkan uap yang keluar dari puncak kolom distilasi. Perubahan fase

uap menjadi fase cair menimbulkan penyusutan volume sehingga ruangan uap

tersebut menjadi vakum. Karena ruangan uap menjadi vakum akan

menyebabkan uap dari kolom akan terhisap masuk ke Condensor melalui

vapour line sehingga kolom menjadi vakum. Condensor memiliki

beberapa tipe yaitu :

1. Barometric Condensor

Pada Condensor ini kevakuman terjadi karena adanya kondensasi

uap yang didinginkan langsung dengan air pendingin, sehingga uap

puncak kolom akan tertarik ke dalam Condensor. Barometric condensor

digunakan saat pencampuran uap proses dengan air pendingin yang

tidak menimbulkan masalah pada produk. Keuntungan dari barometric

condensor adalah desain yang sederhana, peningkatan efisiensi

pendinginan karena air dan kondensat memilik selisih suhu yang minim,

harganya lebih murah dari pada surface condensor dan lebih mudah

perawatannya.

2. Surface condensor

Pada condensor ini menggunakan media air pendingin yang tidak

kontak langsung dengan uap yang didinginkan, sehingga uap puncak kolom

20
akan tertarik ke dalam condensor ini. Pada surface kondensor steam masuk ke

dalam shell condensor melalui steam inlet connection pada bagian atas

condensor. Steam kemudian bersinggungan dengan tube condensor yang

bertemperatur rendah sehingga temperatur steam turun dan terkondensasi

menghasilkan kondensat. Temperatur rendah pada tube dijaga dengan

cara mensirkulasikan air yang menyerap kalor dari steam pada proses

kondensasi.

3.3.6 Pompa

Pompa adalah alat yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu

tempat ke tempat lain yang diinginkan melalui jalur pipa-pipa dengan

memberikan energi yang diberikan kepada fluida tersebut. Pompa digunakan

dengan penggerak berupa motor atau steam turbin.

3.3.7 Vessel

Vessel adalah alat yang digunakan untuk memisahkan campuran fluida

menjadi komponen yang berbeda. Prinsip utamanya adalah memisahkan

fluida berdasarkan perbedaan berat jenis dari tiap fluida. Pemisahan terjadi

antara dua fase atau tiga fase, separator dua fase untuk memisahkan gas dari

liquid sedangkan separator tiga fase untuk memisahkan antara minyak, air,

dan gas.

21
3.3.8 Tangki

Tangki merupakan salah satu peralatan pokok diluar rangkaian proses

yang mempunyai peranan penting. Tangki berfungsi sebagai tempat

penampung minyak, baik yang masih berup feed, produk setengah jadi,

maupun produk jadi.

3.4 Komponen Internal Kolom

Komponen Internal Kolom memungkinkan terjadinya transfer massa

sehingga sejumlah molekul berpindah dari cairan (liquid) ke uap (vapour)

atau sebaliknya. Kolom Internal terdiri dari dua macam yaitu Plate Internal

dan Packing Internal dimana masing-masing mempunyai bermacam-macam

jenis :

3.4.1 Plate internal (Plate tray)

Tray atau plate merupakan peralatan kontak di dalam kolom yang

didasarkan pada kesetimbangan uap dan liquid. Sehingga desain kolom yang

menggunakan alat kontak yang berupa tray sering disebut sebagai equilibrium

stage column. Uap dan liquid yang berkontak di dalam tray akan mengalami

perubahan konsentrasi, karena terjadi transfer massa antara uap dan liquid.

Untuk menghasilkan transfer massa yang baik antara uap dan liquid di setiap

tray, maka tray dilengkapi dengan beberapa fitur tambahan yang berupa weir

yang berfungsi untuk menjaga level liquid di setiap tray, downcomer yang

22
berfungsi sebagai tempat aliran liquid dari tray di atasnya menuju tray yang

ada di bawahnya serta tray deck/plate sebagai tempat terjadinya kontak antara

uap dan liquid. Jumlah tahapan atau tray dalam suatu kolom bergantung

pada tingginya kesulitan pemisahan zat yang akan dilakukan dan juga

ditentukan berdasarkan perhitungan neraca massa dan kesetimbangan. Yang

termasuk dalam kelompok Plate Internal antara lain Bubble Trays, Sieve

Trays, dan Valve Trays.

Kelebihan Kolom Plate (Plate Coloumn) antara lain :

1. Distribusi liquid lebih merata , dalam tray kolom cairan dipaksa

untuk mengalir melalui permukaan tray. Dengan terbentuknya

gelembung gas, kontak dapat lebih terjamin. Dalam Packed tower,

cairan dan gas bebas memilih alirannya sendiri, sehingga ada

kemungkinan “channeling”, yaitu masing-masing aliran memilih

jalan atau jalur yang berbeda pada packed colom sehingga dapat

menyebabkan kontak antar uap dan cairan tidak merata dan transfer

massa juga tidak bagus.

2. Kurang sensitif terhadap hambatan (umpan yang kotor)

sehingga mudah dibersihkan.

3.4.2 Packing internal

Packing merupakan alat kontak antara uap dan liquid dengan cara

memanfaatkan perbedaan kontak antara uap dan liquid di bagian permukaan

packing. Pada umumnya transfer massa terjadi di dalam packing yang

23
ditempatkan di dalam shell kolom. Keberadaan packing akan meningkatkan

luas area permukaan di dalam kolom. Packing tersebut ditempatkan pada

ruang diantara plate-plate. Packing tray banyak diterapkan di lapangan,

yaitu untuk proses adsorbsi, dan distilasi khususnya distilasi vakum. Zat

berfase cair mengalir dari atas dan gas dari bawah sehingga terjadi kontak

antara keduanya. Yang termasuk dalam kelompok Packing Internal antara

lain Raschig Rings, Pall Rings, Saddles, dan Sulzer-Structured Packing.

Beberapa kelebihan dan kekurangan Kolom Packing (Packed Coloumn) antara

lain :

1. Pressure drop

Packed towers biasanya menghasilkan pressure drop lebih rendah

dibanding tray. Hal ini menjadi penting bilamana operasi berjalan pada

tekanan rendah, contohnya pada distilasi vakum.

2. Corrosion

Untuk mencegah sistim korosif, packing dapat difabrikasi dari

keramik atau plastik, dibanding tray yang mahal karena dari alloy steel.

3. Resiko chaneling lebih besar dari plate tray.

24

Anda mungkin juga menyukai