Lapak Sampah New
Lapak Sampah New
OLEH:
ASISTEN:
INDRIYANI ZULFA
Buangan padat atau sampah merupakan buangan padat atau setengah padat terdiri dari zat
organik dan zat anorganik yang kehadirannya tidak diinginkan atau tidak berguna oleh
masyarakat pada waktu tertentu. Pada awalnya sampah tidaklah menjadi masalah bagi
manusia dan lingkungan karena sampah yang dibuang ke tanah masih dapat diolah sendiri
oleh alam, sebab jumlah manusia yang membuang sampah tersebut jauh lebih kecil
dibandingkan dari luas area tanah penerimanya. Selain itu sampah yang dihasilkan pun masih
banyak yang bersifat dapat membusuk. Setiap aktivitas manusia menghasilkan sampah,
dengan bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan sampah yang dihasilkan semakin
besar. Hal ini menyebabkan masalah sampah mulai mengganggu baik terhadap kesehatan
manusia maupun terhadap lingkungan yang menyebabkan tercemarnya tanah, air dan udara.
Maka dari itu sampah tersebut perlu pengelolaan khusus agar tidak membahayakan kesehatan
manusia dan lingkungan (Tchobanoglous, 1993).
Sampah menurut SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah
Perkotaan didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan zat
anorganik yang tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak mengganggu lingkungan dan
melindungi investasi pembangunan. Sampah umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah
dapur), daun-daunan, ranting, karton/kertas, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng, debu sisa
penyapuan dan sebagainya.
Sumber sampah yaitu segala sesuatu yang menghasilkan sampah. Sumber sampah pada suatu
tempat atau komunitas sangat berhubungan dengan fasilitas yang tersedia dan jenis aktivitas
yang dilakukan. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan, maka sumber sampah pun akan
semakin beragam (Damanhuri, 2004).
Secara umum sumber sampah pada suatu tempat atau komunitas sangat berhubungan dengan
penggunaan lapangan dan zona daerah tersebut. Klasifikasi sumber sampah yang sering
digunakan berasal dari (Damanhuri, 2004):
1. Sampah permukiman
Sampah domestik adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan rutin (sehari-hari) manusia. Jenis
sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan, bahan-bahan sisa dari pengolahan makanan atau
sampah basah (garbage), dan sampah kering (rubbish).
2. Sampah daerah komersil
Sampah komersil berasal dari toko, restoran, pasar, hotel, motel, dan lain-lain. Jenis sampah
yang dihasilkan berupa sampah makanan, kertas, karton, plastik, kaca, kayu, logam, sampah
khusus, sampah B3, dan lain-lain.
3. Sampah institusi
Sekolah, rumah sakit, penjara, dan pusat pemerintahan termasuk ke dalam sampah institusi.
Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan, kertas, karton, plastik, kaca, kayu,
logam, sampah khusus, sampah B3, dan lain-lain.
4. Sampah konstruksi dan pembongkaran bangunan
Sampah konstruksi dan pemugaran merupakan sampah yang berasal dari kegiatan
konstruksi, remodeling, perbaikan perumahan, dan perbaikan bangunan komersil. Jenis
sampah yang dihasilkan berupa kayu, batu, batu bata, beton, plester, dan lain-lain.
5. Sampah fasilitas umum
Sampah pelayanan kota terdiri atas sampah sapuan jalan, sampah taman, pantai, rumah sakit,
sekolah dan sampah sarana rekreasi.
6. Sampah kawasan industri
Macam dan jenis sampah tergantung kepada jenis industri. Sampah industri bukan tanggung
jawab pengelolaan sampah kota.
7. Sampah pertanian
Sampah jenis ini berasal dari aktivitas pertanian seperti kegiatan penanaman, panen,
peternakan, pemupukan, dan lain-lain. Sampah jenis ini bukan merupakan tanggung
jawab dari pihak persampahan kota.
2. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Berat jenis merupakan berat material per unit volume dengan satuan lb/ft3, lb/yd3, atau kg/m3.
Data ini diperlukan untuk menghitung beban massa dan volume total sampah yang harus
dikelola. Berat jenis ini dapat dipengaruhi oleh komposisi, geografi, musim dan lamanya
penyimpanan (Anonymous, 2010).
Komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-sisa makanan, kertas, karbon,
kayu, kain tekstil, karet kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain (misalnya tanah,
pasir, batu dan keramik) (Wahyu Kuncoro, 2008).
Cara pengolahan yang tepat dan yang paling efisien dapat ditentukan dan diterapkan proses
pengolahannya setelah komposisi sampah didapat. Komposisi sampah juga diperlukan untuk
memilih dan menentukan cara pengoperasian setiap peralatan dan fasilitas-fasilitas lainnya
dan untuk memperkirakan kelayakan pemanfaatan kembali sumber daya dan energi dalam
sampah, serta untuk perencanaan pembuangan akhir (Tchobanoglaus, 1993).
Semakin sederhana pola hidup masyarakat semakin banyak komponen sampah organik (sisa
makanan, dan lain-lain). Semakin besar dan beraneka ragam aktivitas sebuah kota, semakin
kecil proporsi sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga yang umumnya didominasi
oleh sampah organik (Tchobanoglaus, 1993).
Beberapa faktor yang mempengaruh komposisi sampah antara lain (Damanhuri, 2004):
1. Cuaca
Di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembapan sampah juga akan tinggi.
2. Frekuensi pengumpulan
Faktor ini akan mempengaruhi jumlah sampah yang akan terkumpul pada tempat
penampungan. Sampah anorganik jumlahnya akan terus bertambah dan sampah organik
akan berkurang karena proses dekomposisi.
3. Musim
Jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang berlangsung.
4. Tingkat sosial ekonomi
Kondisi ekonomi mempengaruhi komposisi sampah yang dihasilkan. Masyarakat dengan
ekonomi tinggi cenderung menghasilkan sampah kering seperti kertas, plastik dan kaleng.
5. Pendapatan perkapita
Masyarakat dari tingkat ekonomi tinggi pada umumnya menghasilkan total sampah yang
lebih sedikit dan homogen.
6. Kemasan produk
Kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan mempengaruhi komposisi
sampah. Negara maju cenderung menggunakan kertas sebagai pengemas, sedangkan
negara berkembang menggunakan plastik sebagai pengemas.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1.1 Alat
1. Sampel sampah diambil dari suatu lokasi yang sudah ditentukan. Kondisi lingkungan dan
cuacanya dicatat;
2. hitung volume wadah yang ada;
3. berat masing-masing sumber sampah ditimbang;
4. sampah dimasukkan ke dalam wadah yang ada sampai penuh (tanpa pemadatan) dan ukur
tinggi sampah sebelum dikompaksi;
5. wadah diketukkan 3 kali ke lantai dan ukur tinggi sampah setelah dikompaksi;
6. hitung volume sampah sebelum dan setelah dikompaksi (dalam satuan liter).
3.1.3 Rumus
1. Volume sebelum dan setelah kompaksi = πr 2 t
volume setelah kompaksi
2. Faktor kompaksi =
volume sebelum kompaksi
3. Volume timbulan = volume setelah kompaksi x faktor kompaksi
massa sampah
4. Berat jenis sampah =
volume timbulan
1. Sampel sampah dari penetapan berat jenis sampah dipilah-pilah berdasarkan komponennya
(misal: plastik, bahan organik, karet, kayu, logam, dan sebagainya);
2. setiap komponen hasil pemilahan ditimbang.
3.2.3 Rumus
berat komponen sampah
Komposisi Sampah = ×100%
berat total
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
3. Tinggi Sampah
No. Sampel Tinggi Sampah sebelum dikompaksi (cm) Tinggi Sampah setelah dikompaksi (cm)
HI 1 22 21
HI 2 25 20
HI 3 29 22
HI 4 16 15
HI 5 23 19
HI 6 20 18
HI 7 22 20
HI 8 41 37
HI 9 33 28
HI 10 24 23
HI 11 20 25
HI 12 20 26
MI 1 19 17
LI 1 14 11
No. Sampel Tinggi Sampah sebelum dikompaksi (cm) Tinggi Sampah setelah dikompaksi (cm)
K1 31 28
K2 48 47
K3 34 32
K4 30 24
K5 41 29
K6 29 25
K7 22 20
K8 42 34
K9 32 25
K 10 19 13
INS 1 24 20
INS 2 23 18
INS 3 20 15
INS 4 49 44
INS 5 49 38
Sumber: Perhitungan dan Data Praktikum Laboratorium Buangan Padat, 2012
4. Komposisi Sampah
A. Domestik
1) Sampah Organik
No. Komponen Sampah Berat Komponen Sampah (kg)
1. Organik yang bisa dikompos 6,7
2. Organik yang tidak bisa dikompos 1,1
Sumber: Perhitungan dan Data Praktikum Laboratorium Buangan Padat, 2012
2) Sampah Anorganik
No. Komponen Sampah Berat Komponen Sampah (kg)
1. Plastik biasa 3
2. Plastik keras 0,3
3. Kertas 2,2
4. Keramik 0,6
5. Kaca 0,1
6. B3 1,3
7. Kain 0,45
Sumber: Perhitungan dan Data Praktikum Laboratorium Buangan Padat, 2012
B. Komersil
1) Sampah Organik
No. Komponen Sampah Berat Komponen Sampah (kg)
1. Organik yang bisa dikompos 3
2. Organik yang tidak bisa dikompos 1,7
Sumber: Perhitungan dan Data Praktikum Laboratorium Buangan Padat, 2012
2) Sampah Anorganik
No. Komponen Sampah Berat Komponen Sampah (kg)
1. Plastik biasa 0,7
2. Plastik keras 0,2
3. Kertas 1,5
4. B3 0,05
5. Kain 1,6
6. Logam 0,001
Sumber: Perhitungan dan Data Praktikum Laboratorium Buangan Padat, 2012
C. Institusi
1) Sampah Organik
No. Komponen Sampah Berat Komponen Sampah (kg)
1. Organik yang bisa dikompos 2,25
2. Organik yang tidak bisa dikompos -
Sumber: Perhitungan dan Data Praktikum Laboratorium Buangan Padat, 2012
2) Sampah Anorganik
0,35 kg
= = 0,0274 kg/L
12,78 L
High Income 2
Tinggi sampah sebelum kompaksi = 25 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 20 cm
Berat sampah = 0,4 kg
2,2 kg
= = 0,245 kg/L
8,961 L
High Income 5
Tinggi sampah sebelum kompaksi = 23 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 19 cm
Berat sampah = 0,7 kg
High Income 6
Tinggi sampah sebelum kompaksi = 20 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 18 cm
Berat sampah = 1,8 kg
High Income 7
Tinggi sampah sebelum kompaksi = 22 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 20 cm
Berat sampah = 1,1 kg
High Income 8
Tinggi sampah sebelum kompaksi = 41 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 37 cm
Berat sampah = 1,2 kg
Volume sebelum kompaksi = πr 2 t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 41 cm
= 26.142 cm3
= 26,142 L
Volume setelah kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 37 cm
= 23.591 cm3
= 23,591 L
volume setelah kompaksi
Faktor kompaksi =
volume sebelum kompaksi
23,591
= = 0,902 L
26,142
Volume timbulan = volume setelah kompaksi x faktor kompaksi
= 23,591 L x 0,902 L
= 21,179 L
massa sampel
Berat jenis =
volume timbulan
1,2
= = 0,056 kg/L
21,179
High Income 9
Tinggi sampah sebelum dikompaksi = 33 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 28 cm
Berat sampah = 1,2 kg
Volume sebelum kompaksi = πr 2 t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 33 cm
= 21.041 cm3
= 21,041 L
Volume setelah kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 28 cm
= 17.853 cm3
= 17,853 L
volume setelah kompaksi
Faktor kompaksi =
volume sebelum kompaksi
17,853
= = 0,848 L
21,041
Volume timbulan = volume setelah kompaksi x faktor kompaksi
= 17,853 L x 0,848 L
= 15,139 L
massa sampel
Berat jenis =
volume timbulan
1,2
= = 0,079 kg/L
15,139
High Income 10
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 24 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 23 cm
Berat sampah = 0,95 kg
Volume sebelum kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 24 cm
= 15.302 cm3
= 15,302 L
Volume setelah kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 23 cm
= 14.665 cm3
= 14,665 L
High Income 11
Tinggi sampah sebelum dikompaksi = 30 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 25 cm
Berat sampah = 1,85 kg
Volume sebelum kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 30 cm
= 19.128cm3
= 19,128 L
Volume setelah kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 25 cm
= 15.940 cm3
= 15,940 L
volume setelah kompaksi
Faktor kompaksi =
volume sebelum kompaksi
15,940
= = 0,833 L
19,128
Volume timbulan = volume setelah kompaksi x faktor kompaksi
= 15,940 L x 0,833 L
= 13,287 L
massa sampel
Berat jenis =
volume timbulan
1,85
= = 0,139 kg/L
13,287
High Income 12
Tinggi sampah sebelum dikompaksi = 30cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 26 cm
Berat sampah = 2,75 kg
Volume sebelum kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 30 cm
= 19.128cm3
= 19,128 L
Volume setelah kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 26 cm
= 16.578 cm3
= 16,578 L
volume setelah kompaksi
Faktor kompaksi =
volume sebelum kompaksi
16,578
= = 0,866 L
19,128
(HI1+HI2+…+HI12)
=
∑ HI
(0,027 + 0,039 + 0,174 + 0,245+O,069+0,174 +0,095+0,056+ 0,079+0,067+0,139+0,191)
= 12
= 0,113 kg/L
2. Medium Income
Medium Income 1
Tinggi sampah sebelum dikompaksi = 14 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 11 cm
Berat sampah = 0,35 kg
Volume sebelum kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 14 cm
= 8296,6 cm3
= 8,296 L
Volume setelah kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 11 cm
= 7.013cm3
= 7,013 L
volume setelah kompaksi
Faktor kompaksi =
volume sebelum kompaksi
7,013
= = 0,845 L
8,296
3. Low Income
Low Income 1
Tinggi sampah sebelum dikompaksi = 14 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 17 cm
Berat sampah = 0,3 kg
Volume sebelum kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 19 cm
= 12.114 cm3
= 12,114 L
Volume setelah kompaksi = πr2t = 3,14 x (15)2 cm2 x 17 cm
= 10.839 cm3
= 10,839 L
volume setelah kompaksi
Faktor kompaksi =
volume sebelum kompaksi
10,839
= = 0,895 L
12,114
Volume timbulan = volume setelah kompaksi x faktor kompaksi
= 10,839 L x 0,895 L
= 9,698 L
massa sampel
Berat jenis =
volume timbulan
0,3
= = 0,429 kg/L
9,698
= 0,2 kg/L
Berat sampah = 1 kg
10,839
= = 0,548 L
19,766
Volume timbulan = volume setelah kompaksi x faktor kompaksi
= 10,839 L x 0,548 L
= 5,944 L
massa sampel
Berat jenis =
volume timbulan
1
= = 0,168 kg/L
5,944
29,967
= = 0,979 L
30,605
Volume timbulan = volume setelah kompaksi x faktor kompaksi
= 29,967 L x 0,979 L
= 29,337 L
massa sampel
Berat jenis =
volume timbulan
2,35
= = 0,08 kg/L
29,337
Komersil 3 (Toko menjahit)
Tinggi sampah sebelum dikompaksi = 34 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 32 cm
20,403
= = 0,941 L
21,678
Volume timbulan = volume setelah kompaksi x faktor kompaksi
= 20,403 L x 0,941 L
= 19,199 L
massa sampel
Berat jenis =
volume timbulan
0,55
= = 0,028 kg/L
19,199
Komersil 4 (warung 2)
Tinggi sampah sebelum dikompaksi = 30 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 24 cm
Berat sampah = 0,55 kg
Volume sebelum kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 30 cm
= 19.128cm3
= 19,128 L
26,142
= = 1,414 L
18,490
Volume timbulan = volume setelah kompaksi x faktor kompaksi
= 26,142 L x 1,414 L
= 35,965 L
massa sampel
Berat jenis =
volume timbulan
1,3
= = 0,036 kg/L
35,965
Komersil 6 (Toko perabot)
Tinggi sampah sebelum dikompaksi = 29 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 25 cm
Berat sampah = 0,6 kg
Luas toko = 24 m2
Luas warung = 24 m2
21,678
= = 0,809 L
26,779
Volume timbulan = volume setelah kompaksi x faktor kompaksi
= 21,678 L x 0,809 L
= 17,548 L
massa sampel
Berat jenis =
volume timbulan
0,75
= = 0,043 kg/L
17,548
Komersil 9 (counter HP )
Tinggi sampah sebelum dikompaksi = 32 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 25 cm
Berat sampah = 0,4 kg
Luas counter HP = 12 m2
Volume sebelum kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 32 cm
= 20.403 cm3
= 20,403 L
Volume setelah kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 25 cm
= 15.940 cm3
= 15,940 L
volume setelah kompaksi
Faktor kompaksi =
volume sebelum kompaksi
15,940
= = 0,781 L
20,403
Volume timbulan = volume setelah kompaksi x faktor kompaksi
= 15,940 L x 0,781 L
= 17,548 L
massa sampel
Berat jenis =
volume timbulan
0,4
= = 0,023 kg/L
17,548
Komersil 10 (Warung 3 )
Tinggi sampah sebelum dikompaksi = 19 cm
Luas warung = 9 m2
(K1 + K2 + … + K10 )
= ∑K
= 0,165 kg/L
2. Institusi
Institusi 1 (sekolah)
Tinggi sampah sebelum dikompaksi = 24 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 20 cm
Institusi 2 (Mesjid)
Tinggi sampah sebelum dikompaksi = 23 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 18 cm
Berat sampah = 0,8 kg
Volume sebelum kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 23 cm
= 14.665 cm3
= 14,665 L
Volume setelah kompaksi = πr2t = 3,14 x (14,25)2 cm2 x 18 cm
= 11.477 cm3
= 11,477 L
volume setelah kompaksi
Faktor kompaksi =
volume sebelum kompaksi
11,477
= = 0,783 L
14,665
Volume timbulan = volume setelah kompaksi x faktor kompaksi
= 11,477 L x 0,783 L
= 8,986 L
massa sampel
Berat jenis =
volume timbulan
0,8
= = 0,089 kg/L
8,986
Institusi 3 (Musholla)
Tinggi sampah sebelum dikompaksi = 20 cm
massa sampel
Berat jenis =
volume timbulan
0,6
= = 0,084 kg/L
7,173
Institusi 4 (sekolah)
Tinggi sampah sebelum dikompaksi = 49 cm
Tinggi sampah setelah dikompaksi = 44 cm
28,055
= = 0,897 L
31,243
Volume timbulan = volume setelah kompaksi x faktor kompaksi
= 28,055 L x 0,897 L
= 25,165 L
massa sampel
Berat jenis =
volume timbulan
1,7
= = 0,067 kg/L
25,165
24,229
= = 0,775 L
31,243
Volume timbulan = volume setelah kompaksi x faktor kompaksi
= 24,229 L x 0,775 L
= 18,777 L
massa sampel
Berat jenis =
volume timbulan
1,35
= = 0,072 kg/L
18,777
(II + I2 + … + In )
=
∑I
(0,028 + 0,089 + 0,084 + 0,067 + 0,072)
= kg/L
5
= 0,068 kg/L
Jadi, total berat jenis sampah non domestik adalah sebagai berikut.
(Komersil + Institusi)
Berat jenis sampah non domestik =
2
= 0,116 kg/L
a. Sampah Organik
6,7 kg
Organik yang bisa dikompos = x 100% = 42,54%
15,75 kg
1,1 kg
Organik yang tidak bisa dikompos = x 100% = 6,98%
15,75 kg
b. Sampah Anorganik
3 kg
Plastik biasa = x 100% = 19,05%
15,75 kg
0,3 kg
Plastik keras = x 100% = 5,22%
15,75 kg
2,2 kg
Kertas = x 100% = 13,97%
15,75 kg
0,6 kg
Keramik = x 100% = 3,8%
15,75 kg
0,1 kg
Kaca = x 100% = 0,63%
15,75 kg
1,3 kg
B3 = x 100% = 1,98%
15,75 kg
0,45 kg
Kain = x 100% = 2,86%p
15,75 kg
2. Komposisi Sampah Non Domestik
A. Komersil
berat komponen sampah
Komposisi sampah = × 100%
berat total
a. Sampah Organik
3 kg
Organik yang bisa dikompos = x 100% = 34,28%
8,75 kg
1,7 kg
Organik yang tidak bisa dikompos = x 100% = 19,43%
8,75 kg
b. Sampah Anorganik
0,7 kg
Plastik = x 100% = 8%
8,75 kg
0,2 kg
Plastik keras = x 100% = 2,28%
8,75 kg
1,5 kg
Kertas = x 100% = 17,14%
8,75 kg
0,05 kg
B3 = x 100% = 0,6%
8,75 kg
1,6 kg
Kain = x 100% = 18,28%
8,75 kg
0,001 kg
Logam = x 100% = 0,011%
8,75 kg
B. Institusi
berat komponen sampah
Komposisi sampah = × 100%
berat total
a. Sampah Organik
2,25 kg
Organik yang bisa dikompos = x 100% = 50,56%
4,45 kg
b. Sampah Anorganik
0,6 kg
Plastik biasa = x 100% = 13,48%
4,45 kg
0,6 kg
Plastik keras = x 100% = 13,48%
4,45 kg
1 kg
Kertas = x 100% = 22,47%
4,45 kg
Tabel 4.1 Berat Jenis Kelurahan Alai Parak Kopi Tahun 2012
Pada praktikum modul berat jenis dan komposisi sampah ini, sampel sampah yang digunakan
dalam praktikum ini adalah sampah yang berasal dari wilayah Kelurahan Alai Parak Kopi.
Dari data dan hasil perhitungan yang telah diperoleh, diketahui berat jenis dan komposisi
sampah dari masing-masing sumber sampah, seperti domestik, komersil dan institusi.
Berat jenis rata-rata sampah domestik yang berasal dari rumah permanen (high income)
adalah sebesar 0,113 kg/L. Sedangkan yang berasal dari rumah semi permanen (medium
income) adalah sebesar 0,059 kg/L dan yang berasal dari rumah non permanen (low income)
adalah sebesar 0,429 kg/L. Dari hasil yang diperoleh tesebut dapat diketahui berat jenis rata-
rata sampah domestik yang bersumber dari rumah non permanen (low income) lebih besar
jumlahnya dibandingkan dari berat jenis rata-rata sampah yang bersumber dari rumah semi
permanen (medium income) dan rumah permanen (high income). Total berat jenis sampah
domestik adalah 0,2 kg/L.
Hal ini dikarenakan tingkat sosial ekonomi kalangan rumah non permanen (low income) lebih
rendah daripada rumah semi permanen (medium income) dan rumah non permanen (low
income) pada Kelurahan Alai Parak Kopi tersebut, sehingga budaya konsumtifnya juga tidak
seperti rumah permanen dan semi permanen yang peralatan rumah tangganya serba canggih
dan instan serta tidak menimbulkan banyak sampah.
Berat jenis rata-rata sampah non domestik terbagi dua yaitu yang berasal dari komersil dan
institusi. Berat jenis rata-rata sampah yang bersumber dari komersil adalah 0,165 kg/L. Dan
berat jenis rata-rata sampah yang bersumber dari sampah institusi adalah 0,068 kg/L. Total
berat jenis sampah non domestik 0,116 kg/L. Hal ini dikarenakan jumlah bangunan komersil
lebih banyak daripada bangunan institusi pada Kelurahan Alai Parak Kopi tersebut. Jadi,
frekuensi pengumpulan sampah juga mempengaruhi banyak sampah yang dihasilkan.
Selain itu, faktor cuaca dalam keadaan hujan pada saat sampling juga mempengaruhi
komposisi sampah yang dihasilkan karena di saat cuaca seperti itu, kebutuhan makanan akan
meningkat sehingga daya konsumtif menjadi tinggi dan menghasilkan sampah organik yang
besar pula.
Komposisi sampah yang bersumber dari non domestik terdiri dari organik, plastik, kertas, dan
kain. Komposisi sampah non domestik yang berasal dari bangunan komersil terdiri dari
organik yang bisa dikompos dan tidak bisa dikompos, plastik biasa dan plastik keras, kertas,
B3, logam dan kain. Dari delapan komposisi sampah tersebut diketahui bahwa sampah
organik yang bisa dikompos juga yang memiliki jumlah yang paling tinggi. Hal ini
dikarenakan sampah komersil banyak menghasilkan sampah sisa-sisa makanan, sayur-
sayuran, buah-buahan yang berasal dari warung-warung, ruko-ruko, dan tempat jualan jus.
Komposisi sampah non domestik yang berasal dari bangunan institusi terdiri dari sampah
organik yang bisa dikompos, plastik biasa dan plastik keras serta kertas. Dari keempat
komposisi sampah tersebut diketahui bahwa sampah organik yang bisa dikompos masih tetap
memiliki jumlah yang lebih besar daripada sampah lainnya. Hal ini dikarenakan sampah
organik seperti sisa-sisa makanan banyak dihasilkan dari institusi yaitu sekolah, mesjid dan
kantor lurah.
Oleh karena itu, diperlukannya pengelolaan sampah agar sampah yang dihasilkan dapat
diminimalkan. Pengelolaan sampah tersebut harus dibedakan berdasarkan komponen sampah
yang dihasilkan dari sumber. Komposisi menjadi dasar untuk strategi pengelolaan sampah
dengan sistem daur ulang dan pengomposan. Jika sampah lebih banyak didominasi oleh
sampah organik, maka strategi pengelolaan sampah berbasiskan sistem pengomposan. Dan
sampah non organik, terutama kertas yang lebih mendominasi, maka pengelolaan sampahnya
banyak ditekankan pada sistem daur ulang. Cara yang paling mudah untuk mendaur ulang
dimulai dengan memisahkan terlebih dahulu sampah-sampah dari sumbernya. Hal ini dapat
dilakukan sendiri di rumah tangga.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa berat jenis rata-rata
yang diperoleh dari masing-masing sumber pada Kelurahan Alai Parak Kopi:
1. Berat jenis rata-rata sampah domestik adalah sebesar 0,2 kg/L;
2. berat jenis rata-rata sampah non domestik yang komersil sebesar 0,165 kg/L;
3. berat jenis rata-rata sampah non domestik yang institusi sebesar 0,068 kg/L;
4. Dari praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan bahwa komposisi
sampah terbesar yang diperoleh dari masing-masing sumber pada Kelurahan Alai Parak
Kopi:
5. Komposisi sampah pada sumber domestik yang terbesar adalah sampah organik yang bisa
dikompos yaitu sebesar 42,54%;
6. komposisi sampah pada sumber non domestik (komersil) yang terbesar adalah sampah
organik yang bisa dikompos yaitu sebesar 34,28%;
7. komposisi sampah pada sumber non domestik (institusi) yang terbesar adalah sampah
organik yang bisa dikompos yaitu sebesar 50,56%.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat praktikan berikan setelah melakukan praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Saat sampling dilakukan, kantong plastik sebaiknya diberi label menurut sumber sampah
agar memudahkan praktikan pada saat melakukan praktikum;
2. sebaiknya masyarakat memaksimalkan pemanfaatan pelayanan oleh Pemerintah Kota
terutama oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang dengan tidak membakar
sampah tetapi membuang sampah pada kontainer yang telah disediakan;
3. sebaiknya masyarakat menghilangkan kebiasaan membakar sampah karena dampaknya
adalah pencemaran udara;
4. masyarakat sebaiknya memulai kebiasaan memilah sampah sesuai dengan komposisinya,
sehingga sampah organik bisa mereka olah menjadi kompos dan sampah anorganik bisa
didaur ulang dan bernilai ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, E., et, all, 2004. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3150. Teknik
Lingkungan ITB Edisi Semester I 2004/2005
SNI 19-2454-1991. Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi
Sampah Perkotaan.
Tchobanoglous, George, 1993. Integrated Solid Waste Management. New York: Mc Graw
Hill, Inc
Institusi
Komersil
High Income