Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan diberlakukannya Undang-undang otonomi daerah pada awal tahun 2001 di


Negara Kesatuan Republik Indonesia , maka daerah mempunyai hak, wewenang &
kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dimana
memberikan dampak yang sangat besar terhadap keuangan daerah dan pembangunan
daerah serta pertumbuhan ekonomi. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan
ekonomi masyarakat tersebut, berdampak pada peningkatan kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan.
Wujud dari pelaksanaan Otonomi Daerah dimana dalam rangka meningkatkan
pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan di tingkat kota
Samarinda, maka pemerintah kota samarinda membangun Rumah Sakit Umum Daerah
I.A.MOEIS Samarinda, dan berdasarkan PERDA No 8 Tahun 2007 bahwa RSUD
merupakan bagian dari Perangkat Daerah berupa Lembaga Teknis Daerah sebagai unsur
pendukung tugas Kepala Daerah yang diberikan wewenang otonomi meyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan masyarakat.
Rumah Sakit Umum Daerah I.A.MOEIS merupakan milik Pemerintah Kota
Samarinda yang diberikan kewenangan menyelenggarakan pelayanan kesehatan semua
bidang dan jenis penyakit sesuai dengan manajemen perumahsakitan kelas “C”
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.1216/Menkes/SK.XI/2007, tanggal
28 November 2007.
Selaras dengan perkembangan tehnologi di bidang kesehatan, pola pengelolaan rumah
sakitpun telah berubah seiring dengan diberlakukannya era globalisasi di bidang
kesehatan yang ditandai dengan berlakunya perdagangan bebas di sector jasa kesehatan
per 1 Januari 2007 di 6 negara ASEAN (Brunai, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura
dan Thailand). Hal tersebut menuntut para pengelola jasa sector kesehatan dalam hal ini
Rumah Sakit untuk mampu bersaing diantara Negara-negara tersebut. Dampak dari hal
tersebut telah dirasahkan di kota Samarinda, ditandai dengan berdirinya rumah sakit-
rumah sakit swasta dengan pola pengelolaan yang sesuai dengan harapan pasien.Senada
dengan hal tersebut rumah sakit Moeis yang merupakan rumah sakit baru, yang mulai

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 1


beroperasional pada awal bulan juli tahun 2007, sudah seharusnya dapat merencanakan
program pelayanan kesehatan bisa mengakomodir dan mengeliminasi masalah-masalah
yang dihadapi dalam bidang perumasakitan tersebut agar keberadaannya bisa diterima
dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan
perencanaan strategic yang bisa mengakomodir semua permasalahan diatas dengan
mempertimbangkan berbagai aspek internal dan eksternal rumah sakit.
Aspek eskternal yang dapat dipertimbangkan dalam merencanakan program
pelayanan rumah sakit adalah Samarinda merupakan ibu kota propensi Kalimantar Timur,
merupakan pusat pemerintahan yang mempunyai akses luas dalam hal rujukan pasien, hal
tersebut merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan agar rumah sakit bisa tumbuh dan
berkembang cepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat, untuk itu diperlukan
perencanaan program pelayanan rumah sakit yang sesuai dengan standar rumah sakit
rujukan. Disamping hal tersebut diatas diperlukan juga pola pengelolaan manajemen
rumah sakit yang cepat dan tepat agar dapat mengantisipasi semua hal seperti tersebut
diatas dengan cara menyelenggarakan pelayanan kesehatan pada rumah sakit dengan
menerapkan PPK BLU pada Lembaga Tehnis Rumah Sakit I.A Moeis.
B. Tujuan
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Rencana Strategi Bisnis adalah
sebagai berikut :
a. Sebagai acuan dalam mengarahkan seluruh sumber daya rumah sakit untuk
mencapai visi organisasi.
b. Sebagai pedoman alat mengendalikan organisasi dalam penggunaan anggaran.
c. Sebagai alat dalam mempersatukan langkah dan gerak serta komitmen seluruh
anggota organisasi rumah sakit dalam meningkatkan kinerja sesuai dengan standar
manajemen dan standar mutu layanan yang telah ditargetkan dalam dokumen
perencanaan.
B. Pengertian dan ruang lingkup
Rencana Strategi Bisnis RSUD.I.A Moeis adalah rencana yang disusun secara
berkelanjutan dan sistematis dari pembuatan keputusan bisnis di bidang penyediaan jasa
pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan sebanyak – banyaknya pengetahuan
antisipatif, mengorganisasikannya untuk usaha-usaha melaksanakan keputusan dan
mengukur hasilnya melalui umpan balik dalam rangka meningkatkan nilai tambah bagi
pemilik RSUD.I.A Moeis. Rencana Strategis Bisnis RSUD.I.A Moeis memiliki kerangka
Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 2
waktu lima tahun mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, yang penjabaranya
terletak pada masing – masing unit sebagai tempat aktifitas bisnis dan sebagai tempat
pertanggung jawaban kegiatan.
C. Konsepsi dasar
Pengelolaan keuangan dan non keuangan pada institusi bisnis merupakan sebuah siklus
yang terus berlangsung dalam organisasi.Siklus tersebut diawalali dengan melakukan
perencanaan, pengukuran, evaluasi dan pelaporan yang akan dijadikan umpan balik untuk
perencanaan berikutnya. Pengelolaan pelayanan kesehatan rumah sakit mempunyai
karakteristik khusus yang membutuhkan kecermatan,keakuratan dan kecepatan
pengambilan keputusan karena menyangkut hidup matinya pelanggan, oleh karena itu
perencanaan rumah sakit harus memiliki fleksibilitas dan elastisitas yang relative tinggi.
Konsepsi dasar penyusunan Rencana Strategis Bisnis RSUD.I.A Moeis dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 3


D. Metodologi
Rencana Strategi Bisnis RSUD.I.A Moeis disusun dengan memanfaatkan dokumen-
dokumen yang tersedia, survey dengan quisioner, wawancara, pengamatan dan
menyebarkan formulir – formulir pengumpulan data yang dilakukan oleh kelompok kerja
yang dibentuk dengan keputusan Direktur RSUD.I.A Moeis nomor : 0136/SK-Dir/RSUD-
IAM / VI/ 2010 tanggal 1juni 2010 tentang Pembentukan TIM Kelompok Kerja Penetapam
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD pada RSUD.I.A.
Moeis Tahun 2010. Kelompok kerja tersebut terdiri dari seluruh komponen yang memiliki
kompetensi perencanaan.
Seluruh isi materi Rencana Strategi Bisnis RSUD.I.A Moeis telah ditelaah dan di bahas
secara transparan dengan menggunakan kaidah-kaidah profesi yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dari kelompok kerja.
Metode penyusunan Rencana Strtegi Bisnis RSUD IA. Moeis dengan menggunakan
Balanced Score Card. Metode ini secara komprehensif melihat seluruh perpektif dalam
merumuskan stratetgi RSUD.I.A Moeis yang meliputi :
1. Perpektif pelanggan / Stakeholder
2. Perpektif Proses Bisnis Internal
3. Perpektif Keuangan, dan
4. Perpektif Pertumbuhan dan Pembelajaran.
Pendekatan dengan Metode tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari system
pertanggungjawaban dengan menggunakan Strategic Based Responsibility, yang berarti
seluruh unit layanan yang ada di RSUD.I.A Moeis diukur kinerjanya berdasarkan perpektif
tersebut.

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 4


BAB II
PROFIL

A. Sejarah berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah I.A Moeis

Rumah Sakit Umum Daerah I.A Moeis adalah rumah sakit milik Pemerintah kota
Samarinda pertama, yang mulai dibangun pada awal tahun 2006 diwilayah Samarinda
Seberang. Rumah Sakit Ini dibangun diatas tanah 12,4 Ha dengan luas bangunan
12.175.06m2 .Operasionalisasi pertama diawali dengan pelayanan rawat jalan dan UGD
terbatas pada tanggal 24 bulan Januari tahun 2007. Pembukaan Rumah Sakit I.A 17
secara resmi dilakukan oleh bapak walikota Samarinda pada tanggal 1 September 2007
sekaligus dibukanya operasionalisasi rawat inap .
Rumah Sakit Umum Daerah I.A Moeis yang selanjutnya disingkat RSUD.I.A Moeis
dibangun pada saat kemajuan tehnologi informasi di kota Samarinda berkembang pesat,
dan pertumbuhan penduduk serta ekonomi masyarakat yang terus meningkat, hal tersbut
berdampak pada meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil Visibility Study pembangunan sarana pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan tingkat urgensinya adalah di samarinda seberang.
B. Aspek Legal
Secara singkat perkembangan Rumah Sakit I.A Moeis adalah sebagai berikut :
1. Tahun 2007 – 2008
Sebagai SKPD Pemerintah Kota Samarinda berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Samarinda No 08 Tahun 2007.
C. Lokasi Bisnis
RSUD.IA. Moeis terletak di jalan H.M.M Riffaddin Samarinda Seberang Telpon
(0541)7030423 Fax 7268893. Luas Areal 12,4 Ha dan luas bangunan 12.175,06 m2
dengan bangunan dua lantai.

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 5


D. Gambaran Produk Jasa
Pada RSUD. I.A Moeis tersedia layanan Kesehatan sebagai berikut :
a. Pelayanan instalasi Rawat jalan (IRJA) terdapat 9 poliklinik sebagai berikut :
1. Poliklinik bedah
2. Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan
3. Poliklinik penyakit dalam
4. Poliklinik kesehatan anak
5. Poliklinik gigi
6. Poliklinik kulit kelamin
7. Poliklinik Mata
8. Poliklinik THT
9. Poliklinik Umum
b. Pelayanan Unit Gawat darurat dengan menyediakan pelayanan 24 jam
c. Pelayanan Bedah sentral ditangani oleh tenaga medis professional yang melibatkan
berbagai disiplin ilmu.
d. Pelayanan instalasi rawat inap memiliki kapasitas 112 tempat tidur dengan perincian
sebagai berikut :

 VIP 10 Tempat Tidur


 KELAS I 20 Tempat Tidur
 KELAS II 16 Tempat Tidur
 KELAS III 25 Tempat Tidur
 KELAS ICU/ICCU 4 Tempat Tidur
 BANGSAL 37 Tempat Tidur

e. Pelayanan Penunjang medis, meliputi Unit Radiologi, Laboratorium, Instalasi gizi,


Instalasi farmasi, Rehabilitasi medik.
E. Isu- isu Strategik pelayanan Rumah Sakit
Beberapa isu-isu strategic yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan
Rumah Sakit Umum Daerah I.A Moeis sebagai berikut :
1. Lokasi bisnis RSUD.I.A Moeis sangat strategis terletak disamarinda seberang yang
jauh dari pesaing, kenaikan jumlah kunjungan terus meningkat selama dua tahun

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 6


beroperasionalnya RSUD.I.A Moeis yang dapat diperlihatkan dengan data-data
kunjungan sebagai berikut :
 Kunjungan Pasien Rawat jalan RSUD.I.A. Moeis meningkat sebesar 2788
(29.71%) pasien pada Tahun 2009 dan jumlah pasien meningkat 62 % pada tahun
2010.Kunjungan Rawat Inap RSUD.I.A Moeis meningkat sebesar 498 ( 14.27 %)
pada Tahun 2009 dan jumlah kunjungan rawat inap meningkat 3,1 % pada tahun
2010. hal tersebut membuktikan bahwa keberadaan RSUD.I.A. Moeis sangat
dibutuhkan oleh masyarakat sekitar dilingkungan sekitar rumah sakit yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
 Pengetahuan masyarakat terhadap kebutuhan jenis pelayanan kesehatan telah
meningkat, ini dibuktikan dengan adanya kunjungan kasus yang datang ke
RSUD.I.A Moeis merupakan jenis penyakit-penyakit pelayanan dasar, sedangkan
kasus- kasus yang menurut persepsi masyarakat tidak bisa ditangani di RSUD. I.A
Moeis masyarakat langsung ke rumah sakit yang ada di kota. Adapun data sepuluh
besar penyakit RSUD.I.A. Moeis Sebagai Berikut :
Urutan Nama Penyakit Nama Penyakit Nama Penyakit
Penyakit Th 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
1 Acute upper respiratory Acute upper respiratory Fever,unspecifled
infection infection
2 Fever,unspecifled Diarrhoea and gastroenteritis Acute upper respiratory infection,
of presumed infectious origin unspecified
3 Diarrhoea and gastroenteritis Fever,unspecifled Dyspepsia
of presumed infectious origin
4 Influenza with other Essential (primary) Diarrhoea and gastroenteritis of
manifestations, virus not hypertention presumed infectious origin
identtified
5 Essential (primary) Dyspepsia Follow-up examination after other
hypertention treatment for other condition
6 Open wound of head,part Open wound of head,part Essential (primary) hypertention
unspeccified unspecified
7 Dyspepsia Non-insulin dependent DM Supervision of normal pregnancy,
unspecified
8 Unspecified multiple injuries Asthma, unpcified Unspecified multiple injuries
9 Non-insulin dependent DM Other and unspecified Non-insulin dependent DM
abdominal pain
10 Asthma, unpcified Nausea and vomiting Abnormal hard tissue formation in pulp

Berdasarkan isu-isu strategis tersebut diatas maka pengembangan RSUD.I.A. Moeis


kedepan adalah memenuhi sarana-sarana kesehatan dan SDM yang sesuai dengan
standar pelayanan Rumah Sakit tipe C.
2. Jumlah kasus bedah di RSUD.I.A Moeis kasusnya terus meningkat, meskipun dalam
pelaksanaannya peralatan dan SDM yang belum memadai, untuk itu diperlukan
Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 7
pemenuhan sarana peralatan dan SDM sesuai dengan standar pelayanan minimal rumah
sakit untuk tindakan – tindakan bedah yang sesuai dengan kebutuhan.
Adapun kasus-kasus pembedahan RSUD.I.A. Moeis tahun 2008-2009 adalah sebagai
berikut :
Jenis Tindakan Jenis Tindakan Jenis Tindakan
No Bulan tahun 2008 tahun 2009 tahun 2010
Kss Bsr Sdng Kcl Kss Bsr Sdng Kcl Kss Bsr Sdng Kcl
1 Januari 2 2 0 0 38 30 16 4 28 43 3 1
2 Februari 1 2 1 0 16 15 9 4 36 32 7 3
3 Maret 4 3 0 0 6 16 6 2 38 30 6 1
4 April 3 0 0 1 15 16 14 5 50 21 12 4
5 Mei 4 1 0 0 31 29 1 1 47 28 19 9
6 Juni 11 0 0 1 28 24 4 0 46 20 4 5
7 Juli 29 10 6 0 0 6 2 0 54 50 11 5
8 Agustur 22 8 6 1 19 6 0 2 57 47 14 13
9 September 19 18 8 4 22 29 6 2 22 27 6 3
10 Oktober 20 17 11 9 30 29 12 4 24 31 6 5
11 November 29 10 4 2 42 28 6 2 45 42 18 7
12 Desember 37 21 6 2 23 34 9 2 37 39 12 6
Jumlah 181 92 42 20 270 262 77 28 484 410 118 62
Jumlah total 335 637 1102

Dari table tersebut diatas terlihat adanya kenaikan jumlah tindakan bedah yang
sangat signifikan, meskipun dalam pelaksanaannya peralatan yang digunakan belum
sesuai dengan standar.
2. Global warming dan pengendalian lingkungan hidup di sekitar rumah sakit menuntut
rumah sakit memiliki wawasan serta penerapan yang memadai dalam mengelola
rumah sakit yang berwawasan lingkungan. Hasil proper BLH tahun 2009, RSUD.I.A
Moeis Samarinda belum berhasil mendapatkan bendera biru dan hanya berhasil
mendapatkan bendera merah yang berarti buruk. Hal tersebut mendorong RSUD.I.A
Moeis untuk meningkatkan dalam system pengelolaan lingkungan, dengan
memperbaiki sarana-sarana yang menunjang dalam pengelolaan lingkungan hidup
sesuai dengan standar pengelolaan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan.
3. Dalam rangka mewujudkan Visi RSUD.I.A Moeis “Menjadi Rumah Sakit berstandar
mutu tahun 2015 ” maka perlu pengakuan tingkat kompetensi rumah sakit melalui
jalur Akreditasi dari Departemen Kesehatan. RSUD.Moeis pada saat ini sedang dalam
proses mempersiapkan Akreditasi Rumah Sakit.

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 8


BAB III
ANALISA LINGKUNGAN BISNIS

A. Analisa Lingkungan Internal


1. Kinerja Rumah Sakit 2 tahun terakhir
Ada 4 perpektif yang digunakan untuk mengukur kinerja rumah sakit yang sesuai
dengan Balance Srore Card (BSC). Adapun 4 perpektif tersebut adalah :
1.1 Perpektif Pelanggan
Untuk mengukur kinerja Rumah Sakit dari perpektif pelanggan adalah dengan
mengidentifikasi indicator-indikator yang dapat menunjukkan perilaku pelanggan.
Adapun indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut :
a. Utilisasi pasien : Kenaikan kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap
menunjukkan adanya kenaikan, data kunjungan pasien rawat jalan tahun 2008
sebesar 9.385 pasien dan tahun 2009 sebesar 12.173 pasien, yang berarti
terdapat kenaikan kunjungan sebesar 29.71%, di tahun 2010 kunjungan pasien
rawat jalan sebesar 19.756 yang berarti terdapat kenaikan kunjungan pasien
rawat jalan sebesar 62,29%. Sedangkan kunjungan pasien rawat inap tahun
2008 sebesar 3804 dan tahun 2009 sebesar 5608 yang berarti terdapat
kenaikan kunjungan 47.42 % sedangkan kunjungan pasien rawat inap tahun
2010 sebesar 5782 yang berarti terdapat kenaikan kunjungan rawat inap
sebesar 3,1%.
Bila ditabulasikan maka, berikut ini data kunjungan Pasien rawat jalan dan
rawat inap periode 3 tahun (2008-2010) sebagai berikut:

KUNJUNGAN TAHUN TAHUN TAHUN


PASIEN 2008 2009 2010
RAWAT JALAN 9.385 12.173 19.756
RAWAT INAP 3.804 5.608 5.782

Jika dilihat dalam bentuk grafik maka akan terlihat seperti bentuk dibawah ini :

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 9


KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP & RAWAT JALAN TAHUN 2008- 2010

19756
20000

18000

16000

14000 12173
12000 RAWAT INAP
9385
10000 RAWAT JALAN

8000
5608 5782
6000
3804
4000

2000

0
TAHUN 2008 TAHUN 2009 TAHUN 2010

Kenaikan jumlah kunjungan tersebut bila diidentifikasi menurut komposisi


keterikatan jenis pelanggan/ pasien adalah sebagai berikut :
 Kunjungan/ Pasien baru ( Customer Acquistion) digunakan untuk
mengidentifikasi sejauh mana minat pasien baru menggunakan jasa pelayanan
yang tersedia di RSUD.IA. Moeis berdasarkan data kunjungan rawat jalan,
jumlah kunjungan pasien baru rawat jalan tahun 2008 sebesar 6194 dan
kunjungan baru rawat jalan tahun 2009 sebesar 9.524 (terdapat kenaikan
kunjungan sebesar 78.24 %) , sedangkan jumlah kunjungan pasien baru rawat
jalan tahun 2010 sebesar 8.709 (terdapat penurunan pasien baru sebesar 8,5 %)
bila dibandingkan dengan tahun 2009 . Berdasarkan data dari Rekam medis
Jumlah kunjungan baru rawat inap tahun 2008 sebesar 2062 (59%) pasien dari
total kunjungan dan kunjungan baru tahun 2009 sebesar 3392 (85 %) dari total
kunjungan yang berarti terdapat kenaikan kunjungan pasien baru rawat inap
sebesar 1330 (64 %). Sedangkan Jumlah kunjungan baru rawat inap tahun
2010 sebesar 4023 yang berarti terdapat kenaikan kunjungan baru rawat inap
sebesar 16,6 %

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 10


 Kunjungan / Pasien lama ( Customer Loyality ) digunakan untuk mengidentifikasi
sejauh mana minat pasien lama untuk menggunakan kembali jasa layanan yang
tersedia pada RSUD.I.A Moeis. Berdasarkan data tahun 2008 kunjungan pasien
lama rawat inap sebesar 768 (25.29 %) dari total kunjungan dan kunjungan lama
rawat inap tahun 2009 sebesar 1623 (40.72 %) dari total kunjungan, jumlah
kunjungan lama rawat inap tahun 2010 sebanyak 1759 yang berarti terdapat
kenaikan kunjungan lama sebesar 136 (8,3%).
Berikut ini data kunjungan Pasien rawat jalan lama dan kunjungan baru selama
periode 3 tahun (2008-2010) sebagai berikut:
PASIEN
TAHUN 2008 TAHUN 2009 TAHUN 2010
RAWAT JALAN
BARU 6194 9524 8709
LAMA 3191 2649 11050
JUMLAH 9385 12173 19759
Jika dilihat dalam bentuk grafik maka akan terlihat seperti bentuk dibawah ini :
KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN TAHUN 2008- 2010

19759
20000
18000
16000
14000 12173
11050
12000 TAHUN 2008
9524 9385
10000 8709 TAHUN 2009
8000 6194 TAHUN 2010
6000
3191
2649
4000
2000
0
BARU LAMA JUMLAH

Data rekam medik kunjungan pasien rawat inap berdasarkan jenis kunjungan baru
dan lama bila ditabulasikan adalah sebagai berikut :
PASIEN TAHUN TAHUN TAHUN
RAWAT INAP 2008 2009 2010
BARU 3036 3985 4023
LAMA 768 1623 1759
JUMLAH 3491 5608 5782

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 11


Jika dilihat dalam bentuk grafik maka akan terlihat seperti bentuk dibawah ini :
KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP TAHUN 2008 - 2010

5782
5608
6000

5000
4023
3985
4000 3491
3036 TAHUN 2008
3000 TAHUN 2009
1759 TAHUN 2010
2000 1623

1000 455

0
BARU LAMA JUMLAH

 Keluhan pelanggan/ pasien identifikasi berdasarkan keluhan pelanggan


digunakan untuk mengukur sejauh mana kepuasan pasien terhadap hasil
pelayanan yang diberikan oleh RSUD. I.A Moeis. Dari hasil survey kepuasan
pasien yang dilakukan pada akhir tahun 2009 dan awal januari 2010, hasil
analisa data yang dikumpulkan melalui quisioner indeks kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan yang diberikan RSUD. I.A Moeis untuk unit rawat inap
adalah baik (nilai 66,175) dan untuk rawat jalan indeks kepuasan masyarakat
baik (nilai 63,05).
1.2. Perpektif Proses Bisnis Internal
Kinerja pelayanan juga dapat diukur dari aspek tehnis yang diharapkan dari
tujuan (goal) pelayanan medis, yang meliputi kualitas fisik (quality of place),
maupun mutu pelayanan (quality of services ).
a. Quality of Place
Terdapat 3 (tiga) indicator yang menggambarkan secara agregat kualitas fisik
layanan Rumah Sakit yaitu :
 Bed Occupation Ratio (BOR) mengukur tinggi rendahnya efisiensi tingkat
pemanfaatan tempat tidur. Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik,
BOR rata–rata Rumah Sakit I.A Moeis pada tahun 2008 sebesar 37,1% ,BOR
rata-rata Rumah Sakit I.A Moeis tahun 2009 sebesar 42,05% atau terdapat
peningkatan 4,95 %, serta BOR rata-rata tahun 2010 sebesar 52,0 % yang

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 12


berarti terdapat peningkatan sebesar 5,35% namun disisi lain bila dilihat dari
segi efisiensi pemanfaatan tempat tidur bila dibandingkan Standar nasional
75-85%, BOR Rumah Sakit I.A Moeis masih kurang dari standar. Yang perlu
mendapatkan pertimbangan tentang perhitungan BOR RSUD I.A Moeis yang
kurang dari standar adalah banyaknya ruangan yang tidak dapat dipergunakan
yang disebabkan kamar mandinya bocor atau ada kerusakan didalam ruangan
rawat inap.
 Bed turn Over (BTO) mengukur frekuensi pemakaian tempat tidur dalam
satuan waktu. Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik, BTO rata –
rata Rumah Sakit I.A Moeis pada tahun 2008 sebesar 45,08 hari, tahun 2009
sebesar 50,92 hari dan tahun 2010 sebesar 54,5 hari hal ini berarti frekwensi
pemakaian tempat tidur (BTO) masih sesuai dengan Standar nasional yaitu
40 – 50 hr.
 Turn Over Interval (TOI) mengukur rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati
dari suatu waktu ke waktu sampai terisi kembali. Berdasarkan data yang
diperoleh dari rekam medik, TOI rata–rata Rumah Sakit I.A Moeis pada tahun
2008 sebesar 5,092, Tern Over Interval (TOI) tahun 2009 sebesar 4,153 dan
Tern Over interval (TOI) tahun 2010 sebesar 3,2 yang berarti terdapat
peningkatan TOI, hasil tersebut sesuai Standar nasional 1-3 hari. Bila
ditabulasikan indikator – indikator kinerja diatas adalah sebagai berikut :

TAHUN BOR BTO TOI

2008 37,1 % 45,08 kali 5,09 hari

2009 42,05 % 50,92 kali 4,15 hari

2010 52.0 % 54,5 kali 3,2 hari

RATA-RATA 42,06 % 51,16 kali 4,16 hari

Jika dilihat dalam bentuk grafik maka akan terlihat seperti bentuk dibawah ini :

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 13


120
3.2
100 4.15 4.16
5.09
80 57.5 TOI
50.92 51.16
60 45.08
BTO
40
37.1 42.05 47.05 42.06 BOR
20
0
Tahun Tahun Tahun Rata-rata
2008 2009 2010

Berdasarkan indikator – indikator kinerja diatas, quality of place RSUD.I.A


Moeis relatif di bawah standar Nasional, yang mengindikasikan kualitas
pengelolaan pelayanan rawat inap masih belum optimal.
b. Quality Of Service
Kualitas layanan Rumah sakit dapat diwakili dari 5( lima) indikator mutu
adalah sebagai berrikut :
 Angka kematian kasar (Gross Death Rate / GDR) digunakan untuk mengukur
angka kematian umum setelah dirawat untuk setiap 100 penderita keluar. Dari
data rekam medic angka GDR tahun 2008 sebesar 3,45 %, tahun 2009
sebesar 2,54% dan GDR tahun 2010 sebesar 5 % yang berarti terdapat
kenaikan GDR RSUD.I.A Moeis pada tahun 2010 yang melebihi standar
nasional sebesar 4,5 %.
 Angka kematian bersih (Net Death Rate / NDR) digunakan untuk menilai
menilai angka kematian diatas 48 jam setelah dirawat untuk setiap 100
penderita keluar. NDR tahun 2008 RSUD.I.A Moeis 1,8, NDR tahun 2009
sebesar 1,34 % dan NDR pada tahun 2010 sebesar 3 yang berarti terdapat
kenaikan NDR RSUD.I.A Moeis tahun 2010 yang melebihi standar nasional
kurang dari 2,5 %
 Angka kematian bayi untuk mengukur kematian bayi per seribu kelahiran, di
RSUD jumlah kelahiran tahun 2008 sebesar 212 kelahiran dengan angka
kematian 3 dengan IDR (infant death rate) sebesar 3,4%. Jumlah kelahiran
bayi di RSUD.I.A Moeis pada tahun 2009 sebesar 262 kelahiran dengan
kematian 3 dengan IDR (infant death rate) sebesar 5,76% dan tahun 2010
jumlah kelahiran di RSUD I.A Moeis sebesar 423 dengan kematian 6 dengan

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 14


IDR (infant death rate) 2,5 %kelahiran yang berarti IDR RSUD.I.A. Moeis
dibawah standar nasional yaitu 20 kematian perseribu kelahiran.
 Angka kematian persalinan: untuk mengukur kematian ibu per seribu
persalinan
Kematian ibu di RSUD.I.A Moeis tahun 2008 nol (nihil) dan angka kematian
ibu di tahun 2009 nol (nihil), hal ini disebabkan di RSUD.I.A Moeis pada
tahun 2008 dan 2009 hanya menerima pasien persalinan dengan kriteria
persalinan normal. Angka persalinan Ibu pada tahun 2010 di RSUD. I.A
Moeis sebesar 423 dengan angka kematian nol (nihil) yang berarti angka
kematian Ibu (MMR) RSUD.I.A Moeis masih dibawah standar Nasional
0,25%.
 LOS (lamanya rata-rata pasien dirawat), berdasarkan data yang diolah di
rekam medik LOS rata-rata tahun 2008 sebesar 3.005, LOS rata-rata tahun
2009 sebesar 3,014, dan LOS rata – rata tahun 2010 sebesar 3,0 yang berarti
LOS keseluruhan RSUD.I.A Moeis dibawah standar nasional yaitu 6-9 hari.
Tabel dibawah ini menggambarkan kemampuan rumah sakit dalam pencapaian
kualitas layanan rumah sakit berdasarkan data histori tahun 2008 – 2010 adalah
sebagai berikut :

TAHUN GDR NDR LOS MMR IMR


2008 3,45 % 1,885% 3,005 hari 0 3,4 %
2009 2,54 % 1,34 % 3,014 hari 0 5,76 %
2010 5,08 % 3,01 % 3.0 hari 0 2,5 %
Rata- rata 3,69 % 2,07 % 3 hari 0 3,88 %

Dari tabel diatas terlihat, secara keseluruhan pencapaian kualitas layanan terdapat
kenaikan antara tahun 2008, tahun 2009, dan tahun 2010. bila dibandingkan
dengan standar Nasional kualitas layanan (quality of service ) RSUD. I.A Moeis
secara umum masih relatif di bawah Nasional.

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 15


1.3 Perpektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Dalam rangka mencapai kualitas mutu layanan yang diharapkan pada
proses bisnis internal, dibutuhkan upaya dari manajemen dalam penyediaan
sumber daya pelayanan baik dari aspek sumber daya manusia, infrastruktur,
sistem dan prosedur. Dalam perpektif ini terdapat empat aspek yang dinilai yaitu:

a. Ketersediaan SDM
Jumlah keseluruhan tenaga kerja di RSUD.I.A Moeis ada tahun 2010
adalah 362 orang, dengan komposisi terbanyak adalah tenaga kesehatan
sebanyak 201 orang ( 55,5% ) dan tenaga non kesehatan sebanyak 161 orang
(44,47 %). Adapun kompsisi tenaga selama 3 tahun terakhir dapat dilihat dari
tabel berikut :

No Jenis ketenagaan Tahun Tahun Tahun


2008 2009 2010
Tenaga Kesehatan
1 Dokter spesialis 4 7 9
2 Dokter Umum 9 11 12
3 Dokter Gigi dan dokter gigi 4 6 4
spesialis
4 Tenaga kefarmasian 10 14 14
5 S1 keperawatan 1 1 2
6 Tenaga paramedic 109 145 139
7 Tenaga tehnis medis 11 16 16
8 Tenaga terapi Fisik 1 2 2
9 Tenaga Gizi 2 3 2
10 Rekam medis - 1 1
Jumlah 152 206 201
Tenaga Non Kesehatan Tahun Tahun Tahun
2008 2009 2010
11 S2 umum - 1 1
12 Sarjana 6 13 19
13 Sarjana muda 9 19 17
14 SLTA 78 99 118
15 Lain – lain 5 8 6
Jumlah 98 140 161
Total 250 346 362
Sumber data : Laporan Subag Kepegawaian RSUD.I.A Moeis

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 16


Kebutuhan minimal dalam penyediaan sumberdaya manusia agar dapat
memberikan pelayanan secara optimal secara keseluruhan masih dibawah
standar, dengan komposisi paling dibawah standar pada instalasi pelayanan non
medik (54,8 %), instalasi pelayanan medik (61.5%) dari standar pelayanan
minimal, sedangkan yang hampir memenuhi standar pelayanan minimal adalah
instalasi penunjang medik sebesar 79.6%. Adapun komposisi pemenuhan standar
minimum tenaga adalah sebagai berikut :
Pemenuhan tenaga pelayanan dari standar minimum adalah sebagai berikut :

Pencapaian standar minimal SDM

100 87
71.9
80 66.4
54.8
60

40

20

0
Administrasi Pelayanan Pelayanan Pelayanan
dan manajemen medik penunjang penunjang non
medik medik

Sumber data: Dokumen SPM RSUD.I.A Moeis Tahun 2010


Secara rinci pemenuhan tenaga pelayanan dari standar minimum adalah
sebagai berikut :
Unit Pelayanan % Dari Standar Minimum
A. Administrasi Manajemen
1 Bagian Perencanaan Program 7%
2 Bagian Keuangan 12 %
3 Bagian Administrasi Umum 7%
4 Bidang Pelayanan Medik 20 %
5 Bidang Keperawatan 12 %
6 Bidang Penunjang 20 %
7 Bidang Sumber daya manusia 9%
Bobot Nilai 87 %
B. Pelayanan Medik
1 Instalasi Rawat Jalan 83,3 %
2 Instalasi Rawat Inap 81,1 %
3 Intensive Care Unit (ICU) 55 %

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 17


4 OK 67,5 %
5 Unit Gawat Darurat 60 %
6 Pelayanan Kebidanan (VK) 85 %
Bobot Nilai 71.9 %
C Pelayanan Penunjang Medik
1 Unit Radiologi 50 %
2 Instalasi Farmasi 90%
3 Unit Laboratorium 40%
4 Unit Rehabilitasi Medik 35%
5 Instalasi Gizi 95%
6 Unit Laundry 80%
7 Rekam Medik 75%
Bobot Nilai 66.4 %
D Instalasi Penunjang Non Medik
1 Instalasi Pemeliharaan Saran Rumah Sakit 85 %
2 Instalasi Kesehatan Lingkungan dan Limbah 100 %
3 Unit Ambulance 24 %
4 Satpam (SLTA- Sertifikat satpam) 53 %
5 Tukang kebun 12 %
Bobot Nilai 54.8 %

b. Komitmen SDM
Unsur pengukuran kinerja pada perpektif pertumbuhan dan pembelajaran
adalah komitmen SDM. Komitmen tersebut diukur dari seberapa jauh petugas
pelayanan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk pelayanan klinik
kedokteran melalui aktivitas-aktivitas pelayanan sebagai berikut :
 Diagnosa : Sejauh mana komitmen yang dilakukan oleh petugas pelayanan
dalam menegakkan diagnosa dengan memanfaatkan fasilitas penunjang baik
laboratorium dan radiologi, peralatan, ruangan dan tenaga yang dimiliki
oleh rumah sakit. Pada dasarnya komitmen petugas pelayanan RSUD.I.A
Moeis mempunyai komitmen yang tinggi untuk memanfaatkan fasilitas
penunjang baik laboratorium, radiology dalam menegakkan diagnosa
pasien, hanya terkadang terkendala oleh fasilitas yang kurang memenuhi
standar yang dibutuhkan.
 Tindakan : Sejauh mana komitmen yang dilakukan oleh petugas pelayanan
dalam melakukan aktivitas tindakan medis dengan memanfaatkan ruangan
rawat inap, ruangan operasi atas hasil diagnosis dari rawat jalan dan rawat
darurat. Pada saat ini komitmen petugas pelayanan untuk memanfaatkan

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 18


fasilitas ruangan rawat inap, ruangan operasi dari hasil penegakan diagnosis
dari rawat jalan dan rawat darurat cukup tinggi.
 Terapi : Sejauh mana komitmen yang dilakukan oleh petugas pelayanan
dalam melakukan aktivitas terapi medis dengan memanfaatkan sumber daya
farmasi dan rehabilitasi medis rumah sakit oleh petugas pelayanan atas hasil
diagnosis dari rawat jalan, rawat darurat dan rawat Inap. Pada saat ini
komitmen petugas pelayanan terhadap pemanfaatan fasilitas farmasi, dan
rehabilitasi medis untuk melakukan aktivitas terapy cukup tinggi, tetapi
terkadang terdapat kendala pada pemenuhan fasilitas farmasi (obat dan
BHP) yang tidak ada bila dibutuhkan oleh petugas pelayanan.
B. Pengembangan dan pemeliharaan Infrastrukur
Kondisi insfrastruktur juga berpengaruh terhadap pengukuran kinerja
pertumbuhan dan pembelajaran. Penilaian kondisi infrastruktur menggunakan
2 indikator yaitu peralatan medis dan gedung pelayanan.
 Peralatan Medis
Pengembangan dan pemeliharaan infrastrukur peralatan medis dapat
diidentifikasi dari kelengkapan alat, jumlah alat yang telah dikalibrasi dan
kualifikasi alat. Berdasarkan standar minimum yang harus ada rata-rata
kelengkapan alat medis yang dimiliki rumah sakit baru mencapai 59 % dari
standar, alat medik yang terkalibrasi sebesar 0.02 % dan rata-rata alat medik
berkualifikasi baik sebanyak 96 %. Secara rinci pengembangan dan
pemeliharaan infrastruktur dapat dilihat dalam tabel berikut :
Unit Pelayanan Kelengkapan Sertifikat Alat
Alat Kalibrasi berkualifikasi
baik
Administrasi Manajemen 77.41 % - -
Pelayanan Medik 59 % 0.02 % 96 %
Penunjang Medik 80,85 % - -
Penunjang non Medik 39,13 % - -
Rata-rata 63.09 %
Sumber data : Dokumen SPM RSUD.I.A Moeis tahun 2010

 Gedung Pelayanan
Luas seluruh bangunan 12.175,06 m2 dari luas lahan 12,4 Ha yang terdiri dari
dua lantai. Luas keseluruhan ruangan pelayanan adalah 4692 M2 sedangkan

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 19


kebutuhan keseluruhan ruangan pelayanan adalah 5489.64M2 berarti terdapat
kekurangan ruangan pelayanan sebesar 797.64 M2.
Berdasarkan data master plan pemenuhan standar minimal luas
ruangan adalah sebagai berikut :
Unit Pelayanan Pemenuhan Standar Minimum Luas Ruangan
Administrasi Manajemen 56%
Pelayanan Medik 37%
Penunjang Medik 11%
Penunjang non Medik 35%
Rata-rata 83%
Sumber data : Dokumen SPM RSUD.I.A Moeis
1.4 Perpektif Keuangan
Dalam mengukur Kinerja keuangan digunakan 3 indikator yaitu :
 Sales Growth Rate (SGR) indicator ini menggambarkan kemampuan rumah
sakit dalam mendapatkan pendapatan dari hasil produksi pelayanan.
Berdasarkan data tiga tahun operasional yang diperoleh dari SIM RS,
pendapatan rumah sakit bersifat fluktuatif, pada tahun 2009 pendapatan
funsional rumah sakit menurun sebesar 18,3% bila dibandingkan pendapatan
tahun 2008, hal ini disebabkan kenaikan jumlah kunjungan sebagian besar
terdapat pada kelas bangsal (kelas 3) yang berarti kenaikan jumlah kunjungan
tidak diikuti dengan kenaikan pendapatan fungsional. Sebaliknya pendapatan
operasional meningkat sebesar 49.8% pada tahun 2010
Adapun data pendapatan hasil pelayanan periode tahun 2008- 2010 RSUD.I.A
Moeis dapat dilihat dalam tabel berikut :

No Jenis Pendapatan 2008 2009 2010

1 Jasa layanan dasar 3.608.834.757 1.147.927.964 2.521.146.121


2 Jasa pelayanan 1.713.025.219 2.890.462.602 4.195.319.365
3 Jasa Obat 619.098.724 606.073.580 238.330.661

Jumlah 5.682.724.060 4.644.464.000 6.954.796.148

 Cost Recovary Rate (CRR) indicator ini menggambarkan kemampuan


rumah sakit sejauh mana kontribusi pendapatan pelayanan terhadap biaya
operasional rumah sakit. Berdasarkan data histori tahun 2008- 2010 CRR

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 20


RSUD.I.A Moeis mempunyai trend fluktuatif dan trend kenaikan CRR
tahun 2010 meningkat 100 % disebabkan realisasi biaya belanja operasional
sebesar 70 % dari total anggaran . Adapun data pendapatan fungsional dan
belanja operasional adalah sebagai berikut :

Realisasi pendapatan Realisasi Belanja


Tahun CRR
Fungsional operasional

2008 5.682.724.060 9.449.790.993 60 %


2009 4.644.464.000 11.644.747.000 41 %
2010 6.954.796.148 8.304.697.530 84 %

Rata-rata CRR 61.6 %

 Tingkat Kemandirian Keuangan Rumah Sakit Indikator ini untuk


mengukur sampai sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional terhadap
total belanja. Berdasarkan data histori tahun 2008- 2010 tingkat
kemandirian rumah sakit terdapat kenaikan secara signifikan pada tahun
2010, hal tersebut dikarenakan tingkat realisasi anggaran sesuai dengan
DPA menurun. Adapun data pendapatan fungsional terhadap realisasi
belanja keseluruhan rumah sakit dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Realisasi pendapatan Tingkat


Tahun Realisasi Belanja
Fungsional kemandirian

2008 5.682.724.060 16.075.223.743 35%


2009 4.644.464.000 13.095.531.000 35%
2010 6.954.796.148 9.034.874.091 77 %

Rata-rata 49 %

Kondisi keuangan rumah sakit belum memadai untuk dapat membiayai


seluruh kebutuhan belanja rumah sakit, disamping belanja investasi peralatan
medis dan penunjang medis untuk lima tahun kedepan masih memerlukan
anggaran yang cukup besar guna memenuhi standar pelayanan minimal
rumah sakit tipe C. Untuk itu masih diperlukan subsidi dana dari pemerintah

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 21


kota maupun pusat tiap tahun guna menunjang terselenggaranya pelayanan
rumah sakit yang baik sesuai dengan standar.
Dari hasil pengukuran kinerja 3 tahun yaitu tahun 2008-2010 menunjukan
perpektif proses bisnis internal merupakan kekuatan rumah sakit, berbagai
factor penyebab proses bisnis internal sebagai kekuatan adalah sebagai
berikut:
1. Rumah Sakit Moeis merupakan rumah sakit baru dan mempunyai letak
strategis dari pesaing, sehingga memungkinkan masyarakat untuk
menggunakan jasa rumah sakit.
2. Sebagai rumah sakit baru, dengan SDM professional muda yang
mempunyai idealisme bidang profesi yang tinggi, sehingga tindakan yang
dilakukan sesuai dengan standar.
Internal Factor Evaluation (IFE) Matrik

Perspektif / Obyek Analisis Kekuatan Kelemahan


1 2 3 -1 -2 -3
I Perspektif Pelanggan
a. Kunjungan pasien
- Total Kunjungan pasien 2
- Customer acquisition (kunjunngan baru ) 2
- Customer loyalty (kunjungan lama) -1
b. Keluhan pasien -1
SKOR I 4 -2
Total Skor 2
II Perpektif Proses Bisnis Internal
a. Quality of place
- Bed occupation rate (BOR) 1
- Bed turn over (BTO) 1
- LOS 2
b. Quality of service
- Angka kematian Kasar (GDR) 1
- Angka kematian bersih (NDR) 1
- Angka kematian bayi 1
- Angka kematian Ibu
SKOR II 5 2
TOTal SKOR 7
III Perpektif Pertumbuhan & Pembelajaran
a. Ketersediaan SDM -1
b. Pengembangan SDM -3
c. Kualitas -1
d. Komitmen SDM
- Diagnosa 2
- Tindakan 2
- Terapi 2
SKOR III 6 -2 -3
TOTAL SKOR 1

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 22


IV Perpektif Keuangan
a. Perkembangan Pertumbuhan Pendapatan (SGR) -3
b. Perkembangan Cost Recovery Ratio (CRR) -2
c. Perkembangan tingkat kemandirian Rumah sakit -1
d. Pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur
- Peralatan medis -1
- Gedung Pelayanan 2
2 -7
SKOR IV -5
SKOR I - IV 5
A. External Factor Evaluation (EFE) Matrix
Perspektif / Obyek Analisis Peluang Ancaman
1 2 3 -1 -2 -3
I Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
1. Keadaan ekonomi masyarakat cukup stabil 2
2. Dukungan masyarakat sekitar akan kebutuhan RS 2
3. Potensial memiliki Pangsa pasar yang 2
menguntungkan Rumah Sakit
4. Kebutuhan Masyarakat akan jenis pelayanan 3
rumah sakit yang meningkat
5. Merupakan satu-satunya rumah-sakit PEMKOT 3
6. Banyak RS competitor dalam kota -3
7. Akses Angkutan kota masih kurang -3
6 6 -6
SKOR I 12 -6
TOTAL SKOR I 6
II Aspek Ekonomi Nasional / Daerah
1. Pertumbuhan Ekonomi daerah 1
2. Kenaikan harga listrik, BBM -2
3. Kenaikan UMR 1
2 -2
TOTAL SKOR II 0
III Aspek dukungan dari Pemda dan DPRD Masyarakat
3. Jaminan biaya kesehatan untuk orang miskin 2
(Jamkesnas, Asmara Bumida)
4. Dukungan kenaikan tarif dari Pemda/ DPRD -1
5. Dukungan pencapaian standar pelayanan minimal dari 1
Pemda / DPRD
6. Dukungan moril dari masyarakat 2
1 4 -1
SKOR III 5 -1
TOTAL SKOR III 4
IV Aspek Hukum
1. Peraturan Daerah -1
2. Otonomi Daerah 2
SKOR IV 2 -1
TOTAL SKOR IV 1
V I
1. Kota Samarinda sebagai Kota jasa, industri dan perdagangan 3
2. Banyak pengembangan perumahan di sekitar 3
Rumah Sakit
SKOR V 6 0
TOTAL SKOR V 6
SKOR TOTAL 17

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 23


Hasil analisa SWOT dapat dilihat dalam grafik berikut ini :

Dari hasil analisa SWOT posisi rumah sakit terletak pada kuadran I (positif), sementara
itu jika dilihat dari siklus hidup organisasi posisi rumah sakit I.A Moeis berada pada tahap
growth.

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 24


Posisi siklus bisnis RSUD.I.A Moeis terletak pada kuadran I dalam masa pertumbuhan.
Strategi bisnis yang harus dilakukan adalah strategi intensif pengembangan pemasaran,
perbaikan dan pengembangan produk jasa.
B. Faktor Kunci Keberhasilan (Critikal Success Factors)
Dari hasil analisa SWOT menunjukkan persepsi pelanggan terhadap Rumah Sakit masih
relative baik, meskipun sarana pemeriksaan penunjang dan SDM yang menunjang
pelayanan masih kurang. Keadaan tersebut terjadi karena sebagaian besar yang
menggunakan jasa rumah sakit adalah masyarakat menengah ke bawah yang mempunyai
pemahaman secara tehnis tentang Rumah Sakit masih kurang, dengan demikian kepuasan
pelanggan terletak pada aspek non teknis seperti kecepatan melayani, kondisi fisik
bangunan, kekersihan ruangan bukan pada kualitas penanganan penyakit yang diderita. Di
sisi lain sebagai rumah sakit pemerintah, memiliki kekuatan dalam pengembangan
infrastruktur dan penetapan pola tarif yang kompetetif akan memungkinkan rumah Sakit
mampu bertahan dan melakukan inovasi – inovasi sejalan dengan perkembangan tehnologi
ilmu kedokteran klinik dan perkembangan jenis penyakit.
Dengan menggunakan Matrix TOWS dapat diuraikan factor-faktor kunci keberhasilan
sebagai berikut :
Kekuatan Kelemahan
1 Infrastrukur Pelayanan cukup 1. Kualitas pelayanan
memadai masih belum optimal

IFAS
2 Ketersediaan tenaga 2. Kondisi keuangan
professional muda belum stabil
3 Letak strategis didaerah 3. Kecukupan &
pemukiman baru dan industry kelayakan alat medis
serta jauh dari pesaing belum optimal
EFAS 4 Merupakan satu-satunya rumah 4. Kecukupan SDM serta
sakit milik pemerintah kota. kompetensinya belum
optimal.
Peluang Strategi SO Strategi WO
1. Angka kesakitan dan 1. Meningkatkan program pemasaran 1. Meningkatkan kualitas
kecelakaan Yang di wilayah sekitar rumah sakit dan pelayanan yang sesuai
cenderung naik membuat jejaring pemasaran dengan peningkatan
2. Peningkatan tingkat social melalui institusi pemerintah kebutuhan masyarakat
dengan memanfaatkan tenaga ahli terhadap pelayanan
ekonomi masyarakat yang
rumah sakit. kesehatan.
terus meningkat. Meningkatkan kerjasama 2. Mengalokasikan anggaran
3.Makin meningkatnya 2. kepesertaan perusahaan- untuk perbaikan mutu
kepesertaan asuransi perusahaan di sekitar rumah sakit pelayanan sesuai dengan
kesehatan. dalam pelayanan kesehatan. kasus kesakitan dan
kematian

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 25


Ancaman Strategi ST Strategi WT

1. Agresifitas pesaing 1. Mengembangkan perbaikan mutu 1. Meningkatkan kecukupan


melakukan inovasi pelayanan yang memiliki potensi dan kelayakan alat medis
perbaikan mutu layanan pasar . yang sesuai dengan
dan globalisasi pelayanan tuntutan peningkatan
mutu layanan.
kesehatan
2. Tuntutan peningkatan 2. Meningkatkan kompetensi tenaga 2 Meningkatkan kecukupan
mutu layanan dan professional muda yang sesuai dan kompetensi SDM
Perkembangan teknologi dengan perkembangan teknologi sesuai dengan tuntutan
kedokteran kedokteran dalam rangka peningkatan mutu
meningkatkan mutu layanan. layanan, Dan globalisasi
pelayanan kesehatan.
3. Tekanan kebijakan 3 Menerapkan fleksibilitas
pemerintah tentang pengelolaan keuangan
keuangan dengan prinsip-prinsip
bisnis yang sehat yang
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku.

Berdasarkan Matrik TOWS dapat disimpulkan ada 6 faktor kunci keberhasilan Rumah Sakit
adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kwantitas dan kualitas SDM profesional sesuai dengan standar mutu
pelayanan yang berorientasi pada pelayanan prima.
b. Meningkatkan kecukupan dan kelayakan alat medis sesuai standar mutu pelayanan dan
sesuai dengan perkembangan teknologi kedokteran.
c. Meningkatkan penerimaan rumah sakit dengan cara meningkatkan program pemasaran
rumah sakit yang lebih intensif dan tepat sasaran disertai sistem pengelolaan keuangan
yang efisien dan efektif.
d. Meningkatkan kesejahteraan pegawai.
e. Mengoptimalkan unit bisnis strategik yang ada dan mengembangkan unit bisnis baru sesuai
dengan kebutuan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit.
f. Menjadi provider pelayanan kesehatan kepesertaan asuransi.

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 26


BAB IV
ARAH BISNIS RSUD.I.A MOEIS

A. Program Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Kota


Samarinda
Keselarasan misi, sasaran strategis dan kebijakan RSUD.I.A Moeis harus sejalan dengan
RPJM Pemerintah Kota Samarinda. Adapun RPJM Pemerintah Kota Samarinda adalah
sebagai berikut :
VISI: “Terwujudnya Kota Samarinda sebagai Kota Metropolitan berbasis, Industri,
Perdagangan dan Jasa Yang maju berwawasan lingkungan dan Hijau, serta
mempunyai keunggulan daya saing untuk meningkatkan kesejahteraan
Masyarakat”
MISI :
1. Penciptaan & peningkatan fasilitas umum dan utilities umum penunjang sektor
Penunjang sektor industri, perdagangan dan jasa sebagai basis untuk menuju
kota metropolis.
2. Penanggulangan masalah banjir secara tuntas dan menyeluruh.
3. Penciptaan dan peningkatan kehidupan kesehatan masyarakat.
4. Mengembangkan sektor pendidikan & SDM yang profesional dan religius.
5. Peningkatan kehidupan beragama, pemuda dan olaraga serta sosial budaya yang
lebih dinamis & kondusif.
6. Pemantapan keuangan daerah dan pembiayaan pembangunan
7. Peningkatan good governance dan pemerintahan kota yang dinamis.
B. Nilai Dasar
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi RSUD.I.A Moeis dibutuhkan nilai-
nilai dasar yang dapat digunakan sebagai acuan bagi seluruh komponen di Rumah Sakit agar
dapat tercipta budaya kerja dalam rangka memberikan pelayanan yang dapat memuaskan
pasien/ pelanggan. Adapun Nilai – nilai dasar organisasi yang harus dipahami dan
dilaksanakan oleh seluruh komponen di Rumah Sakit Umum Daerah I.A Moeis tersebut
adalah :

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 27


a. Kejujuran Untuk membangun kepercayaan dalam setiap hubungan dengan
Tim,teman sejawat dan atasan prinsip kejujuran dan keterbukaan merupakan nilai
yang harus dijunjung tinggi

b. Disiplin

Agar dapat mengemban tugas sesuai dengan hasil yang diharapkan, disiplin
merupakan nilai yang harus ada pada setiap individu agar dapat melaksanakan tugas
perorangan maupun TIM sesuai dengan waktu yang dijanjikan.

c. Integritas dan profesional

Semua karyawan perlu menjunjung tinggi integritas, dengan cara mewujudkan semua
komitmen yang telah dia tetapkan kedalam tindakan nyata yang didasari oleh prinsip-
prinsip profesionalisme.

d. Kerjasama

Kompleksitas kebutuhan pasien dirumah sakit yang tinggi membutuhkan kerjasama


yang didasarkan pada kompetensi dan kesediaan untuk berbagi tanggung jawab.

e. Keberanian

Keberanian perlu dijunjung tinggi bagi setiap karyawan untuk memacu dalam
mengemban tanggung jawab pengambilan keputusan atas pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya yang didasari oleh sifat sabar dalam melaksanakan tugasnya.

F. Peduli (Emphaty)

Kepedulian yang tinggi terhadap semua keluhan pasien harus tertanam bagi seluruh
insan yang ada pada RSUD.I.A Moeis, agar pasien dapat terpuaskan dari pelayanan
yang diberikan oleh RSUD.I.A Moeis.

C. VISI
Setiap institusi pemerintah mempunyai VISI. Visi cara pandang kedepan yang akan
diwujudkan, agar institusi tersebut dapat tetap eksis keberadaannya dan selalu dapat
diterima oleh masyarakat.Menyelaraskan dengan Visi Pemerintah Kota Samarinda yaitu
“TerwujudnyaKota Samarinda sebagai Kota Metropolitan berbasis, Industri,
Perdagangan dan Jasa Yang maju berwawasan lingkungan dan Hijau, serta

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 28


mempunyai keunggulan daya saing untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat ”
maka RSUD. I.A Moeis mempunyai Visi :

“ Menjadi Rumah sakit Yang berstandar mutu tahun 2015 ”

Berdasarkan standar pelayanan dalam menangani keluhan pasien yang merupakan budaya
dan motto dari RSUD.I.A Moeis Samarinda yang harus dicapai dalam mewujudkan Visi
sebagai rumah sakit berstandar mutu. Standarisasi di setiap gerak dan langkah dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang dijadikan sikap mental bagi
setiap insan RSUD.I.A Moeis yang dapat diinterpretasikan sebagai cara pandang kedepan
sebagai berikut:

Berstandar mutu dalam paradigm kepuasan pelanggan dapat diartikan :

 Beremphaty dan Responsiveness, sigap, tanggap dan cepat dalam melakukan tindakan

 Assurance ; ramah, kompeten, mempunyai kredibilitas, memberikan rasa aman dalam


melayani

 Tangible,nyaman,indah, asri dan bersih

 Dependability (keandalan) : ketersadiaan,reliabilitas dan daya rawat

 Mudah , prosedur sederhana, murah, terjangkau dan terjamin keamanannya.

 Utama dalam pelayanan

a. Berstandar mutu dalam paradigma pemberdayaan karyawan dapat diartikan :

 Bersama-sama dalam menyelesaikan masalah

 Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan profesi

 Andal (reliability),karyawan mempunyai hak dan kewajiban untuk meningkatkan


kompetensi sesuai dengan profesionalisme yang dimiliki untuk meningkatkan
keandalan SDM.

 Dihargai, karyawan yang berprestasi berhak mendapatkan penghargaan

 Aspirasi,semua kebijakan berdasarkan aspirasi seluruh komponen yang ada di rumah


sakit

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 29


 Remunerasi berdasarkan merit system, promosi berdasarkan jasa dan prestasi.

 Unggul,karyawan yang unggul dalam pelayanan dapat penghargaan.

 Tujuan, arah, pandangan sama menciptakan kesejahteraan.

b. Berstandar mutu dalam paradigm institusi pemerintah dapat diartikan :

 Bersama – sama institusi kesehatan lainnya dalam meningkatkan derajad kesehatan


masyarakat di wilayah kota samarinda & sekitarnya.

 Rujukan, menjadi rumah sakit rujukan di wilayah samarinda seberang.

 Mudah dalam bekerjasama untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat


sekitar.

 Turut serta berperanan dalam mewujudkan Visi kota Samarinda dan Visi Propensi.

RSUD. I.A Moeis Samarinda menyadari bahwa dengan pernyataan visi tersebut, kedepan
diperlukan langkah dan strategi antisipatif dan inovatif untuk mewujudkannya. Visi tersebut
juga menunjukkan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
diinginkan oleh RSUD.I.A Moeis Samarinda. Penetapan Visi tersebut juga merupakan
motivasi utama bagi RSUD.I.A Moeis Samarinda bersama-sama dengan pihak yang
berkepentingan laiinya untuk merefleksikan tujuan yang akan dicapai jangka panjang.

Berdasarkan penjelasan diatas, terlihat keinginan yang kuat dari RSUD.I.A. Moeis Samarinda
untuk menjadi Rumah Sakit Berstandar Mutu yang berpedoman pada pelayanan Prima.
D. MISI
Misi adalah rancangan/ jalan pilihan yang harus dilaksanakan agar tujuan
organisasi dapat tercapai dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Dengan
pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak lain yang berkepentingan
dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran yang dilakukan oleh RSUD.I.A
Moeis.
Perumusan misi organisasi harus memperhatikan dan menampung masukan dari
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan memberikan peluang untuk perubahan
sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan. Misi RSUD.I.A Moeis Kota Samarinda
adalah:

1. Memberikan pelayanan berdasarkan standar mutu sesuai dengan perkembangan


tehnologi dibidang kesehatan.
Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 30
2. Mewujudkan SDM yang kompeten dalam pelayanan sesuai bidang ilmu
3 Mewujudkan kesejahteraan karyawan.

4. Mewujudkan kepuasan pelanggan pada semua jenis pelayanan yang ada di rumah
sakit.
B. Sasaran Strategis
Dari analisa internal dan eksternal maka sasaran strategi yang dapat
diterapkan adalah memanfaatkan peluang dan memperbesar kekuatan. Untuk
mencapai Sasaran Strategi tersebut maka langkah yang akan diterapkan di RSUD.I.A
Moeis periode 2011 – 2015 adalah sebagai adalah sebagai berikut :
1. Keuangan
Sasaran yang ingin dicapai oleh RSUD.I.A Moeis pada perpektif ini adalah sebagai
berikut :
No Sasaran Strategi Indikator Kinerja
1 Penataan pola tata kelola 1. Terlaksananya system pola tatakelola
keuangan keuangan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
2 Profitabilitas 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi pendapatan
3 Liquiditas 2. a. Terkendalinya Biaya (Cost Contaiment)
b. Meningkatnya kemampuan membayar
jangka pendek
4 Kesejahteraan internal 3. Terlaksananya system Remunerasi

2. Pelanggan
Berdasarkan data historis kondisi pelanggan RSUD.I.A Moeis menunjukkan posisi
yang relative kurang baik, dilihat dari tingkat loyalitas pasien. Untuk itu perlu perlu
merumuskan sasaran strategi untuk lima tahun kedepan yang dapat memperbaiki
kondisi tersebut. Adapaun Sasaran Strategi yang akan diterapkan oleh RSUD.I.A
Moeis untuk lima tahun kedepan yang disertai indicator kinerja sebagai berikut :
No Sasaran Strategi Indikator Kinerja
Kepuasan pelanggan 1. Hasil survey 100% pelanggan puas
1
Terpenuhi pada semua jenis 2. Meningkatnya kunjungan pasien lama
pelayanan menengah keatas
3. Terciptanya loyalitas pelanggan

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 31


3. Proses Bisnis Internal

Perspektif bisnis internal merupakan perspektif yang paling menentukan untuk


kelangsungan hidup rumah sakit lima tahun kedepan, kepuasan pelanggan pasien
menengah keatas sangat ditentukan dari hasil kerja perspektif ini, peningkatan hasil
kinerja perspektif ini juga mempunyai korelasi secara langsung dengan peningkatan
kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Adapun Sasaran strategi yang ingin
dicapai dari perspektif ini dalam lima tahun kedepan oleh RSUD.I.A Moeis adalah
sebagai berikut :
No Sasaran Strategi Indikator Kinerja
1 Menjadi RSUD yang 1. Terpenuhinya kebutuhan sarana,prasarana dan
peralatan untuk mendukung pelayanan prima sesuai
mempunyai standar mutu
dengan standar perkembangan tehnologi di bidang
berkualitas sesuai dengan kesehatan.
2. Terselenggaranaya produk pelayanan yang
perkembangan tehnologi
berorientasi pada pelanggan
dibidang kesehatan. 3. Terselenggaranya Audit mutu pelayanan secara
optimal
4. Terwujudnya SIM yang menunjang operasionalisasi
RS secara terintegrasi

3. Pembelajaran dan Pertumbuhan

Hasil kinerja dari perspektif ini berpengaruh terhadap kualitas hasil pelayanan, untuk
lima tahun kedepan sasaran strategi yang ingin dicapai oleh RSUD.I.A Moeis dari
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah sebagai berikut :

No Sasaran Strategi Indikator Kinerja


1 SDM yang professional, mandiri dan 1. Tertatanya system pembinaan SDM
berintegritas tinggi
2. Terpenuhinya kuantitas dan kualitas
SDM dalam menunjang pelayanan
prima.

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 32


BAB V
STRATEGI BISNIS
Strategi Bisnis merupakan upaya-upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mencapai tujuan
dan sasaran strategis yang ditetapkan. Upaya-upaya tersebut dilakukan dengan menyusun
program-program kerja yang direncanakan dengan memperhatikan kekuatan sumber
dana yang dimiliki. Program kerja diarahkan pada pencapaian sasaran strategis dalam empat
perpektif BSC sebagai berikut :
1. PERSPEKTIF PELANGGAN
Program-program kerja dalam perpektif ini merupakan upaya-upaya peningkatan kepuasan
pelanggan di bidang pelayanan pasien pada umumnya. Dimensi mutu layanan perspektif
pelanggan didasarkan pada pemahaman publik terhadap rumah sakit yang tidak secara
langsung berkorelasi dengan spesifikasi tekhnis pelayanan kedokteran klinik. Adapun
indikator kinerja yang ingin dicapai pada perspektif ini adalah :
a. Respons time 100 % pada tahun ke- lima
b. Penambahan 1 PKS per th pada tahun kedua
c. Peningkatan jumlah pasien Vip, Klas I, Klas II menjadi 2400
d. Tersedianya program pemasaran
e. Tersedianya pelayanan Poli 1 hari
f. Pelayanan kamar operasi dari 5 ronde jadi 10 ronde pada tahun ke 5
g. 50 % pelanggan tetap menjadi pelanggan dalam 3 tahun terakhir
h. Peningkatan jumlah kunjungan baru rawat jalan sebesar 20%, dan rawat inap sebesar
15%
i. Penurunan angka pulang paksa sebesar 10 % pertahun.
Adapun program kerja yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai indikator kinerja
tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1.1 Peningkatan Kepuasan pelanggan pada semua jenis pelayanan
Prgram ini merupakan upaya pencapaian arah bisnis rumah sakit dengan sasaran
Meningkatnya kepuasan pelanggan. Adapun progam tersebut adalah sebagai berikut :
No Program kerja Pagu Indikatif Penanggung jawab
program
1 Peningkatan kualitas kehidupan KPA Swadana
1.268.898.874,36
dan kesehatan masyarakat.

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 33


Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Program ini merupakan upaya pencapaian arah bisnis rumah akit dengan sasaran
terlayaninya pasien dengan obat dan perbekalan obat yang berkualita dan harga
yang terjangkau.
No Program kerja Pagu Indikatif Penanggung jawab
program
1 Program Obat dan Perbekalan KPA Rutin dan
44.516.412.150,00
Kesehatan Swadana

2. PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL


Program-program kerja dalam perpektif ini, diarahkan pada upaya pemenuhan mutu
layanan kesehatan yang berorientasi pada patient safety. Dimensi mutu pelayanan
didasarkan pada pemahaman provider kesehatan yang bersifat tehnis, disamping itu pada
perspektif ini dilengkapi dengan program-program kerja yang menunjang
efisiensi,efektifitas dan kelancaran pelayanan. Adapun indicator kinerja yang ingin dicapai
pada perspektif ini adalah :
a. Sarana, prasarana pelayanan 100 % terpenuhi sesuai standar RS tipe C pada th ke 5
b. Sarana kesehatan dan sarana penunjang 100% dapat berfungsi dengan baik
c. 90 % penilaian kinerja unit dapat terlaksana
d. Terlaksananya system remunerasi
e. 90 % standar mutu pelayanan dapat dilaksanakan.
f. 50% audit medic dan keperawatan
g. Tingkat kepatuhan PDT dan SOP 100% pada tahun ke-lima
Adapun program kerja yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai indikator kinerja
tersebut diatas adalah Program peningkatan Sarana dan Prasarana serta progam
peningkatan kualitas SDM yang menunjang pelayanan Prima. Adapun penjabaran dari
program tersebut adalah sebagai berikut :
2.1 Program Pelayanan Administrasi perkantoran
Program ini merupakan program penunjang bagi pencapaian upaya arah bisnis Rumah
Sakit dengan sasaran tercapainya kelancaran administrasi perkantoran yang baik dan
akuntabel. Program pelayanan administrasi perkantoran merupakan penjabaran dari
program pelayanan administrasi dengan rincian sebagai berikut:

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 34


No Program kerja Pagu Indikatif Penanggung jawab
program
1 Program Pelayanan 2.641.285.924,00 KPA Rutin dan swadana
Administrasi

2.2 Program peningkatan Sarana dan Prasarana


Program ini merupakan upaya pencapaian arah bisnis rumah sakit dengan sasaran
terpenuhinya sarana dan prasarana rumah sakit yang menunjang pelayanan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit tipe C
No Program kerja Pagu Indikatif Penanggung jawab
program
1 Program peningkatan Sarana 26.654.926.575,00 KPA Rutin dan swadana
dan Prasarana

2.3 Program pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Program ini merupakan upaya pencapaian arah bisnis rumah sakit dengan sasaran
terpeliharanya sarana dan prasarana rumah sakit untuk mencapai tingkat kepuasan
pelanggan. Adapun program tersebut mempunyai rincian sebagai berikut :
No Program kerja Pagu Indikatif Penanggung jawab
program
1 Program pemeliharaan sarana dan 7.348.785.376,40 KPA Rutin dan
Prasarana Rumah Sakit swadana

3. PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN


Program-program kerja dalam perpektif ini, diarahkan pada upaya peningkatan
pertumbuhan Rumah Sakit dari sisi asset tak berwujud. Aset tak berwujud berupa human
capital (Comitment & capability), organization culture, dan organization
goodwill.Adapun indikator kinerja yang ingin dicapai pada perspektif ini adalah :
a. Peningkatan kompetensi SDM sebesar 50% pada tahun kelima.
b. Tingkat kepuasan SDM meningkat 5% pertahun
e. 100% kenaikan pangkat tepat waktu

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 35


f. 90% pengukuran kinerja SDM pada tahun ke 2 terlaksana.
g. 100% tersedia system dan prosedur pengelolaan SDM pada tahun ke 4.
Adapun program kerja yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai indikator
kinerja tersebut diatas adalah
3.1 Tertatanya system pembinaan SDM.
No Program kerja Pagu Indikatif Penanggung jawab
program
1 Program Penataan system 200.000.000,- KPA Rutin
pembinaan SDM / SIM SDM RS

3.2 Program Peningkatan Kualitas SDM


Program ini merupakan upaya pencapaian arah bisnis rumah sakit dengan sasaran
peningkatan kompetensi SDM yang sesuai dengan standar kompetensi SDM dalam
menunjang pelayanan di rumah sakit.
No Program kerja Pagu Indikatif Penanggung jawab
program
1 Program peningkatan 1.688.889.000,00 KPA Rutin dan
profesionalisme SDM swadana

4. PERSPEKTIF KEUANGAN
Program-program kerja dalam perpektif ini, merupakan upaya pencapaian arah bisnis
rumah sakit dengan sasaran meningkatnya akuntabilitas public kepada stakeholders serta
peningkatan kemampuan pengelolaan rumah sakit dalam hal pengelolaan keuangan yang
didasari pada pengelolaan keuangan dengan prinsip-prinsip bisnis yang efisien dan efektif.
Adapun indicator kinerja yang ingin dicapai pada perspektif ini adalah :
a. CRR meningkat 15 % per th
b. Pendapatan fungsional naik 10% per th
c. Effisiensi belanja rutin
d. Optimalisasi sarana / prasarana
e. Penghematan ATK
f. Tersusunnya kebijakan tarif sesuai Unit cost pada tahun ke 3

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 36


Adapun program kerja yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai indikator kinerja
tersebut diatas adalah Program peningkatan pengembangan system pelaporan capaian dan
kinerja keuangan
No Program kerja Pagu Indikatif Penanggung jawab
program
1 Program perbaikan tata kelola 5.925.000.000,00 KPA Rutin dan
keuangan dan peningkatan Swadana
pengembangan system pelaporan,
pencapaian serta kinerja keuangan

B. KERANGKA PEMBIAYAAN JANGKA MENENGAH (MEDIUM TERM


EXPENDITURE FRAMEWORK)
Program-program kerja yang diarahkan pada pencapaian tujuan pada sasaran strategis
didukung dengan kerangka pembiayaan, meliputi proyeksi pembiayaan Belanja modal dan
Belanja Operasi. Dalam jangka menengah diperlukan pembiayaan rumah sakit sebesar
Rp 139.857.863.295,- . Dengan komposisi belanja Operasi sebesar Rp 113.002.936.720
dan belanja modal Sebesar Rp 26.854.926.575, sumber pembiayaan tersebut
berasal dari swadana sebesar Rp 66.571.440.930 , dan subsidi dari APBD Pemerintah
Kota Samarinda sebesar Rp 73.231.422.364

Belanja Program tersebut diuraikan dalam empat perspektif sebagai berikut :

BELANJA PROGRAM TOTAL PAGU


NO PERSPEKTIF INDIKATIF
MODAL OPERASIONAL
1 Pelanggan - 30.864.877.718 30.864.877.718

2 Proses Bisnis Internal 26.654.926.575 74.724.170.001,42 101.379.096.576

Pembelajaran dan
3 pembelajaran 200.000.000 1.488.889.000 1.688.889.000

4 Keuangan 5.925.000.000 5.925.000.000


Total Belanja Program 26.854.926.575 113.002.936.720 139.857.863.295

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 37


SUMBER DANA
NO PERSPEKTIF APBD APBN JUMLAH
Subsidi Swadana
1 Pelanggan 2.477.164.000 28.387.713.718 30.864.877.718
Proses Bisnis
2 63.316.369.364 38.062.727.212
Internal 101.379.096.576
Pembelajaran dan
3 1.567.889.000 121.000.000
pertumbuhan 1.688.889.000
4 Keuangan 5.870.000.000 55.000.000 5.925.000.000
Total Belanja Program 73.231.422.364 66.571.440.930 139.857.863.295

PROSEDUR PELAKSANAAN PROGRAM


Prosedur kerja untuk pelaksanaan program yang diterapkan Rumah Sakit adalah sebagai
berikut, antara lain :
1. Pengadaan Barang / jasa pada Rumah Sakit dilakukan berdasarkan prinsip efisiensi dan
ekonomis, sesuai dengan praktek bisnis yang sehat.
2. Pengadaan barang / jasa pada Rumah Sakit dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang
berlaku bagi pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
3. Fleksibilitas diberikan dengan ketentuan bila terdapat alas an efektifitas dan/ atau
efisiensi.
4. Fleksibilitas yang dimaksud diatas diberikan terhadap pengadaan barang/jasa yang
sumber dananya berasal dari :
a. Jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat
b. Hibah tidak terkait yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain ; dan / atau
c. Hasil kerjasama Rumah Sakit dengan pihak lain/ atau hasil usaha laiinya.
5. Pengadaan barang / jasa sebagaimana diatas dilaksanakan berdasarkan ketentuan
pengadaan barang dan jasa yang ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dengan
mengikuti prinsip-prinsip transparansi, adil / tidak diskriminatif, akuntabilitas, dan
praktek bisnis yang sehat.
6. Untuk pengadaan barang / jasa yang sumber dananya berasal dari hibah terikat dapat
dilakukan dengan mengikuti ketentuan pengadaan dari pemberi hibah, atau mengikuti
ketentuan pengadaan barang/ jasa yang berlaku di Rumah Sakit sepanjang disetujui oleh
pemberi hibah dimaksud.

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 38


7. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pada Rumah Sakit dilakukan oleh Panitia
Pengadaan.
8. Panitia Pengadaan adalah Tim/ Unit pada Organisasi Rumah Sakit atau Tim/ Unit
tersendiri yang dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit yang ditugaskan secara khusus
untuk melaksanakan pengadaan barang / jasa guna keperluan Rumah Sakit.
9. Panitia pengadaan terdiri dari personil yang memahami tata cara pengadaan, substansi
pekerjaan/ kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan.
10. Panitia pengadaan harus bersertifikat dalam pengadaan barang/ jasa.
11. Dalam penetapan penyedia barang/jasa, panitia pengadaan terlebih dahulu harus
memperoleh persetujuan tertulis dari :
a. Direktur Rumah Sakit untuk pengadaan barang/ jasa yang bernilai diatas
Rp 50.000.000.000 (lima puluh milliard rupiah) ; atau
b. Pejabat lin yang ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit untuk pengadaan yang bernilai
sampai dengan Rp 50.000.000.000 ( lima puluh milliard rupiah).
12. Penunjukan pejabat lain sebagaimana dimaksud diatas dengan melibatkan semua unsur
Pejabat pengelola Rumah Sakit dan Harus memperhatikan pronsip-prinsip :
a. Objektivitas, yaitu penunjukan yang didasarkan pada aspek integritas moral,
kecakapan pengetahuan mengenai proses dan prosedur pengadaan barang/jasa,
tanggung jawab untuk mencapai sasaran kelancaran dan ketetapan tercapainya
tujuan pengadaan barang/ jasa;
b. Independensi, yaitu menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
dengan pihak terkait dalam melaksanakan penunjukan pejabat lain, langsung
maupun tidak langsung.
c. Saling uji (cross check), yaitu berusaha memperoleh informasi dari sumber yang
berkompeten, dapat dipercaya, dan dapat dipertanggung jawabkan untuk
mendapatkan keyakinan yang memadai dalam melaksanakan penunjukan pejabat
lain.

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 39


PROYEKSI LAPORAN ARUS KAS
TAHUN 2011- 2015

URAIAN PROGNOSA PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI PROYEKSI


TAHUN2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015
Arus Kas Dari Aktivitas
Operasional
Arus Masuk
Pendapatan Usaha dari Jasa
layanan
Pendapatan Hibah
Pendapatan APBD (Rupiah
murni)
Pendapatan Usaha Lainya
Arus Keluar
Biaya Layanan
Biaya umum dan administrasi
Biaya Lainya
Arus Kas Bersih dari Aktivitas
Operasi
Arus Masuk
Hasil Penjualan asset tetap
Hasil Penjualan Investasi
jangka panjang
Hasil Penjualan Aset Lainya
Arus Keluar
Perolehan asset tetap
Perolehan investasi jangka
panjang
Perolehan Aset Lainnya
Arus Kas bersih dari aktivitas
investasi
Arus Kas Dari Aktivitas
Pendanaan
Arus Masuk
Perolehan Pinjaman
Penerimaan kembali pokok
Pinjaman
Arus Keluar
Pembayaran Pinjaman
Pemberian Pinjaman
Arus Kas Bersih Aktivitas
Pendanaan
Kenaikan/ Penurunan Bersih
Kas
Kas dan setara Kas Awal
Jumlah Saldo Kas

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 40


PROYEKSI RASIO KEUANGAN
TAHUN 2011 – 2015
NO URAIAN FORMULA 2011 2012 2013 2014 2015
A. RASIO LIKUIDITAS
1 Cash Ratio (Rasio Kas) Kas x 100 %
Kewajiaban Lancar
2 Current Ratio (Rasio Lancar ) Aset Lancar x 100 %
Kewajiaban Lancar
B. RASIO AKTIVITAS
3. Receivable Turn Over (Perputaran Pendapatan Bruto = kali
Piutang)
Piutang
4. Collection Period (Periode Piutangx 360 hari = Hari
Perputaran Piutang)
Pendapatan Netto
5. Fixed Asset Turn Over Pendapatan Bruto = kali
( Perputaran Aset Tetap)
Aset Tetap
C. RASIO TINGKAT HUTANG
6. Debt to TotalbAsset (Rasio hutang Total Hutang x 100 %
terhadap Total Aset)
Total Aset
D. RASIO SOLVABILITAS
7. Solvabilitas (Rasio total Aset Total Aset x 100 %
TerhadapnHutang)
Total Hutang
8. Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang Total Hutang x 100 %
terhadap Equitas)
Ekuitas
E. RASIO RENTABILITAS
9. Net Return on Invesment ( T Surplus x 100 %
ingkat Pengembalian Investasi
Total Aset
Bersih )
10. Net Return on Equity(Tingkat Surplus x 100 %
Pengembalian Ekuitas Bersih)
Ekuitas

Renstra RSUD I.A. Moeis 2011-2015 41

Anda mungkin juga menyukai