Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN DM

Penatalaksanaan
DM: suatu penyakit atau gangguan metabolisme Tujuan utama terapi DM: mencoba menormalkan Komplikasi
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya 1. Akut (Hipoglikemia dan
tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta hiperglikemia, Penyakit
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat neuropatik. makrovaskuler,Penyakit
insufisiensi fungsi insulin (WHO) Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes : mikrovaskuler dan Neuropati
DM: suatu kelompok panyakit metabolik dengan 1. Pendidikan kesehatan saraf (Suddarth and Brunner,
karakterristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan 2. Diet rendah gula (glukosa) 1990).
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (ADA, 3. Latihan (aktivitas/olahraga teratur) 2. Komplikasi menahun (Neuropati
2005). 4. Pemantauan kadar gula darah diabetik,Retinopati diabetik,
5. Terapi insulin Nefropati diabetik, Proteinuria,
Kelainan koroner dan
Etiologi: Ulkus/gangren (Soeparman,
1. Kelainan sel beta pankreas 1987, hal 377)
2. Faktor–faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel
beta, antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, Diabetes Mellitus
diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang
(DM)
diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan. Pemeriksaan penunjang
3. Gangguan sistem imunitas 1. Kadar gula darah sewaktu lebih
4. Kelainan insulin atau sama dengan 200 mg/dl.
Klasifikasi: 2. Kadar gula darah puasa lebih atau
Dokumen konsesus tahun 1997 oleh American Diabetes sama dengan 126 mg/dl
Tanda dan Gejala: Association’s Expert Committee on the Diagnosis and 3. Kadar gula darah lebih atau sama
Pada tahap awal sering ditemukan: Poliuri (banyak Classification of Diabetes Melitus, menjabarkan 4 dengan 200 mg/dl pada 2 jam
kencing), Polidipsi (banyak minum), Polipagi (banyak kategori utama diabetes, yaitu: (Corwin, 2009) setelah beban glukosa 75 gr pada
makan), Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, 1. Tipe I: Insulin Dependent Diabetes tes toleransi glukosa.
tenaga kurang dan Mata kabur Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus tergantung insulin
Keluhan lain yang juga dapat ditemukan pada pasien (DMTI) Hasil Pemeriksaan Diagnostik:
diabetes mellitus antara lain pasien merasakan lemah, 2. Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes 1. Glukosa darah meningkat
gatal, kesemutan, pandangan kabur, serta adanya Mellitus (NIDDM)/ Diabetes Mellitus tak tergantung 2. Asam lemak bebas meningkat
disfungsi ereksi pada pria ataupun pruritus vulva pada insulin (DMTTI) 3. Osmolalitas serum meningkat
wanita, pusing, mual. 3. DM tipe lain (Karena kelainan genetik, penyakit 4. Gas darah arteri : PH menurun,
pankreas (trauma pankreatik), obat, infeksi, antibodi, HCO3 menurun
sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan 5. Ureum/kreatinin
karakteristik gangguan endokrin) meningkat/normal
4. Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus 6. Urine : gula + aseton positip
(GDM) 7. Elektrolit : Na, K, fosfor.
Asuhan Keperawatan DM
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
NOC: Status nutrisi, Status nutrisi : masukan makanan dan cairan
PENGKAJIAN Diagnosa: NIC
Nutrition Management
1. Identitas klien 1. Ketidakseimbangan nutrisi 1. Kaji adanya alergi makanan
2. Riwayat kesehatan sekarang kurang dari kebutuhan. 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah dan nutrisi yang dibutuhkan
3. Riwayat penyakit dahulu 2. Defisit volume cairan klien
4. Pengkajian pola-pola kesehatan 3. Kerusakan integritas kulit Nutrition Monitoring
5. Pemeriksaaan penunjang 4. Intoleransi aktivitas 1. Monitor adanya penurunan berat badan
5. Ketidakefektifan perfusi 2. Monitor mual dan muntah
jaringan perifer 3. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
6. Gangguan citra tubuh 4. Monitor dan catat respon terhadap pemberian makan, nafsu makan klien
7. Resiko ketidakseimbangan 5. Monitor kalori dan intake nutrisi
elektrolit
8. Risiko ketidakseimbangan
kadar glukosa darah Risiko Infeksi
9. Resiko infeksi NOC: Immune Status, Risk control
10.Resiko injuri NIC:
Infection Control (Kontrol infeksi)
1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
2. Pertahankan teknik isolasi
Defisit volume cairan 3. Batasi pengunjung bila perlu
NIC: 4. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah
Fluid Management berkunjung meninggalkan pasien
1. Timbang popok jika diperlukan 5. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
2. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat 6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
3. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi 7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
adekuat) 8. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
4. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori 9. Tingktkan intake nutrisi
harian 10. Berikan terapi antibiotik bila perlu
5. Kolaborasi pemberian cairan IV
Hypovolemia Management Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
Intoleransi
1. Monitoraktivitas
tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
1. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan NOC: Activity Tollerance, Energy Conservation
2. Monitor tanda vital 2. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
NIC
3. Dorong masukkan nutrisi yang cukup
3. Monitor respon pasien terhadap pemberian cairan 1.4.Periksa tanda vitaldan
sebelum dan setelah aktivitas, khususnya bila klien menggunakan
4. Monitor berat badan Ajarkan pasien keluarga tanda dan gejala infeksi
vasodilator dan obat-obat diuretik
5. Pemberian cairan IV 2. Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat adanya takikardi, diritmia, dispnea
6. Monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan berkeringat dan pucat
7. Monitor adanya tanda gagal ginjal pada pasien 3. Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas
4. Implementasi program rehabilitasi jantung
Kerusakan integritas kulit Risiko cedera Gangguan citra tubuh Risiko ketidakstabilan kadar
NOC: Integritas jaringan : kulit NOC: Risk control NOC: Body image, Self glukosa darah
dan membran mukosa; Wound NIC esteem NOC : Management diabetes;
healing Environmental Management NIC Risiko ketidakstabilan glukosa darah
NIC 1. Sediakan lingkungan yang aman Body image enhancement NIC :
Pressure Management untuk pasien 1. Kaji secara verbal dan Hypoglycemia Management
1. Anjurkan pasien untuk 2. Identifikasi kebutuhan nonverbal respon klien 1. Monitor glukosa darah setiap 4-6
menggunakan pakaian yang keamanan pasien, sesuai dengan terhadap tubuhnya jam pada pasien yang NPO atau
longgar. kondisi fisik dan fungsi 2. Monitor frekuensi dengan pola makan
2. Hindari kerutan pada tempat kognitif pasien dan riwayat mengkritik dirinya berkesinambungan.
tidur. penyakit terdahulu pasien 3. Jelaskan tentang 2. Monitor tanda dan gejala
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap 3. Hindarkan lingkungan yang pengobatan, perawatan, terjadinya hipoglekemi.
bersih dan kering. berbahaya (misalnya kemajuan dan prognosis 3. Berikan obat agen hypoglikemi.
4. Mobilisasi pasien (ubah posisi memindahkan perabotan) penyakit 4. Berikan glukosa sebanyak 15-20 g
pasien) setiap dua jam sekali. 4. Pasang side rail tempat tidur 4. Dorong klien kalau hasil test glukosa dibawah
5. Monitor kulit dari kemerahan. 5. Batasi pengunjung mengungkapkan 70 mg/dl.
6. Oleskan lotion atau minyak/baby 6. Anjurkan keluarga untuk perasaannya 5. Berikan makanan rendah gula
oil pada daerah yang tertekan. menemani pasien. 5. Identifikasi arti tetapi pemberian karbohidrat yang
7. Monitor aktivitas dan mobilisasi 7. Berikan penjelasan pada pasien pengurangan melalui beragam yang mengandung
pasien. dan keluarga atau pengunjung pemakaian alat bantu glukosa akan mencukupi
8. Monitor status nutrisi pasien. adanya perubahan status 6. Fasilitasi kontak dengan kekurangan dan hindari makanan
9. Memandikan pasien kesehatan dan penyebab individu lain dalam yang berlemak pada saat
penyakit. kelompok kecil pengobatan.
6. Berikan cairan intravena dextrose
50%, jika diperlukan.
7. Kalau pasien dalam sudah dalam
keadaan sakit ringan, lanjutkan
insulin dan berikan obat
hypoglikemi dan lanjutkan
monitoring.
8. Evaluasi kondisi pasien setelah
diberikan management glukosa.
9. Arahkan pasien untuk konseling
diet dan latihan.
10. Memantau tekanan darah dan
denyut nadi.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.

Sudart dan Burnner, (1996). Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol 3. EGC : Jakarta.

Potter, Patricia A and Perry,Anne Griffin.(2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan (edisi ke4).Jakarta : EGC

Appley,A.G and Louis Solomon.(1995).Terjemahan Ortopedi dan Fraktur Sistem Appley ( edisi ke7).Widya Medika.

Doengoes, Marilyn E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC,
Jakarta.

Robbins & Cotran., 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit (ed.7). Mitchell, R.N., Kumar,V., Abbas, A.K., Fausto, N (editor). Jakarta:
EGC.

Robbins, S.L., Cotran, R.S., Kumar, V., 1999. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit (ed.5). Mitchell, R.N., Kumar,V., Abbas, A.K., Fausto, N
(editor). Jakarta: EGC.

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC

Indriastuti, Na. 2008. Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Efusi Pleura dan Diabetes Mellitus Di Bougenvil 4 RSUP dr Sardjito
Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT Alumni

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika

Anda mungkin juga menyukai