Anda di halaman 1dari 14

MENDEFINISIKAN PERADABAN DALAM TERMINOLOGI TEKS SYARIAT

Oleh : M. Umar Burhanudin

PERADABAN SECARA BAHASA

Peradaban bukanlah istilah syariat akan tetapi tak berarti tidak bisa disikapi dengan
eksistensi teks-teks agama. Pemilihan terminologi pada kata ini menjadi awal untuk menentukan
aspek syariat yang terkait di dalamnya (implikasinya), mengingat kata ini telah menjadi istilah
universal dengan maksud dan arti yang bermacam-macam.

Pada kenyataannya, peradaban memiliki arti yang sangat berbeda bagi seti ap orang.
Penggunaan (atau penyalahgunaan) kata peradaban memunculkan beberapa pertanyaan tentang
arti peradaban, unsur-unsur peradaban, relevansi peradaban terhadap Islam.

Peradaban sering disejajarkan atau dirancukan dengan kebudayaan. Kebudayaan dan


Peradaban adalah dua kata yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan di kalangan ahli.
Pendapat pertama menyatakan bahwa tidak ada perbedaan dalam penggunaan istilah kebudayaan
dan peradaban. Sementara itu pendapat kedua menyatakan bahwa ada perbedaan t erminologis
antara kebudayaan dan peradaban.

Secara bahasa peradaban adalah istilah bahasa Indonesia yang berasal dari kata adab
(bahasa Arab) dengan awalan (prefix ) per- dan akhiran (suffix) –an atau konfiks per-an. Fungsi
konfiks pada kalimat ini adalah menyatakan perihal, yakni perihal adab. Yang secara leksikal
berarti kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin atau hal yg menyangkut sopan santun,
budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa 1. Adab berasal dari kata serapan bahasa Arab (‫)ﺁﺩَﺏ‬

yang merupakan pembentuk arti dari kata :-- ‫ ﻤﺄﺩﺒﺔ‬-- arti leksikalnya ialah jamuan makan.

1
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Jakarta, 2008.
Kalimat -- ‫ – ﻭ ﺍﻟﻘﻭﻡ ﺩﻋﺎﻫﻡ ﺇﻟﻰ ﻤﺄﺩﺒﺘﻪ‬dan suatu kaum mengajak mereka pada perjamuannya 2. Kata

ini selanjutnya di kiaskan sebagai penghormatan (‫)ﺍﺳﺘﺤﺴﺎﻥ‬3. karana perjamuan adalah sebuah
penghormatan tuan rumah pada tamunya dalam masyarakat Arab .

Dalam sebuah perkataan dari Ibn Mas’ud:

‫ﺇِﻥﱠ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻣﺄﺩﺑﺔ ﺍﷲَ ﻓَﺘَﻌْﻠَﻤُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﻣﺄﺩﺑﺘﻪ‬

Sesungguhnya Qur’an ini adalah hidangan dari Allah ta’ala maka belajarlah dari hidangan itu
(HR Ad Darimi, Ibn Abi Syaibah dan Ibn Hiban)4.

Dengan demikian maka kata peradaban jika dimaksudkan merupakan transelerasi dari
kata dalam bahasa Arab setidaknya padanannya adalah kata: madaniyah, madiini, madana atau
tamaddun.

Peradaban dalam kamus disinonimkan sebagai sivilisasi5 sebagai serapan dari istilah
civilization (Inggris)6 atau die zivilsation (Jerman) yang berakar kata civic diambil dari kata
civies (Latin), yang artinya berhubungan dengan hak dan kewajiban warga negara. Civilization
adalah kelompok manusia dengan organisasi sosial yang dibangun tinggi atau berarti kultur,
jalan hidup dari suatu masyarakat atau negara pada suatu periode tertentu 7. Atau bisa juga
diambil dari kata civilize merujuk kepada memperbaiki tingkah laku yang kasar atau kurang
sopan, menjinakkan (to tame) dan menyelaraskan mengikut keperluan masyarakat, sederhananya
istilah ini bisa diartikan sebagai: keluar dari kehidupan primitif kepada kehidupan yang
mempunyai kehalusan akal budi dan kesopanan.

Kata civilization sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian terhadap
perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya yang

2
Ibrahim Musthafa, Mu’jam Al Wasith,
3
Abu Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariyya, Maqayyiisul Lughah, Daar Al Jayl, Beirut, hal 84.
4
Dinyatakan dha’if oleh Albany dalam As Silsilah Ad Dha’ifah.
5
Kamus Bahasa Indonesia, Op.Cit.
6
Sedangkan “adab” dalam bahasa Inggris adalah courtesy yang artinya: a polite speech or action, especially one
required by convention. English to English Oxford dictionary.
7
Human society with its highly developed social organizations, or the culture and way of life of a society or country
at a particular period in time--, Advances Learner’s Dictionary, Cambridge University Press, 2005.
berwujud unsur-unsur budaya yang halus, indah, tinggi, sopan, luhur, dan sebagainya, maka
masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. Ciri-
ciri masyarakat seperti itu adalah masyarakat yang beradab. Hal ini sesuai dengan asal kata
peradaban, yaitu adab yang berarti sopan santun.

Pengertian yang lain menyebutkan bahwa peradaban adalah kumpulan seluruh hasil budi
daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik fisik (misalnya bangunan,
jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni budaya, maupun iptek). Sehingga peradaban
adalah kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sudah lebih tinggi.

Peradaban adalah identik dengan gagasan tentang kemajuan sosial dan perkembangan
pesat ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Segala hal, berupa perbuatan dan pemikiran manusia
tak bisa dilepaskan dari peradaban. Jadi, konsep peradaban bersifat mencakup semu a. Oleh
karena itu, menjadi beradab adalah menjadi santun dan berakhlak baik dan peduli pada orang
lain, bersih dan sopan dan higienis dalam kebiasaan pribadi dan sebagainya. Sebuah peradaban
tinggi seharusnya bisa menjaga keagungan manusianya, memberikan kepuasan terhadap fisik,
estetika psikis, dan kreativitas manusianya. Dengan demikian peradaban meniscayakan adanya
fleksibilitas yang saling menunjang antara manusia dan peradabannya.

Ketika sebuah istilah peradaban dilekatkan dengan nama suatu wilayah atau bangsa
seperti misalnya: peradaban Mesopotamia. Istilah ini menunjukan pencapaian yang telah diraih
Mesopotamia, yang ditandai dengan berbagai artefak peninggalan yang menunjukkan kecakapan
dan tingkat kebudayaannya yang tercermin dari bahasa, tulisa n, kesenian, arsitektural, teknologi,
bentuk spritualitas, etika dan moral, politik, ekonomi dan sebagainya yang semuanya termaktub
dalam sebuah kota yang utuh. Istilah peradaban Mesopotamia adalah merujuk pada wilayah
antara sungai Eufrat dan Tigris yang saat ini mencakup beberapa negara antara lain sebagian
besar Irak, Syria, Iran serta Turki Tenggara. Peradaban ini dikenal dengan The Fertile Crescent
Land yang artinya daerah bulan sabit yang subur. Istilah ini sendiri baru diperkenalkan oleh
seorang arkeolog AS, James Henry Breasted. Peradaban ini banyak dibentuk oleh Bangsa
Sumeria, mereka memiliki kreatifitas yang luar biasa dalam mengolah wilayah yang selalu
diterjang banjir, dari mengolah lahan pertanian hingga mengolah material untuk bahan baku
bangunan mereka kerjakan.
Dalam sisi lain peradaban Barat adalah peradaban Euroamerican atau Atlantik Utara.
Secara universal, digunakan untuk menunjuk pada apa yang disebut dunia Kristen Barat. Dengan
demikian, Barat merupakan sebuah peradaban yang dipand ang sebagai penunjuk arah dan tidak
diidentikkan dengan nama orang-orang tertentu, agama, atau wilayah geografis. Akan tetapi
pengidentifikasian ini mengangkat peradaban dari historitas, wilayah geografis, dan konteks
kulturalnya.

Atas hal tersebut maka Samuel Huntington mendefinisikan civilization (peradaban)


sebagai sebuah identitas terluas dari budaya, yang teridentifikasi me lalui unsur-unsur obyektif
umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang
subyektif. Bagi Huntington bentuk peradaban adalah hal yang bisa mendefinisikan “siapa kami” .

Koentjaraningrat, menyatakan masalah kebudayaan dan peradaban hanya soal istilah saja.
Istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur kebudayaan yang halus
dan indah, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, serta sopan santun dan sistem pergaulan yang
kompleks dalam suatu masyarakat dengan struktur yang kompleks. Tetapi pada sisi lain, istilah
peradaban juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi,
seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.

Menurut ahli antropologi De Haan, peradaban merupakan lawan dari kebudayaan.


Peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan teknologi. Jadi, peradaban
adalah semua bidang kehidupan untuk kegunaan praktis. Sebaliknya, kebudayaan adalah semua
yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih tinggi dan murni yang berada di atas tujuan praktis
dalam hubungan masyarakat, misalnya musik, seni, agama, ilmu, filsafat, dan lain -lain. Jadi,
lapisan atas adalah kebudayaan sedang lapisan bawah adalah peradaban.

Dari segi morfologi, peradaban berarti kebudayaan yang telah sampai pada tingkat jenuh,
yang telah berlangsung secara terus menerus. Beals dan Hoiyer, mengatakan bahwa peradaban
(civilization) sama dengan kebudayaan (culture) apabila dipandang dari segi kualitasnya, tetapi
berbeda dalam kuantitas, isi, dan kompleks pola-polanya.
Sinonim lain yang bisa dimaknai sebagai peradaban dalam bahasa arab ialah tamaddun.
Istilah tamadun ini terdiri dari din dan madinah. Artinya, dalam istilah agama tersembunyi suatu
sistem kehidupan, oleh sebab itu ketika agama Allah yang bernama Islam tela h disempurnakan
dan dilaksanakan di suatu tempat, maka tempat itu diberi nama madinah. Di dunia Melayu
tamadun digunakan untuk pengertian peradaban. Di Turki dan Iran akar kata ini tetap dipakai
untuk merujuk istilah yang sama, peradaban, sekalipun berbeda secara ejaan dan harf al-ziyâdah.

Abad kesembilan belas berakhir, dan abad kedua puluh dimulai dengan munculnya kata
madaniyyah dalam tulisan beberapa sarjana Islam. Dua tokoh terpenting yaitu Muhammad Farid
Wajdi dan Syekh Muhammad Abduh sama-sama menggunakan istilah madaniyyah sebagai
sinonim untuk kata civilization (peradaban).

Orang Arab sendiri menggunakan kata hadhârah untuk peradaban, Secara bahasa ia
berasal dari kata ---- ‫ﺣﻀﺎﺭﺓ‬/ ‫ ﺍﻹﻗﺎﻣﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻀﺮ‬---- yang merujuk kepada perkembangan ilmu,
seni dan adab. Namun kata tersebut tidak banyak diterima umat Islam non -Arab yang
kebanyakan lebih menyukai istilah tamaddun.

Di anak benua Indo-Pakistan tamadun digunakan hanya untuk pengertian kultur,


sedangkan peradaban menggunakan istilah ta’dib. Ke-sinonim-an antara hadharah8 dan tamadun
dengan mengutip pernyataan Ibnu Khaldun yang terkenal ” al-Insanu madaniyyun bi al-thab’i”
(manusia adalah makhluk sosial secara tabi’atnya). Maka madaniyyun disini bisa diartikan
ijtima’/ perkumpulan sosial masyarakat. Artinya antar keduanya, tamadun dan hadharah sama-
sama memiliki arti kumpulan manusia yang menetap di wilayah kota dan mempun yai aktifitas
dan interaksi antara mereka dalam memajukan kehidupan dan meraih capaian yang ada.

Dari perspektif lain, peradaban juga sering dikaitkan dengan perkataan umrân9 (berasal

dari kata kerja `amara). Umran (‫ )ﻋُﻤْﺮَﺍﻥ‬membawa makna harta, kawasan yang didiami10,

8
Ibn Khaldun menggunakan istilah hadharah di sini hanya memiliki arti secentary life (kehidupan yang menetap)
9
Ibnu Khaldun sendiri ketika berbicara tentang peradaban yang kita pahami, beliau lebih sering menggunakan
umran daripada kata lainnya. Apa yang disebut dengan `umran pada abad keempat belas memiliki arti yang sama
dengan pengertian civilization (peradaban) pada abad kedua puluh. Ibn Khaldun adalah seorang penggagas studi
tentang peradaban di dunia. Tulisannya diilhami oleh visi sejarah yang unik. Ketika Ibn Khaldun menggunakan
kata `umran, kata civilization belum ada dalam bahasa Inggris. Baru pada tahun 1772 M. istilah civilization
berkembang subur dan maju, perhimpunan, melawat dan hidup berpanjangan Istilah tersebut
diartikan sebagai nama untuk kesuksesan dibangunnya sebuah tempat dengan perbaikan keadaan
oleh perkumpulan penduduk. Sejarawan Islam pertama yang menulis tentang peradaban adalah
Ibn Khaldun yang menggunakan kata `umran untuk menggambarkan konsep peradaban.
Pengagum Ibn Khalid dan penerjemah al-Muqaddimah li Kitab al-`Ibrar ke dalam bahasa
Inggris, Prof. Franz Rosenthal menerjemahkan `umran sebagai urbanization dan civilization11.

Dengan demikian asal kata peradaban dan civilization adalah berbeda dimana peradaban
mengacu pada kehalusan dan ketinggian perilaku sedangkan civilization mengacu pada
hubungan hak dan kewajiban warga negara. Kendati demikian keduanya bertemu pada satu
pandangan tentang kondisi suatu kelompok masyarakat dengan tingkat kehidupannya. Hal ini
karena beberapa keadaan, benda dan wujud lainnya d itemukan lebih dari satu nama untuk
sesuatu yang sama. Namun begitu, esensi wujud tersebut sebenarnya tetaplah sama sekalipun
mempunyai kata-kata yang berbeda. Terlebih untuk sesuatu yang menjadi kepemilikan bersama
atau, sesuatu yang wujudnya bisa dirasakan, diraba, dilihat atau dipelajari oleh semua orang.

MENELUSURI TEMINOLOGI PERADABAN

Ketika Islam telah sempurna Allah mengisyaratkan dengan wahyu : Pada hari ini telah
Aku (Allah) sempurnakan bagimu agamamu (diin)12. Penempatan diin ini dimulai di Madinah al
Munawarah sebagai kota nabi. Inilah awal peradaban Islam.

Sebagai sebuah kota, permasalahan dan struktur yang dimilikinya tentulah komplek dan
melalui rangkaian tahapan dan sejarah yang tidak seketika. Sebuah kota tidaklah dibentuk oleh
manusia dengan keyakinan yang sama. Di Madinah ada komunitas Yahudi dan Nashrani sebagai
komunitas minoritas dan berbagai struktur sosial kesukuan mapan yang diakomodir dalam

muncul, tetapi Dr. Samuel Johnson (1709-84 M.) seorang penulis kamus bahasa Inggris, menolak memasukkan
kata civilization
10
Lihat pada Qs 10: 16 pada kalimat-- ِ‫ ﻓَﻘَﺪْ ﻟَﺒِﺜْﺖُ ﻓِﻴﻜُﻢْ ﻋُﻤُﺮﺍً ﻣﱢﻦ ﻗَﺒْﻠِﻪ‬---.
11
Ibn Khaldun, The Muqaddimah, (terjemahan dalam bahasa Inggris oleh F. Rosenthal), Priceton, 1967, 1, lxxvii
(Introduction).
12
QS 5:3
Piagam Madinah. Akan tetapi Madinah dengan kemajemukan dan kompleksitasnya disebut
sebagai peradaban Islam.

Islam sebagai asas memunculkan seperangkat mafahim (pemahaman) yang bersifat lebih
strategis dan tersistematik dan disebut--‫ﺮﻯ‬




‫ﺎﺭ ﺍﻟﻔﻜ‬


‫( ﻧﻈ‬nadhar al fikri). Inilah yang menjadi


pedoman dan haluan negara dan masyarakat dalam segala hal; peradaban. Nadhar al fikri Islam
bukan berarti menolak dan menegasikan apa yang telah ada sebelumnya tetapi membenarkan apa
yang telah benar, menolak yang salah dan mengarahkan kepada pilihan yang paling tepat apa
yang ada pada masyarakat seperti: melarang sistem riba dalam perekonomian, menganjurkan
sistem peralatan dan teknologi yang baik, menetapkan sistem musyawarah dalam sistem
organisasi kemasyarakatan, menggemarkan eksplorasi ilmu dan sistem pengetahuan,perbaikan
bahasa dan kesenian, serta memunculkan sistem religi dan upacara keagamaan baru yang
bersumber pada Qur’an dan sunnah nabi.

Beberapa prinsip Islam yang terkait dengan prkembangan dan dorongan terhadap
peradaban diantaranya ialah:

1. Prinsip penghargaan kepada ilmu pengetahuan

Penghargaan kepada ilmu, pengetahuan, teknologi dan metodologi serta penghargaan


kepada budaya baca-tulis. Prinsip ini bersumber pada universalitas ilmu dalam Islam.

‫ﻠﹶﻖ‬‫ﻱ ﺧ‬‫ ﺍﻟﱠﺬ‬‫ﻚ‬‫ﺑ‬‫ﻢﹺ ﺭ‬‫ﺃﹾ ﺑﹺﺎﺳ‬‫ﺍﻗﹾﺮ‬

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (QS Al Alaq (96): 1)

‫ﻠﹶﻢ‬‫ﻌ‬‫ ﻳ‬‫ﺎ ﻟﹶﻢ‬‫ﺎﻥﹶ ﻣ‬‫ ﺍﻟﹾﺈﹺﻧﺴ‬‫ﻠﱠﻢ‬‫ﻋ‬

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS Al Alaq (96): 5)

‫ﺎﺕ‬‫ﺟ‬‫ﺭ‬‫ ﺩ‬‫ﻠﹾﻢ‬‫ﻮﺍ ﺍﻟﹾﻌ‬‫ ﺃﹸﻭﺗ‬‫ﻳﻦ‬‫ﺍﻟﱠﺬ‬‫ ﻭ‬‫ﻨﻜﹸﻢ‬‫ﻮﺍ ﻣ‬‫ﻨ‬‫ ﺁﻣ‬‫ﻳﻦ‬‫ ﺍﻟﱠﺬ‬‫ﻓﹶﻊﹺ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬


Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS Al Mujadalah (58): 11)

‫ﻣﻦ ﺳﻠﻚ ﻃﺮﻳﻘﺎ ﻳﻠﺘﻤﺲ ﻓﻴﻪ ﻋﻠﻤﺎ ﺳﻬﻞ ﺍﷲ ﻟﻪ ﻃﺮﻳﻘﺎ ﺇﱃ ﺍﳉﻨﺔ‬


Barangsiapa menempuh suatu jalan mencari ilmu maka Allah memudahkan baginya jalan
menuju surga. (HR Muslim).

‫ﻣﻦ ﺧﺮﺝ ﰲ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﻬﻮ ﰲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﷲ ﺣﱴ ﻳﺮﺟﻊ‬

Siapa yang pergi untuk menuntut ilmu berarti ia berada dalam jalan Allah (fisabililllah)
hingga ia kembali. (HR at Titmidzi)

Penghargaan ilmu sifatnya umum. Tidak dibedakan ilmu agama atau dunia, teori atau
eksperimen.

2. Prinsip kegiatan ilmiah

‫ﺎﺏﹺ‬‫ﻲ ﺍﻟﹾﺄﹶﻟﹾﺒ‬‫ﺄﹸﻭﻟ‬‫ ﻟ‬‫ﺎﺕ‬‫ﺎﺭﹺ ﻟﹶﺂَﻳ‬‫ﻬ‬‫ﺍﻟﻨ‬‫ﻞﹺ ﻭ‬‫ ﺍﻟﻠﱠﻴ‬‫ﻠﹶﺎﻑ‬‫ﺘ‬‫ﺍﺧ‬‫ﺽﹺ ﻭ‬‫ﺍﻟﹾﺄﹶﺭ‬‫ ﻭ‬‫ﺍﺕ‬‫ﺎﻭ‬‫ﻤ‬‫ﻠﹾﻖﹺ ﺍﻟﺴ‬‫ﻲ ﺧ‬‫ﺇﹺﻥﱠ ﻓ‬

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran (3): 190)

‫ﻔﹶﻊ‬‫ﻨ‬‫ﺎ ﻳ‬‫ﺮﹺ ﺑﹺﻤ‬‫ﺤ‬‫ﻲ ﺍﻟﹾﺒ‬‫ﺮﹺﻱ ﻓ‬‫ﺠ‬‫ﻲ ﺗ‬‫ ﺍﻟﱠﺘ‬‫ﺍﻟﹾﻔﹸﻠﹾﻚ‬‫ﺎﺭﹺ ﻭ‬‫ﻬ‬‫ﺍﻟﻨ‬‫ﻞﹺ ﻭ‬‫ ﺍﻟﻠﱠﻴ‬‫ﻠﹶﺎﻑ‬‫ﺘ‬‫ﺍﺧ‬‫ﺽﹺ ﻭ‬‫ﺍﻟﹾﺄﹶﺭ‬‫ ﻭ‬‫ﺍﺕ‬‫ﺎﻭ‬‫ﻤ‬‫ﻠﹾﻖﹺ ﺍﻟﺴ‬‫ﻲ ﺧ‬‫ﺇﹺﻥﱠ ﻓ‬

‫ﺔ‬‫ﺍﺑ‬‫ ﻛﹸﻞﱢ ﺩ‬‫ﻦ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﻴﻬ‬‫ﺚﱠ ﻓ‬‫ﺑ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻬ‬‫ﺗ‬‫ﻮ‬‫ ﻣ‬‫ﺪ‬‫ﻌ‬‫ ﺑ‬‫ﺽ‬‫ ﺍﻟﹾﺄﹶﺭ‬‫ﺎ ﺑﹺﻪ‬‫ﻴ‬‫ﺎﺀٍ ﻓﹶﺄﹶﺣ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﺎﺀِ ﻣ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻟﺴ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻝﹶ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺰ‬‫ﺎ ﺃﹶﻧ‬‫ﻣ‬‫ ﻭ‬‫ﺎﺱ‬‫ﺍﻟﻨ‬

‫ﻠﹸﻮﻥﹶ‬‫ﻘ‬‫ﻌ‬‫ﻡﹴ ﻳ‬‫ﻘﹶﻮ‬‫ ﻟ‬‫ﺎﺕ‬‫ﺽﹺ ﻟﹶﺂَﻳ‬‫ﺍﻟﹾﺄﹶﺭ‬‫ﺎﺀِ ﻭ‬‫ﻤ‬‫ ﺍﻟﺴ‬‫ﻦ‬‫ﻴ‬‫ﺮﹺ ﺑ‬‫ﺨ‬‫ﺴ‬‫ﺎﺏﹺ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﺤ‬‫ﺍﻟﺴ‬‫ﺎﺡﹺ ﻭ‬‫ﻳ‬‫ ﺍﻟﺮ‬‫ﺮﹺﻳﻒ‬‫ﺼ‬‫ﺗ‬‫ﻭ‬
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)
-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi: Sungguh (terdapat) tanda -tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS Al-Baqarah (2): 164)

3. Prinsip penghargaan terhadap akal sehat (ulil albab); akal yang dipandu syariat, dan tidak
mempertentangkan akal sehat dan wahyu.

‫ﺎﺏﹺ‬‫ﻲ ﺍﻟﹾﺄﹶﻟﹾﺒ‬‫ﺄﹸﻭﻟ‬‫ ﻟ‬‫ﺎﺕ‬‫ﺎﺭﹺ ﻟﹶﺂَﻳ‬‫ﻬ‬‫ﺍﻟﻨ‬‫ﻞﹺ ﻭ‬‫ ﺍﻟﻠﱠﻴ‬‫ﻠﹶﺎﻑ‬‫ﺘ‬‫ﺍﺧ‬‫ﺽﹺ ﻭ‬‫ﺍﻟﹾﺄﹶﺭ‬‫ ﻭ‬‫ﺍﺕ‬‫ﺎﻭ‬‫ﻤ‬‫ﻠﹾﻖﹺ ﺍﻟﺴ‬‫ﻲ ﺧ‬‫ﺇﹺﻥﱠ ﻓ‬
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran (3): 190)

‫ﻮﻥﹶ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ﺆ‬‫ﻡﹴ ﻻ ﻳ‬‫ ﻗﹶﻮ‬‫ﻦ‬‫ ﻋ‬‫ّﺬﹸﺭ‬‫ﺍﻟﻨ‬‫ ﻭ‬‫ﺎﺕ‬‫ﻨﹺﻲ ﺍﻵﻳ‬‫ﻐ‬‫ﺎ ﺗ‬‫ﻣ‬‫ﺽﹺ ﻭ‬‫ﺍﻷﺭ‬‫ ﻭ‬‫ﺍﺕ‬‫ﺎﻭ‬‫ّﻤ‬‫ﻲ ﺍﻟﺴ‬‫ﺎﺫﹶﺍ ﻓ‬‫ﻭﺍ ﻣ‬‫ﻈﹸﺮ‬‫ﻗﹸﻞﹺ ﺍﻧ‬
Artinya: Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-
orang yang tidak beriman".( QS. Yunus (10): 101)

‫ّﻰ‬‫ﻤ‬‫ﺴ‬‫ﻞﹴ ﻣ‬‫ﺃﹶﺟ‬‫ﻖﹺّ ﻭ‬‫ﺎ ﺇﹺﻻ ﺑﹺﺎﻟﹾﺤ‬‫ﻤ‬‫ﻬ‬‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ﺎ ﺑ‬‫ﻣ‬‫ ﻭ‬‫ﺽ‬‫ﺍﻷﺭ‬‫ ﻭ‬‫ﺍﺕ‬‫ﺎﻭ‬‫ّﻤ‬‫ ﺍﻟﺴ‬‫ ﺍﻟﻠﹶّﻪ‬‫ﻠﹶﻖ‬‫ﺎ ﺧ‬‫ ﻣ‬‫ﻔﹸﺴِﻬﹺﻢ‬‫ﻲ ﺃﹶﻧ‬‫ﻭﺍ ﻓ‬‫ﻔﹶﻜﹶّﺮ‬‫ﺘ‬‫ ﻳ‬‫ﻟﹶﻢ‬‫ﺃﹶﻭ‬

‫ﻭﻥﹶ‬‫ﺮ‬‫ ﻟﹶﻜﹶﺎﻓ‬‫ﺑﹺّﻬﹺﻢ‬‫ﻘﹶﺎﺀِ ﺭ‬‫ّﺎﺱﹺ ﺑﹺﻠ‬‫ ﺍﻟﻨ‬‫ﻦ‬‫ﺍ ﻣ‬‫ﲑ‬‫ﺇﹺﻥﹶّ ﻛﹶﺜ‬‫ﻭ‬


Artinya: Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah
tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara ke duanya melainkan dengan
(tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara
manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya. (QS. Ar-Ruum (30):8)
‫ﻲ‬‫ﺎ ﺇﹺﻥﹶّ ﻓ‬‫ﻬ‬‫ﺗ‬‫ﻮ‬‫ ﻣ‬‫ﺪ‬‫ﻌ‬‫ ﺑ‬‫ﺽ‬‫ ﺍﻷﺭ‬‫ﻴﹺﻲ ﺑﹺﻪ‬‫ﺤ‬‫ﺎﺀً ﻓﹶﻴ‬‫ﺎﺀِ ﻣ‬‫ّﻤ‬‫ ﺍﻟﺴ‬‫ﻦ‬‫ﺰﹺّﻝﹸ ﻣ‬‫ﻨ‬‫ﻳ‬‫ﺎ ﻭ‬‫ﻌ‬‫ﻃﹶﻤ‬‫ﻓﹰﺎ ﻭ‬‫ﻮ‬‫ ﺧ‬‫ﻕ‬‫ﺮ‬‫ ﺍﻟﹾﺒ‬‫ﺮﹺﻳﻜﹸﻢ‬‫ ﻳ‬‫ﻪ‬‫ﺎﺗ‬‫ ﺁﻳ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬‫ﻭ‬

‫ﻠﹸﻮﻥﹶ‬‫ﻘ‬‫ﻌ‬‫ﻡﹴ ﻳ‬‫ﻘﹶﻮ‬‫ ﻟ‬‫ﺎﺕ‬‫ ﻵﻳ‬‫ﻚ‬‫ﺫﹶﻟ‬

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat


untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan ai r hujan dari langit, lalu
menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. (QS. Ar-Ruum
(30) : 24)

‫ﺖ‬‫ﺒ‬‫ﺼ‬‫ ﻧ‬‫ﻒ‬‫ﺎﻝﹺ ﻛﹶﻴ‬‫ﺇﹺﻟﹶﻰ ﺍﻟﹾﺠﹺﺒ‬‫ )( ﻭ‬‫ﺖ‬‫ﻌ‬‫ﻓ‬‫ ﺭ‬‫ﻒ‬‫ﺎﺀِ ﻛﹶﻴ‬‫ﻤ‬‫ﺇﹺﻟﹶﻰ ﺍﻟﺴ‬‫ )( ﻭ‬‫ﻘﹶﺖ‬‫ﻠ‬‫ ﺧ‬‫ﻒ‬‫ﻭﻥﹶ ﺇﹺﻟﹶﻰ ﺍﻟﹾﺈﹺﺑﹺﻞﹺ ﻛﹶﻴ‬‫ﻈﹸﺮ‬‫ﻨ‬‫ﺃﹶﻓﹶﻠﹶﺎ ﻳ‬

‫ﺬﹶﻛﱢﺮ‬‫ ﻣ‬‫ﺖ‬‫ﺎ ﺃﹶﻧ‬‫ﻤ‬‫ ﺇﹺﻧ‬‫ )( ﻓﹶﺬﹶﻛﱢﺮ‬‫ﺖ‬‫ﺤ‬‫ﻄ‬‫ ﺳ‬‫ﻒ‬‫ﺽﹺ ﻛﹶﻴ‬‫ﺇﹺﻟﹶﻰ ﺍﻟﹾﺄﹶﺭ‬‫)( ﻭ‬


Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan
langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi
bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah
orang yang memberi peringatan. (QS. Al-Ghaasyiyah (88):17-21)

4. Prinsip penghargaan kepada kemanusiaan sekaligus terhadap logika dan perasaannya.

‫ﻦ‬‫ﻤ‬‫ﲑﹴ ﻣ‬‫ﻠﹶﻰ ﻛﹶﺜ‬‫ ﻋ‬‫ﻢ‬‫ﺎﻫ‬‫ﻠﹾﻨ‬‫ﻓﹶﻀ‬‫ ﻭ‬‫ﺎﺕ‬‫ﺒ‬‫ ﺍﻟﻄﱠﻴ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻢ‬‫ﺎﻫ‬‫ﻗﹾﻨ‬‫ﺯ‬‫ﺭ‬‫ﺮﹺ ﻭ‬‫ﺤ‬‫ﺍﻟﹾﺒ‬‫ ﻭ‬‫ﺮ‬‫ﻲ ﺍﻟﹾﺒ‬‫ ﻓ‬‫ﻢ‬‫ﺎﻫ‬‫ﻠﹾﻨ‬‫ﻤ‬‫ﺣ‬‫ ﻭ‬‫ﻡ‬‫ﻨﹺﻲ ﺁَﺩ‬‫ﺎ ﺑ‬‫ﻨ‬‫ﻣ‬‫ ﻛﹶﺮ‬‫ﻟﹶﻘﹶﺪ‬‫ﻭ‬

‫ﻴﻠﹰﺎ‬‫ﻔﹾﻀ‬‫ﺎ ﺗ‬‫ﻠﹶﻘﹾﻨ‬‫ﺧ‬
Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik -baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan. (QS. Al-Isra (17): 70).
‫ﻠﹶّﻜﹸﻢ‬‫ﺓﹶ ﻟﹶﻌ‬‫ﺪ‬‫ﺍﻷﻓﹾﺌ‬‫ ﻭ‬‫ﺎﺭ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻷﺑ‬‫ ﻭ‬‫ﻊ‬‫ّﻤ‬‫ ﺍﻟﺴ‬‫ﻞﹶ ﻟﹶﻜﹸﻢ‬‫ﻌ‬‫ﺟ‬‫ﺌﹰﺎ ﻭ‬‫ﻴ‬‫ﻮﻥﹶ ﺷ‬‫ﻠﹶﻤ‬‫ﻌ‬‫ ﻻ ﺗ‬‫ﻜﹸﻢ‬‫ﺎﺗ‬‫ّﻬ‬‫ ﺃﹸﻣ‬‫ﻄﹸﻮﻥ‬‫ ﺑ‬‫ﻦ‬‫ ﻣ‬‫ﻜﹸﻢ‬‫ﺟ‬‫ﺮ‬‫ ﺃﹶﺧ‬‫ﺍﻟﻠﹶّﻪ‬‫ﻭ‬

‫ﻭﻥﹶ‬‫ﻜﹸﺮ‬‫ﺸ‬‫ﺗ‬
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur. (QS. An-Nahl (16): 78).

‫ﺌﹸﻮﻻ‬‫ﺴ‬‫ ﻣ‬‫ﻪ‬‫ﻨ‬‫ ﻛﹶﺎﻥﹶ ﻋ‬‫ﻚ‬‫ ﻛﹸﻞﹸّ ﺃﹸﻭﻟﹶﺌ‬‫ﺍﺩ‬‫ﺍﻟﹾﻔﹸﺆ‬‫ ﻭ‬‫ﺮ‬‫ﺼ‬‫ﺍﻟﹾﺒ‬‫ ﻭ‬‫ﻊ‬‫ّﻤ‬‫ ﺇﹺﻥﹶّ ﺍﻟﺴ‬‫ﻠﹾﻢ‬‫ ﻋ‬‫ ﺑﹺﻪ‬‫ ﻟﹶﻚ‬‫ﺲ‬‫ﺎ ﻟﹶﻴ‬‫ ﻣ‬‫ﻘﹾﻒ‬‫ﻻ ﺗ‬‫ﻭ‬
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra’ (17): 36)

‫ﻠﹸﻮﻥﹶ‬‫ﺎﻓ‬‫ ﺍﻟﹾﻐ‬‫ﻢ‬‫ ﻫ‬‫ﻚ‬‫ﻞﹸّ ﺃﹸﻭﻟﹶﺌ‬‫ ﺃﹶﺿ‬‫ﻢ‬‫ﻞﹾ ﻫ‬‫ﺎﻡﹺ ﺑ‬‫ﻌ‬‫ﻛﹶﺎﻷﻧ‬


Artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat -ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda -
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A’raf (7):179).

STRATEGI KEMAJUAN PERADABAN

Sebagaimana diketahui bahwa kemajuan peradaban meliputi banyak unsur, adapun alat
untuk mencapai tujuan peradaban diantaranya ialah ialah:13

a) Artefak (benda-benda)

13
Sebagaimana dikutip dari tulisan DR Ahmad Watik Pratiknya, lihat: Farid Ahmad Okbah dan Drs Hartono A.
Jaiz, Solidaritas Islam Jalan Menuju Persatuan, Darul Haq, Jakarta, 1993.
ُ‫ﺇِﻧﱠﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺑِﺎﻟﻠﱠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﺛُﻢﱠ ﻟَﻢْ ﻳَﺮْﺗَﺎﺑُﻮﺍ ﻭَﺟَﺎﻫَﺪُﻭﺍ ﺑِﺄَﻣْﻮَﺍﻟِﻬِﻢْ ﻭَﺃَﻧﻔُﺴِﻬِﻢْ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠﱠﻪِ ﺃُﻭْﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢ‬
َ‫ﺍﻟﺼﱠﺎﺩِﻗُﻮﻥ‬
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman)
kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang
(berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang -orang yang
benar. (Qs Al Hujurat (49): 15)

Kata : ‫ﺝ( ﻣَﺎﻝ‬. ‫ ; )ﺃَﻣْﻮَﺍﻝ‬memiliki arti luas seperti: uang (money), modal (capital), dana,
pembiayaan (fund), kakayaan (wealth), kekayaan (fortune) atau dipandang sebagai
kekayaan baik berupa benda atau selainnya. Kekayaan terkait dengan kepemilikan. Harta
14
adalah semua hal yang dikuasai (‫) ﻣﺎ ﻣﻠﻜْﺘَﻪ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺷﻲء‬, atau apa saja yang dikuasai secara
pribadi atau bersama baik berupa pehiasan, perdagangan, minuman, uang dan binatang ( ‫ﻛﻞ ﻣﺎ‬
‫)ﻳﻤﻠﻜﻪ ﺍﻟﻔﺮﺩ ﺃﻭ ﺗﻤﻠﻜﻪ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﻣﺘﺎﻉ ﺃﻭ ﻋﺮﻭﺽ ﺗﺠﺎﺭﺓ ﺃﻭ ﻋﻘﺎﺭ ﺃﻭ ﻧﻘﻮﺩ ﺃﻭ ﺣﻴﻮﺍﻥ‬15 adapun harta yang tidak
dikuasai ialah ‫ – ﻣَﺘَﺎﻉ‬dan jika yang dimaksud adalah harta secara umum dikenal dengan
sebutan; ‫– ﺧَﻴْﺮًﺍ‬

‫ﻛُﺘِﺐَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﻀَﺮَ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ ﺇِﻥ ﺗَﺮَﻙَ ﺧَﻴْﺮﺍً ﺍﻟْﻮَﺻِﻴﱠﺔُ ﻟِﻠْﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻦِ ﻭَﺍﻷﻗْﺮَﺑِﻴﻦَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﺣَﻘّﺎً ﻋَﻠَﻰ‬
َ‫ﺍﻟْﻤُﺘﱠﻘِﻴﻦ‬

Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda -tanda) maut, jika
ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara
ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa (QS Al Baqarah (2): 180)

َ‫ﻭَﻣَﺎ ﺗُﻨﻔِﻘُﻮﻥَ ﺇِﻻﱠ ﺍﺑْﺘِﻐَﺎء ﻭَﺟْﻪِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﻣَﺎ ﺗُﻨﻔِﻘُﻮﺍْ ﻣِﻦْ ﺧَﻴْﺮٍ ﻳُﻮَﻑﱠ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻻَ ﺗُﻈْﻠَﻤُﻮﻥ‬

Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah.
Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya
dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS Al Baqarah (2):
272)

14
Al Muhith, Op. Cit.
15
Mu’jam Al Wasith, Op. Cit.
b) Ipsefak (lingkungan besar sebagai kepongpong budaya seperti pasar, pranata, ekosistem,
kampung)
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat
hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud
berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai
ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS An Nisa (4): 100)
Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya rasulullah SAW bersabda:
‫ﻛﻞ ﻣﻮﻟﻮﺩ ﻳﻮﻟﺪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻔﻄﺮﺓ ﻓﺄﺑﻮﺍﻩ ﻳﻬﻮﺩﺍﻧﻪ ﻭﻳﻨﺼﺮﺍﻧﻪ ﺃﻭ ﻳﻤﺠﺴﺎﻧﻪ‬
Tiap-tiap anak dilahirkan atas fithrah. Orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi,
Nashrani atau Majusi (HR Ahmad dalam Al Musnad)
Hal ini menunjukan kalau lingkungan adalah sesuatu yang memiliki pengaruh pada
eksistensi sesuatu.
c) Mentefak (pikiran , gagasan, teori, paradigma)

Paradigma (‫)ﻧَﻤُﻮﺫَﺝ‬, gagasan (‫)ﺧَﺎﻃِﺮ‬, dan teori (‫ )ﻧَﻈَﺮِﻳﱠﺔ‬adalah hasil karsa yang menjadi arah
perubahan sosial. Semua adalah natijah dari kegiatan berfikir yang dalam khazanah
keilmuan Islam kontemporer dikenal sebagai fikrah dengan pencetusnya disebut mafakir.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya mal am dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadala h Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka. (QS Ali Imran (3): 190-191).

Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung -gunung dan
sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan,
Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS Ar Raad (13): 3).

Anda mungkin juga menyukai