Anda di halaman 1dari 11

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah rencana menyeluruh peneliti untuk
memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian dan untuk menguji hipotesis
penelitian (Nursalam, 2010). Desain penelitian merupakan hasil akhir dari
suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan
bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan, dipergunakan sebagai petunjuk
dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan
atau menjawab pertanyaan penelitian (Nursalam, 2010).
Strategi atau pendekatan penelitian yang dipakai dalam karya imiah
ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan strategi penelitian case
study research yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari responden dan melakukan studi
pada situasi alami. (Sugiyono, 2014)
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna
(perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan
teori dimanfaatkan sebagai sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta dilapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai
pembahasan hasil penelitian. Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif dari
pada penelitian kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari
pengumpulan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara
secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis ini adalah penelitian terbuka
dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara
mendalam.
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Sumber Kembar RT 002 RW
004 Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolingo.
3.2.2 Waktu Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penyusunan KTI
Bulan
No. Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mart April Mei Juni Jul
2018 2018 2018 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
Pembuatan
1.
Proposal
Study
2.
Pendahuluan
Ujian
3.
Proposal KTI
Pelaksanaan
4.
Penelitian
Penyusunan
5.
laporan
Ujian Hasil
6.
Penelitian
Perbaikan
7.
KTI
Pengumpulan
8.
KTI

Waktu penelitian akan dilaksanakan mulai tanggal 8 Maret sampai tanggal 1


Mei 2019

3.3 Setting Penelitian


Setting dalam penelitian ini adalah di Desa Sumber Kembar RT 002
RW 004 Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo. Di Desa ini belum
pernah dilakukan penelitian terkait dengan judul “peran orangtua dalam
mengatasi penyebab pengguna gadget(smartphone) pada anak usia Sekolah
Dasar” sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Desa tersebut.
Di Desa ini terdapat ………..

3.4 Subjek Penelitian Atau Partisipan


Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini
dipilih sesuai kriteria yang ditentukan oleh peneliti dan harus dapat
memberikan informasi yang kaya secara sukarela (Moleong, 2010). Teknik
sampling pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan
purposive sampling, yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu
yang dianggap dapat memberikan data secara maksimal sehingga akan
memudahkan peneliti dalam mengungkap objek yang diteliti (Denzim dan
Lincon, 2011). Dalam teknik ini informan ditentukan oleh pertimbangan
informasi yang diperlukan dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat di
jaring, maka penarikan informan diakhiri (Moleong, 2010). Informan yang
digunakan pada penelitian ini adalah informan primer dan informan cros
check yang memenuhi criteria sebagai berikut yaitu:
Informan Primer:
1. Orang tua di Desa Sumber Kembar
2. Dapat berkomunikasi dengan baik
3. Anak yang menggunakan gadget sekitar 6-9 tahun
4. Anak yang memiliki gadget sendiri
5. Bersedia dijadikan sebagai subjek penelitian
Informan Cros Check :
1. Kakek dan nenek
2. Saudara kandung (Kakak)
3. Kader
4. Bersedia dijadikan sebagai subjek penelitian
3.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan 2 teknik pengumpulan
data, yaitu:
1. Wawancara mendalam (In Depth Interview)
Wawancara ini merupakan teknik pengumpulan data yang di
gunakan untuk mengeksplorasi dan memperluas informasi terdalam yang
di ungkap menggunakan pertanyaan terbuka (denzim dan lincom, 2011).
Wawancara secara mendalam ini dilakukan dengan bantuan pedoman
wawancara yang bertujuan untuk memperoleh data secara dalam dan rinci
tentang pemberian pemakaian gadget pada anak. Pada penelitian ini
wawancara mendalam dilakukan pada orang tua yang berada di Desa
Sumber Kembar.
2. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan secara langsung kepada informan (Hidayat, 2007). Teknik
pengamatan memungkinkan peneliti untuk melihat dan mendapatkan
pengalaman secara langsung. Kemudian mencatat keadaan sebenarnya
yang terjadi di lokasi penelitian (Moleong, 2012). Pada penelitian ini
peneliti akan melakukan observasi partisipasi aktif dengan bergabung
dengan obyek yang diamati, dan untuk melengkapi data observasi peneliti
melakukan percakapan dengan informan terkait informasi yang berkaitan
dengan peran orangtua dalam mengatasi penyebab pengguna
gadget(smartphone) pada anak usia Sekolah Dasar. Peran peneliti, dalam
penelitian ini adalah sebagai pengamat tanpa menjadi anggota resmi dari
kelompok yang diamati. Pengamatan ini bersifat terbuka yaitu pengamatan
yang diketahui oleh subyek dan subyek memberikan kesempatan dengan
sukarela untuk diamati. Obyek pengamatan yang dilakukan yaitu keadaan
lingkungan sekitar tempat tinggal informan dan rumah informan (jumlah
anggota keluarga yang tinggal satu rumah).
3. Analisis Dokumen
Teknik pengumpulan data melalui kajian dokumen ini digunakan
untuk melengkapi data dari hasil wawancara mendalam dan observasi.
Dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah jumlah penggunaan
gadget pada anak sekolah Dasar. Alat bantu yang digunakan dalam
pengumpulan data ini yaitu : pedoman wawancara yang berisi pertanyaan
terbuka, alat perekam dan kamera.
Dalam penelitian terdapat dua tahap penelitian, yaitu:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun
berdasarkan dimensi kebermaknaan hidup sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi subyek, pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-
pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara.
Pedoman wawancara yang disusun, ditujukan kepada yang lebih ahli
dalam hal ini adalah pembimbing, peneliti membuat perbaikan terhadap
pedoman wawancara dan mempersiapkan diri untuk melakukan
wawancara. Tahap persiapan selanjutnya adalah peneliti membuat
pedoman observasi yang disusun berdasarkan hasil observasi terhadap
perilaku subyek selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan
atau setting wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subyek dan
pencatatan langsung yang dilakukan pada saat peneliti melakukan
observasi. Namun apabila tidak memungkinkan maka peneliti sesegera
mungkin mencatatnya setelah wawancara.
Peneliti selanjutnya mencari subjek yang sesuai dengan karakteristik
subjek penelitian. Untuk itu sebelum wawancara dilaksanakan peneliti
bertanya kepada subyek tentang kesiapannya untuk diwawancarai. Setelah
subyek bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat kesepakatan
dengan subyek tersebut mengenai waktu dan tempat untuk melakukan
wawancara.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Peneliti membuat kesepakatan dengan subyek mengenai waktu dan tempat
untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Setelah
wawancara dilakukan, peneliti memindahkan hasil rekaman berdasarkan
wawancara dalam bentuk verbatim tertulis. Selanjutnya peneliti melakukan
analisis data dan interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah yang
dijabarkan pada bagian metode analisis data di akhir bab ini. Setelah itu,
peneliti membuat dinamika psikologis dan kesimpulan yang dilakukan,
peneliti memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.

3.6 Metode Uji Keabsahan Data (Uji Trigulasi Sumber)


Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Empat kriteria
keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan
kualitatif. Empat hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keabsahan Konstruk (Construct Validity)
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang
berikut benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Keabsahan ini
juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu
caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Menurut Arikunto (2010) ada 4 macam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu:
a. Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil
wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari
satu subyek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Pada
penelitian ini triangulasi data yang digunakan adalah dampak
penggunaan gadget pada anak usia sekolah.
b. Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat diluar peneliti yang turut memeriksa hasil
pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus
bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan
masukan terhadap hasil pengumpulan data.
c. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data
yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai
teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji
terkumpulnya data tersebut.
d. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan triangulsi metode,
yakni dengan cara melakukan wawancara pada saat melakukan penelitian
dan ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
2. Keabsahan Internal
Kebsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh
kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interprestasi yang
tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah
dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Walaupun
telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya
munculnya kesimpulan lain yang berbeda.
3. Keabsahan Eksternal (Eksternal Validity)
Keabsahan eksternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif
memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitian kualitatif tetapi
dapat dikatakan memiliki keabsahan eksternal terhadap kasus-kasus ini
selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.
4. Keajegan (Rabilitas)
Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian
berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian
yang sama, sekali lagi. Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada
kemungkinan penelitian selanjutnya memperoleh hasil yang sama apabila
penelitian dilakukan sekali lagi dengan subyek yang sama. Hal ini
menunjukkan bahwa konsep kegiatan keajegan penelitian kualitatif selain
menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan
pengolahan data.

3.7 Metode Analisa Data


Marshall dan Rosman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk
proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian
kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Jonathan
Sarwono, 2006), diantaranya:
1. Mengorganisasikan data
Penelitian mendapatkan dat langsung dari subyek melalui wawancara
mendalam (indepth interviwer), dimana tersebut direkam dengan tape
recorder dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan transkripnya
dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekan menjadi bentuk
tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang
agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah didapatkan.
2. Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban
Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data,
perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul
diluar apa yang ingin digali. Dibutuhkan pengertian yang mendalam
terhadap data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal
yang muncul diluar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan
pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis
sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman
ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan
melakukan coding, melakukan pemulihan data yang relevan dengan pokok
pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dengan penjelasan singkat,
kemudian dikelompokkan atau dikategorikan berdasarkan kerangka
analisis yang telah dibuat.
Pada analisis ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti.
Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap
hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokkan
tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan
tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat
menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada
subyek.
3. Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data
Setelah kategori pola dan tergambar dengan jelas, peneliti menguji data
tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada
tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali
berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga
dapat dicocokkan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan
hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesisi
tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai
hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada.
4. Mencari alternatif penjelasan bagi data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,
peneliti masuk ke dalam penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang
telah di dapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari
sesuatu alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah di dapat.
Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan
yang lain dari analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang
menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini
dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain.
Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan
dan saran.
5. Penulis hasil penelitian
Penulisan data subyek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu
hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah kesimpulan
yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulis yang dipakai adalah
persentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian
berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subyek dan
siknificant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subyek
dan siknificant other, dibaca berulang sehingga penulis mengerti benar
permasalahannya, kemudian dianalisis sehingga didapat gambaran
mengenai penghayatan pengalaman dari subyek. Selanjutnya dilakukan
interprestasi secara keseluruhan dimana di dalamnya mencakup
keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

3.8 Etika Penelitian


Dalam melakukan penelitian, setelah mendapat rekomendasi dari Akper
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong, kemudian dilanjutkan dengan
mengajukan ijin kepada BanKes BangPol, untuk mendapatkan persetujuan.
Selanjutnya peneliti mengadakan pendekatan kepada subyek untuk
koordinasi. Setelah disetujui kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan
menekankan pada masalah etika yang meliputi:
1. Informedconsent (Lembar Persetujuan Penelitian)
Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden. Tujuannya
adalah subyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak
yang diteliti selama penumpukan data. Jika subyek bersedia diteliti maka
harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subyek menolak untuk
diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
2. Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subyek identitas subyek, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dan
kuesioner yang diisi oleh subyek.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti.
4. Benefience (manfaat)
Dari apa yang dilakukan akan memberikan manfaat bagi subyek maupun
peneliti.
5. Honesty (kejujuran)
Kejujuran mengenai tujuan dilakukannya wawancara dapat memberikan
informasi yang terbuka.
6. Accurate (akurat)
Peneliti akan memberikan hasil wawancara dengan tidak mengurangi atau
menambahkan hasil dari wawancara subyek.

Anda mungkin juga menyukai