Anda di halaman 1dari 7

PENGAWETAN TANAH DAN AIR

I. PENDEKATAN TERHADAP KONSERVASI TANAH DAN AIR

Dalam beberapa tahun terakhir ini telah muncul suatu pendekatan baru terhadap
konservasi tanah dan iar, berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari
penelitian sistem usahatani. Pendekatan ini menggeser penekanan dari hanya sekedar
melihat pada apa yang sedang terjadi terhadap tanah (misalnya gejalaerosi) kepada
pengkajian mengapa erosi terjadi (misalnya penyebab-penyebab yang mendasari
terjadinya erosi). Pengkajian terhadap mengapanya mencakupi usaha untuk memahami
faktor-faktor biofisik dan sosial ekonomi yang turut menyebabkan penurunan mutu lahan.

I. PRINSIP-PRINSIP KUNCI DALAM KONSERVASI TANAH DAN AIR

 Penurunan Produktivitas tanah jauh lebih penting daripada erosi tanah itu sendiri.
Karena itu maka konservasi tanah selayaknya merupakan bagian terpadu dari strategi
umum pembangunan pertanian yang terfokus pada teknik-teknik produksi yang lebih
baik. Pada umumnya upaya-upaya konservasi tanah yang dirancang untuk
mengendalikan kehilangan tanah dilakukan mendahului teknik perbaikan tanah.
Walaupun begitu, keduanya saling terkait dan hendaknya dipertimbangkan bersama-
sama, sekalipun kemudian salah satu teknik dikerjakan mengikuti teknik yang lain
secara berurutan.

 Erosi adalah konsekuensi dari cara penggunaan lahan dan sendiri bukan penyebab
kerusakan tanah. Kerusakan tanah hendaknya dihindari sebelum terjadi, hal ini akan
lebih baik daripada mencari-cari usaha memperbaiki lahan yang telah mengalami
kerusakan dikemudian hari.
 Telah sangat banyak studi yang dilakukan terhadap tanah dan lahan dalam program-
program konservasi tanah namun sedikit sekali studi yang telah dilakukan terhadap
pengguna lahannya (rumah tangga petani). Sebuah program konservasi yang
berusaha untuk memecahkan masalah kerusakan lahan dengan mengatasi
penyebabnya memerlukan pendekatan dari bawah (bottom-up) yang didasarkan pada
pengetahuan yang rinci mengenai kebun/ladang (farm) serta rumah tangga petaninya,
sebagai suatu sistem penggunaan lahan yang menyeluruh. Sebaliknya, program-
program yang diturunkan dari atas (top-down) cenderung memfokuskan usahanya
terutama pada gejala-gejala erosi dengan pemberian subsidi untuk pembuatan teras,
promosi budidaya lorong, atau upaya-upaya lain yang telah menunjukkan
keberhasilan ketika diintroduksikan oleh badan-badan/lembaga-lembaga dari luar.
 Dalam sistem pertanian lahan kering, menurunnya hasil tanaman lebih banyak
disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan air daripada disebabkan oleh erosi.
Karena itu pengelolaan air hujan perlu lebih mendapat perhatian, khususnya
konservasi air, bukan hanya konservasi tanah saja. Konsekuensinya adalah bahwa
proses-proses agronomis (seperti pengolahan tanah, pemberian mulsa) secara
potensial lebih berarti daripada teknik-teknik mekanis pencegahan erosi dan aliran
permukaan.
 Upaya-upaya konservasi tanah akan lebih berhasil apabila dilaksanakan melalui
program-program jangka panjang daripada pendekatan-pendekatan jangka pendek
dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
 Rumah tangga petani serta lingkungannya hendaknya dijadikan fokus utama dalam
setiap program konservasi tanah dan air.
 Petani perlu diyakinkan akan keuntungan-keuntungan jangka pendek yang akan
diperolehnya dari perubahan perlakukan terhadap lahannya. Sangat penting untuk
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan nyata petani untuk jangka pendek melalui
pengembangan dan introduksi strategi-strategi produksi yang efektif dari segi
konservasi tanah serta sekaligus mampu meningkatkan pendapatan petani.

II. EROSI DAN PENGENDALIANNYA


Erosi adalah proses hilangnya atau terangkutnya tanah dipermukaan. Erosi merupakan
kejadian alami yang berlangsung sejak bumi ini terbentuk. Banyak agen penyebab erosi,
tetapi yang utama adalah air dan aingin.

1. Erosi Geologi dan Erosi Tanah

Erosi yang terjadi pada kondisi alami, yaitu lahan yang tertutup oleh vegetasi asli tanpa
campur tangan manusia, disebut erosi alami (erosi geologi atau erosi normal).
Prosesnya berlangsung lambat dan tidak henti-hentinya. Tetapi ketika vegetasi dibabat
dan padang rumput dibakar, erosi dipercepat. Erosi yang melampaui kecepatan normal,
akibat ulah manusia sehingga merusak karena menghilangkan lapisan atas tanah,
prosesnya disebut erosi tanah.

Erosi geologi berlangsung lambat sehingga laju pembentukan tanah masih mampu
mengimbangi besarnya kehilangan lapisan atas tanah. Sebaliknya, erosi tanah
berlangsung cepat terutama pada kondisi lingkungan yang menunjang berlangsungnya
erosi tersebut.

2. Tipe Erosi Air


Erosi oleh air dapat dibagi kedalam empat tipe:
1. Erosi Percikan (Splash): adalah pemindahan tanah akibat percikan butir-butir hujan.
Semula tidak dianggap penting, tetapi mengingat potensinya dalam melepaskan dan
memindahkan partikel tanah sangat besar maka sekarang telah banyak mendapat
perhatian dari para ahli.
2. Erosi Lembar (Sheet): Hilangnya tanah secara merata dalam lapisan tipis dari
permukaan lahan. Erosi lembar umumnya tidak terjadi sendiri, karena permukaan
lahan tidak pernah ada yang benar-benar rata. Permukaan lahan yang dikatakan rata
masih terdapat cekungan-cekungan kecil yang memungkinkan air terakumulasi.
3. Erosi Alur (Riil): adalah Proses penghanyutan tanah melalui aliran air dalam alur-
alur kecil kelereng-lereng bagian bawah. Pada umumnya erosi lembar dan erosi alur
terjadi bersama-sama, yang secara keseluruhan disebut erosi lembar.
4. Erosi Lembah (Gully): Proses pembentukan lembah yang terjadi akibat pengaruh
dari beberapa proses pembentukan lahan. Pembentukan lahan dipermukaan lahan
umumnya dapat terjadi oleh tiga proses, yaitu (1) erosi air terjun, (2) erosi parit
(channel), dan (3) erosi akibat pembentukan dan pencairan.

3. Akibat-akibat Erosi

a. Kerusakan pada lahan pertanian

Kerusakan lahan akibat erosi yang paling nyata adalah terangkutnya lapisan olah tanah,
yang sangat penting artinya dalam budidaya tanaman, karena dalam lapisan tersebut
tersedia dalam jumlah banyak unsur hara penting bagi tanaman (liat dan debu) yang aktif
dalam reaksi-raksi dalam pertukaran kation dalam tanah. Karena penghanyutan tanah
lapisan atas terus menerus, yang tertinggal adalah tanah lapisan bawah yang kurang subur
dan sifat-sifat fisiknya kurang baik. Demikian halnya hara yang ditambahkan melalui
pupuk hanyut terbawa erosi.

b. Banjir dan sedimentasi

Tanah yang dierosikan terangkut ke dalam sungai-sungai, yang akhirnya mengendap baik
di sungai-sungai tersebut, danau, waduk, maupun pantai-pantai. Sedimentasi dalam alur
sungai mengakibatkan pendangkalan sungai tersebutsehingga kapasitas penyaluran iarnya
terbatas. Demikian halnya fungsi bangunan dan jaringan irigasi berkurang akibat
pendangkalan. Padahal bangunan-bangunan tersebut merupakan investasi sangat mahal.

c. Polusi lingkungan

Tanah yang terangkut oleh erosi umumnya mengandung unsur-unsur atau senyawa-
senyawa kimia dan sisa-sisa pestisida dalam jumlah banyak. Bahan-bahan kimia tersebut
akan melarut dalam air sungai, air danau, air waduk dan air laut di tepi pantai.
Disamping itu sedimen yang melarut ini mengakibatkan kekeruhan yang tinggi,
menurunnya oksigen terlarut sehingga berakibat buruk bagi kehidupan ikan,
menyuburkan pertumbuhan gulma air; disamping beberapa unsur yang terlarut bersifat
meracun (nitrit dan bahn aktif pestisida).

4. Proses Erosi Air

Erosi air merupakan kegiatan dispersi dan pengankutan tanah oleh air yang mengalir di
permukaan. Aliran air dipermukaan ini disebut runoff atau aliran permukaan, yang
merupakan bagian dari hujan yang tidak dapat diserap oleh tanah. Ada dua kegiatan
utama dalam proses erosi yaitu:
 Pelepasan (dispersi) butir-butir tanah.
 Pengangkutan butir-butir tanah yang telah terdispersi.
Pukulan butir-butir hujan dan air yang mengalir di permukaan merupakan gaya-gaya
pelepasan utama; sedangkan butir-butir hujan yang memercik dan aliran permukaan
merupakan merupakan agen yang mengangkut butir-butir tanah yang sudah lepas.
Pukulan butir-butir hujan memperlihatkan tiga pengaruh, yaitu:
 Melepas atau memecah tanah
 Pukulan yang bertendensi merusak granulasi, dan
 Percikannya membantu transportasi tanah.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Erosi

Kekuatan dispersi dan kemampuan pengangkutan tanah oleh air ditentukan oleh:
1. Kekuatan dispersi dari pukulan butir-butir hujan, jumlah dan kecepatan aliran
permukaan, dan
2. Ketahanan tanah terhadap dispersi.

Jumlah dan kecepatan aliran permukaan tergantung pada: (i) sifat-sifat hujan, (ii) lereng
dan luas areal, serta (iii) kemampuan tanah menyerap air ke dalam profil tanah. Secara
umum faktor-faktor yang menentukan erosi dapat diringkas dalam rumus deskriptif
sebagai berikut: E = F ( C, T, V, S, H )
Dimana :
C = Faktor iklim
T = Faktor topografi
V = Faktor vegetasi
S= Faktor tanah
H = Faktor manusia.

Dalam rumus deskriptif tersebut terdapat dua macam variable, yaitu (1) faktor yang dapat
dikendalikan oleh manusia seperti vegetasi, dan (2) faktor-faktor yang sulit dikendalikan
oleh manusia secara langsung seperti iklim, topografi dan sifat tanah tertentu tetapi
pengaruhnya secara tidak langsung dapat dimodifikasi oleh manusia, misalnya dengan
pembuatan teras untuk memperpendek panjang lereng.

Faktor Iklim

Faktor iklim terpenting yang berpengaruh terhadap erosi air adalah curah hujan. Sifat-
sifat hujan yang menentukan kekuatan dispersi tanah, jumlah dan kecepatan aliran
permukaan dan erosi yang terjadi adalah jumlah, intensitas dan distribusi musim hujan.
Jika jumlah dan intensitas hujan tinggi, runoff dan erosi yang terjadi tinggi.

Faktor Topografi

Sifat lereng yang menentukan erosi adalah kemiringan dan panjang lereng. Makin curam
lereng makin besar erosi disebabkan oleh kecepatan aliran air dipertinggian. Bila terjadi
pelibatan kecepatan air, kemampuan pengangkutan partikel tanah 64 kali lebih besar, 32
kali lebih banyak bahan suspensi dan peningkatan erosi 4 kali. Makin panjang lereng
makin besar volume air yang mengalir di permukaan.
Faktor Vegetasi

Hutan dan padang rumput yang tebal mampu mengurangi/menekan pengaruh faktor
iklim, topografi dan sifat tanah terhadap erosi. Pengaruh vegetasi ini terjadi melalui: (a)
intersepsi hujan oleh tajuk tumbuhan, (b) pengurangan laju aliran permukaan dan gaya
dispersinya, (c) pengaruh akar dalam peningkatan granulasi dan porositas, (d) kegiatan
biologi dalam tanah yang memperbaiki porositas, dan (e) efek transpirasi yang
mengeringkan tanah. Pengaruh vegetasi ini bervariasi menurut tipe vegetasinya.
Tanaman pertanian berbeda pengaruhnya terhadap erosi, demikian halnya pengaruh
mulsa yang ditambahkan.

Faktor Tanah

Pengaruh sifat-sifat tanah terhadap erosi dapat dimanifestasikan ke dalam dua hal yaitu:
 Sifat-sifat tanah yang menentukan kapasitas infiltrasi
 Sifat-sifat tanah yang menentukan ketahanannya terhadap dispersi dan pengangkutan.

Jika intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi, aliran permukaan (runoff) terjadi.
Selama hujan kapasitas infiltrasi berubah dari maksimum ke minimum. Kapasitas
infiltrasi minimum ini sama dengan perkolasi. Kapasitas infiltrasi ditentukan oleh
porositas, tekstur dan tipe liat, permeabilitas air dan kandungan air tanah.

Permeabilitas adalah laju pergerakan air jenuh (non-kapiler) yang ditentukan oleh
porositas tanah. Sifat tanah yang paling menentukan ketahanan terhadap dispersi dan
pengangkutan adalah ukuran dan kestabilan agregat. Meskipun pada kenyataannya
agregat berukuran besar juga terangkut oleh runoff yang besar.

6. Prediksi Erosi pada Lahan Pertanian

Sejak tahun 1930 telah dilakukan studi intensif tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
erosi. Dari dat yang pernah diperoleh, Wischmeir dan Smith membuat rumus dugaan
besarnya erosi sebagai berikut: A = R K L S C P
Dimana :
A = Besarnya dugaan erosi
R = Faktor curah hujan
K = Faktor erosibilitas tanah
L = Faktor panjang lereng
S = Faktor kemiringan lereng
C = Faktor pengelolaan tanaman
P = Faktor tindakan konservasi tanah.

Faktor Curah Hujan

Faktor curah hujan adalah besarnya erosivitas hujan tertentu, yang berhubungan dengan
jumlah dan intensitas hujan. Faktor R dinyatakan dalam jumlahindeks erosi hujan selama
musim hujan normal. Indeks erosi hujan adalah ukuran erosivitas hujan, misalnya indeks
erosi hujan Wischmeier (EI30) merupakan perkalian antara energi kinetik dengan
intensitas hujan maksimum selama 30 menit.

Faktor Kepekaan/Erodibilatas Tanah

Adalah besarnya erosi per unit indeks erosi hujan pada tanah tertentu yang diberakan
(fallow) dengan kemiringan lereng 9% dan panjang lereng 72,6 feet. Sifat-sifat tanah
yang menentukan erodibilitas tanah mencakup: (1) sifat-sifat yang menentukan kapasitas
infiltrasi, permeabilitas dan daya menahan air, (2) sifat-sifat yang menentukan ketahanan
terhadap dispersi dan pengangkutan tanah.

Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng

Adalah nisbah antara erosi pada panjang lereng tertentu terhadap erosi yang terjadi pada
tipe tanah dan kemiringan lereng yang sama dengan panjang lereng 72,6 cm. Sedangkan
faktor kemiringan lereng adalah nisbah antara erosi pada kemiringan tertentu terhadap
eosi yang terjadi pada tipe tanah dan panjang lereng yang sama dengan kemiringan lereng
9 %. Kombinasi kedua faktor tersebut, yang dipergunakan dalam rumus prediksi erosi.

Faktor Pengolahan Tanah

Adalah nisbah antara besarnya erosi pada lahan dengan tanaman dan pengelolaan tertentu
terhadap erosi dari tanah terbuka. Faktor C mencakup seluruh kombinasi pengaruh yang
berhubungan dari tanaman dan tindakan pengelolaannya, seperti tipe pengolahan tanah,
pengelolaan limbah pertanian, pola tanam dan waktu tanam dan sebagainya.

Faktor Tindakan Konservasi Tanah

Adalah nisbah antara erosi pada tanah dengan tindakan konservasi tertentu terhadap erosi
pada tanah tanpa tindakan konservasi. Tindakan konservasi antara lain pengolahan dan
penanaman menurut kontur, penanaman menurut strip, teras dan sebagainya.

7. Penerapan Rumus Pendugaan Erosi

Cara menghitung besarnya erosi yang mungkin akan terjadi setiap tahun dari lahan
pertanian di bawah sistem pertanian tertentu diilustrasikan seperti di bawah ini:

 Asumsi: Lahan pertanian di daerah Fountain Country, Indiana pada tanah lembab
berdebu Russel, lereng 8 % dan panjang 200 feet, pola tanam rotasi dalam 4 tahun:
gandum (wheat) - padang rumput (meadow) - jagung (corn) dengan pengolahan dan
penanaman dalam barisan menurut kontur, sisa tanaman jagung dikembalikan untuk
gandum. Pemupukan dan pengelolaan tanaman sedemikian rupa sehingga diperoleh
produksi tidak kurang dari : 85 bushels jagung, 40 bushels gandum, atau 4 ton jerami
alfalfa.
 Langkah pertama adalah mengacu ke diagram dan tabel-tabel persamaan penduga
erosi Wischmeier dan menentukan berapa besar nilai faktor R, K, LS, C, P, untuk
kondisi lahan dan sistem pertanian yang disebut di atas.
 Nilai faktor R untuk daerah Fountain Country adalah 185,
 Nilai faktor K untuk tanah di daerah itu = 0,38,
 Nilai faktor LS = 1,41,
 Nilai faktor pengelolaan tanaman = 0,119,
 Nilai tindakan konservasi = 0,6
 Jadi besarnya erosi yang diduga terjadi A = 185 x 0,38 x 1,41 x 0,119 x 0,6 = 7,1
ton per are per tahun.
 Bila tanaman ditanam searah lereng, nilai faktor tindakan konservasi = 1
Jadi, dugaan erosi = 185 x 0,38 x 1,41 x 0,119 x 1,0 = 11,8 ton per are per tahun.
 Bila tanaman ditanam dengan pengelolaan minimum tilage dan contour farming, nilai
faktor P = 0,75.
Jadi, dugaan erosi A = 18 x 0,38 x 1,41 x 0,119 x 0,075 = 4,5 ton per are pe tahun.

Anda mungkin juga menyukai