Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan YME, atas berkat dan
rahmat-NYA makalah ini dapat di buat dan disampaikan tepat pada waktunya. Adapun penulisan
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas anatomi fisiologi reproduksi .
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini. penulis juga berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi
salah satu sumber literatur atau sumber informasi pengetahuan bagi pembaca.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan dan penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan ini lebih sempurna. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI No
COVER ……………………………………………
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara
jantan dan betina. Organ Reproduksi pada Pria terdiri dari dua bagian yaitu organ reproduksi
bagian luar, dan organ reproduksi bagian dalam. Bagian luar terdiri dari Penis, Buah Zakar, dan
Skrotum (Kantung Pelir). Sedangkan organ kelamin bagian dalam terdiri dari Testis, Tubullus
Seminiferus, dan Saluran Reproduksi.
3
dan bagian-bagian lainnya. Kulit luar nya disebut skrotum. Skrotum berfungsi
melindungi testis serta mengatur suhu yang sesuai untuk spermatozoa (sel sperma).
2. Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum
berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan
dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot
dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut
dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari
penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak
sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan
sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat
lebih rendah daripada suhu tubuh.
Didalam testis terdapat terdapat saluran-saluran halus yang disebut saluran penghasil
sperma (tubulus seminiferus). Dinding dalam saluran terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat.
Dijaringan epithelium terdapat :
4
Saluran Reproduksi (Saluran Pengeluaran), Saluran reproduksi maksudnya tempat
sperma keluar atau jalan berupa lubang kecil yang menghubungkan organ dalam. Saluran
pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran
ejakulasi dan uretra.
1. Epididimis
merupa saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah
sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
2. Vasa deferens
Berupa saluran panjang dan lurus mengangkut sperma ke vesika seminalis. Vas
deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak
menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas
deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju
kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
3. Saluran ejakulasi
merupakan saluran yang pendek dan menghubungkan vesikula seminalis dengan
urethra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra
4. Uretra
Merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis. Jalur
sperma Uretra berfungsi 2 fungsi:
1. Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
2. Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
5
getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat
alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita.
2. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung
kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan
fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. Kelenjar
Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju
uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
B. Tujuan
1. Memahami anatomi bagian dari alat reproduksi pria khususnya vas deferens
2. Memahami klinis vas diferens
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Vas deferens
1. Pengertia
Vas Deferens adalah saluran berbentuk tabung yang berfungsi untuk mendorong sperma
dari epididis menuju ke vesikula seminalis. Dalam proses pematangan sperma, terjadi gerak
peristaltik lambat oleh vas deferens untuk mendorong sperma menuju vesikula seminalis,
namun saat ejakulasi akan terjadi kontraksi otot yang kuat. Saluran vas deferens juga
memiliki fungsi untuk menyimpan sel sperma sebelum dikeluarkan melalui penis.
Vas Deferens diperdarahi oleh arteri ductus deferens. Ductus deferens , juga disebut vas
deferens , tabung berdinding tebal dalam sistem reproduksi pria yang mengangkut sel sperma
dari epididimes, di mana sperma disimpan sebelum ejakulasi. Setiap ductus deferens berakhir
di bagian yang membesar, ampulla, yang bertindak sebagai reservoir. Ada dua ductus
deferentes, identik dalam struktur dan fungsi, yang muncul dari dua epididimida.
Saluran ductus deferens sedikit lebih besar daripada saluran ductus epididymis tabung
yang ditemukan di kelenjar epididimis dari mana asalnya. Jaringan yang melapisi dinding
bagian dalam adalah lapisan selaput lndir yang lembab dan terlipat. Mengelilingi selaput
lendir adalah tiga lapisan serat otot melingkar dan memanjang. Serat-serat ini menyebabkan
saluran berkontraksi dan dengan demikian memungkinkan sperma dan cairan untuk diangkut.
Ductus deferens dimulai pada ekor epididimis, di bagian bawah kantung skrotum, kantong
kulit tipis yang menutupi testis dan epididimid. Ini meluas ke daerah panggul. Sementara
naik ke tingkat kandung kemih, ductus deferens dikelilingi oleh jaringan arteri, vena
(pampiniform pleksus), dan serabut saraf, dan keseluruhan ditutupi oleh lapisan jaringan ikat
7
(Struktur tubular yang kompleks ini, disebut korda spermtika, juga berfungsi untuk menunda
testis.) Pada tingkat kandung kemih, masing-masing saluran memisahkan dari selubung
jaringan ikat dan bergerak kembali ke atas kandung kemih; kedua duktus menghadap ke
bawah di belakang kandung kemih, dan saluran mereka membesar untuk membentuk
keduanya ampullae melekat pada dinding kiri dan kanan luar dari kandung kemih.
Amfibi bertindak sebagai ruang penyimpanan untuk air mani dan berkontribusi sekresi
untuk itu. Sekresi kuning ampullae termasuk ergothioneine, zat yang mengurangi senyawa
kimia, dan fruktosa, gula dan nutrisi. Kedua sekresi membasahi sperma dan membantu
menjaga agar mereka tetap hidup. Rongga bagian dalam ampullae memiliki beberapa partisi
dan lipatan seperti jaring. Dinding ampula lebih tipis dari sisa saluran sperma, dan saluran
biasanya lebih besar. Ukuran ampula bervariasi dengan spesies hewan yang berbeda; di kuda
jantan ampullae relatif besar, sedangkan pada manusia mereka hanya sekitar dua kali ukuran
ductus deferentes. Ampullae bergabung dengan duktus vesikula seminalis untuk membentuk
duktus ejakulasi. Lihat juga ejakulasi.
Vas (ductus) deferens panjangnya 45 cm dan awalnya berbelit-belit tetapi menjadi lebih
lurus ketika naik di jalur posterior ke testis dan medial ke epididimis. Ketika mencapai aspek
superior testis, ia berjalan lebih superior pada aspek posterior dari korda spermatika . Vas
(duktus) menunda kemudian melintasi kanalis inguinal sebelum muncul dari tali spermatika
pada cincin inguinalis. Kemudian melengkung di sekitar arteri epigastrika inferior dan naik
ke anterior arteri iliac eksternal. Vas (duktus) deferens kemudian melintasi pembuluh iliaka
eksternal dengan arah miring dan sedikit posterior.
Setelah ini, ia memasuki panggul yng lebih redah, di mana ia retroperitoneal, dan
melintasi medial dan posterior ke pembuluh vesika, nervus obturator dan pembuluh darah,
dan arteri umbilikalis yang dilenyapkan. Vas (duktus) deferens kemudian menyilang superior
ke ureter pada sudut posterolateral kandung kemih. Setelah melintasi ureter, vas (duktus)
menunda memperluas dan kemudian disebut sebagai ampula vas (duktus) deferens .
Kemudian melewati antara aspek atas dari vesikula seminalis dan permukaan posterior
kandung kemih dalam arah anteromedial.
8
Vas (duktus) deferens kemudian berjalan inferior di sepanjang dasar kandung kemih ,
anterior ke rektum, sebelum bergabung dengan saluran vesikula seminalis, pada sudut akut,
untuk membentuk duktus ejakulasi .
2. Pasokan Arteri
Vas (duktus) deferens biasanya dipasok oleh cabang dari arteri vesikal superior tetapi
kadang-kadang dipasok oleh cabang dari arteri vesikal inferior .
Vena kecil dari vas (duktus) deferens biasanya mengalir ke vena testis.
Pembuluh getah bening aferen dari bagian proksimal setiap duktus deferens
umumnya naik dengan pembuluh getah bening testis ke kelenjar getah bening lumbar . Akan
tetapi, getah bening terkuras dari bagian antara dan terminal duktus deferens, sebagian besar
mengalir ke kelenjar getah bening iliaka eksternal .
3. Histologi
Dinding vas (ductus) deferens terdiri dari tiga lapisan utama. Lapisan luar terdiri dari
jaringan ikat sedangkan lapisan tengah terdiri dari otot polos. Lapisan mukosa bagian dalam
juga hadir. Lapisan otot vas (duktus) deferens terdiri dari tiga lapisan:
9
lapisan longitudinal dalam
lapisan melingkar menengah tebal
lapisan longitudinal luar
Vas (ductus) deferens terdiri dari lapisan epitel batin dengan mendukung lamina propria.
Epitelium yang melapisi vas (duktus) deferens adalah epitel kolumnar pseudostratifikasi dan
sangat mirip dengan epitel yang terlihat pada epididimis. Lapisan dalam ini terdiri dari lipatan
longitudinal , yang memungkinkan vas (duktus) menunda untuk berkembang selama ejakulasi.
10
mencapai klimaks, yaitu ketika gesekan pada glans penis dan rangsangan lainnya
mengirimkan sinyal ke otak dan korda spinalis. Saraf merangsang kontraksi otot di sepanjang
saluran epididimis dan vas deferens, vesikula seminalis dan prostat. Kontraksi ini mendorong
semen ke dalam uretra. Selanjutnya kontraksi otot di sekeliling urretra akan mendorong
semen keluar dari penis. Leher kandung kemih juga berkonstriksi agar semen tidak mengalir
kembali ke dalam kandung kemih. Setelah terjadi ejakulasi (atau setelah rangsangan
berhenti), arteri mengencang dan vena mengendur. Akibatnya aliran darah yang masuk ke
arteri berkurang dan aliran darah yang keluar dari vena bertambah, sehingga penis menjadi
lunak.
Vas deferens dapat dengan mudah dipalpasi antara testis dan cincin inguinal superfisial
karena memiliki dinding otot polos yang tebal. Metode sterilisasi atau kontrasepsi pria yang
berguna adalah vasektomi. Prosedur ini melibatkan sayatan pada aspek superior dari skrotum
dan ligasi atau eksisi vas vas (duktus) deferens . Ini mencegah transportasi spermatozoa ke
saluran ejakulasi dan mengakibatkan tidak adanya spermatozoa dalam ejakulasi. Spermatozoa
kemudian berdegenerasi di epididimis dan bagian proksimal vas (duktus) deferens
2. Infeksi
Infeksi saluran genitourinari oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat
menyebabkan tuberkulosis genitourinari . Tuberkulosis genitourinary dapat menyebabkan
11
obstruksi vas (duktus) deferens oleh pengendapan granuloma atau dengan menyebabkan
jaringan parut. Ini juga dapat menyebabkan azoospermia dan infertilitas.
3. Azoospermia adalah tidak ditemukannya sel sperma dalam cairan semen atau air mani.
Penyebabnya, pertama akibat saluran sperma (vas deferens) tersumbat sehingga sperma tidak
bisa keluar dan bercampur air mani, kedua, karena testis gagal menghasilkan sperma.
Penyebab lain adalah gangguan genetik sindrom klinefelter.
4. Infertilitas
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda
antara jantan dan betina. Organ Reproduksi pada Pria terdiri dari dua bagian yaitu organ
reproduksi bagian luar, dan organ reproduksi bagian dalam. Bagian luar terdiri dari Penis,
Buah Zakar, dan Skrotum (Kantung Pelir). Sedangkan organ kelamin bagian dalam terdiri
dari Testis, Tubullus Seminiferus, dan Saluran Reproduksi.
Vas Deferens adalah saluran berbentuk tabung yang berfungsi untuk mendorong sperma
dari epididis menuju ke vesikula seminalis. Dalam proses pematangan sperma, terjadi gerak
peristaltik lambat oleh vas deferens untuk mendorong sperma menuju vesikula seminalis,
namun saat ejakulasi akan terjadi kontraksi otot yang kuat. Saluran vas deferens juga
memiliki fungsi untuk menyimpan sel sperma sebelum dikeluarkan melalui penis.
Ejakulasi terjadi pada saat mencapai klimaks, yaitu ketika gesekan pada glans penis dan
rangsangan lainnya mengirimkan sinyal ke otak dan korda spinalis. Saraf merangsang
kontraksi otot di sepanjang saluran epididimis dan vas deferens, vesikula seminalis dan
prostat. Kontraksi ini mendorong semen ke dalam uretra. Selanjutnya kontraksi otot di
sekeliling urretra akan mendorong semen keluar dari penis. Leher kandung kemih juga
berkonstriksi agar semen tidak mengalir kembali ke dalam kandung kemih. Setelah terjadi
ejakulasi (atau setelah rangsangan berhenti), arteri mengencang dan vena mengendur.
Akibatnya aliran darah yang masuk ke arteri berkurang dan aliran darah yang keluar dari
vena bertambah, sehingga penis menjadi lunak
13
DAFTAR PUSTAKA
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=search&rurl=transl
ate.google.com&sl=en&sp=nmt4&u=https://www.britannica.com/editor/The-Editors-of-
Encyclopaedia-
Britannica/4419&xid=17259,15700021,15700124,15700149,15700186,15700190,15700201&us
g=ALkJrhg1-aNv6jlT1ELigKoDBUe8pQ0DYQ
14