LATAR BELAKANG
Padjadjaran Law Fair (PLF) merupakan kegiatan kompetisi di bidang hukum
yang melibatkan universitas dan SMA terbaik yang ada di Indonesia. Kegiatan ini
dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada Guru
Besar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran di bidang hukum tata negara yaitu
Prof. (Emeritus) Dr. H.R.T. Sri Soemantri Martosoewignjo, S.H., M.H.. Kegiatan ini
telah memasuki usianya ke 10 yang artinya PLF tahun 2019 adalah
penyelenggaraan ke-11 secara berturut-turut setiap tahunnya yang
dilaksanakan oleh Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran.
Kegiatan Padjadjaran Law Fair selalu menghadirkan tema-tema mengenai
ketatanegaraan sebagai langkah dan bentuk konkret civitas akademika dalam
mengawal proses ketatanegaraan di negara Indonesia dan tentunya tidak
dilepaskan dengan pemikiran-pemikiran gemilang dari Prof. Sri Soemantri
sebagai guru besar hukum tata negara. Salah satunya berkaitan dengan disertasi
Prof. Sri Soemantri yang berkaitan dengan permasalahan konstitusi tepatnya
mengenai persepsi terhadap prosedur dan sistem perubahan konstitusi dalam
batang tubuh Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Hal ini selaras mengingat
pembentukan konstitusi (constitution making) secara tradisional merupakan
objek kajian hukum tata negara. Dalam pandangan yang tradisional, hakikat
pembentukan konstitusi adalah sebagai sebuah perwujudan kedaulatan dan
kehendak sebuah bangsa (self political determination of people).
Sebelum reformasi, konstitusi diibaratkan sebagai kitab suci yang sulit bahkan
mustahil untuk dilakukan perubahan, terlebih ketika MPR menetapkan Ketetapan
MPR No. IV/MPR/1983 tentang Referendum, pada Pasal 1 dinyatakan bahwa
MPR tidak berkehendak untuk mengubah UUD 1945 Pasal 2 menyatakan bila UUD
hendak diubah harus bertanya terlebih dahulu pada rakyat melalui referendum.
Namun, melalui disertasinya Prof. Sri Soemantri berpandangan bahwa
perubahan UUD bukan merupakan suatu kemustahilan ketika terdapat urgensi
sehingga masyarakat berkehendak dan menginginkan perubahan UUD tersebut.
Yang dikritisi melalui pemikiran beliau, UUD 1945 sendiri membuka ruang ketika
menginginkan dilakukanya perubahan melalui mekanisme pada Pasal 37.
Ketentuan referendum inilah justru dinilai bertentangan dengan UUD 1945 karena
semakin mempersulit cara perubahan itu sendiri.
Hal ini dibuktikan dengan desakan-desakan yang mengakibatkan
kebuntuhan pada tahun 1998 dimana rakyat menginginkan adanya perubahan
struktur ketatanegaraan Indonesia yang dinilai sudah tidak lagi relevan. Cita-cita
reformasi sendiri mengingkan terlaksananya demokrasi, tegaknya hak asasi
manusia, prinsip negara hukum dan konstitusionalisme sebagaimana mestinya.
Hak Asasi Manusia dan Demokrasi menjadi salahsatu hal yang disoroti oleh rakyat
yang pada akhirnya direalisasikan melalui amandemen konstitusi tahun 1999-
2002.
Berkaitan dengan Hak Asasi Manusia menjadi hal yang sangat fundamental
dalam negara yang berlandaskan demokrasi. Terlebih materi muatan Konstitusi
menurut Sri Soemantri mengatur materi muatan yang bersifat pokok, yaitu: 1)
adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara; 2)
ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat mendasar;
dan 3) adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga
bersifat mendasar. Poin mengenai HAM menjadi poin krusial yang bersifat
fundamental yang keberadaanya harus ada dalam konstitusi. HAM sebagai hak
yang melekat pada setiap manusia yang harus dilindungi.
Selain permasalahan HAM, hal lain yang menjadi tuntutan reformasi berkaitan
dengan demokrasi yang didalamnya pasti memuat juga berkaitan dengan hak
asasi manusia. Perubahan yang cukup esensial dalam wujud penataan sistem
demokrasi adalah berkaitan dengan sistem pemilihan umum yang pada
mulanya pemilihan presiden dan wakil presiden dilaksanakan secara tidak
langsung, namun paska amandemen UUD perubahan tersebut akhirnya
dilakukan secara langsung oleh rakyat (ketentuan pasal 6A Ayat (2) pasca
perubahan UUD). Hal ini merupakan salahsatu wujud nyata partisipasi rakyat
dalam menentukan nasib bernegara. Pemilu dianggap hal yang penting dalam
negara demokrasi. Karena pemilu sendiri dianggap sebagai lambang, sekaligus
tolak ukur dari demokrasi. Hal inipun sejalan dengan pemikiran Prof. Sri Soemantri
yang menganggap bahwa negara dikatakan demokrasi salahsatunya adalah
hasil pemilu dapat mengakibatkan pergantian orang-orang pemerintahan.
Artinya hasil pemilu yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan
kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan
partisipasi serta aspirasi masyarakat untuk menentukan pemimpinnya.
Namun, dalam perkembangannya pemilihan umum bukan hanya
dilaksanakan secara langsung oleh rakyat. Akan tetapi terdapat perluasan
ketentuan sebagaimana putusan Mahkamah Konstitusi nomor 14/PUU-XI/2013
yang memutuskan bahwa pemilihan umum dinyatakan konstitusional ketika
dilaksanakan secara serentak. Hal inilah yang mengakibatkan terjadi pergeseran
dan perubahan kembali dalam sistem ketatanegaraan berkaitan dengan sistem
pemilu. Terlebih, hal ini menjadi sesuatu yang baru dan pertama kali
diselenggarakan sepanjang sejarah pemilihan di Indonesia yang mulai
diimplementasikan tahun 2019 nanti.
Perubahan sistem inilah yang menjadi daya tarik dalam kontestasi demokrasi
di tahun politik 2019 nanti. Selanjutnya berbicara mengenai demokrasi pasti erat
kaitannya dengan Hak Asasi Manusia. Karena demokrasi tidak bisa dilepaskan
dari hak-hak warga negara terutama berkaitan dengan hak politik Pergeseran
sistem dalam kontestasi demokrasi akan mempengaruhi sistem ketatanegaraan
lain di Indonesia. Sehingga dalam kondisi ini lah Padjadjaran Law Fair hadir di
tengah-tengah problematika tersebut untuk menggali hal-hal yang masih patut
dan layak untuk diperbincangkan sehingga menjadi pembuka pikiran untuk
mengawal proses ketatanegaraan.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka Departemen
Pengembangan Ilmu dan Penalaran Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Padjadjaran bermaksud mengadakan kegiatan “PADJADJARAN LAW
FAIR XI” yang terdiri atas empat rangkaian kegiatan tingkat Nasional, yaitu:
Debat Hukum SMA, Debat Hukum Universitas, Constitutional Drafting, dan
Undergraduate Workshop. Rangkaian kegiatan tersebut pada hakikatnya
merupakan langkah aktif untuk membangun pengetahuan hukum di kalangan
masyarakat umum dan khususnya generasi penerus bangsa, yakni mahasiswa
dan pelajar SMA untuk mewujudkan pembangunan secara tidak langsung yang
lebih menyeluruh, selain itu kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi para penerus
bangsa untuk lebih mengenal hukum sebagai sesuatu yang dibutuhkan dan
tidak pantas untuk diabaikan dengan dilaksanakannya pembangunan hukum
secara berkelanjutan dan berlandaskan konstitusi.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan Padjadjaran Law Fair XI adalah:
1) Meningkatkan kepekaan generasi muda terhadap pentingnya pemilihan
umum terhadap keberlangsungan demokrasi di Indonesia.
2) Meningkatkan kesadaran, mengukur kekritisan, kepedulian siswa dan
mahasiswa terhadap peristiwa hukum yang terjadi sebelum, saat, dan setelah
pemilihan umum.
3) Mendorong generasi muda menumbuhkan nilai-nilai yang terkandung di
dalam pancasila, UUD 1945, dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4) Menanamkan jiwa berkompetisi secara sehat kepada generasi muda.
5) Sebagai wadah bagi mahasiswa dan pelajar SMA/sederajat dalam mengkritisi
peristiwa hukum.
Undergraduate Workshop
Waktu : Sabtu, 30 Maret – Minggu, 31 Maret 2019
Tempat : Kampus Iwa Koesoema Soemantri, Universitas
Padjadjaran, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung.
Malam Keakraban
Waktu : Sabtu, 30 Maret 2019
Tempat : Gedung Sate, Jalan Diponegoro No. 22, Citarum,
Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat.
Closing Ceremony
Waktu : Minggu, 31 Maret 2019
Tempat : Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Universitas
Padjadjaran, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung.
VII. BENTUK KEGIATAN
A. Kompetisi
1) Kompetisi Debat Hukum SMA tingkat Nasional
Kompetisi Debat SMA akan mempertandingkan tim-tim debat dari
perwakilan berbagai SMA di Indonesia, dimana terdapat tim
pro/government team/affirmative team dan tim kontra/opposition
team/negative team menanggapi isu-isu hukum terkini yang
berkaitan dengan tema kegiatan Padjadjaran Law Fair. Penilaian
terhadap masing-masing tim atau perseorangan didasarkan pada
isi argumen (matter), kemampuan untuk berargumen dengan baik
(manner), dan bagaimana tim debat mempertahankan argumen
mereka (method). Penilaian akan diserahkan kepada para juri yang
independen, terdiri atas dosen-dosen Fakultas Hukum Universitas
Padjadjaran, Adjudicator debat yang telah berpengalaman, serta
akademisi dan praktisi hukum terkemuka di Indonesia. Kompetisi ini
terdiri dari 3 (tiga) tahapan yakni babak penyisihan dengan 16
(enam belas) tim bertanding dan dengan penilai sejumlah 12 (dua
belas) juri, babak semifinal yang terdiri dari 4 (empat) tim yang lolos
dari babak penyisihan dengan penilai sejumlah 10 (sepuluh) juri, dan
babak final yang terdiri dari 2 (dua) tim yang lolos dari babak
semifinal dengan penilai 7 (tujuh) juri.
B. Acara
1) Opening Ceremony
Opening Ceremony merupakan pembukaan resmi dari suatu
acara. Rangkaian acara opening ceremony pada Padjadjaran Law
Fair XI sendiri terdiri dari pembukaan, pembacaan do’a, sambutan-
sambutan, berbagai penampilan oleh talent, penyerahan piala
bergilir, penyambutan serta pengenalan para delegasi, serta
sebuah upacara yang bertujuan untuk memberikan penghormatan
kepada Prof. Sri Soemantri. Target audiens dalam rangkaian acara
ini adalah seluruh peserta delegasi, para tamu undangan dari
berbagai instansi (MPR, Rektorat, dan Dekanat), beserta seluruh
panitia dari acara Padjadjaran Law Fair XI. Pada rangkaian ini, para
perwakilan delegasi akan menampilkan suatu parade yang akan
diakhiri dengan acara foto bersama seluruh delegasi Padjadjaran
Law Fair XI.
2) Malam Keakraban
Malam keakraban adalah suatu rangkaian acara yang bertujuan
untuk menghadirkan kebersamaan antara para delegasi serta
panitia Padjadjaran Law Fair XI. Acara ini memiliki konsep makan
malam bersama yang kemudian akan
diikuti dengan agenda berkeliling gedung sate. Pada acara ini para
peserta diharapkan dapat bersantai sambil menikmati suasana kota
Bandung setelah usai berkompetisi pada hari ke-2 Padjadjaran Law
Fair XI. Rangkaian ini diisi dengan pembukaan, sambutan-
sambutan, serta berbagai macam hiburan.
3) Closing Ceremony
Closing Ceremony merupakan rangkaian penutup dalam
Padjadjaran Law Fair XI. Target audiens dalam rangkaian acara ini
adalah seluruh peserta delegasi, para tamu undangan dari
berbagai instansi (MPR, Rektorat, dan Dekanat), beserta seluruh
panitia dari acara Padjadjaran Law Fair XI. Pada rangkaian ini
terdapat beberapa acara, yaitu pembukaan dan pembacaan
do’a, beberapa sambutan, penampilan dari berbagai talent yang
juga akan mengumumkan juara-juara dari setiap kompetisi, yang
diakhiri dengan penyerahan piala serta hadiah kepada para juara
tiap kompetisi Padjadjaran Law Fair XI.
Jadwal Kegiatan
Tanggal Kegiatan
7 Januari 2019 Pembukaan pendaftaran
6 Februari 2019 Batas akhr pembayaran booking fee
27 Februari 2019 Penutupan pendaftaran dan batas akhir pelunasan
biaya pendaftaran
27 Februari 2019 Pengumuman mosi
29 Maret 2019 Technical meeting
30 Maret 2019 Babak penyisihan
30 Maret 2019 Pengumuman semifinalis
31 Maret 2019 Babak semifinal
31 Maret 2019 Babak final
31 Maret 2019 Pengumuman juara
PENJELASAN KEGIATAN KOMPETISI DEBAT HUKUM SMA TINGKAT NASIONAL
PADJADJARAN LAW FAIR XI
A. Pendahuluan
Lomba Debat Hukum SMA dan Sederajat tingkat Nasional Universitas
Padjadjaran Law Fair XI yang bertemakan “Hak Asasi Manusia dalam
Kontestasi Demokrasi” diikuti maksimal 16 tim perwakilan dari SMA dan
Sederajat se-Indonesia. Adapun tujuan dari kegiatan ini, yaitu:
a) Menjadikan siswa/i untuk berpikir secara sistematis dan kritis terhadap isu-
isu yang sedang berkembang di dalam masyarakat;
b) Melatih siswa/i dalam berargumentasi serta memiliki kemampuan public
speaking yang baik;
c) Melatih siswa/i untuk memberikan solusi yang komprehensif terhadap
permasalahan yang sedang berkembang di dalam masyarakat;
d) Mempererat silaturahmi antar siswa/i hukum di seluruh Indonesia; dan
e) Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya memahami dan memaknai
“HAM dalam Kontestasi Demokrasi”.
Lomba Debat Hukum SMA dan Sederajat tingkat Nasional Universitas
Padjadjaran Law Fair XI ini akan menggunakan mekanisme chamber sebagai
mekanisme pertandingan yang akan diselenggarakan.
B. Aturan Umum
1. Setiap universitas hanya dapat mengirimkan satu tim yang beranggotakan
3 (tiga) orang;
2. Setiap anggota tim yang dikirimkan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
yang berlaku dalam Padjadjaran Law Fair XI;
3. Setiap tim wajib didampingi oleh 1 (satu) orang official;
4. Setiap tim dapat didampingi oleh 1 (satu) orang dosen pembimbing.
C. Peserta
1. Peserta adalah siswa/i kelas X dan XI dari seluruh SMA dan Sederajat Negeri
maupun Swasta se-Indonesia yang telah terdaftar untuk mengikuti
kompetisi Kompetisi Debat Hukum SMA dan Sederajat Tingkat Nasional;
2. Kuota maksimal peserta yang dapat mengikuti Kompetisi Debat Hukum
SMA dan Sederajat adalah 16 (enam belas) tim.
D. Sistematika Pertandingan
Sistematika pertandingan akan dijelaskan di dalam Peraturan umum dan
teknis.
E. Hadiah
- Juara I : Uang Tunai senilai Rp. 9.500.000,-
Piala Debat SMA
Sertifikat Pemenang
- Juara II : Uang Tunai senilai Rp. 7.000.000,-
Piala Debat SMA
Sertifikat Pemenang
- Penghargaan Best Speaker : Uang Tunai senilai Rp. 1.000.000,-
Sertifikat Best Speaker
F. Jadwal Kegiatan
- Jumat, 29 Maret 2019
13.00-15.30 : Opening Ceremony
16.15-16.30 : Mobilisasi
16.30-17.00 : Heregistrasi Perserta
17.00-18.30 : Technical Meeting
G. Lain-lain
a. Apabila terjadi perubahan pada butir-butir di atas, akan diinformasikan
lebih lanjut oleh panitia Padjadjaran Law Fair XI.
b. Informasi terkait Padjadjaran Law Fair XI dapat dilihat di:
www.padjadjaranlawfair.com,@PLF_Unpad (twitter), dan @plfunpad
(instagram).
PERATURAN UMUM DAN TEKNIS KOMPETISI DEBAT SEKOLAH MENENGAH ATAS
TINGKAT NASIONAL PADJADJARAN LAW FAIR XI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini, yang dimaksud dengan:
1. Padjadjaran Law Fair XI, yang selanjutnya disebut PLF XI, adalah rangkaian
kegiatan kompetisi tingkat nasional yang meliputi berbagai kompetisi di bidang
hukum yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Padjadjaran.
2. Kompetisi Debat Sekolah Menengah Atas Tingkat Nasional, yang selanjutnya
disebut Debat SMA adalah bagian dari rangkaian Kompetisi dalam PLF XI yang
diikuti oleh Sekolah Menengah Atas di Indonesia. Setiap SMA diwakili oleh 1
(satu) tim yang terdiri dari 3 (tiga) orang siswa/i, serta 1 (satu) orang guru
pembimbing.
3. Peserta adalah tim yang terdiri dari 3 (tiga) orang siwa/i Sekolah Menengah
Atas dari sekolah yang sama, telah mendaftarkan diri, dan memenuhi syarat
administrasi serta dicatat oleh panitia.
4. Ketua delegasi adalah salah satu dari peserta tim debat yang ditunjuk
sebagai pemimpin tim tersebut.
5. Guru pembimbing adalah guru Sekolah Menengah Atas yang berasal dari
sekolah yang sama dengan peserta dan bertugas untuk mendampingi atau
membimbing peserta sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
6. Panitia Kompetisi Debat SMA Tingkat Nasional adalah mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran yang bertindak sebagai penyelenggara
kegiatan kompetisi yang merupakan satu kesatuan dengan panitia PLF XI.
7. Website PLF XI adalah website resmi yang memuat berbagai informasi
mengenai PLF XI yang bisa diakses melalui www.padjadjaranlawfair.com.
8. E-mail PLF XI adalah alamat surat elektronik resmi yang dibuat oleh panitia guna
kepentingan surat-menyurat elektronik, yaitu kompetisiplfxi@gmail.com.
9. Technical Meeting adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh panitia
sebelum kompetisi dimulai yang bertujuan untuk sosialisasi mengenai sistem,
teknis pertandingan, dan pengundian chamber.
10. Mosi adalah topik yang telah ditentukan oleh panitia yang akan diberikan
kepada peserta untuk diperdebatkan dalam kompetisi.
11. Tim Pro adalah tim yang setuju terhadap mosi debat dan bertugas untuk
memberikan argumentasi untuk menerima mosi tersebut.
12. Tim Kontra adalah tim yang tidak setuju terhadap mosi debat dan bertugas
untuk memberikan argumentasi untuk menolak mosi tersebut.
13. Chairperson adalah panitia yang bertugas memandu jalannya perdebatan.
14. Timekeeper adalah panitia yang bertugas mengawasi alur waktu dalam
perdebatan.
15. Interupsi adalah sanggahan atau pertanyaan yang diberikan tim lawan atas
argumentasi pembicara yang sedang memiliki hak bicara menurut ketentuan
yang berlaku.
16. Dewan Juri adalah pihak yang ditunjuk oleh panitia PLF XI yang mempunyai
kewenangan untuk memberikan penilaian terhadap perdebatan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam kompetisi ini.
17. Penilaian adalah hasil yang diberikan Dewan Juri terhadap perdebatan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan panitia, dalam bentuk skor yang
diberikan setelah debat berlangsung.
18. Victory Point adalah skor yang ditentukan berdasarkan menang atau kalah
tim, bernilai 1 (satu) untuk tim yang menang dan 0 (nol) untuk tim yang kalah.
19. Penyusunan argumen (case building) adalah waktu yang diberikan pada
peserta sesaat sebelum debat dimulai untuk mempersiapkan materi serta
argumentasi yang akan diperdebatkan.
20. Pendukung adalah pihak selain peserta dan panitia yang dibawa oleh peserta
berdasarkan persetujuan panitia dan harus mematuhi peraturan yang telah
ditentukan oleh panitia.
BAB II
PENDAFTARAN
Pasal 2
Calon peserta yang mendaftarkan diri dalam kompetisi ini harus mematuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Peserta adalah siswa/i dari seluruh sekolah menengah atas negeri maupun
swasta se-Indonesia yang diundang untuk Kompetisi Debat SMA Tingkat
Nasional. Peserta maksimal terdiri dari 16 (enam belas) tim.
2. Apabila kuota peserta tidak terpenuhi maka panitia berhak mengatur
jalannya sistem perdebatan yang disosialisasikan pada waktu Technical
Meeting.
3. Setiap tim terdiri dari 3 (tiga) orang yang berstatus siswa/i SMA.
4. Peserta diwajibkan membawa 1 (satu) orang official dan diperkenankan
membawa 1 (satu) orang guru pembimbing/official.
Pasal 3
BAB III
PENDAFTARAN ULANG
Pasal 4
1. Peserta wajib melakukan konfirmasi kedatangan kepada pihak panitia
atas nama Agnia Rahmah melalui nomor telepon 081280036255 (id line:
Agnia02).
2. Peserta wajib melakukan pendaftaran ulang pada tanggal 29 Maret
2019 sebelum Technical Meeting dimulai di Fakultas Hukum Universitas
Padjadjaran.
3. Pada saat pendaftaran ulang, peserta wajib membawa persyaratan sebagai
berikut:
a. Kartu Tanda Pelajar;
b. Bendera sekolah;
c. Flashdisk/CD yang berisi hymne/mars sekolah dan lambang sekolah.
BAB IV
TECHNICAL MEETING
Pasal 5
1. Peserta yang telah melakukan pendaftaran ulang wajib mengikuti Technical
Meeting pada tanggal 29 Maret 2019 di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran.
2. Agenda Technical Meeting adalah sosialisasi peraturan, sistem, dan teknis
pertandingan, yang akan dilanjutkan dengan pengundian chamber, lawan dan
mosi.
3. Technical Meeting bukan sarana untuk tawar-menawar peraturan yang telah
ditetapkan.
4. Setiap peserta yang tidak mengikuti Technical Meeting dianggap menyetujui dan
mengetahui hasil dari Technical Meeting.
5. Technical Meeting hanya diikuti oleh ketua delegasi.
6. Hal-hal yang telah disampaikan oleh pihak panitia saat Technical Meeting bersifat
mengikat.
BAB V
SISTEMATIKA KOMPETISI
Pasal 6
Sistem debat yang digunakan dalam lomba ini adalah sistem Parlemen Asia dimulai
dari babak penyisihan sampai dengan babak final.
Pasal 7
Kompetisi terdiri dari 3 (tiga) babak pertandingan, yaitu:
1. Babak Penyisihan;
2. Babak Semi Final;
3. Babak Final.
BAB VI
SISTEM DEBAT
Pasal 8
1. Dalam setiap pertandingan terdapat 2 (dua) tim yang terbagi menjadi tim pro
dan kontra.
2. Penentuan tim pro dan tim kontra akan dilakukan sebelum penyusunan
argumen.
Pasal 9
1. Tim pro dan tim kontra masing-masing terdiri atas tiga pembicara.
2. Ketiga pembicara terdiri atas pembicara pertama, pembicara kedua, dan
pembicara ketiga.
3. Pembicara pertama atau pembicara kedua bertindak sebagai pembicara
penutup/ kesimpulan.
4. Anggota masing-masing tim pro dan tim kontra yang berperan sebagai
pembicara ketiga tidak diperkenankan menjadi pembicara penutup/
kesimpulan.
5. Seluruh anggota tim pro dan tim kontra dapat melakukan interupsi.
Pasal 10
1. Pembicara pertama dari tim pro mendapatkan kesempatan pertama untuk
menyampaikan argumennya, setelah itu pembicara pertama dari tim kontra
memberikan argumennya. Kemudian pembicara kedua dari tim pro
memberikan argumennya, begitu seterusnya hingga seluruh pembicara
menyampaikan argumennya.
2. Waktu untuk menyampaikan argumen pada babak penyisihan bagi
pembicara pertama adalah 3 menit, maksimal 3 menit 20 detik sementara bagi
pembicara kedua dan pembicara ketiga adalah 5 menit, maksimal 5 menit 20
detik.
3. Waktu untuk menyampaikan argumen pada babak semifinal dan babak final
bagi pembicara pertama adalah 5 menit, maksimal 5 menit 20 detik sementara
bagi pembicara kedua dan pembicara ketiga adalah 7 menit, maksimal 7
menit 20 detik.
4. Kesempatan untuk melakukan interupsi akan diberikan kepada pihak lawan
ketika pembicara kedua dan pembicara ketiga sedang menyampaikan
argumen di dalam rentang waktu setelah menit pertama hingga menit
keempat di babak penyisihan dan hingga menit keenam di babak semifinal
dan babak final. Batas waktu interupsi adalah 20 detik.
5. Pembicaara yang sedang menyampaikan argumennya dapat menerima
interupsi maksimal sebanyak 3 kali.
6. Pembicara yang sedang menyampaikan argumen memiliki hak penuh untuk
menerima atau menolak interupsi dari pihak lawan.
7. Pembicara pertama tidak dapat diinterupsi.
8. Apabila seluruh pembicara dari kedua tim telah menyampaikan argumen, tiap
tim harus menyampaikan kesimpulan atas argumen dan disampaikan oleh
pembicara pertama atau pembicara kedua dari masing-masing tim dimulai
dari tim kontra.
9. Waktu untuk menyampaikan kesimpulan pada babak penyisihan adalah 2
menit, maksimal 2 menit 20 detik dan pada babak semifinal dan babak final
adalah 3 menit, maksimal 3 menit 20 detik.
10. Pada saat pembicara kesimpulan menyampaikan kesimpulan, pihak
lawan tidak diperkenankan untuk memberikan interupsi.
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Babak Penyisihan
12. Bila terjadi kesamaan Jumlah Juri yang memenangkan, tim yang lolos ke
babak semifinal adalah tim dengan Total Poin terbanyak yang dihitung
berdasarkan poin masing-masing anggota tim.
Pasal 14
Babak Semifinal
1. Terdapat 4 (empat) tim yang lolos ke babak semifinal dan akan dibagi ke
dalam 2 (dua) chamber.
2. Setiap chamber terdiri atas 2 (dua) tim.
3. Setiap tim bertanding sebanyak 1 (satu) kali di dalam 1 (satu) chamber.
4. Salah satu tim menjadi tim pro, yakni yang mendukung mosi, sedangkan tim
yang lain menjadi tim kontra, yakni pihak yang tidak mendukung mosi.
5. 1 (satu) tim dengan Victory Point paling banyak di tiap chamber lolos ke babak
final.
Pasal 15
Babak Final
BAB VII
MEKANISME KOMPETISI
Bagian Pertama
Babak Penyisihan
Pasal 16
Bagian Kedua
Babak Semifinal
Pasal 17
Bagian Ketiga
Babak Final
Pasal 18
1. Waktu untuk menyusun materi adalah 10 menit untuk babak penyisihan dan
semi final 15 menit untuk babak final.
2. Selama penyusunan materi (case building) berlangsung, delegasi tidak boleh
dibantu oleh guru pembimbing dan/ atau official.
3. Peserta diperkenankan untuk membawa bahan cetak sebagai tambahan
untuk referensi dalam penyusunan argumen (case building)
4. Selama debat berlangsung peserta tidak diperkenankan menggunakan
perangkat elektronik dan/atau bahan cetak kecuali peraturan perundang-
undangan yang telah diizinkan oleh panitia.
5. Selama debat berlangsung peserta hanya diperkenankan untuk membawa
kertas case building yang diberikan oleh panitia.
6. Tidak diperkenankan menggunakan alat peraga seperti gambar, grafik, tabel,
dan lain-lain dalam pemaparan argumen.
7. Peserta atau penonton diminta untuk meninggalkan ruangan saat dewan juri
melakukan penilaian.
BAB IX
PENJURIAN
Pasal 20
1. Pertandingan debat dalam setiap babak dalam lomba ini dinilai dan
diputuskan oleh Dewan Juri yang ditentukan oleh panitia.
2. Dewan Juri dalam satu pertandingan debat adalah 3 orang, kecuali dalam
babak final Dewan Juri terdiri dari 7 orang.
3. Juri bersifat objektif dan independen.
4. Nama-nama juri ditetapkan Panitia.
5. Juri bukan merupakan pembimbing dari salah satu kelompok peserta.
6. Juri merupakan akademisi, praktisi maupun alumni di bidang hukum.
7. Panitia menetapkan kriteria penilaian untuk penjurian dan pemberian nilai
pada setiap kriteria tersebut adalah kewenangan penuh masing-masing juri.
8. Keputusan Dewan Juri bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.
BAB X
NILAI DAN TABULASI
Pasal 21
BAB XI
MOSI
Pasal 22
1. Daftar Mosi untuk semua babak akan diberikan pada tanggal 27 Februari 2019
paling lambat pukul 23.59 di website resmi dan media sosial resmi Padjadjaran
Law Fair XI
2. Mosi untuk babak penyisihan akan diambil secara acak dari daftar topik dan
diundi pada Technical Meeting.
3. Mosi pada babak Semi Final diundi pada Technical Meeting.
4. Mosi pada babak Final ditentukan oleh Panitia pada Technical Meeting.
5. Mosi yang telah ditentukan tidak dapat diganggu gugat.
BAB XII
PELAKSANAAN
Pasal 23
Pasal 24
1. Jika salah satu Peserta dari satu Delegasi mengundurkan diri di tengah
rangkaian lomba tanpa alasan maka Peserta tersebut dinyatakan gugur.
2. Jika Peserta terbukti melakukan kecurangan dan/atau melanggar peraturan
dalam rangkaian lomba Debat SMA, maka panitia berhak untuk memberikan
Penalti berupa rekomendasi pengurangan nilai kepada dewan juri
BAB XIV
PENUTUP
Pasal 25
Ketentuan lainnya yang belum terdapat dalam peraturan ini akan ditetapkan
kemudian oleh panitia sebagai satu kesatuan dari peraturan ini.
Pasal 26
Peraturan ini berlaku dan mengikat seluruh Delegasi sejak ditandatanganinya surat
pernyataan pendaftaran.
Nama sekolah :
Alamat :
Data pribadi :
1) Ketua delegasi
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIS :
Nomor telepon :
Email :
Ketua delegasi
………………………
2) Anggota delegasi
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIS :
Nomor telepon :
Email :
Anggota delegasi
……………………….…
3) Anggota delegasi
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIS :
Nomor telepon :
Email :
Anggota delegasi
…………….…..………
4) Pendamping delegasi
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIP :
Nomor telepon :
Email :
Pendamping delegasi
…………………………………..
SURAT KETERANGAN DELEGASI
KOMPETISI DEBAT HUKUM SMA TINGKAT NASIONAL
PADJADJARAN LAW FAIR XI
Dengan ini kami menyatakan bahwa nama-nama yang tercantum di bawah ini adalah benar
merupakan delegasi dari…………………………………….……………………….......... (nama sekolah) yang
akan mengikuti “KOMPETISI DEBAT HUKUM SMA TINGKAT NASIONAL PADJADJARAN LAW FAIR
XI” oleh Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran.
2. Anggota Delegasi
3. Anggota Delegasi
4. Pendamping Delegasi
Menyetujui,
Nama :
NIS :
Alamat :
Nomor telepon :
Tempat, tanggal
Ketua delegasi
(…………………………)
LAMPIRAN II
KOMPETISI DEBAT HUKUM UNIVERSITAS
TINGKAT NASIONAL
KOMPETISI DEBAT HUKUM UNIVERSITAS TINGKAT NASIONAL
PADJADJARAN LAW FAIR XI
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN
Jadwal Kegiatan
Tanggal Kegiatan
7 Januari 2019 Pembukaan pendaftaran
6 Februari 2019 Batas akhir pelunasan booking fee
27 Februari 2019 Penutupan pendaftaran dan batas akhir pelunasan
biaya pendaftaran
27 Februari 2019 Pengumuman mosi
29 Maret 2019 Technical meeting
30 Maret 2019 Babak penyisihan
30 Maret 2019 Pengumuman semifinalis
31 Maret 2019 Babak semifinal
31 Maret 2019 Babak final
31 Maret 2019 Pengumuman juara
PENJELASAN KEGIATAN KOMPETISI DEBAT HUKUM UNIVERSITAS TINGKAT NASIONAL
PADJADJARAN LAW FAIR XI
A. Pendahuluan
Lomba Debat Hukum Universitas tingkat Nasional Universitas Padjadjaran Law
Fair XI yang bertemakan “Hak Asasi Manusia dalam Kontestasi Demokrasi”
diikuti maksimal 24 tim, perwakilan dari mahasiswa/I Fakultas Hukum baik
Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta se-Indonesia.
Adapun tujuan dari kegiatan ini, dapat dipaparkan sebagai berikut:
a) Menjadikan mahasiswa untuk berpikir secara sistematis dan kritis terhadap
isu-isu yang sedang berkembang di dalam masyarakat;
b) Melatih mahasiswa dalam berargumentasi serta memiliki kemampuan
public speaking yang baik;
c) Melatih mahasisa untuk memberikan solusi yang komprehensif terhadap
permasalahan yang sedang berkembang di dalam masyarakat;
d) Mempererat silaturahmi antar mahasiswa/I hukum di seluruh Indonesia; dan
e) Mensosialisasikan debat hukum sebagai cabang kompetisi kepada
mahasiswa/I dari berbagai universitas.
Lomba Debat Hukum Nasional Universitas Padjadjaran Law Fair XI ini akan
menggunakan mekanisme chamber sebagai mekanisme pertandingan yang
akan diselenggarakan.
B. Aturan Umum
1. Setiap universitas hanya dapat mengirimkan satu tim yang beranggotakan 3
(tiga) orang;
2. Setiap anggota tim yang dikirimkan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
yang berlaku dalam Padjadjaran Law Fair XI;
3. Setiap tim wajib didampingi oleh 1 (satu) orang official;
4. Setiap tim dapat didampingi oleh 1 (satu) orang dosen pembimbing.
C. Peserta
1. Peserta adalah mahasiswa aktif Fakultas Hukum dari seluruh Perguruan Tinggi
Negeri maupun Swasta se-Indonesia yang telah terdaftar untuk mengikuti
kompetisi Kompetisi Debat Hukum Universitas Tingkat Nasional;
2. Setiap peserta berstatus sebagai mahasiswa pada jenjang Strata 1 (S1) di
Perguruan Tinggi yang bersangkutan.
3. Kuota maksimal peserta yang dapat mengikuti Kompetisi Debat Hukum
Universitas adalah 24 (dua puluh empat) tim.
D. Sistematika Pertandingan
Sistematika pertandingan akan dijelaskan di bagian Peraturan Umum dan Teknis
Kompetisi Debat Universitas.
E. Hadiah
- Juara I : Uang Tunai senilai Rp. 12.500.000,-
Piala Debat Universitas
Sertifikat Pemenang
- Juara II : Uang Tunai senilai Rp. 8.500.000,-
Piala Debat Universitas
Sertifikat Pemenang
- Penghargaan Best Speaker : Uang Tunai senilai Rp. 1.500.000,-
Sertifikat Best Speaker
F. Jadwal Kegiatan
- Jumat, 29 Maret 2019
13.00-15.30 : Opening Ceremony
15.30-17.00 : Technical Meeting
G. LAIN-LAIN
1. Apabila terjadi perubahan pada butir-butir di atas, akan diinformasikan lebih
lanjut oleh panitia Padjadjaran Law Fair XI.
2. Informasi terkait Padjadjaran Law Fair XI dapat dilihat di:
www.padjadjaranlawfair.com,@PLF_Unpad (twitter), dan @plfunpad
(instagram).
PERATURAN UMUM DAN TEKNIS KOMPETISI DEBAT HUKUM UNIVERSITAS TINGKAT
NASIONAL PADJADJARAN LAW FAIR XI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
Calon peserta yang mendaftarkan diri dalam kompetisi ini harus mematuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Peserta adalah mahasiswa Fakultas Hukum (belum mendapatkan gelar Sarjana
Hukum) dari seluruh universitas negeri maupun swasta se-Indonesia yang
diundang untuk Kompetisi Debat Hukum Universitas Tingkat Nasional. Peserta
maksimal terdiri dari 24 tim (dua puluh empat) Fakultas Hukum.
2. Apabila kuota peserta tidak terpenuhi maka panitia berhak mengatur jalannya
sistem perdebatan yang disosialisasikan pada waktu Technical Meeting.
3. Setiap tim terdiri dari 3 (tiga) orang yang berstatus sebagai mahasiswa Tingkat
Sarjana (S1).
4. Peserta diwajibkan membawa 1 (satu) orang official atau 1 (satu) orang dosen
pembimbing.
Pasal 3
BAB III
PENDAFTARAN ULANG
Pasal 4
BAB IV
TECHNICAL MEETING
Pasal 5
BAB V
SISTEMATIKA KOMPETISI
Pasal 6
Pasal 7
1. Babak Penyisihan pertandingan dilaksanakan dengan menggunakan sistem
Chamber.
2. Dalam babak penyisihan terbagi menjadi 6 (enam) chamber, dan dalam 1 (satu)
chamber terbagi menjadi 4 (empat) tim.
3. Dalam masing-masing chamber terdapat satu seeding team.
4. Masing-masing tim akan bertanding sebanyak 3 (tiga) kali dengan lawan yang
berbeda.
5. Panitia akan melakukan pengundian untuk menentukan lawan dari masing-
masing tim di setiap chamber.
6. Pengundian sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dilakukan pada saat
Technical Meeting.
7. Panitia dapat membentuk Swing team untuk memudahkan jalannya sistem
pertandingan dengan mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan.
8. Setelah pertandingan ketiga dalam Babak Penyisihan selesai, masing-masing
peringkat 1 (pertama) di setiap chamber berhak lolos ke babak semi final.
9. Swing team tidak dapat lolos ke Babak Semi Final.
Pasal 8
1. 6 (enam) tim yang lolos ke Babak Semi Final akan dibagi ke dalam 2 ruangan
yang akan ditentukan dengan menggunakan sistem undian yang akan dilakukan
pada technical meeting.
2. Penentuan lawan pada Babak Semi Final akan ditentukan dalam technical
meeting.
3. Dalam Babak Semi Final akan digunakan sistem chamber dimana setiap tim
hanya akan bertanding sebanyak 2 (dua) kali.
4. 2 (dua) tim yang menang dari masing-masing ruangan akan maju ke Babak
Grand Final.
Pasal 9
1. Apabila tim dalam satu ruangan memiliki jumlah Victory Point yang sama, maka
kemenangan akan ditentukan berdasarkan jumlah juri yang memenangkan.
2. Apabila tim dalam satu ruangan memiliki jumlah juri yang memenangkan yang
sama, maka kemenangan akan ditentukan berdasarkan akumulasi nilai.
3. Penentuan pemenang pada Babak Grand Final didasarkan pada jumlah juri yang
memenangkan.
BAB VI
SISTEM KOMPETISI
Pasal 10
Sistem debat yang digunakan dalam kompetisi ini adalah Sistem Parlemen Asia
dimulai dari Babak Penyisihan sampai dengan Babak Final.
Pasal 11
1. Dalam setiap pertandingan terdapat 2 (dua) tim yang akan terbagi menjadi Tim
Pro dan Tim Kontra.
2. Penentuan Tim Pro dan Tim Kontra akan dilakukan sebelum penyusunan argumen.
Pasal 12
1. Tim Pro dan Tim Kontra masing-masing terdiri dari 3 (tiga) pembicara.
2. Ketiga pembicara terdiri dari pembicara pertama, pembicara kedua, dan
pembicara ketiga.
3. Salah satu dari pembicara pertama atau pembicara kedua bertindak sebagai
pembicara penutup/kesimpulan.
4. Anggota masing-masing Tim Pro dan Tim Kontra yang berperan sebagai
pembicara ketiga tidak diperbolehkan menjadi pembicara pentup/kesimpulan.
5. Setiap anggota Tim Pro dan Tim Kontra dapat melakukan interupsi.
Pasal 13
Pertandingan dimulai oleh pembicara pertama Tim Pro yang dilanjutkan oleh
pembicara pertama Tim Kontra, kemudian dilanjutkan pembicara kedua Tim Pro
yang dilanjutkan oleh pembicara kedua Tim Kontra, selanjutnya oleh pembicara
ketiga Tim Pro yang dilanjutkan oleh pembicara ketiga Tim Kontra, setelah itu
dilanjutkan pembicara penutup/kesimpulan Tim Kotra yang diakhiri oleh pembicara
penutup/kesimpulan Tim Pro.
BAB VII
MEKANISME KOMPETISI
Bagian Pertama
Babak Penyisihan
Pasal 14
1. Peserta diberi waktu 10 (sepuluh) menit untuk melakukan penyusunan argumen
(case building) setelah dinyatakan mulai oleh time keeper.
2. Penyusunan argumen hanya boleh dilakukan oleh peserta.
3. Pada saat penyusunan argumen dan pertandingan tidak diperkenankan
menggunakan alat elektronik.
4. Jangka waktu yang dimiliki pembicara dalam menyampaikan argumennya
adalah sebagai berikut:
a. Pembicara pertama diberikan waktu 3 (tiga) menit dan toleransi waktu 20
(dua puluh) detik, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pada menit kedua, Timekeeper akan memberi kode berupa
pengangkatan bendera kuning.
2) Pada menit ketiga, Timekeeper akan memberi kode berupa
pengangkatan bendera merah untuk menandakan bahwa waktu
untuk memaparkan argumen telah selesai.
3) Pada menit ketiga lewat 20 (dua puluh) detik, Chairperson akan
menghentikan penyampaian argumen pembicara.
b. Pembicara kedua dan ketiga diberikan waktu 5 (lima) menit dan toleransi
waktu 20 (dua puluh) detik , dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pada menit pertama, Timekeeper akan memberikan kode berupa
pengangkatan bendera hijau untuk menandakan bahwa interupsi
telah dapat dilakukan.
2) Pada menit keempat, Timekeeper akan memberikan kode berupa
pengangkatan bendera kuning untuk menandakan bahwa interupsi
sudah tidak d apat dilakukan.
3) Pada menit kelima, Timekeeper akan memberika kode berupa
pengangkatan bendera merah untuk menandakan bahwa waktu
untuk memaparkan argumen telah selesai.
4) Pada menit kelima lewat 20 (dua puluh) detik, Chairperson akan
menghentikan penyampaian argumen pembicara.
c. Pembicara Penutup/Kesimpulan diberikan waktu 2 (dua) menit, dengan
ketentuan adalah sebagai berikut:
1) Pada menit pertama, Timekeeper akan memberikan kode kepada
pembicara dengan cara pengangkatan bendera kuning.
2) Pada menit kedua, Timekeeper akan memberikan kode kepada
pembicara dengan cara pengangkatan bendera merah.
3) Jika pembicara masih tetap memaparkan argumennya sementara
waktu yang diberikan telah habis, maka Chairperson akan
menghentikan penyampaian argumen pembicara.
Bagian Kedua
Babak Semi Final
Pasal 15
1. Peserta diberikan waktu 10 (sepuluh) menit untuk melakukan penyusunan
argumen (case building) setelah dinyatakan mulai oleh time keeper.
2. Penyusunan argumen hanya boleh dilakukan oleh peserta.
3. Pada saat penyusunan argumen dan pertandingan tidak diperkenankan
menggunakan alat elektronik.
4. Jangka waktu yang dimiliki pembicara dalam menyampaikan argumennya
adalah sebagai berikut:
a. Pembicara pertama diberikan waktu 5 (lima) menit dan toleransi waktu 20
(dua puluh) detik, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pada menit keempat, Timekeeper akan memberi kode berupa
pengangkatan bendera kuning.
2) Pada menit kelima, Timekeeper akan memberikan kode berupa
pengangkatan bendera merah untuk menandakan bahwa waktu
untuk memaparkan argumen telah selesai.
3) Pada menit kelima lewat 20 (dua puluh) detik, Chairperson akan
menghentikan penyampaian argumen pembicara.
b. Pembicara kedua dan ketiga diberikan waktu 7 (tujuh) menit dan
toleransi waktu 20 (dua puluh) detik , dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Pada menit pertama, Timekeeper akan memberikan kode berupa
pengangkatan bendera hijau untuk menandakan bahwa interupsi telah
dapat dilakukan.
2) Pada menit keenam, Timekeeper akan memberikan kode berupa
pengangkatan bendera kuning untuk menandakan bahwa interupsi
sudah tidak dapat dilakukan.
3) Pada menit ketujuh, Timekeeper akan memberikan kode berupa
penganngkatan bendera merah untuk menandakan bahwa waktu
untuk memaparkan argumen telah selesai.
4) Pada menit ketujuh lewat 20 (dua puluh) detik, Chairperson akan
menghentikan penyampaian argumen pembicara.
c. Pembicara Penutup/Kesimpulan diberikan waktu 3 (tiga) menit,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pada menit kedua, Timekeeper akan memberikan kode kepada
pembicara dengan cara pengangkatan bendera kuning.
2) Pada menit ketiga, Timekeeper akan memberikan kode kepada
pembicara dengan cara pengangkatan bendera merah dan jika
pembicara masih tetap memaparkan argumennya sementara waktu
yang diberikan telah habi s, maka Chairperson akan menghentikan
penyampaian argumen pembicara
Bagian Ketiga
Babak Final
Pasal 16
BAB VIII
INTERUPSI
Pasal 17
1. Pada saat Babak Penyisihan, peserta diperkenankan menyampaikan
interupsi di antara menit pertama hingga menit keempat ketika pembicara
kedua dan ketiga sedang memaparkan argumennya.
2. Interupsi pada Babak Penyisihan hanya dapat dilakukan sebanyak 2 (dua)
kali setelah diizinkan oleh pembicara yang sedang memaparkan
argumennya.
3. Pada saat babak semi final dan babak Grand Final peserta diperkenankan
menyampaikan interupsi diantara menit pertama hingga menit keenam
ketika pembicara kedua dan ketiga sedang memaprkan argumennya.
4. Interupsi pada babak semi final dan babak grand final hanya dapat
dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali setelah diizinkan oleh pembicara yang
sedang memaparkan argumennya.
5. Interupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (3) dilarang
dilakukan saat pembicara pertama dan pembicara penutup sedang
melakukan pemaparan argumennya.
6. Waktu maksimal untuk menyampaikan interupsi adalah 20 (dua puluh)
detik.
7. Jika pembicara masih tetap memaparkan argumennya sementara waktu
yang diberikan telah habis, maka Chairperson/moderator akan
menghentikan penyampaian argumen pembicara.
Pasal 18
1. Permohonan untuk interupsi wajib dilakukan dengan cara mengangkat
tangan.
2. Interupsi hanya dapat dilakukan atas izin pembicara yang sedang
memaparkan argumennya.
3. Setelah diberikan izin oleh pembicara yang sedang memaparkan
argumennya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), interupsi dilakukan
sambil berdiri.
4. Interupsi hanya boleh dijawab oleh pembicara yang sedang memaparkan
argumennya.
5. Pelanggaran terhadap ketentuan ayat (1), (2), (3), dan (4) akan menyebab
kan pengurangan nilai oleh Dewan Juri dengan rekomendasi panitia.
BAB IX
PENJURIAN
Pasal 19
Dewan Juri terdiri dari minimal 3 (tiga) orang pada tiap babak pertandingan.
Pasal 20
1. Semua perdebatan dalam kompetisi ini akan dinilai dan diputuskan oleh Dewan
Juri.
2. Putusan Dewan Juri bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.
Pasal 21
Penjurian akan dilakukan dengan berdasarkan 3 (tiga) aspek, yaitu materi (matter),
sikap (manner), dan metode (method), yang masing-masing komposisinya untuk
pembicara pertama, kedua, dan ketiga secara berurut adalah 50 poin, 30 poin, 20
poin. Dan komposisi untuk pembicara kesimpulan secara berurut adalah 25 poin, 15
poin, dan 10 poin.
Pasal 22
1. Dewan Juri memiliki waktu 10 (sepuluh) menit untuk memusyawarahkan hasil
tiap pertandingan debat.
2. Selama Dewan Juri bermusyawarah, peserta dipersilahkan menunggu di luar
ruangan pertandingan.
3. Dewan Juri akan memberikan evaluasi verbal selama maksimal 25 (dua puluh
lima) menit setelah bermusyawarah pada sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dan (2).
4. Evaluasi verbal sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) hanya diberikan pada
Babak Final.
BAB X
MOSI
Pasal 23
1. Daftar mosi untuk semua babak akan diberikan pada tanggal 27 Februari 2019
paling lambat pukul 23.59 di website resmi PADJAJARAN LAW FAIR XI.
2. Mosi yang telah ditentukan bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.
BAB XI
KETENTUAN TEKNIS
Pasal 24
1. Setiap peserta, pendukung, dan pembimbing dilarang menggunakan
almamater universitas dan/atau atribut lain yang dapat menunjukan identitas
universitas selama rangkaian kompetisi berlangsung.
2. Setiap peserta, pendukung, dan pembimbing dilarang membuka identitas asal
Universitas selama rangkaian kompetisi berlangsung.
3. Setiap peserta menggunakan pakaian formal yang sopan dan rapi. Pelanggaran
terhadap ketentuan ayat (1), (2), dan (3) akan menyebabkan pengurangan nilai
oleh Dewan Juri dengan rekomendasi panitia
Pasal 25
1. Setiap peserta wajib hadir 1 (satu) jam sebelum pertandingan dimulai yang
dibuktikan dengan cara mengisi daftar hadir.
2. Apabila tidak dapat memenuhi ketentuan ayat (1) maka minimal 1 (satu) jam
sebelum waktu pertandingan wajib memberitahukan perihal tersebut
kepada panitia.
Pasal 26
Peserta yang tidak hadir hingga waktu penyusunan argumen selesai akan
memperoleh nilai Victory Point 0 (nol).
Pasal 27
Setiap peserta harus memberitahukan urutan pembicara dalam memaparkan
argumen kepada
BAB XII
TATA TERTIB PERTANDINGAN
Pasal 28
1. Setiap peserta, pendukung, dan pembimbing dilarang melakukan serangan
secara pribadi terhadap peserta lainya selama pertandingan.
2. Setiap peserta dilarang menggunakan bahasa yang tidak sopan, tidak senonoh
dan/atau menyinggung SARA.
3. Setiap peserta, pendukung, dan pembimbing dilarang melakukan tindakan
yang dapat mengganggu konsentrasi peserta lain selamap pertandingan.
4. Pelanggaran terhadap ayat (1), (2), (3), akan menyebabkan pengurangan nilai
oleh Dewan Juri dengan rekomendasi panitia.
5. Anggota tim pembicara dapat memberikan tanda kepada pembicara yang
sedang memaparkan argumen sepanjang tanda tersebut tidak menggangu
jalannya perdebatan.
BAB XIII
OFFICIAL, PENDUKUNG, DAN DOSEN PEMBIMBING
Pasal 29
1. Official, pendukung, dan dosen pembimbing dilarang menggunakan
almamater universitas dan/atau atribut lain yang dapat menunjukan identitas
universitas mereka selama rangkaian kompetisi berlangsung.
2. Official, pendukung, dan dosen pembimbing dilarang menggangu jalannya
pertandingan.
3. Official, pendukung, dan dosen pembimbing dilarang keluar masuk ruangan
kompetisi selama pembicara memaparkan argumennya.
4. Official, pendukung, dan dosen pembimbing dapat masuk ke dalam ruangan
setelah dipersilahkan oleh panitia.
5. Official, pendukung, dan dosen pembimbing diperkenankan untuk merekam
atau mengambil gambar di dalam ruangan saat pertandingan tanpa
menggunakan blitz dan suara kamera.
6. Official, pendukung, dan dosen pembimbing yang melanggar ketentuan
yang tercantum dalam ayat (1), (2), (3), (4), (5) akan diberikan peringatan oleh
Panitia Keamanan PADJADJARAN LAW FAIR XI.
7. Official, pendukung, dan dosen pembimbing yang telah diberi peringatan
namun masih melanggar ketentuan yang tercantum dalam ayat (1), (2), (3),
(4), (5) akan dikeluarkan dari ruangan kompetisi oleh Panitia Keamanan
PADJADJARAN LAW FAIR XI.
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 30
Ketentuan lain yang belum diatur di dalam peraturan ini akan ditetapkan kemudian
oleh panitia.
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Peraturan ini berlaku dan mengikat seluruh peserta sejak ditandatanganinya formulir
pendaftaran.
Data pribadi :
1) Ketua delegasi
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIM :
Nomor telepon :
Email :
Ketua delegasi
………………………
2) Anggota delegasi
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIM :
Nomor telepon :
Email :
Anggota delegasi
……………………….…
3) Anggota delegasi
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIM :
Nomor telepon :
Email :
Anggota delegasi
…………….…..………
4) Official/pendamping delegasi
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIM/NIP :
Nomor telepon :
Email :
Official/pendamping delegasi
…………………………………..
SURAT KETERANGAN DELEGASI
KOMPETISI DEBAT HUKUM UNIVERSITAS TINGKAT NASIONAL
PADJADJARAN LAW FAIR XI
Dengan ini kami menyatakan bahwa nama-nama yang tercantum di bawah ini adalah benar
merupakan delegasi dari Fakultas Hukum …………………………………….……………………….......... (nama
perguruan tinggi) yang akan mengikuti “KOMPETISI DEBAT HUKUM UNIVERSITAS TINGKAT
NASIONAL PADJADJARAN LAW FAIR XI” oleh Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran.
2. Anggota Delegasi
3. Anggota Delegasi
4. Official/Pendamping
Delegasi
Menyetujui,
Nama :
NIM :
Status :
Alamat :
Nomor telepon :
Tempat, tanggal
Ketua delegasi
(…………………………)
LAMPIRAN III
KOMPETISI CONSTITUTIONAL DRAFTING
TINGKAT NASIONAL
KOMPETISI CONSTITUTIONAL DRAFTING TINGKAT NASIONAL
PADJADJARAN LAW FAIR XI
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN
Jadwal Kegiatan
Tanggal Kegiatan
7 Januari 2019 Pembukaan pendaftaran dan Penyebaran kasus
posisi (terlampir di Proposal Delegasi)
7 Februari 2019 Penutupan pendaftaran dan batas akhir
pembayaran biaya pendaftaran
25 Februari 2019 Pengumpulan berkas penyisihan (paling lambat)
15 Maret 2019 Pengumuman 5 (lima) finalis Constitutional Drafting
16 – 20 Maret 2019 Konfirmasi keikutsertaan delegasi ke babak final
Constitutional Drafting dan batas akhir
pembayaran biaya akomodasi
29 Maret 2019 Technical meeting
30 Maret 2019 Babak final
31 Maret 2019 Pengumuman juara
PENJELASAN KEGIATAN KOMPETISI CONSTITUTIONAL DRAFTING TINGKAT NASIONAL
PADJADJARAN LAW FAIR XI
A. Pendahuluan
Kompetisi Constitutional Drafting diikuti oleh maksimal 20 (dua puluh) tim
dari Fakultas Hukum Universitas se-Indonesia. Adapun tujuan dari kegiatan ini
yaitu:
1. Melahirkan gagasan-gagasan baru yang berguna bagi perkembangan
bangsa, negara, dan masyarakat kedepan.
2. Menumbuhkan kesadaran berkonstitusi serta memberikan pendidikan
hukum kepada masyarakat khususnya terkait dengan cara perubahan
konstitusi negara.
3. Membentuk mahasiswa yang selalu berpikir sistematis, kritis terhadap
permasalahan disekitar, dan tanggap terhadap perubahan sosial
masyarakat.
4. Mempersiapkan calon sarjana hukum yang paham konstitusi dan teknik
perancangan konstitusi
5. Mempererat silaturahmi antara mahasiswa Fakultas Hukum dari berbagai
universitas dari seluruh penjuru Indonesia.
B. Aturan Umum
1. Setiap perguruan tinggi hanya diperbolehkan mengirimkan maksimal 2
(dua) tim untuk berkompetisi.
2. Setiap tim beranggotakan 5 (lima) orang, yang terdiri dari:
a. 1 (satu) orang ketua delegasi
b. 4 (empat) orang anggota delegasi
3. Setiap anggota delegasi yang dikirimkan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan yang diatur lebih lanjut dalam sub C (read: C. Peserta)
4. Setiap tim wajib didampingi oleh 1 (satu) orang official.
5. Setiap tim dapat didampingi oleh 1 (satu) orang dosen pembimbing.
C. Peserta
1. Peserta adalah mahasiswa/i aktif Fakultas Hukum seluruh perguruan tinggi
negeri/swasta se-Indonesia yang telah terdaftar untuk mengikuti kompetisi
Constitutional Drafting.
2. Setiap peserta berstatus sebagai mahasiswa/I tingkat sarjana (S1) di
perguruan tinggi yang bersangkutan.
3. Kuota dan jumlah maksimal yang dapat mengikuti kompertisi Constitutional
Drafting adalah 20 (dua puluh) tim.
D. Sistematika Pertandingan
1. Kompetisi terdiri dari 2 (dua) babak, yaitu babak penyisihan dan babak
final.
2. Babak penyisihan diikuti oleh seluruh tim dengan mengirimkan berkas
kompetisi berupa Naskah Akademik Rancangan Perubahan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang sesuai dengan
kasus posisi yang telah ditentukan.
3. 5 (lima) tim terbaik berhak maju ke babak selanjutnya, yaitu babak final,
dimana setiap tim akan tampil mempresentasikan berkas yang telah lolos
pada babak penyeleksian berkas.
4. Dalam tahap presentasi, setiap tim akan saling mempertahankan
argumennya terkait gagasan-gagasan perubahan Undang-Undang
Dasar.
5. Pada proses presentasi ini, peserta akan kembali dinilai oleh para juri yang
terdiri atas dosen-dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, akademisi
dan praktisi hukum terkemuka di Indonesia serta perangkat MPR RI.
6. Tim yang menjadi juara dalam Constitutional Drafting didasarkan kepada
akumulasi nilai berkas dan nilai presentasi.
7. Ketentuan teknis akan dikirimkan kepada delegasi bersamaan dengan
Kasus Posisi pada hari 7 Januari 2019.
E. Kasus Posisi
Kasus posisi dalam kompetisi ini akan dilampirkan bersamaan dengan
proposal delegasi delegasi pada 7 Januari 2019.
F. Hadiah
a. Juara I:
1) Uang Tunai senilai senilai Rp. 10.000.000,-
2) Piala Tetap Juara I
3) Serifikat Pemenang
b. Juara II:
1) Uang Tunai senilai Rp. 7.500.000,-
2) Piala Tetap Juara II
3) Sertifikat Pemenang
c. Berkas Terbaik
1) Uang Tunai senilai Rp 2.500.000,-
2) Sertifikat
G. Jadwal Kegiatan
Senin, 7 Januari 2019 : Pengumuman kasus posisi
Senin, 25 Februari 2019 : Pengumpulan berkas
(paling lambat)
Jumat, 15 Maret 2019 : Pengumuman 5 (lima) tim
terbaik
Sabtu – Rabu, 16 – 20 Maret 2019 : Konfirmasi keikutsertaan
H. Pendaftaran
1. Pendaftaran dibuka pada tanggal 7 Januari 2019 sampai dengan 7
Februari 2019.
2. Sebelum melakukan pendaftaran, calon peserta wajib mengkonfirmasi
ketersediaan kuota peserta ke panitia atas nama Agnia Rahmah melalui
nomor telepon 081280036255 (id line: Agnia02).
3. Setiap peserta wajib membayar biaya pendaftaran berkas sebesar Rp.
800.000,- (delapan ratus ribu rupiah) yang dibayarkan melalui rekening
Bank BNI dengan nomor rekening: 9882340540303032 atas nama
Padjadjaran Law Fair Ke-11 (PLF XI) paling lambat tanggal 7 Februari 2019
pukul 23.59 WIB.
4. Pembayaran wajib dilakukan dengan cara transfer manual melalui teller,
yang dibuktikan dengan slip bukti transfer. Tidak diperbolehkan melakukan
pembayaran menggunakan Automatic Teller Machine (ATM) maupun
mobile banking (m-banking).
5. Peserta yang telah membayar biaya pendaftaran, segera melakukan
konfirmasi melalui telepon ke nomor 081280036255 atas nama Agnia
Rahmah.
6. Setiap peserta wajib mengirimkan berkas administrasi sebagai berikut:
1) Scan bukti pembayaran pendaftaran dari bank.
2) Scan formulir pendaftaran yang telah diisi.
3) Scan Surat Pernyataan Pendaftaran yang telah diisi.
4) Scan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dari perguruan tinggi yang
bersangkutan dan masih berlaku pada saat pendaftaran untuk peserta
kompetisi.
5) Scan surat keterangan delegasi yang telah disetujui dan disahkan pihak
Fakultas Hukum Perguruan Tinggi yang bersangkutan dan memakai kop
surat asli dari fakultas.
6) Scan surat keterangan official yang telah disetujui dan disahkan oleh
pihak Fakultas Hukum Pergururuan Tinggi yang bersangkutan dan
memakai kop surat asli dari fakultas.
7) Scan surat keterangan dosen pembimbing yang telah disetujui dan
disahkan oleh pihak Fakultas Hukum Pergururuan Tinggi yang
bersangkutan dan memakai kop surat asli dari fakultas (jika ada).
7. Berkas administrasi berupa formulir pendaftaran kompetisi akan dikirimkan
melalui e-mail pada hari Senin, 7 Januari 2019.
8. Pengiriman berkas penyisihan paling lambat dikirimkan pada tanggal 25
Februari 2019 ke alamat Sekretariat Padjadjaran Law Fair XI, Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung Sumedang KM.21,
Hegarmanah, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45363.
9. Pengiriman berkas administrasi sebagaimana dimaksud pada butir 6
diatas, paling lambat dikirimkan pada 7 Februari 2019 pukul 23:59 WIB ke
alamat e-mail: kompetisiplfxi@gmail.com
10. Apabila berkas kompetisi dan berkas administrasi sebagaimana dimaksud
angka 7 dan 8 telah dikirim, setiap tim wajib untuk melakukan konfirmasi ke
nomor 081280036255 atas nama Agnia Rahmah
Tim yang telah membayar biaya pendaftaran, akan tetapi kemudian
mengundurkan diri, maka biaya pendaftaran tidak dapat dikembalikan.
I. Lain-Lain
1. Apabila terjadi perubahan pada butir-butir di atas, akan dikonfirmasikan
lebih lanjut oleh Panitia Padjadjaran Law Fair XI
2. Informasi terkait Padajajaran law Fair XI dapat dilihat di
www.padjadjaranlawfair.com, @PLF_Unpad (Twitter), dan @plfunpad
(Instagram).
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
KELAYAKAN
Pasal 2
(1) Delegasi yang layak untuk mengikuti Kompetisi ini adalah delegasi
yang terdiri dari 5 (lima) orang peserta dan memenuhi kriteria
peserta sebagaimana dalam Pasal 1 angka 3.
(2) Apabila ada salah satu anggota tim Delegasi yang mengundurkan
diri dari Kompetisi atau tidak dapat hadir pada Babak Final karena
berbagai alasan, Delegasi yang bersangkutan dianggap tidak
layak mengikuti Kompetisi ini.
BAB III
BABAK PENYISIHAN
Pasal 3
BAB IV
BABAK FINAL
Pasal 5
BAB V
PERLENGKAPAN
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
BAB VIII
KRITERIA PENILAIAN
Pasal 9
(1) Komponen penilaian terdiri atas 60% (enam pulus per seratus) pada
berkas penyisihan dan 40% (empat puluh per serratus) pada babak
final presentasi berkas Kompetisi.
(2) Nilai akhir yang digunakan untuk penentuan pemenang adalah
akumulasi dari nilai berkas dan nilai presentasi berkas.
BAB IX
TANDA
Pasal 10
Pasal 11
BAB XI
PENUTUP
Pasal 12
Ketentuan lainnya yang belum terdapat dalam peraturan ini akan
ditetapkan kemudian oleh Panitia sebagai satu kesatuan dengan peraturan
ini
Pasal 13
Peraturan ini berlaku dan mengikat seluruh peserta Kompetisi sejak
ditandatanganinya Surat Pernyataan Pendaftaran
Pasal 27 Ayat (1) UUD NRI 1945 menyatakan bahwa “segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Pada
praktiknya, berbagai persoalan HAM dalam kontestasi demokrasi justru nampak dari
adanya pembatasan derivasi dari hak-hak dasar warga negara untuk turut serta
dalam pemerintahan. Keadaan demikian tentu tak terlepas dari pemikiran No Law
Without Exception. Adagium ini menunjukkan bahwa dalam proses penegakannya
hukum terkadang harus memberikan pengecualian terhadap beberapa hal.
Tujuannya adalah justru untuk melindungi hak-hak kaum minoritas agar tercipta
keadilan itu sendiri.
Hak untuk memilih yang dibatasi dalam undang-undang sering dipertanyakan
konstitusionalitasnya. pembatasan hak memilih mulai dipertanyakan dengan
munculnya gagasan untuk dikembalikannya hak memilih bagi kalangan TNI/Polri.
Pencabutan hak memilih bagi anggota TNI/Polri didasari kekhawatiran akan adanya
kendali pemimpin untuk menentukan hak memilihnya. Dilain sisi, pelaksanaan hak
memilih dengan sistem noken di Papua, dimana pemilihan konsensus didasarkan atas
keputusan bersama dan diwakilkan oleh kepala suku, justru dibenarkan dengan
lahirnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 47-81/PHPU.A-VII/2009, pemilihan
dengan sistem ini seringkali berujung pada perselisihan hasil pemilihan umum
Pasal 18B Ayat (2) telah menegaskan bahwa “Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam
undang-undang”. Melalui ketentuan ini, Indonesia berkomitmen dengan jaminan
untuk menghargai hak-hak tradisional masyarakat hukum adat sebagai kearifan lokal
yang harus dijaga.
Persoalan yang muncul kemudian adalah batas jaminan yang diberikan kepada
masyarakat adat untuk melaksanakan hak tradisionalnya. Apakah ketentuan
pelaksanaan pemerintah daerah pada pasal 18B Ayat (2) UUD NRI 1945, dapat
menjadi sebuah pembatasan akan asas-asas pemilu sesuai dengan Pasal sesuai
Pasal 22E ayat 1 UUD 1945, yakni langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil?
Begitupun dengan hak untuk dipilih pada daerah otonomi khusus Papua Barat yang
menghendaki calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang harus berasal dari
putra daerah. Pembatasan ini tentu membatasi hak dasar warga negara lainnya
untuk menjadi pemimpin dari daerah Papua Barat.
Begitu pula halnya dengan hak untuk dapat dipilih yang seringkali menjadi
argumentasi mendasar, untuk menentang legislasi terkait pemilu yang berlaku.
Seperti halnya anggota DPD yang tidak boleh dari anggota partai politik dan
anggota DPR yang hanya dari anggota partai politik, pemilihan calon presiden dan
wakil presiden hanya dari partai politik, dinilai tak lagi relevan dan berkeadilan.
Kebijakan presidential threshold serta parliamentary threshold pun juga menjadi
topik perdebatan yang ramai. Kebijakan yang diperkuat melalui putusan MK Nomor
70/PUU-XV/2017 ini, dikhawatirkan akan membuat pemilu semakin pragmatis dan
mengancam pelaksanaan pemilu yang demokratis yang menekankan kebebasan
dan keadilan. Kebijakan presidential threshold telah membatasi orang yang ingin
mencalonkan diri serta terbatasnya hak masyarakat untuk memilih. Begitupun
parliamentary threshold atau ambang batas parlementer yang dapat membatasi
kesempatan partai politik untuk maju dan merepresentasikan masyarakat. Namun, di
sisi lain dengan terlalu heterogennya suatu parlementer pun dapat menjadi suatu
ancaman yang tidak efektif bagi anggota parlemen dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya.
Berkaitan dengan hasil pemilihan rakyat, partisipasi perempuan dalam berpolitik
menunjukkan angka yang sangat rendah. Padahal, peran perempuan menjadi
sangat penting dalam hal pembahasan beberapa kebijakan yang sarat dengan
perempuan, untuk menghindarkan adanya diskriminasi gender. karenanya,
diperlukan sebuah bentuk intervensi dari negara demi terwujudnya tatanan yang
lebih adil dan terjaminnya setiap orang untuk berpartisipasi dalam kehidupan
bersama. Affirmative action sebagai salah satu bentuk “fast track policies”
merupakan upaya untuk menjamin kaum perempuan terlibat dalam proses politik
dan pengambilan keputusan.
Menanggulangi hal tersebut, Affirmative Action dianggap sebagai jawaban
atas ketidaksetaraan yang diakibatkan oleh struktur patriarki sosial dan merupakan
suatu kebijakan yang dapat menjawab pemenuhan hak untuk mendapatkan
keadilan. Karenanya, lahirlah Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 dimana
partisipasi perempuan minimal 30% dari DPR dan DPRD. di beberapa negara seperti
halnya Afrika Selatan, kebijakan ini bahkan menjadi hak konstitusional bagi
perempuan.
Di sisi lain Affirmative Action mengancam kesempatan demokratif, seleksi
masyarakat yang demokratis untuk dapat menentukan kandidat terbaik. Sehingga
hal tersebut melanggar meritokrasi yang merupakan sebuah sistem yang
menekankan kepada kepantasan seseorang dalam menduduki posisi atau jabatan
tertentu dalam sebuah orgnasisasi. Meningkatkan partisipasi perempuan belum tentu
menjamin tingginya skill yang dimiliki perempuan, hal tersebut akan menjadi
merugikan jika partisipasi perempuan banyak tetapi dianggap tidak pantas yang
hanya akan menimbulkan kerugian dalam pemerintahan. Padahal setiap orang
berhak untuk menepati suatu posisi dengan kepantasan yang dimiliki.
Hal serupa nampak dengan rendahnya partisipasi kelompok marjinal
penyandang disabilitas dalam berpolitik. Pemerintah melalui Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, telah mendorong hak para
penyandang disabilitas untuk mendapat kesempatan kerja yang sama, dengan
kebijakan bahwa pengusaha harus mempekerjakan sekurang-kurangnya 1 (satu)
orang penyandang disabilitas yang memenuhi persyaratan jabatan dan kualifikasi
pekerjaan pada perusahaannya untuk setiap 100 (seratus) orang pekerja pada
perusahaanya. Namun, dorongan ini belum nampak dalam hal berpolitik. Padahal
layaknya perempuan, para penyandang disabilitas juga memiliki kedudukan yang
penting dalam pembuatan kebijakan.
Berkaitan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, batasan yang diberikan Pasal 6
UUD NRI 1945 hanyalah seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan
tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak
pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Pembatasan mendasar seperti halnya usia, justru hanya diatur melalui undang-
undang. Padahal saat pembahasan rancangan UUD NRI 1945 oleh BPUPKI, hal ini
sempat diusulkan untuk dimuat dalam UUD NRI 1945. Saat ini, usia calon Presiden dan
Wakil Presiden dalam Undang-Undang adalah minimal 40 tahun tanpa batas usia
maksimal.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan The Lancet, angka harapan hidup orang
Indonesia berada pada kisaran angka 70 tahunan. Angka ini tentu bukan hanya
persoalan umur panjang, tetapi juga meliputi kesehatan dan produktivitas seseorang.
Dalam hal Indonesia, kisaran produktivitas ini tak diindahkan. Terbukti dengan
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang menyentuh angka 75 tahun saat
pencalonannya.
Berdasarkan persoalan mengenai hak asasi manusia dalam kontestasi demokrasi
yang terjadi di Indonesia tersebut, amandemen UUD NRI 1945 diharapkan dapat
menjadi mengarahkan pada perbaikan kehidupan konstitusional yang
mencerminkan demokrasi berkeadilan.
PUSTAKA ACUAN
Nama penulis (tidak dibalik dan tanpa gelar), Judul buku (cetak miring),
kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit, halaman.
Contoh:
John Bell (et.al), Principles of French Law, Oxford: Oxford University Press,
2008, hlm. 23. Susi Dwi Harijanti (eds), Negara Hukum Yang Berkeadilan:
Kumpulan Pemikiran dalam Rangka Purnabakti Prof. Dr. H. Bagir Manan,
S.H., M.CL., Bandung: Rosda dan PSKN-HTN FH Unpad, 2011, hlm. 77.
b. Article/Part of Book:
Nama penulis (tanpa tidak dibalik dan tanpa gelar, "judul tulisan" (cetak
tegak diberi tanda kutip pembuka dan penutup), dalam: nama penulis
penyunting (ed), judul buku (cetak miring), tempat terbit: nama penerbit,
tahun terbit, halaman yang dikutip.
Contoh:
c. Journal Citation:
Nama penulis (tanpa tidak dibalik dan tanpa gelar, "judul tulisan" (cetak
tegak diberi tanda kutip pembuka dan penutup), nama jurnal, volume,
nomor, tahun, halaman yang dikutip.
contoh:
Jessica Howard, “Invoking State Responsibility for Aiding the Commission of
International Crimes-Australia, the United States and the Question of East
Timor”, Melbourne Journal of International Law, Volume 2, Issue 1, 2001, hlm.
34.
Jurnal Elektronik:
Nama penulis (tidak dibalik dan tanpa gelar, "judul tulisan" (cetak tegak
diberi tanda kutip pembuka dan penutup), nama jurnal, volume, nomor,
tahun, halaman yang dikutip, website jurnal.
Contoh:
Nama penulis (tanpa gelar dan tidak dibalik), “judul artikel” (dalam tanda
kutip), nama seminar (cetak miring), tempat, waktu, halaman yang dikutip.
Contoh:
Nama penulis (tidak dibalik dan tanpa gelar), “judul tulisan” (cetak tegak
diberi tanda pembuka dan penutup), tahun penerbitan/artikel, alamat
website dengan menggunakan kurung penutup dan pembuka, waktu
download.
Contoh:
Simon Butt, “Islam, The State and the Constitutional Court in Indonesia”,
http://papers.ssrn.com/sol3/papers/cfm?abstract_id=1650432,
diakses pada 28 Juli 2013.
f. Peraturan Perundang-Undangan
Contoh:
Pasal 43 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
Contoh:
Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi, Bandung: Alumni, 2003, hlm. 15.
John Bell (et.al.), Principles of French Law, Oxford: Oxford University Press,
2008, hlm. 23
Ibid.
D. Daftar pustaka ditulis dengan sistematika yang sama dengan footnote, tetapi
tidak mencantumkan halaman dan ditulis sesuai dengan urutan alphabetis.
FORMULIR PENDAFTARAN
KOMPETISI CONSTITUTIONAL DRAFTING TINGKAT NASIONAL
PADJADJARAN LAW FAIR XI
Data pribadi :
1) Ketua delegasi
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIM :
Nomor telepon :
Email :
Ketua delegasi
………………………
2) Anggota delegasi
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIM :
Nomor telepon :
Email :
Anggota delegasi
……………………..……
3) Anggota delegasi
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIM :
Nomor telepon :
Email :
Anggota delegasi
…………………………
4) Anggota delegasi
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIM :
Nomor telepon :
Email :
Anggota delegasi
…………………………
5) Anggota delegasi
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIM :
Nomor telepon :
Email :
Anggota delegasi
…………………………
6) Official/Pendamping delegasi
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIM :
Nomor telepon :
Email :
Pendamping delegasi
…………………………
SURAT KETERANGAN DELEGASI
KOMPETISI CONSTITUTIONAL DRAFTING TINGKAT NASIONAL
PADJADJARAN LAW FAIR XI
Dengan ini kami menyatakan bahwa nama-nama yang tercantum di bawah ini adalah benar
merupakan delegasi dari Fakultas Hukum …………………………………….……………………….......... (nama
perguruan tinggi) yang akan mengikuti “KOMPETISI CONSTITUTIONAL DRAFTING TINGKAT
NASIONAL PADJADJARAN LAW FAIR XI” oleh Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran.
NO. NAMA NOMOR INDUK MAHASISWA STATUS DALAM KOMPETISI
1. Ketua Delegasi
2. Anggota Delegasi
3. Anggota Delegasi
4. Anggota Delegasi
5. Anggota Delegasi
6. Official/Pendamping
Delegasi
Menyetujui,
Nama :
NIM :
Status :
Alamat :
Nomor telepon :
Tempat, tanggal
Ketua delegasi
(…………………………)
Lampiran
LAMPIRAN IV
KOMPETISI UNDERGRADUATE WORKSHOP
TINGKAT NASIONAL
KOMPETISI UNDERGRADUATE WORKSHOP TINGKAT NASIONAL
PADJADJARAN LAW FAIR XI
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN
Jadwal Kegiatan
Tanggal Kegiatan
7 Januari 2019 Pembukaan pendaftaran
7 Maret 2019 Penutupan pendaftaran dan pengumpulan Abstrak
14 Maret 2019 Pengumuman hasil seleksi abstrak
21 Maret 2019 Pengumpulan softcopy proyek penelitian
A. Pendahuluan
I. Pre-Event (Penulisan Deskripsi Proyek Penelitian/ Abstrak/ Description of
Research Project).
Penulisan Deskripsi Proyek Penelitian adalah bagian pendahuluan dalam
suatu penulisan hukum dengan sistematika yang telah ditentukan merupakan
kegiatan pre-event Undergraduate Workshop Padjadjaran Law Fair XI untuk
menginspirasi para calon peserta dalam melakukan persiapan pertama
mengenai proyek penelitian yang akan dibuat oleh masing-masing peserta,
sehingga baik pembicara maupun para calon delegasi telah memiliki
pemahaman tentang materi yang akan dibahas saat dilaksanakannya
kegiatan tersebut. Proyek penelitian dapat diikuti oleh semua program
kekhususan, selama dalam lingkup hukum publik, dan tidak terbatas pada
tema. Proyek penelitian yang menang akan diunggah ke website untuk
dipublikasikan. Keputusan penyeleksi tidak dapat diganggu gugat.
II. Event
a. Seminar
Seminar merupakan acara pelatihan bersama sebagai rangkaian kegiatan
dalam Undergraduate Workshop Padjadjaran Law Fair XI. Pelatihan bersama
ini akan dilaksanakan dihari kedua kegiatan yang akan membahas mengenai
tata cara penulisan hukum yang baik dan benar. Pelatihan ini tidak bersifat
satu arah, yang berarti setiap peserta pun dapat bertanya langsung kepada
pemateri. Nama pemateri akan diumumkan melalui website
www.padjadjaranlawfair.com.
b. Private Coach Clinic
Private Coach Clinic merupakan pelatihan yang bersifat personal antara para
peserta yang akan bertemu dan berinteraksi dengan Dosen/ Ahli Hukum/ Guru
Besar di bidang yang sesuai dengan Proyek Penelitian / Abstrak masing-
masing peserta. Dalam sesi ini para peserta akan terlebih dahulu
mempresentasikan latar belakang masalah dari abstrak yang telah dibuat
dan akan dilanjutkan dengan pembagian rekomendasi – rekomendasi terkait
tugas akhir atau tulisan yang akan dibuat oleh para pembicara/narasumber.
c. Pleno
Pleno merupakan kegiatan bagi 3 (tiga) peserta yang terpilih sebagai peserta
terbaik di hari kedua, akan mempresentasikan kembali proyek penelitiannya
dihari ketiga dihadapan umum. Dan bagi peserta lainnya, diperbolehkan
untuk menyaksikan tiga peserta terbaik yang mempresentasikan kembali
proyek penelitiannya. Kemudian, di akhiri dengan penutupan acara dan
pengumuman pemenang.
B. Aturan Umum
1. Ketentuan Umum Penulisan Proyek Penelitian (Abstrak Tulisan)
a. Abstrak ditulis menggunakan aplikasi pengolahkata Microsoft Word. Untuk
penyerahan akhir, Proyek Penelitian dikirimkan dalam bentuk softcopy;
b. Abstrak ditulis maksimal 300 kata;
c. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia yang sesuai dengan tata bahasa dan
ejaan yang disempurnakan, sederhana, jelas dan mengutamakan istilah yang
mudah dimengerti;
d. Abstrak Penelitian haruslah mendeskripsikan identifikasi masalah yang ada;
e. Abstrak dikirimkan paling lambat pada: 7 Maret 2019.
4. Ketentuan tambahan
Bagi calon peserta yang sudah melewati Tahap Usulan Penelitian di
Universitasnya masing-masing, maka perlu ditambah lembar pengesahan dari
Dosen Pembimbing.
C. Peserta
1. Peserta adalah mahasiswa/i aktif Fakultas Hukum dari seluruh Perguruan Tinggi
Negeri maupun Swasta se-Indonesia yang telah terdaftar untuk mengikuti
kegiatan Undergraduate Workshop;
2. Setiap peserta berstatus sebagai Mahasiswa/i calon sarjana (S1) di Perguruan
Tinggi yang bersangkutan;
3. Peserta yang dapat mengikuti Undergraduate Workshop adalah Mahasiswa/i
minimal semester 5 (lima) dan melakukan penulisan tugas akhir dalam ranah
hukum publik, antara lain:
a. Hukum Tata Negara
b. Hukum Administrasi Negara
c. Hukum Pidana
d. Hukum Internasional
e. Hukum Lingkungan
f. Hukum Ekonomi Publik
g. Hukum Hak Asasi Manusia
h. Bidang Hukum Publik lainnya
D. Hadiah
- Hadiah Juara I : Rp 1.500.000,00
- Piala bergilir
- Serifikat Pemenang
E. Jadwal Kegiatan
7 Maret 2019 pukul 23.59 : Batas akhir pengiriman abstrak dan berkas
WIB (paling lambat) hardcopy administrasi
14 Maret 2019 : Pengumuman hasil seleksi abstrak
16 Maret 2019 : Konfirmasi keikutsertaan Undergraduate
Workshop
21 Maret 2019 : Pengumpulan softcopy Proyek Penelitian
29 s.d 31 Maret 2019 : Undergraduate Workshop
F. Pendaftaran
1. Pendaftaran dibuka pada tanggal 7 Januari 2019 sampai dengan 7
Maret 2019.
2. Sebelum melakukan pendaftaran, calon peserta wajib mengkonfirmasi
ketersediaan kuota peserta ke panitia atas nama Agnia Rahmah melalui
nomor telepon 081280036255 (id Line: Agnia02).
3. Setiap peserta wajib membayar biaya pendaftaran sebesar Rp200.000,-
(dua ratus ribu rupiah) yang dibayarkan melalui rekening Bank BNI
dengan nomor rekening: 9882340540303032 atas nama Padjadjaran
Law Fair Ke-11 (PLF XI) paling lambat tanggal 7 Maret 2019 pukul 23.59
WIB.
4. Pembayaran wajib dilakukan dengan cara transfer manual melalui
teller, yang dibuktikan dengan slip bukti transfer. Tidak diperbolehkan
untuk melakukan pembayaran menggunakan Automatic Teller
Machine (ATM).
5. Peserta yang telah membayar biaya pendaftaran, segera melakukan
konfirmasi ke panitia atas nama Agnia Rahmah melalui nomor telepon
081280036255 (id Line: Agnia02).
6. Pengiriman berkas softcopy administrasi dikirimkan melalui email
kompetisiplfxi@gmail.com selambat-lambatnya pada tanggal 7 Maret
2019
7. Setiap peserta wajib mengirimkan berkas softcopy administrasi sebagai
berikut :
a. Scan bukti pembayaran pendaftaran dari bank.
b. Scan formulir pendaftaran yang telah diisi.
c. Scan surat pernyataan pendaftaran.
d. Scan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dari perguruan tinggi yang
bersangkutan dan masih berlaku pada saat pendaftaran untuk
peserta kompetisi.
e. Scan Surat Keterangan Delegasi yang telah disetujui dan disahkan
oleh pihak Fakultas Hukum Perguruan Tinggi yang bersangkutan
dengan memakai kop surat asli dari fakultas.
f. Scan Surat Keterangan Official yang telah disetujui dan disahkan
oleh pihak Fakultas Hukum Perguruan Tinggi yang bersangkutan dan
memakai kop surat asli dari fakultas.
8. Pengiriman Abstrak dan Berkas Administrasi (softcopy) dikirimkan
selembat-lambatnya pada hari Kamis, 7 Maret 2019 pukul 23.59 WIB ke
email kompetisiplfxi@gmail.com
9. Apabila Abstrak dan Berkas Administrasi sebagaimana dimaksud pada
butir 6 di atas telah dikirim, setiap peserta wajib untuk melakukan
konfirmasi ke nomor: 087700091988 (Amanda Savira Monica) atau
081379575795 (Niki Anane Setyadani).
10. Peserta yang telah membayar biaya pendaftaran, akan tetapi
mengundurkan diri, maka biaya pendaftaran tidak dapat
dikembalikan.
G. Lain-lain
1. Apabila terjadi perubahan pada butir-butir di atas, akan dikonfirmasikan
lebih lanjut oleh Panitia Padjadjaran Law Fair XI.
2. Informasi terkait Padjadjaran Law Fair XI dapat dilihat di :
www.padjadjaranlawfair.com, @PLF_Unpad (Twitter), dan @plfunpad
(Instagram).
PERATURAN UMUM DAN TEKNIS KOMPETISI UNDERGRADUATE WORKSHOP
TINGKAT NASIONAL PADJADJARAN LAW FAIR XI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Undergraduate Workshop (UGW) Padjadjaran Law Fair XI Fakultas Hukum
Universitas Padjadjaran adalah kegiatan yang memadukan unsur pelatihan
dengan kompetisi di dalam bidang hukum dalam penyusunan tugas akhir
antar mahasiswa Fakultas Hukum Perguruan Tinggi di Indonesia yang
diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Padjadjaran, yang selanjutnya disebut dengan UGW.
2. Peserta adalah mahasiswa Fakultas Hukum Strata 1 (S-1) atau sederajat
mahasiswa/i minimal semester lima hingga tingkat akhir yang masih terdaftar
sebagai mahasiswa aktif di Universitas/Perguruan Tinggi baik Negeri maupun
Swasta di Indonesia.
3. Delegasi adalah peserta yang telah memenuhi syarat pendaftaran UGW dan
telah dinyatakan lolos seleksi abstrak.
4. Panitia adalah mahasiswa/i Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran yang
bertindak sebagai penyelenggara UGW.
5. Rangkaian kegiatan UGW terdiri atas Seleksi Abstrak, Pelatihan Penulisan
Hukum, Private Coaching Clinic, Pleno, dan Seminar Publik.
6. Seleksi abstrak adalah suatu bagian dalam rangkaian UGW dimana akan
ditentukan maksimal 20 abstrak yang berhak mengikuti UGW.
7. Pelatihan Penulisan Hukum adalah kegiatan pelatihan mengenai tata
penulisan hukum yang baik dan benar.
8. Private Coaching Clinic adalah suatu babak dimana para delegasi
melakukan presentasi proyek penelitian dan diikuti oleh pelatihan yang
bersifat personal antara delegasi dengan para ahli hukum mengenai substansi
proyek penelitian para delegasi.
9. Pleno adalah babak final dimana 3 (tiga) delegasi yang terpilih sebagai
delegasi dengan nilai tertinggi kembali melakukan presentasi untuk
menentukan delegasi terbaik yang menjadi pemenang.
10. Seminar publik adalah suatu bagian dalam rangkaian UGW yang mana
seminar ini berkaitan dengan tema yang akan diikuti oleh seluruh peserta PLF
XI.
11. Abstrak adalah deskripsi proyek penelitian yang mencerminkan identifikasi
masalah dalam suatu proyek penelitian dan metode penelitian.
12. Proyek Penelitian dalam UGW adalah bagian pendahuluan dalam suatu
penulisan hukum dengan sistematika yang telah ditentukan oleh panitia.
13. Website adalah situs resmi Padjadjaran Law Fair XI dengan nama domain
padjadjaranlawfair.com
14. Technical Meeting adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh panitia
yang bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai teknis pelaksanaan
sistem kompetisi, dan pengundian nomor urut presentasi yang diikuti oleh para
delegasi.
15. Para delegasi wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan UGW.
16. 10 peserta Undergraduate Workshop yang lolos seleksi wajib membuat Proyek
penelitian dan membawa proyek penelitiannya dalam bentuk hard copy
pada saat registrasi.
BAB II
TECHNICAL MEETING
Pasal 2
1. Setiap peserta wajib untuk mengikuti Technical Meeting yang
diselenggarakan oleh panitia sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Peserta yang tidak mengirimkan perwakilan dalam Technical Meeting
dianggap menerima segala hasil Technical Meeting.
3. Urutan peserta yang akan mempresentasikan proyek penelitiannya telah
ditentukan panitia dan diberitahukan pada saat Technical Meeting
BAB III
ABSTRAK
Pasal 3
(1) Abstrak adalah deskripsi proyek penelitian yang mencerminkan identifikasi
masalah dalam suatu proyek penelitian dan metode penelitian.
(2) Seleksi abstrak adalah suatu rangkaian kegiatan UGW untuk menentukan
proyek penelitan yang berhak diikutsertakan dalam UGW.
(3) Melalui seleksi abstrak akan ditentukan maksimal 10 abstrak yang lolos seleksi.
(4) Penulisan abstrak menggunakan aplikasi pengolah kata Microsoft Word. Untuk
penyerahan akhir, Proyek Penelitian dikirimkan dalam bentuk softcopy
(dengan format file pdf);
(5) Penulisan abstrak maksimal 300 kata;
(6) Penulisan abstrak dalam Bahasa Indonesia yang sesuai dengan tata bahasa
dan ejaan yang disempurnakan, sederhana dan jelas;
(7) Abstrak diketik 1 (satu) spasi pada kertas berukuran A4 dengan font 12, Times
New Roman, jarak pengetikan atau margin 4 cm dari samping kiri, 3 cm dari
samping kanan, 3 cm dari batas atas dan 3 cm dari batas bawah.
(8) Judul Abstrak tulisan diketik menggunakan huruf besar (capital) dengan font
style Bold (cetak tebal) tanpa digaris-bawahi.
(9) Nama penulis, Nomor Pokok Mahasiswa, serta nomor induk mahasiswa diketik
tepat di bawah judul abstrak.
(10) Pengumpulan abstrak dalam bentuk softcopy (Format. Pdf) dikirimkan paling
lambat Kamis, 7 Maret 2019 pukul 23.59 WIB
(11) Abstrak dikirimkan melalui email kompetisiplfxi@gmail.com dengan subjek
“UGW PLF XI_Nama Peserta_Nama Universitas”.
(12) Pengumuman hasil seleksi abstrak dilakukan pada hari Kamis, 14 Maret 2019.
BAB IV
PROYEK PENELITIAN
Pasal 4
(1) Setiap delegasi wajib membuat Proyek penelitian dan membawa proyek
penelitiannya dalam bentuk hard copy pada saat registrasi sebanyak 3 (tiga)
rangkap.
(2) Proyek Penelitian dalam UGW adalah bagian pendahuluan dalam suatu
penulisan hukum dengan sistematika yang telah ditentukan oleh panitia.
(3) Prinsip Penulisan Proyek Penelitian:
a. Orisinil, merupakan hasil kreativitas penulis dan belum pernah
dipublikasikan.
b. Ilmiah, merupakan hasil pemikiran ilmiah yang terilhami oleh fakta atau
realitas yang terjadi di sekitar penulis.
c. Objektif, tulisan tidak bersifat emosional atau tidak menonjolkan
permasalahan subjektif.
d. Logis dan sistematis, didasarkan pada penalaran yang logis dan
dirancang sedemikian sistematis agar memudahkan pembaca dalam
memahami struktur dan maksud penulis.
(4) Petunjuk Penulisan/Pengetikan Proyek Penelitian:
a. Pengetikan naskah dilakukan dengan komputer, pengaturan lay-out
sebagai berikut:
Pias (margin) atas: 3 cm di tepi kertas
Pias (margin) kiri: 4 cm di tepi kertas
Pias (margin) bawah: 3 cm di tepi kertas
Pias (margin) kanan: 3 cm di tepi kertas
b. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran
sebagai berikut:
Ukuran font 12 untuk isi naskah;
Ukuran font 10 untuk footnote (catatan kaki);
Ukuran font 16 dan tebal untuk judul
Ukuran font 12 dan tebal untuk nama penulis pada judul;
Ukuran font 14 dan tebal untuk nama lembaga pada judul;
Ukuran font 10 dan tebal untuk tulisan lain pada judul.
c. Spasi (Jarak antar Baris)
Jarak antar baris adalah dua spasi;
Alinea baru diketik menjorok ke dalam (ke kanan) sejauh lima
ketukan dari pias (margin) kiri teks isi naskah; jarak antara alinea
adalah dua spasi;
Petunjuk bab dan tajuk bab selalu diketik pada halaman baru.
(5) Sistematika PenulisanProyek Penelitian :
1. Judul / cover
2. Pernyataan Keaslian
3. Pengesahan/Persetujuan (Jika sudah melewati tahapan usulan
penelitian)
4. Halaman Abstrak
5. Kata Pengantar
6. Daftar Isi
7. Daftar Lampiran (Jika ada)
8. Daftar Tabel (Jika ada)
9. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penilitian
E. Kerangka Pemikiran
F. Metode Penelitian
1. Tahap Penelitian dan Bahan Penelitian
2. Analisis Data
G. Sistematika Penulisan
BAB V
PRESENTASI
Pasal 5
(1) Setiap delegasi wajib mempresentasikan proyek penelitan yang telah dibuat.
(2) Setiap delegasi wajib memberikan softcopy presentasi kepada Panitia pada
waktu technical meeting.
(3) Setiap delegasi diberikan waktu 20 menit untuk presentasi yang terdiri dari:
a. 10 menit untuk melakukan pemaparan proyek penelitian yang telah
dibuat;
b. 10 menit untuk sesi tanya jawab.
c. Penghitungan waktu dimulai sesuai aba-aba dari MC.
d. Time keeper akan memberikan tanda sebagai pengingat waktu yang
akan dijelaskan lebih lanjut pada bab berikutnya.
(4) Peserta dilarang menggunakan jas almamater ataupun atribut lain yang
berkaitan dengan identitas Universitasnya saat presentasi proyek penelitian.
(5) Bagi peserta yang menggunakan jas almamater maupun atribut lain yang
menunjukkan identitas universitasnya, dikenakan sanksi pengurangan poin
sebesar 5 poin.
(6) Presentasi dilakukan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
(7) Peserta menggunakan alat bantu presentasi berupa media dengan format
ppt. (Powerpoint)
(8) Setiap peserta wajib mengenakan pakaian formal bebas rapi selama
presentasi proyek penelitian.
(9) Perlengkapan yang disediakan oleh panitia dalam ruangan presentasi
adalah:
a. Mikrofon;
b. Meja dan kursi presentasi;
c. Laptop;
d. Proyektor.
BAB VI
PENILAIAN
Pasal 6
(1) Kriteria penilaian abstrak terdiri atas aspek kesesuaian abstrak dengan tema,
latar belakang dan tujuan proyek penelitian serta metode yang digunakan.
(2) Kriteria penilaian berkas proyek penelitian terdiri atas aspek konten, sistematika
serta sumber penulisan.
(3) Kriteria penilaian presentasi proyek penelitian terdiri atas aspek cara
penyampaian presentasi, kebenaran dan ketepatan jawaban, media yang
digunakan, serta pemanfaatan waktu.
(4) Komponen penilaian terdiri atas 60% (enam puluh per seratus) pada berkas
proyek penelitian dan 40% (empat puluh per seratus) pada presentasi proyek
penelitian dengan jumlah keseluruhan 100 poin.
(5) 3 (tiga) delegasi dengan akumulasi dari nilai berkas dan nilai presentasi
tertinggi akan masuk dalam babak pleno.
(6) Nilai akhir untuk menentukan pemenang adalah nilai presentasi pada saat
babak pleno.
BAB VII
PELATIHAN PENULISAN HUKUM
Pasal 6
(1) Pelatihan Penulisan Hukum adalah kegiatan pelatihan mengenai tata
penulisan hukum yang baik dan benar.
(2) Pelatihan wajib diikuti oleh seluruh delegasi UGW.
(3) Para Pemateri dalam seminar akan diberitahukan melalui website.
(4) Seminar dilaksanakan pada hari kedua dalam rangkaian acara Padjajaran
Law Fair XI, tanggal 30 Maret 2019.
BAB VIII
PRIVATE COACHING CLINIC
Pasal 7
(1) Private Coaching Clinic adalah suatu babak dimana para delegasi mendapat
pelatihan yang bersifat personal antara delegasi dengan para ahli hukum
mengenai substansi proyek penelitian para delegasi.
(2) Para Pemateri dalam Private Coaching Clinic akan diberitahukan melalui
website.
(3) Private Coaching Clinic dilaksanakan pada hari kedua dalam rangkaian
acara Padjajaran Law Fair XI, tanggal 30 Maret 2019.
BAB IX
PLENO
Pasal 8
(1) Pleno adalah babak final dimana 3 (tiga) delegasi yang terpilih sebagai
delegasi dengan nilai tertinggi kembali melakukan presentasi.
(2) Mekanisme presentasi dalam babak pleno sama dengan mekanisme yang
telah termuat dalam pasal 5.
(3) Delegasi dengan nilai tertinggi dalam babak pleno menjadi delegasi terbaik
yang menjadi pemenang dalam UGW.
(4) Pleno dilaksanakan pada hari ketiga dalam rangkaian acara Padjajaran Law
Fair XI, tanggal 31 Maret 2019.
(5) Keputusan pada babak pleno tidak dapat diganggu gugat.
BAB X
SEMINAR PUBLIK
(1) Seminar Publik adalah suatu bagian dalam rangkaian UGW yang mana diskusi
ini berkaitan dengan tema yang akan diikuti oleh seluruh peserta PLF XI.
(2) Seminar Publik wajib diikuti oleh seluruh delegasi PLF XI.
(3) Para Pemateri dalam diskusi akan diberitahukan melalui media sosial.
(4) Seminar Publik dilaksanakan pada hari ketiga setelah pleno dalam rangkaian
acara Padjajaran Law Fair XI, tanggal 31 Maret 2019.
BAB XI
TANDA
Pasal 9
Time Keeper akan memberikan tanda sebagai pengingat waktu dalam
pemaparan berkas berupa:
a. Bendera hijau akan dipasang pada menit ke-5 (lima) sejak dimulainya
pemaparan berkas dari tiap delegasi.
b. Bendera kuning akan di pasang pada menit ke-7 (tujuh) sejak dimulainya
pemaparan berkas dari tiap delegasi
c. Bendera merah akan dipasang pada menit ke-9 (sembilan) sejak
dimulainya pemaparan berkas dari tiap delegasi
d. Pada menit ke-10 (sepuluh) MC akan menghentikan pemaparan berkas
dari delegasi.
BAB XII
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 10
Calon peserta yang sudah melewati Tahap Usulan Penelitian di Universitasnya
masing-masing, maka perlu ditambah lembar pengesahan dari Dosen Pembimbing.
Pasal 11
Ketentuan lain yang belum diatur di dalam peraturan ini akan ditetapkan kemudian
oleh panitia.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan ini berlaku dan mengikat seluruh peserta sejak ditandatanganinya formulir
pendaftaran ini.
Logo Universitas
UNDERGRADUATE WORKSHOP
PADJADJARAN LAW FAIR IX
Oleh:
(Nama Mahasiswa)
(NPM)
(Times New Roman, 12, Bold)
NAMA UNIVERSITAS
KOTA
TAHUN
(Times New Roman 16, Bold, HURUF KAPITAL)
(Contoh Format Abstrak)
(Judul Penulisan Tugas Akhir)
(spasi)
(Nama Mahasiswa)
(NPM Mahasiswa)
(Asal Universitas)
(spasi)
(spasi)
(Alinea I : Ringkasan latar belakang masalah & tujuan penelitian)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
(Nama Mahasiswa)
NPM. ……………
(Contoh Format Daftar Lampiran)
DAFTAR LAMPIRAN
(spasi)
Halaman
Lampiran I (Judul Lampiran)…..…………………………………… ......
…………………………………………………………………….....
Lampiran II (Judul Lampiran)…..………………………………....... .....
………………………………………………………………………..
Lampiran III (Judul Lampiran)…..…………………………………… ......
………………………………………………………………………..
dst.
(Format Lembar Pengesahan Pembimbing)
(spasi)
(Nama Mahasiswa)
(NPM Mahasiswa)
(Asal Universitas)
(spasi)
(spasi)
(spasi)
(spasi)
Mengetahui,
(spasi)
(spasi)
(spasi)
(spasi)
(spasi)
(spasi)
(Nama Pembimbing) (Nama Pembimbing Pendamping)
Data pribadi :
Pas foto
berwarna
ukuran 3x4
Nama lengkap :
Jenis kelamin : P/ L
NIM :
Nomor telepon :
Email :
Peserta
………………………
SURAT KETERANGAN DELEGASI
UNDERGRADUATE WORKSHOP TINGKAT NASIONAL
PADJADJARAN LAW FAIR XI
Dengan ini kami menyatakan bahwa nama-nama yang tercantum di bawah ini adalah benar
merupakan delegasi dari Fakultas Hukum …………………………………….……………………….......... (nama
perguruan tinggi) yang akan mengikuti “UNDERGRADUATE WORKSHOP PADJADJARAN LAW
FAIR XI” oleh Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran.
Menyetujui,
Nama :
NIM :
Status :
Alamat :
Nomor telepon :
Tempat, tanggal
Peserta
(…………………………)
SEKRETARIAT PADJADJARAN LAW FAIR XI
Email : kompetisiplfxi@gmail.com