Desain penelitian adalah rencana menyeluruh peneliti untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian dan untuk menguji hipotesis penelitian (Nursalam, 2010). Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan, dipergunakan sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab pertanyaan penelitian (Nursalam, 2010). Strategi atau pendekatan penelitian yang dipakai dalam karya imiah ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan strategi penelitian case study research yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari responden dan melakukan studi pada situasi alami. (Sugiyono, 2014) Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai pembahasan hasil penelitian. Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif dari pada penelitian kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari pengumpulan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis ini adalah penelitian terbuka dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Desa Sumber Kembar RT 002 RW 004 Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolingo. 3.2.2 Waktu Penelitian Tabel 3.1 Jadwal Penyusunan KTI Bulan No. Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mart April Mei Juni Jul 2018 2018 2018 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 Pembuatan 1. Proposal Study 2. Pendahuluan Ujian 3. Proposal KTI Pelaksanaan 4. Penelitian Penyusunan 5. laporan Ujian Hasil 6. Penelitian Perbaikan 7. KTI Pengumpulan 8. KTI
Waktu penelitian akan dilaksanakan mulai tanggal 8 Maret sampai tanggal 1
Mei 2019
3.3 Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini adalah di Desa Sumber Kembar RT 002 RW 004 Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo. Di Desa ini belum pernah dilakukan penelitian terkait dengan judul “peran orangtua dalam mengatasi penyebab pengguna gadget(smartphone) pada anak usia Sekolah Dasar” sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Desa tersebut. Di Desa ini terdapat ………..
3.4 Subjek Penelitian Atau Partisipan
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini dipilih sesuai kriteria yang ditentukan oleh peneliti dan harus dapat memberikan informasi yang kaya secara sukarela (Moleong, 2010). Teknik sampling pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling, yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dianggap dapat memberikan data secara maksimal sehingga akan memudahkan peneliti dalam mengungkap objek yang diteliti (Denzim dan Lincon, 2011). Dalam teknik ini informan ditentukan oleh pertimbangan informasi yang diperlukan dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat di jaring, maka penarikan informan diakhiri (Moleong, 2010). Informan yang digunakan pada penelitian ini adalah informan primer dan informan cros check yang memenuhi criteria sebagai berikut yaitu: Informan Primer: 1. Orang tua di Desa Sumber Kembar 2. Dapat berkomunikasi dengan baik 3. Anak yang menggunakan gadget sekitar 6-9 tahun 4. Anak yang memiliki gadget sendiri 5. Bersedia dijadikan sebagai subjek penelitian Informan Cros Check : 1. Kakek dan nenek 2. Saudara kandung (Kakak) 3. Kader 4. Bersedia dijadikan sebagai subjek penelitian 3.5 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan 2 teknik pengumpulan data, yaitu: 1. Wawancara mendalam (In Depth Interview) Wawancara ini merupakan teknik pengumpulan data yang di gunakan untuk mengeksplorasi dan memperluas informasi terdalam yang di ungkap menggunakan pertanyaan terbuka (denzim dan lincom, 2011). Wawancara secara mendalam ini dilakukan dengan bantuan pedoman wawancara yang bertujuan untuk memperoleh data secara dalam dan rinci tentang pemberian pemakaian gadget pada anak. Pada penelitian ini wawancara mendalam dilakukan pada orang tua yang berada di Desa Sumber Kembar. 2. Observasi Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada informan (Hidayat, 2007). Teknik pengamatan memungkinkan peneliti untuk melihat dan mendapatkan pengalaman secara langsung. Kemudian mencatat keadaan sebenarnya yang terjadi di lokasi penelitian (Moleong, 2012). Pada penelitian ini peneliti akan melakukan observasi partisipasi aktif dengan bergabung dengan obyek yang diamati, dan untuk melengkapi data observasi peneliti melakukan percakapan dengan informan terkait informasi yang berkaitan dengan peran orangtua dalam mengatasi penyebab pengguna gadget(smartphone) pada anak usia Sekolah Dasar. Peran peneliti, dalam penelitian ini adalah sebagai pengamat tanpa menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamati. Pengamatan ini bersifat terbuka yaitu pengamatan yang diketahui oleh subyek dan subyek memberikan kesempatan dengan sukarela untuk diamati. Obyek pengamatan yang dilakukan yaitu keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal informan dan rumah informan (jumlah anggota keluarga yang tinggal satu rumah). 3. Analisis Dokumen Teknik pengumpulan data melalui kajian dokumen ini digunakan untuk melengkapi data dari hasil wawancara mendalam dan observasi. Dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah jumlah penggunaan gadget pada anak sekolah Dasar. Alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data ini yaitu : pedoman wawancara yang berisi pertanyaan terbuka, alat perekam dan kamera. Dalam penelitian terdapat dua tahap penelitian, yaitu: 1. Tahap Persiapan Penelitian Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan dimensi kebermaknaan hidup sesuai dengan permasalahan yang dihadapi subyek, pedoman wawancara ini berisi pertanyaan- pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara. Pedoman wawancara yang disusun, ditujukan kepada yang lebih ahli dalam hal ini adalah pembimbing, peneliti membuat perbaikan terhadap pedoman wawancara dan mempersiapkan diri untuk melakukan wawancara. Tahap persiapan selanjutnya adalah peneliti membuat pedoman observasi yang disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subyek selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subyek dan pencatatan langsung yang dilakukan pada saat peneliti melakukan observasi. Namun apabila tidak memungkinkan maka peneliti sesegera mungkin mencatatnya setelah wawancara. Peneliti selanjutnya mencari subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Untuk itu sebelum wawancara dilaksanakan peneliti bertanya kepada subyek tentang kesiapannya untuk diwawancarai. Setelah subyek bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat kesepakatan dengan subyek tersebut mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Peneliti membuat kesepakatan dengan subyek mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Setelah wawancara dilakukan, peneliti memindahkan hasil rekaman berdasarkan wawancara dalam bentuk verbatim tertulis. Selanjutnya peneliti melakukan analisis data dan interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada bagian metode analisis data di akhir bab ini. Setelah itu, peneliti membuat dinamika psikologis dan kesimpulan yang dilakukan, peneliti memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
3.6 Metode Uji Keabsahan Data (Uji Trigulasi Sumber)
Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Empat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Keabsahan Konstruk (Construct Validity) Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berikut benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Arikunto (2010) ada 4 macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu: a. Triangulasi Data Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subyek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Pada penelitian ini triangulasi data yang digunakan adalah dampak penggunaan gadget pada anak usia sekolah. b. Triangulasi Pengamat Adanya pengamat diluar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data. c. Triangulasi Teori Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut. d. Triangulasi Metode Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan triangulsi metode, yakni dengan cara melakukan wawancara pada saat melakukan penelitian dan ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan. 2. Keabsahan Internal Kebsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interprestasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya munculnya kesimpulan lain yang berbeda. 3. Keabsahan Eksternal (Eksternal Validity) Keabsahan eksternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitian kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan eksternal terhadap kasus-kasus ini selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama. 4. Keajegan (Rabilitas) Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama, sekali lagi. Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan penelitian selanjutnya memperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi dengan subyek yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa konsep kegiatan keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data.
3.7 Metode Analisa Data
Marshall dan Rosman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Jonathan Sarwono, 2006), diantaranya: 1. Mengorganisasikan data Penelitian mendapatkan dat langsung dari subyek melalui wawancara mendalam (indepth interviwer), dimana tersebut direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan transkripnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekan menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah didapatkan. 2. Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul diluar apa yang ingin digali. Dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul diluar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemulihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dengan penjelasan singkat, kemudian dikelompokkan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat. Pada analisis ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokkan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subyek. 3. Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data Setelah kategori pola dan tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokkan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesisi tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada. 4. Mencari alternatif penjelasan bagi data Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah di dapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari sesuatu alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah di dapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain dari analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran. 5. Penulis hasil penelitian Penulisan data subyek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulis yang dipakai adalah persentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subyek dan siknificant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subyek dan siknificant other, dibaca berulang sehingga penulis mengerti benar permasalahannya, kemudian dianalisis sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subyek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan dimana di dalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.
3.8 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, setelah mendapat rekomendasi dari Akper Hafshawaty Zainul Hasan Genggong, kemudian dilanjutkan dengan mengajukan ijin kepada BanKes BangPol, untuk mendapatkan persetujuan. Selanjutnya peneliti mengadakan pendekatan kepada subyek untuk koordinasi. Setelah disetujui kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi: 1. Informedconsent (Lembar Persetujuan Penelitian) Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden. Tujuannya adalah subyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama penumpukan data. Jika subyek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. 2. Anonymity (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan subyek identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dan kuesioner yang diisi oleh subyek. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti. 4. Benefience (manfaat) Dari apa yang dilakukan akan memberikan manfaat bagi subyek maupun peneliti. 5. Honesty (kejujuran) Kejujuran mengenai tujuan dilakukannya wawancara dapat memberikan informasi yang terbuka. 6. Accurate (akurat) Peneliti akan memberikan hasil wawancara dengan tidak mengurangi atau menambahkan hasil dari wawancara subyek.