Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

PSIKOLOGI

PERILAKU MANUSIA
Untuk Memenuhi salah satu tugas
Dosen pembimbing: Qori fanani, M.psi.

Disusun oleh: 1. Durrotul lam atis tsaniyah


2. Ferry adiantono
3. Rahmatulloh akbar p
4. veny veronica m
5. saiful kusuma w
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
2.3 JENIS PERILAKU
2.4 HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEBIASAAN
2.5 USAHA UNTUK MENCAPAI PERILAKU YANG POSITIF
2.6 CONTOH PERILAKU (KESEHATAN)
BAB III : PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpah rahmat dan karuniaNya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERILAKU MANUSIA”. Keberhasilan
dalam pembuatan makalah ini juga tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari Dosen
Matakuliah, Untuk itukami ucaokan terima kasih.
Kami berharap semoga dengan adanya makalah inidapat berguna bagi orang yang
membacanya. Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini belum sempurna, untuk itu
penulis mengharapkansaran dan kritikyang bersifat membangun.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia adalah ciptaan Tuhan yang dipandang sebagai makhluk biologis dan makhluk
unik yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya di muka bumi, faktor keunikan manusia
itu sangat beragam salah satunya ada pada perilaku manusia tersebut. Perilaku manusia
adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar. Seperti orang berjalan, dan lain-lain.
Sebenarnya perilaku tersebutada di balik tirai tubuh di dalam manusia itu sendiri, perilaku
terdiri dari aktifitas-aktifitas yang berlangsung didalam maupun di luar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apa yang mempengaruhi perilaku?
1.2.2 Apa jenis perilaku
1.2.3 Apa hubungan perilaku dan kebiasaan
1.2.4 Apa usaha untukmencapai perilaku yang positif

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan umum: agar pemabaca bisa memahami dan mengerti tentang perilaku
manusia.
1.3.2 Tujuan khusus : a. Mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku manusia
b. Mengetahui jenis perilaku
c. Mengetahui hubungan perilaku dengan kebiasaan manusia
d. Mengetahui usaha untuk mencapai perilakuyang positif

1.4 MANFAAT
1.4.1 Untuk mengetahui dan memahami secara mendalam tentang perilaku
manusiadari segi faktor, jenis perilaku, hubungan perilaku dan usaha untuk mencapai
perilaku yang positif
1.4.2 untuk memenuhi tugas kelompok psikologi tentang perilaku manusia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Perilaku dapat di definisikan dari berbagai sudut pandang. Dari sudut biologis,
perilaku dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan, baik yang diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku
manusia adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri (Notoatmodjo,1993).
Sementara itu secara operasional, perilaku dapat diartikan sebagai suatu respon
organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut
(Notoatmodjo).
Ensiklopedi Amerika juga menyebutkan bahwa perilaku diartikan sebagai suatu aksi-
reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru dapat terjadi apabila ada
sesuatu yang di perlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang di sebut rangsangan.
Artinya, rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu
(Notoatmodjo,1993).
Ahli psikologi lainya, kwick (1974) dalam Notoatmodjo (1993), mengungkapkan
bahwa perilaku adalah tindakan suatu organisme yang dapat diamati dan di pelajari.
Pada dasarnya, perilaku manusia adalah proses interaksi individu dengan
lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makluk hidup (kusmiati &
desminiarti,1990).
Darai uraian diatas penulis menyimpukan bahwa perilaku manusia adalah aktifitas yang
timbul karena adanya stimulus dan respon, serta dapat diamati baik secara langsung
maupun tidak langsung.

2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU


Perilaku manusia tidak terbentuk dengan sendirinya. Namun dipengaruhi oleh
beberapa faktor . secara umum, perilaku manusia dipengaruhi oleh empat faktor. Yaitu
kebutuhan, motifasi, faktor perangsang dan penguat, serta sikap dan kepercayaan.
Keempat faktor tersebutakan dibahas secara ringkas berikut ini

A.KEBUTUHAN
Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap
harinya. Tokoh yang terkenal dengan teori kebutuhan adalah Abraham harold maslow (1
april 1979) . maslow (1970) menjelaskan bahwa manusia memiliki lima kebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan fisiologis/biologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan mencintai dan
dicintai,kebutuhan harga diri dan kebutuhan aklurisasi diri. Kelimakebutuhan ini di jelaskan
dalam bentuk hierarki.yang sering dikenal hierarki kebutuhan maslow.
Kebutuhan fisiologis/biologis merupakan kebutuhan pokok yang utama bagi
manusia.kebutuhan ini merupakan oksigen, air, cairan dan elektrolit, serta makanan atau
minuman dan seks. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi, akan terjadi ketidak seimbangan
fisiologis, misalnya, kekuranganoksigen akan dapat menimbulkan sesak napas; kekurangan
cairan dapat menyebabkan dehidrasi.
Kedua, kebutuhan rasa aman. Keamanan mutlak diperlukan manusia. Tanpa adanya
keamanan, manusia akanmerasa selalu terancam dalam menjalani kehidupan. Misalnya, rasa
aman terhindar dari pencurian, perampokan, dan kejahatan; rasa aman terhindar dari
konflik, tawuran, kerusuhan, peperangan, dan sebagainya; rasa aman memperoleh
perlindungan hukum; rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit.
Kebutuhan yang ketiga adalah kebutuhan dicintai dan mencintai. Cinta dankasih sayang
dapat dirasakan oleh setiap manusia. Misalnya, seorang mendambahkan kasihsayang/cinta
kasih dari orang lain, baik dari orang tua, saudara, teman maupun kekasih; seseorang yang
ingin di cintai ataumencintai orang lain; sesorang inginditerima oleh kelompok tempat ia
berada.
Keempat adalah kebutuhan akan harga diri. Seseorang dapat merasa tidak dihargai apabila
harga dirinya terancam. Misalnya, hasil kerja seseorang ingin dihargai dan ia pun harus
menghargai hasil kerja orang lain;seseorang bersikap toleransi atau saling menghargai
dalam kehidupan sehari-hari.
Terakir, kebutuhan alkuturasi diri. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang berada pada
tingkat paling atas dalam hierarki kebutuhan manusia. Contoh yang dapat diambil terkait
aktualisasi diri adalah sesorang ingin dipuji atau disanjung orang lain. Seseorang ingin
sukses atau berhasil dalam mencapai cita-cita, sesorang ingin menonjol dan berhasil
dibanding orang lain, baik dalam karier, usaha, kekayaan dan sebagainya.
Tingkat dan jenis kebutuhan tersebut tidak dapat dipisah antara satu dengan yang lain
karena merupakan satu kesatuan atau rangkaian, walaupun pada hakikatnya kebutuhan
fisiologis merupakan faktor dominan untuk keberlangsungan hidup manusia. Dalam
memenuhi kebutuhan, masing-masing tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain,
Misalnya seseorang memenuhi kebutuhan fsiologisnyaterlebih dahulu.kemudian kebutuhan
rasa aman, dan seterusnya. Perilaku manusia terjadi secara simultan.

B. Motivasi
Motivasi adalah dorongan penggerak untuk mencapai tujuan tertentu, baik yang di
sadari maupun yang tidak di sadari. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu atau
lingkungan. Motivasi yang terbaik adalah motivasi yang datang dari dalam diri sendiri
(motovasi intrinsik), bukan pengaruh lingkungan (motivasi eksrinsik). Misalnya, seorang
mahasiswa belajar dengan tekun dan giat karena ada motivasi untuk memperoleh indeks
prestasi (IP) 3,5 (motivasi intrinsik); seorang mahasiswa termotivasi akademi keperawatan
karena melihat keberhasilan saudaranya yang menjadi perawat (motivasi ekstrinsik).

C. Faktor perangsang dan penguat

Perilaku manusia dapat di dukung dengan adanya faktor perangsang dan penguat.
Untuk meningkatkan motifasi berperilaku dapat dilakukan dengan empat cara. Pertama,
dengan cara memberi hadiah atau ganjaran yang dapat berupa penghargaan, pujian, piagam,
hadiah, promosi pendidikan dan jabatan. Kedua, dengan melakukan kopetisi atau persaingan
yang sehat. Ketiga, dengan memperjelas tujuan atau sasaran atau tujuan antara (pace
making). Terakir, dapat dilakukan dengan menginformasikan keberhasilan kegiatan yang
telah tercapai sehingga dapat memotifas agar lebih berhasil.

D. Sikap dan kepercayaan

Dua hal yang dapat memengaruhi perilaku adalah sikap dan kepercayaan. Sikap
seseorang sangat memengarui perilaku, baik positif maupun negatif. Misalnya sikap ibu
terhadap pentingnya imunisasi bagi bayi (sikap positif) atau sebaliknya (sikap negatif); sikap
seseorang yang benci dan iri terhadap keberhasilan orang lain (sikap negatif).
Hal lain yang memengaruhi perilaku adalah kepercayaan yang dimiliki seseorang.
Apabila kepercayaan positif, perilaku positif akan muncul, dan sebaliknya. Misalnya
seseorang percaya bahwa perbuatan yang baik akan memperoleh pahala di kemudian hari
(kepercayaan positif); pasien yang percaya terhadap kepercayaan seorang dokter yang
merawatnya akan menimbulkan kepercayaan yang positif terhadap dokter tersebut, dengan
memperhatikan apa nasehatnya atau sebaliknya.
Selain keempat faktor diatas, terhadap beberapa faktor lain yang juga memengarui
perilaku seseorang. Faktor tersebut meliputi faktor endogen, oksigen, dan proses belajar.
Ketiga hal ini berperan penting terhadap pembentukan perilaku seseorang
Pertama, faktor endogen atau genetik atau keturunan, yaitu konsepsi dasar atau
modal untuk perkembangan perilaku makluk hidup itu sendiri. Faktor genetik berasal dari
dalam individu (endogen). Beberapa faktor genetik tersebut, antara lain ras, jenis kelamin,
sifat fisik, sifat kepribadian, bakatpembawaan, dan intelegensi. Setiap ras di dunia memiliki
perilaku khas spesifik, dan saling berbeda satu dengan yang lain. Terhadap ketiga kelompok
ras terbesar yang ada di dunia, yaitu ras kulit putih atau kaukasia (ras kaukasoid), ras kulit
hitam (ras negroid), ras kulit kuning (ras mongoloid). Sama halnya dengan ras, jenis kelamin
juga merupakan hal yang dapat terlihat jelas pada perilaku seseorang. Perbedaan perilaku
pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari.
Priaber perilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita berperilaku
atas dasar pertimbangan emosional atau perasaan. Perilaku pria sering di sebut dengan
maskulin, sedangkan perilaku wanita sering di sebut feminim.
Apabila kita mengamati perilaku individu, masing-masing akan terlihat berbeda. Hal
ini di sebabkan oleh sifat fisik mereka. Misalnya, perilaku individu yang pendek dan gemuk
berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi dan kurus. Dalam psikologi, ada teori
perilaku yang disebut dengan tipologi kretchmer. Tipoogi ini khusus membahas pengaruh
bentuk tubuh terhadap sifat seseorang, yakni tipe piknis atau stenis dan atletis.
Individu yang memiliki tipe piknis atau stenis atau Cyclothym memiliki badan agak
pendek, perut gendur bahu tidak lebar, leher pendek dan bulat, wajah bundar, banyak lemak,
serta lengan hingga kaki agak lemah. Sehubungan dengan itu, perilaku yang bertipe
cyclothym ini mudah bergaul, humoris, ramah, banyak teman mudah menyesuaikan diri
dengan orang lain, mudah merasakan suka dan duka, dan berjiwa terbuka.
Sementara itu, individu tipe atletis atau schizothym memiliki ciri fisik yang berbeda
dengan tipe piknis. Ciri fisik tersebut meliputi tulang dan otot kuat badan kokoh dan tegap;
dada, panggul, tengkorak dan bahu kuat; tubuh tinggi. Akibatnya, perilaku individu ini
cenderung sulit kontak dengan dunia sekitar, suka menyandiri, menutup diri dan sedikit
bicara sehingga kepribadian tiap individu pun beragam.
Kepribadian memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian kepribadian yang
dikemukaan oleh maramis (1999) adalah kesuluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku
yang sering di gunakan seseorang dalam usaha adabtasi ysng terus menerus terhadab
hidupnya. Semntara itu, kepribadian menurut masyarakat awam adalah bagaimana individu
tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lainya. Misalnya, pemalu, pemarah, peramah,
dan sebagainya.
Jadi, perilaku individu adalah manisfestasi dari kepribadian yang dimilikinya sebagai
paduan antara faktor genetik dan lingkungan. Perilaku individu tidak ada yang sama karena
adanya perbedaan kepribadian yang dimiliki individu. Perbedaan tersebut dapat
dipengaruhi oleh aspek kehidupan, seperti pengalaman, usia, watak, tabiat, sistem norma,
nilai, dan kepercayaan yang dianutnya.
Faktor lain yang memengaruhi perilaku adalah bakat pembawaan. Bakat (aptitude)
menurut Michael (1960)dalam Notoatmodjo (1993) adalah kemampuan individu untuk
melakukan sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenai hal tersebut. Bakat
merupakan interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Serta bergantung pada
kesempatan untuk perkembangan. Misalnya, pada individu yang berbakat seni musik atau
seni lukis, perilaku berseni musik atau seni lukisnya akan cepat menonjol apabila terdapat
pelatihan atau kesempatan, dibanding individu lain yang tidak berbakat.
Di samping, itu juga ada intelegensi yang berperan terhadap pembentukan perilaku.
Terman dalam Sukardi (1997) mengungkapkan bahwa intelegensi merupakan kemampuan
untuk berfikir abstrak, sedangkan Ebbinghaus dalam Notoatmodjo (1993) mendefisikan
intelegensi sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi. Dari batasan tersebut dapat
dinyatakan bahwa intelegensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu. Oleh sebab
itukita mengenal istilah individu yang memiliki kemampuan itelegensi tinggi,yaitu individu
yang dapatbertindak tepat, cepat dan mudah dalam mengambil keputusan. Sebaiknya,bagi
individu yang memiliki intelegensi rendah akan bertindak lambat dalam mengambil
keputusan.
Kedua, faktor eksogen. Faktor eksogen merupakan faktor yang berasal dari luar
individu. Beberapa yang termasuk faktor eksogen adalah faktor lingkungan, pendidikan,
agama, sosial dan ekonomi, kebudayaan serta faktor-faktor lain. Lingkungan dalam hal ini
menyangkut segala sesuatu yang ada di sekitar individu baik fisik, biologis maupun sosial.
Oleh sebab itu lingkungan sangant berpengaruh terhadap perilaku individu karena
lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku . misalnya perilaku individu
yang bergaul dengan individu yang hidup di lingkungan hitam banyak diwarnai dengan
keadaan lingkungan tersebut; mahasiswa yang hidup di lingkungan kampus akan
dipengaruhi oleh pemikiran ilmiah, rasional, dan intelektual; perilaku tenaga keperawatan
di rumah sakitketika menjalankan tugas akan di pengaruhi oleh nilai, norma, dan etika yang
berlaku dan dianut oleh rumah sakit tersebut.
Lain halnya dengan lingkungan, pendidikan secara luasmencakup seluruh proses
kehidupan individu sejak lahir hingga meninggal. Hal ini berupa proses interaksi individu
dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Proses dan kegiatan
pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu dan kelompok.
Kegiatan pendidikan formal dan informal berfokus pada kegiatan belajar mengajar
yang bertujuan mewujudkan suatu perubahan perilaku. Perilaku yang di maksud, yaitu
prosesdari tidak tau menjadi tau, dari tidak mengerti menjadi mengerti,dan dari tidak
mampu menjadi mampu. Misalnya, perilaku individu yang berpendidikan S1 akan berbeda
dengan yang berpendidikan SMP; perilaku yang berpendidikan perawat akan berbeda
dengan yang berpendidikan guru,perilaku individu yang berpendidikan dosen perawat akan
berbeda dengan yang berpendidikan guru SMA. Hallain yang tidak kalah pentingnya adalah
agama. Agama merupakan ajaran yang mengatur tata keimanan kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan digunakan untuk mencari makna hidup yang terakir. Agama sebagai keyakinan
hidup yang masuk dalam kontruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam cara
berfikir, bersikap, bereaksi, dan berperilaku individu.
Seseorang yang mengerti dan rajin melaksanakan ajaran agama dalam kehidupanya
akan berperilaku dan berbudi luhur sesuai ajaran agama yang diyakininya. Sebaiknya,
sesorang yang tidak mengerti agama akan berperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-
hari. Karena itu, penganut agama tertentu akan menunjukkan perilaku yang berbeda dengan
penganut agama lain.
Seperti yang sudah di singgung sebelumnya, salah satu berpengaruh terhadap
perilaku seseorang adalah faktor sosial. Faktor sosial ini menyangkut masalah sosial budaya
dan sosial ekonomi. Contoh yang terkait dengan lingkungan sosial ekonomi, yaitu keluarga
yang status ekonomnya berkecukupan akan mampu menyediakan segala fasilitas yang di
perlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini akan berpengaruh terhadap
perilaku individu yang ada si dalamkeluarga tersebut. Sebaliknya, keluarga yang sosial
ekonominya rendah akan mengalami kesulitan dalam memenuhi hidup sehari-hari.oleh
sebab itu keluarga akan berusaha menggadaikan barang, meminjam uang, berhutang ke toko
dekat rumah, dan sebagainya.mac Iver dalam Sukanto (2001) mengungkapkan bahwa
kebudayaan adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara hidup dan berfikir, pergaulan
hidup, seni kesusasteraan, rekreasi, dan hiburan. Koentjoroningrat (1990) juga memberi
batasan tentang kebuyaan, yaitu keseluruhan gagasan dan karya manusia yang di biasakan
dengan proses belajar dan merupakan hasil budi dan karyanya itu sendiri. Dalam arti sempit,
kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Ternyata,
hasil kebudayaan manusia akan mempengaruhi hasil manusia itu sendiri.misalnya,
kebudayaan jawa akan mempengarui perilaku masyarakat jawa pada umumnya dan orang
jawa pada kusunya; kebudayaan suku bangsa tertentu yang terkenal dengan kehalusanya
akan berbeda dengan kebudayaan suku bangsa lain yang di nilai keras.
Faktor lain yang juga terlibat yang memengarui perilaku adalah susunan syaraf pusat,
presepsi, dan emosi.presepsi memegang peranan yang penting dalam pembentukan
perilaku karena presepsi merupakan sarana utama untuk memindahkan energi yang berasal
dari stimulus (rangsang) melalui neuron (syaraf) kesimpul syaraf yang seterusnya akan
berubah menjadi perilaku atau tindakan. Ipuls syaraf indra pendengaran, pengelihatan,
pembau, pengecap dan peraba di salurkan dari tempat terjadinya rangsangan melalui inpus
syaraf kesusunan syaraf pusat, yaitu otak.kemudian, individu menyadari melalui presepsi
sehingga terbentuk suatu perilaku.
Presepsi merupakan proses diterimanya rangsang panca indra, yang di dahului oleh
perhatian sehingga individu sadar tentang suatu yang ada di dalam dan di luar dirinya.
Perubahan perilaku sesorang dapat di ketahui melalui presepsi. Setiap individu terkadang
memiliki presepsi yang berbeda, walaupun sebenarnya sedang mengamati objek yang sama.
Perilaku individu ternyata juga dapat di pengaruhi emosi. Maramis (1999) menyebutkan
bahwa emosi merupakan manifestasi perasaan atau afek keluar yang di sertai dengan
komponen fisiologis, dan biasanya tidak berlangsung lama. Aspek psikologis yang
memengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmania. Misalnya, perilaku
individu yang sedang marah, wajahnya terlihat merah.
Ketiga, proses belajar (learning procces). Proses belajar merupakan bentuk
mekanisme sinergi antara faktor heraditan dan lingkungan dalam rangka terbentuknya
perilaku. Akirnya, semua faktor yang dijelaskan diatas dapat memengarui perilaku secara
berkesinambungan.

2.3 JENIS PERILAKU


Perilaku dapat di beri batasan sebagai suatu tanggapan (response) individu terhadap
rangsangan (stimuli) baik dalam maupun luar individu tersebut. Secara garis besar,
terdapat bentuk perilaku,yaituperilaku pasif (internal response) dan perilaku aktif
(eksternal response). Perilaku pasif memiliki sifat yang masih tertutup (covert dehavior).
Perilaku ini terjadi dalam
diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung serta hanya sebatas sikap dan
sebelum ada tindakan yang nyata.misalnya, berfikir, berangan angan atau berfantasi, tahu
kegunaan imunisasi namun tidak mengimunisasikan anaknya yang masih bayi,
menganjurkan orang lain masuk KB namun dirinya sendiri tidak menjadi peserta KB.
Sementara itu, perilaku aktif memiliki sifat yang terbuka. Artinya,perilaku ini dapat
di opserfasi langsung, dan berupa tindakan nyata (overt behavior). Misalnya, seseorang
itu tidakhanyamenganjurkanorang lain untuk mengimunisasikan bayinya, tetapi
membawa bayinya ke puskesmasuntukdi imunisasikan ; ibu tidakhanya
menganjurkanorang lainuntuk mengikuti program keluarga berencana (KB), tetapi juga
mengikuti progran KB ; seseorang menganjurkan orang lain untuk cepat berobat
bilasakit, seperti ia lakukan selama ini; seseorang
Mahasiswa mengerjakan soalujian akhir semester atau UAS; seseoang mahasiswa belajar
dengan membaca buku pelajaran.
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon
atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetauan,
kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan
belum dapat diamati secara jelas.
a. Perilaku terbuka
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon
terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek yang dengan
mudah dapat diamati atau dengan mudah dipelajari.
Menurut Notoatmodjo (1993) betuk dari operasional perilaku dapat dikelompokan
menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi atau
rangsangan dari luar.
2. Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan batin terhadap keadaan atau
rangsanagan dari luar. Dalam hal ini lingkungan berperan dalam membentuk
perilaku manusia yang ada di dalamnya.sementara itu lingkungan terdiri dari
lingkungan pertama adalah lingkungan alam yang bersifat fisikdan akan mencetak
perilaku manusia sesuai dengan sikap dan keadaan alam tersebut. Sedangkan
lingkungan yang kedua adalah lingkungan sosial budaya yang bersifat non fisik tetapi
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembentukan perilaku manusia.
3. Perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah konkrit, yakni berupa perbuatan atau
action terhadap situasi atau rangsangan dari luar.

Klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health related behaviour)


menurut becker (1979,dikutib dari Notoatmojo, 2003) sebagai berikut:
1. Perilaku kesehatan, yaitu tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
2. Perilaku sakit, yakni segala tindakan seseorang yang merasa sakit untuk merasakan
dan mengenal keadaan kesehatanya termasuk juga pengetahuan individu untuk
mengidentifikasi penyakit serta usaha mencegah penyakit tersebut.
3. Perilaku peran sakit, yakni segala tindakan seorang sang sedang sakit untuk
memperoleh kesembuhan.
2.4 HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEBIASAAN
Manusia adalah mahluk sosial dan berbudaya, oleh karena itu perilku manusia selalu
diwarnai oleh sosial kultur di lingkungan sekitar. Hal ini tentu saja karena adanya
interaksi,komunikasi dan relasi dari masing-masing individu dengan berbagai latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Kelangsungan interaksi sosial dan penyesuaian diri tentu saja di
perlukan oleh setiap individu untuk beradaptasi dengan lingkungan dengan baik. Hubungan
sosial seseorang dalam kelompok sangat dipengaruhi oleh kerjasama antar idividu dengan
beberapa prinsip yang perlu di perhatikan seperti suasana,rasa aman,dan kemampuan
berfikir

2.5 USAHA UNTUK MENCAPAI PERILAKU POSITIF


Operant response merupakan bagian terbesar dari perilakuperilaku manusia yang
kemungkinan memodifikasinya tidak terbatas. Untuk membentuk jenis tanggapan atau
perilaku, perlu diciptakankondisi tertentu yang di sebut operant conditioning. Proses
pembentukan pembentukan perilaku dalam operan conditioning menurut Skiner dalam
Notoatmodjo (1993) terdiri dari tiga langkah.
Langkah pertama adalah melakukan pengenalan (identifikasi) terhadap sesuatu
yangmenjadi penguat, dapat berupa hadiah. Selanjutnya, langkah kedua adalah melakukan
analisis yang di gunakan untuk mengenal bagian kecil pembentu perilaku sesuai yang
diinginkan. Kemudian, bagian kecil tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju
terbentuknya perilaku yang di inginkan. Terakir, langkah ketiga adalah menggunakan bagian
kecil perilaku tersebut.
Bagian perilaku ini di susun secara urut dan dipakai untuk tujuan sementara.
Kemudian, penguat atau hadiah ditentukan untuk masing masing bagian tadi sehingga dapat
membentuk perilaku yang di sertai dengan bagian bagian kecil yang telah tersusun tersebut.
Apabila bagian perilaku pertama telah dilakukan, hadiah akan di berikansehingga tindakan
tersebut akan semakin sering dilakukan. Akirnya, perilaku yang ke dua akan terbentuk, dan
seterusnya sampai terbentuk perilaku yang diharapkan.
Contoh pembentukan perilaku terkait kebiasaan kebersihan atau perilaku toilet
training dapat di lihat berikut ini. Pertama, individu memakai sandal dan pergi ke kamar
mandi sebelum tidur. Kemudian, melakukan buang air kecil dan mengambil air untuk
mencuci alat kelamin. Selanjutnya, melepas sandal sebelum naik tempat tidur, dan memberi
hadiah setiap kali ia berhasil melakukan semuanya.

2.6 CONTOH PERILAKU (KESEHATAN)


Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap rangsangan yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan.
Respons atau reaksi individu berbentuk pasif (respon yang masih tertutup) dan aktif
(respon terbuka,tindakan yang nyata atau praktis atau pesikomotor). Contoh perilakuyang
berbentuk pasif adalah pengetahuan, presepsi, atau sikap, sedangkan perilaku berbentuk
aktif adalah memberikan suntikan, memasang infus pada pasien.
Notoatmodjo (1993) menyatakan bahwa rangsangan yang terkait dengan perilaku
kesehatan terdiri dari empat unsur yaitu sakit dan penyakit, sistem pelayanan, makanan,
dan lingkungan. Perilaku terhadap sakit dan penyakit adalah perilaku tentang bagai mana
seseorang menanggapi rasa sakit dan penyakit, baik yang bersifat respon internal (berasal
dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (berasal dari luar diri sendiri). Perilaku ini dapat
berupa respon pasif (pengetahuan, presepsi, dan sikap) dan aktif (tindakan) yang
dilakukan sehubungan dengan sakit dan penyakit. Perilaku ini dapatberupa respon pasif
(pengetahuan,presepsi dan sikap) dan aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan
dengan sakit dan penyakit. Perilaku seseorang terhadap sakit danpenyakit sesuai dengan
tingkat pelayanan sevara enyeluruh, yaitu perilaku sehubungan dengan peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan, perilaku pencegahan penyakit, perilaku pencarian pengobatan,
dan perilaku pemulian kesehatan.
Contoh perilaku sehubungan dengan meningkatkan dan memelihara kesehatan
adalah ibu memasak makanan yang bervitamin dan bergizi untuk keluarganya; pegawai
negri sipil melakukan senam pagi bersama setiap jum’at. Sementara it, atau perilaku
pencegahan penyakit adalah melakukan 3M(Menimbun, Membakar, dan Menguras)untuk
mencagah penyakit demam berdarah;tidur memakai klambu untuk mencegah gigitan
nyamuk,mengimunisasibayi/anak ke fasilitas kesehatan agar kebal terhadap penyakit,
penderita TBC tidak meludah di sembarang tempat untuk mencegah penularan TBC,
penggunaan kondom untuk pencegah penyakit HIV.
Kemudia, yang termasuk contoh perilaku pengobatan adalah membeli dan meminum obat
dari apotik, berobat kepuskesmas terakhir, yg termasuk contoh perilaku pemulihan
kesehatan adalah seorang penderita hepatitis melakukan diet rendah lemak.
Sementara itu,perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respon seseorang
terhadap sistem pelayanan kesehatan modern dan tradisional,meliputi respon terhadap
fasilitas kesehatan,cara pelayanan kesehatan,petugas kesehatan,pemberian obat-obatan di
unit pelayanan kesehatan .lanjut respon tersebut dapat terwujud dalam
pengetahuan,persepsi,sikap dan penggunaan fasilitas,petugas dan pemberian obat-
obatan.lain hal nya dengan perilaku sistem pelayanan kesehatan,perilaku terhadap
makanan adalah respon individu terhadap makanan.yang termasuk perilaku terhadap
makanan meliputi pengetahuan,persepsi,sikap dan praktik terhadap makanan serta
unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi dan vitamin),dan pengelolaan makanan
sehubungan dengan kebutuhan tubuh kita.
Sementara itu,perilaku terhadap lingkungan kesehatan adalah respon individu terhadap
lingkungan sebagai faktor penentu kesehatan manusia.lingkup perilaku ini sesuai dengan
lingkup kesehatan lingkungan,yaitu perilaku terhadap air bersih,perilaku terkait
pembuangan air kotor atau kotoran,perilaku terkait pembuangan limbah,perilaku terkait
rumah yang sehat,dan perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vektor.perilaku
terhadap air bersih meliputi komponen,manfaat,dan penggunaan air bersih untuk
kepentingan kesehatan ,sedangkan perilaku terkait pembuangan air kotor atau kotoran
meliputi higiene, pemeiharaan, teknik atau penggunaannya. Perilaku yang terkait
pembuangan limbah, baik limbah cair maupun padat, dapat meliputi sistem pembuangan
sampah dan air limbah yang sehat dan dampak pembuangan limbah yang tidak baik.
Selanjutnya, perilaku terkait rumah yang sehat meliputi fentilasi percayahan dan sebainya.

BAB III

3.1 KESIMPULAN

Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki banyak kebutuhan dan setiap manusia
harus bisa beradaptasi dengan lingkungan dengan baik karena perilaku manusia di dasari
oleh sikap dan tindakan kita di lingkungan masyarakat, manusia adalah ciptaan Tuhan yang
di pandang sebagai makluk biologis dan makluk unik yang berbeda dan makkluk hidup di
muka bumi, faktor keunikan manusia itu sangat beragam salah satunya ada pada perilaku
manusia tersebut.
Perilaku manusia adalah aktifitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon,
serta dapat diamati baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun faktor umum yang
mempengarui perilaku manusia tersebut diantaranya kebutuhan yang harus di penuhi
setiap harinya, motivasi atau dorongan, faktor perangsang dan penguat, terakir sikap dan
kepercayaan. Selain itu terdapat juga jenis perilaku manusia (bentuk perilaku) yaitu
menurut Notoatmodjo ada tiga diantaranya; perilaku dalam bentuk pengetauhan, perilaku
dalam bentuk sikap, perilaku dalam bentuk tindakan. Dan setiap manusia juga harus
memiliki usaha untuk mencapai perilaku yang positif karena dengan usaha yang baik pasti
akan menimbulkan perilaku yang baik.
Daftar pustaka
https://fransarema.files.wordpress.com
https://ebekunt.files.wordpress.com
https://widyo.staff.gunadarma.ac.id
psikologiuntukkeperawatan.sunaryo.M,Kes

Anda mungkin juga menyukai

  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Dokumen15 halaman
    Kelompok 1
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Fisik
    Pemeriksaan Fisik
    Dokumen23 halaman
    Pemeriksaan Fisik
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • SOAL Ukk
    SOAL Ukk
    Dokumen14 halaman
    SOAL Ukk
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • No. Analisa Data Etiologi Masalah 1 DS: Pasien Mengatakan
    No. Analisa Data Etiologi Masalah 1 DS: Pasien Mengatakan
    Dokumen1 halaman
    No. Analisa Data Etiologi Masalah 1 DS: Pasien Mengatakan
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Erni Heryanti Oey
    Belum ada peringkat
  • Pendidikan Kese
    Pendidikan Kese
    Dokumen3 halaman
    Pendidikan Kese
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Kelompok
    Kelompok
    Dokumen29 halaman
    Kelompok
    Nensi Vio Miranda
    Belum ada peringkat
  • Makalah Jajanan Sehat
    Makalah Jajanan Sehat
    Dokumen8 halaman
    Makalah Jajanan Sehat
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Dokumen15 halaman
    Kelompok 1
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Cover Askep
    Cover Askep
    Dokumen1 halaman
    Cover Askep
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Proposal PHBS
    Proposal PHBS
    Dokumen10 halaman
    Proposal PHBS
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Konsep
    Kerangka Konsep
    Dokumen1 halaman
    Kerangka Konsep
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Kartu Anggota Rs
    Kartu Anggota Rs
    Dokumen15 halaman
    Kartu Anggota Rs
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen19 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Dapus Hipertensi
    Dapus Hipertensi
    Dokumen1 halaman
    Dapus Hipertensi
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Proposal PHBS
    Proposal PHBS
    Dokumen10 halaman
    Proposal PHBS
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Abstract
    Abstract
    Dokumen19 halaman
    Abstract
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan
    Bab 1 Pendahuluan
    Dokumen11 halaman
    Bab 1 Pendahuluan
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Keluarga 2
    Keluarga 2
    Dokumen16 halaman
    Keluarga 2
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Mobiitas Fisik
    Gangguan Mobiitas Fisik
    Dokumen20 halaman
    Gangguan Mobiitas Fisik
    Citra Cie Coekieszmaniesz
    Belum ada peringkat
  • MMD 2
    MMD 2
    Dokumen13 halaman
    MMD 2
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Trend Dan Issu
    Trend Dan Issu
    Dokumen9 halaman
    Trend Dan Issu
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Wa0013
    Wa0013
    Dokumen19 halaman
    Wa0013
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Trend Dan Issu
    Trend Dan Issu
    Dokumen8 halaman
    Trend Dan Issu
    frida_siagian
    Belum ada peringkat
  • Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Te
    Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Te
    Dokumen11 halaman
    Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Te
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Dapus
    Dapus
    Dokumen2 halaman
    Dapus
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • LP BBL Feran
    LP BBL Feran
    Dokumen22 halaman
    LP BBL Feran
    Listika Hutasoit
    Belum ada peringkat
  • Wa0015
    Wa0015
    Dokumen1 halaman
    Wa0015
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Wa0013
    Wa0013
    Dokumen19 halaman
    Wa0013
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat
  • Seminar Halusinasi
    Seminar Halusinasi
    Dokumen49 halaman
    Seminar Halusinasi
    Ambar Watti
    Belum ada peringkat