Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS JURNAL

No Item Ringkasan Jurnal Analisis


1. Abstrak Latar belakang: Mengidentifikasi anak-anak dengan kejang Abstrak dalam jurnal, telah menjelaskan mengenai
demam yang berisiko kambuh sangat penting sehingga hal yang melatarbelakangi penelitian, tujuan,
memerlukan perhatian khusus untuk mereka. metode, hasil dan kesimpulan.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
faktor risiko kekambuhan kejang demam pada anak-anak.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
prospektif . Dilakukan dari Juli 2013 hingga Agustus 2014 .
Sampel dalam penelitian ini adalah 92 anak dengan kejang
demam yang usia 6 bulan hingga 6 tahun di Institut Ilmu
Kesehatan Bishweshwar Prasad Koirala (BPKIHS), Nepal.
Anak-anak memenuhi kriteria seleksi terdaftar dalam penelitian.
Parameter klinis, investigasi, pengobatan dan hasil dianalisis.
Hasil: Sebanyak 92 anak dengan kejang demam terdaftar dalam
penelitian. Laki-laki menyumbang 70% dan perempuan 30%.
Kejang demam sederhana sebanyak 48% dan kejang demam
kompleks sebanyak di 52%. Pengulangan dari kejang terlihat
pada sepertiga kasus. Kehilangan kesadaran adalah fenomena
pasca-iktal yang paling umum diikuti oleh kebingungan dan
kelesuan. Infeksi saluran pernapasan atas adalah faktor pencetus
yang paling umum. Tonik Umum Kejang Clonic adalah tipe
kejang yang paling umum ditemukan pada 79% kasus. Faktor
risiko signifikan untuk kekambuhan terjadi pada pria (p = 0,088),
usia kurang dari 1 tahun (p = 0,003). Sebagian besar kekambuhan
terjadi dalam satu tahun kejang pertama.
Kesimpulan: Kejang demam sering terjadi pada pria. Hampir
sepertiga dari anak-anak dengan kejang demam beresiko
kambuh. Faktor risiko signifikan untuk kekambuhan adalah jenis
kelamin laki-laki dan usia <1 tahun.

2. Latar Belakang Kejang demam adalah kejang yang terjadi oleh infeksi yang Dalam jurnal telah menjelaskan rumusan
dapat dikenali secara klinis dengan pengecualian infeksi sistem masalah telah secara jelas di paparkan dalam latar
saraf pusat. Kejang demam adalah masalah pada masa kanak- belakang dalam jurnal. Penelitian yang dilakukan
kanak yang umum terjadi . Kejang demam sederhana /kejang merupakan penelitian yang didasarkan pada
umum, berlangsung kurang dari 15 menit, tidak berulang dalam masalah keperawatan actual yang terjadi dan
24 jam, dan tanpa post-iktik kelainan neurologis. Kejang demam diterapkan di lapangan (praktek kesehatan),
kompleks bersifat fokus, berkepanjangan atau berulang dalam 24 sehingga apa yang akan di teliti merupakan hal
jam atau terkait dengan kelainan neurologis postictal. yang penting dan perlu di ketahui. Penelitian yang
Kejang demam dapat terjadi lagi menurut penelitian dilakukan akan mengetahui hasil yang akurat,
Pavlidou et al mereka menemukan 48% memiliki kekambuhan sehingga dapat di terapkan secara
kejang demam. Ada beberapa pengamatan berbeda berkenaan aplikatif.Penelitian yang dilakukan, melibatkan
dengan pengulangan kejang demam . Dalam studi yang pengawasan dan monitoring yang terkoordinasi,
dilakukan oleh Ojha AR et al menunjukkan 51% risiko sehingga penyamaan persepsi dan ketepatan
kekambuhan pada anak-anak dengan demam. Banyak peneliti tindakan sangat di perlukan, sesuai dengan
telah menunjukkan kejang demam itu dapat berulang karena prosedural yang telah ditetapkan..
memiliki sejarah keluarga yang signifikan, keluarga yang positif
kejang demam menunjukkan faktor genetik dan paparan
lingkungan umum. Menurut Farrell et al, kebanyakan rekurensi
terjadi di dalam satu tahun dari kejang awal.
Terdapat variabel data pengamatan tentang faktor risiko
untuk kekambuhan dan ada perdebatan menempatkan anak pada
antikonvulsan profilaksis mengalami kekambuhan. Dalam
penelitian ini dapat bermanfaat untuk diketahui faktor risiko yang
terlibat dalam kekambuhan kejang demam. Ini dapat
membimbing dokter untuk kemungkinan intervensi seperti
menempatkan anak pada pengobatan profilaksis, ini penting
karena serangan kejang demam adalah pengalaman traumatis
bagi anak dan orang tua.

3. Metodologi Penelitian ini menggunakan metode deskriptif prospektif . Metode yang digunakan dalam penelitian sudah
Dilakukan dari Juli 2013 hingga Agustus 2014 . Sampel dalam sesuai dengan masalah penelitian, observasi
penelitian ini adalah 92 anak dengan kejang demam yang usia 6 dilakukan dari Juli 2013 hingga Agustus 2014 .
bulan hingga 6 tahun di Institut Ilmu Kesehatan Bishweshwar Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak
Prasad Koirala (BPKIHS), Nepal. Anak-anak memenuhi kriteria yang mengalami kejang demam di Institut Ilmu
seleksi terdaftar dalam penelitian. Parameter klinis, investigasi, Kesehatan Bishweshwar Prasad Koirala (BPKIHS),
pengobatan dan hasil dianalisis.. Nepal. Sampel dalam penelitian ini adalah 92 anak
dengan kejang demam yang usia 6 bulan hingga 6
tahun

4. Hasil Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 92 anak dengan Hasil penelitian di sajikan dalam bentuk bagan,
kejang demam terdaftar dalam penelitian. Laki-laki menyumbang tabel dan grafik yang mudah dimengerti, dengan
70% dan perempuan 30%. Kejang demam sederhana sebanyak penjelasan dan penyampaian yang detail, sehingga
48% dan kejang demam kompleks sebanyak di 52%. dapat dipahami oleh pembaca.
Pengulangan dari kejang terlihat pada sepertiga kasus.
Kehilangan kesadaran adalah fenomena pasca-iktal yang paling
umum diikuti oleh kebingungan dan kelesuan. Infeksi saluran
pernapasan atas adalah faktor pencetus yang paling umum. Tonik
Umum Kejang Clonic adalah tipe kejang yang paling umum
ditemukan pada 79% kasus. Faktor risiko signifikan untuk
kekambuhan terjadi pada pria (p = 0,088), usia kurang dari 1
tahun (p = 0,003). Sebagian besar kekambuhan terjadi dalam satu
tahun kejang pertama.

5. Pembahasan Dalam penelitian ini, anak-anak dirawat karena kejang Konsep teori penelitian ini berdasarkan
demam yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam faktor resiko kekambuhan kejang demam pada
kompleks . Dua studi telah menemukan frekuensi yang lebih anak. Dalam pembahasan penelitian telah
tinggi kejang demam sederhana. 9,10 Jenis kelamin pria dijabarkan mengenai hasil yang didapatkan dalam
dianggap lebih tinggi persentase (69%) di antara anak-anak yang penelitian yang telah sesuai dengan tujuan
diteliti. Penyebab paling umum demam pada populasi penelitian penelitian yang telah di tetapkan.
adalah URTI (46,7%) yang sebagian besar adalah viral asal yang Pembahasan dalam penelitian ini telah
diikuti oleh infeksi GI. Studi lain telah menunjukkan bahwa 35% menyebutkan beberapa faktor resiko kekmbuhan
kasus memiliki demam yang berasal dari virus Demikian pula kejang demam.
tingkat identifikasi virus secara keseluruhan dalam suatu
penelitian adalah 49% . Demikian juga 53% anak-anak memiliki
tinggi infeksi saluran pernapasan dalam suatu penelitian yang
sebanding.
Dalam penelitian ini, dapat ditemukan hubungan
kekambuhan kejang demam dengan usia yang usia <1 tahun
lebih rawan kambuhnya. Anak-anak ini memiliki risiko
kekambuhan yang signifikan. Ini sebanding dengan penelitian
lain menunjukkan bahwa anak-anak usia muda rentan terhadap
risiko pengulangan. Ini bisa jadi karena ambang kejang
berkurang dengan bertambahnya usia. Durasi kejang rata-rata
adalah 6,9 menit yang tidak memiliki korelasi signifikan dengan
pengulangan. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa riwayat
keluarga yang mengalami kejang demam merupakan faktor risiko
demam berulang kejang.7,13 Sebaliknya, dalam penelitian tidak
menemukan hubungan yang signifikan dari kekambuhan kejang
demam dengan riwayat keluarga kejang demam yang konsisten
dengan hasil tinjauan metaanalytical. Hasil ini mungkin
dipengaruhi oleh ukuran sampel yang kecil.
Di penelitian ini ada tujuh kasus yang mengalami kelainan
perkembangan tetapi tidak ada korelasi yang signifikan dengan
kekambuhan kejang demam, risiko kekambuhan setelah kejang
demam pertama juga dilaporkan tidak ada peningkatan risiko
kejang demam berulang dengan sedikit penundaan psikomotor.
Dalam penelitian ini kelompok profilaksis lebih sering kambuh
kejang demam dibandingkan dengan kelompok non profilaksis.

6. Kesimpulan Kejang demam sering terjadi pada pria. Hampir sepertiga dari Kesimpulan yang disampaikan dalam jurnal telah
anak-anak dengan kejang demam beresiko kambuh. Faktor risiko sesuai dengan tujuan penelitian yang ditetapkan
signifikan untuk kekambuhan adalah jenis kelamin laki-laki dan sebelumnya.
usia <1 tahun.

7. Implikasi Hasil penelitian, dapat secara nyata


diterapkan dalam praktek keperawatan di lapangan,
baik di RS, Klinik, Puskesmas maupun di tempat-
tempat pemberian pelayanan kesehatan lainnya.
Saran:
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar
dapat melakukan penelitian mengenai penggunaan
terapi komplementer lainnya selain batuk efektif
untuk masalah ketidakefektifan bersihan jalan
nafas. Dari hasil penelitian dalam jurnal ini, telah
disampaikan keefektifan pemberian terapi batuk
efektif, di harapkan, bagi pemberi pelayanan
keperawatan dapat menerapkan hasil efektif dari
penelitian ini, sehingga dapat digunakan sesuai
dengan kondisi pasien dan situasi yang ada saat
asuhan keperawatan diberikan

Anda mungkin juga menyukai