NO.PESERTA : 19031610010444
KELAS : IPS
1. Peranan indonesia dalam perdamaian dunia merupakan bukti ikut sertanya Indonesia dalam
menjaga perdamaian dunia. Hal ini sesuai dengan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat
yang berbunyi “Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia, yang terbentuk dalam susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.” Dalam sejarah perjalanan Indonesia, setelah kemerdekaan banyak catatan
yang menunjukkan bahwa Indonesia berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia baik secara
langsung maupun tidak langsung. Hal itu dibuktikan dalam 13 peranan indonesia dalam
perdamaian dunia sebagai negara yang berdaulat pada era globalisasi, beberapa hal tersebut
dijabarkan sebagai berikut :
a. Indonesia Termasuk dalam Gerakan Non-Blok untuk Menghindari Dampak Perang Dingin
antara Blok Timur dan Barat
b. Indonesia Menjadi Salah Satu Pelopor Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika demi
Menjaga Perdamaian di Kawasan Asia dan Afrika
d. Indonesia Berperan Aktif Menjaga Perdamaian Dunia dengan Bergabung Menjadi Anggota
PBB, Menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Kemanan PBB
g. Indonesia Mengirimkan Pasukan Garuda II dan III untuk Menjaga Perdamaian di Kongo
h. Pengiriman Pasukan Garuda IV,V,dan VII untuk Menjaga Stabilitas Indocina karena Perang
Vietnam
m. Indonesia Menjadi Pelopor Terbentuknya ASEAN yang Bertujuan untuk Menjaga Stabilitas
Perdamaian Regional Asia Tenggara
2. Berbagai cara mencegah radikalisme dan terorisme agar tidak semakin menjamur, terutama di
bangsa Indonesia ini, antara lain:
Dalam hal ini, memperkenalkan ilmu pengetahuan bukan hanya sebatas ilmu umum saja, tetapi
juga ilmu agama yang merupakan pondasi penting terkait perilaku, sikap, dan juga keyakinannya
kepada Tuhan. Kedua ilmu ini harus diperkenalkan secara baik dan benar, dalam artian haruslah
seimbang antara ilmu umum dan ilmu agama. Sedemikian sehingga dapat tercipta kerangka
pemikiran yang seimbang dalam diri.
Menjaga persatuan dan kesatuan juga bisa dilakukan sebagai upaya untuk mencegah pemahaman
radikalisme dan tindakan terorisme di kalangan masyarakat, terbelih di tingkat Negara.
Sebagaimana kita sadari bahwa dalam sebuah masyarakat pasti terdapat keberagaman atau
kemajemukan, terlebih dalam sebuah Negara yang merupakan gabungan dari berbagai
masyarakat. Oleh karena itu, menjaga persatuan dan kesatuan dengan adanya kemajemukan
tersebut sangat perlu dilakukan untuk mencegah masalah radikalisme dan terorisme. Salah satu
yang bisa dilakukan dalam kasus Indonesia ialah memahami dan penjalankan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila, sebagaimana semboyan yang tertera di sana ialah Bhinneka Tunggal
Ika.
3. Sebenarnya adanya MEA memberi peluang bagi Indonesia. Mengingat Indonesia memiliki
jumlah penduduk yang terbesar di Asia Tenggara. Total jumlah penduduk Indonesia hampir 40%
dari total keseluruhan penduduk ASEAN. Fakta ini bisa dijadikan acuan untuk menguasai pasar
ASEAN jika didukung dengan produktivitas yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga memiliki
sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang potensial. Tentu saja hal
tersebut sejalan dengan ASEAN Economic Community Blueprint yang intinya adalah MEA sangat
diperlukan dalam mengurangi kesenjangan antarnegara ASEAN. MEA juga dapat digunakan
sebagai jembatan dalam membangun rantai suplai makanan dan bisa menjadi perantara untuk
melakukan kegiatan ekspor-impor dengan negara-negara non-ASEAN. Kesempatan baik tersebut
dapat dimanfaatkan Indonesia untuk mengurangi hambatan perdagangan. Dengan tidak adanya
hambatan di bidang perdagangan, Indonesia mampu meningkatkan kegiatan ekspor-impor
sehingga bisa meningkatkan gross domestic product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB).
Karena itu, Indonesia sanggup berkompetisi dengan produk-produk unggulannya di perikanan,
pertanian, dan perkebunan. Selain sektor jasa dan sumber daya alam, Pemerintah juga fokus
dalam mengembangkan sektor investasi dan SDM. Di sektor investasi, mengingat potensi yang
dimiliki Indonesia cukup besar maka diprediksi akan sangat mudah untuk meningkatkan
masuknya Foreign Direct Investment (FDI). Masuknya FDI ini bakal mampu memicu
pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja,
dan pengembangan SDM. Indonesia sangat mungkin memposisikan diri sebagai negara tujuan
investor karena tingkat kebutuhan akan barang dan jasa yang tinggi serta jumlah populasinya
yang tinggi juga. Di bidang ini banyak sekali para pengusaha yang melirik investasi, termasuk
properti. Sebagai lahan investasi yang sangat potensial, masyarakat Indonesia bisa mengambil
kesempatan emas tersebut untuk memanfaatkan aliran modal asing. Dilihat dari aspek
ketenagakerjaan Indonesia juga memiliki kesempatan yang sangat besar karena dengan jumlah
populasi yang dimiliki akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja apalagi jika mereka sudah
memiliki kualitas SDM yang mumpuni. Dengan begitu, tenaga kerja Indonesia bisa mengisi
kekosongan-kekosongan posisi yang ada di luar negeri. Ini juga menjadi kabar baik bagi para
wirausaha karena mereka akan lebih mudah dalam mencari tenaga kerja yang lebih berkompeten
dari berbagai negara di wilayah Asia Tenggara. ASEAN economic community (AEC) tahun
2015 merupakan suatu program bagi negara- negara ASEAN untuk lebih meningkatkan kualitas
ekonomi khususnya perdagangan agar menjadi sebuah akses yang lebih mudah seperti
menerapkan penghapusan bea masuk (Free Trade Area) untuk mewujudkan sebuah single market.
Tentunya ini membuat banyak peluang khususnya bagi Indonesia untuk lebih meningkatkan
kualitas produk- produknya maupun tenaga kerjanya yang profesional dalam memasuki tantangan
ruang lingkup ASEAN community. Perihal Kesiapan Sumber Daya Indonesia untuk Memasuki
ASEAN Economy Community sangatlah punya potensi dan modal yang kuat dalam
menyukseskan program tersebut, karena dengan luasnya geografis negara, juga ditunjang dengan
sumber daya alam yang sangat banyak dan juga sumber daya manusia yang mumpuni sehingga
keyakinan jika Indonesia bisa meningkatkan daya saing dan menjadi pemain utama dalam AEC
bisa terwujud. Dan pada akhirnya, dengan optimisme dan kesiapan seluruh elemen masyarakat
Indonesia baik dari segi SDM dan SDA-nya dalam menyambut ASEAN Economic Community
tahun 2015 dapat menjadikan rakyat Indonesia menjadi sejahtera, pertumbuhan ekonomi yang
didorong dari sektor UMKM terus berkembang, dengan sendirinya perekonomian rakyat terus
meningkat, sehingga pembangunan menjadi merata tidak terpusat di Pulau Jawa, dengan begitu
tingkat kemiskinan bisa terus berkurang. Dengan adanya AEC 2015 akan memicu tumbuhnya
pengusaha-pengusaha yang bukan hanya mampu bersaing di panggung nasional, tetapi juga
mampu bersaing di tataran global. ASEAN Economic Community yang dibentuk dengan misi
menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi lebih baik serta mampu bersaing dengan Negara-
negara yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan dengan kondisi Negara ASEAN saat ini.
Selain itu juga dengan terwujudnya ASEAN Community yang dimana di dalamnya terdapat AEC,
dapat menjadikan posisi ASEAN menjadi lebih strategis di kancah Internasional, di harapkan
dengan terwujudnya komunitas masyarakat ekonomi ASEAN ini dapat membuka mata semua
pihak, sehingga terjadi suatu dialog antar sektor yang dimana nantinya juga saling melengkapi
diantara para stakeholder sektor ekonomi di Negara-negara ASEAN ini sangat penting. Jika
dilihat dari sisi potensi ekonomi, Indonesia merupakan salah satu emerging country yang saat ini
menjadi salah satu kekuatan ekonomi ASEAN. Dimana rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia
6,3 persen jika dibandingkan dengan Malaysia 5,4 persen, Thailand 5 persen, Singapura 1,2
persen, Filipina 6,6 persen, dan Vietnam 5,7. Dari sisi jumlah penduduk, Indonesia adalah negara
berpenduduk terbesar yakni 247 juta jiwa sebagai pasar potensial dan tenaga kerja. Prospek
Indonesia sebagai negara dengan perekonomian nomor 16 di dunia, nomor 4 di Asia setelah
China, Jepang dan India, serta terbesar di Asia Tenggara, semakin menjanjikan karena didukung
oleh melimpahnya sumber daya alam, pertumbuhan konsumsi swasta dan iklim investasi yang
makin kondusif. Peluang Indonesia untuk dapat bersaing dalam MEA 2015 sebenarnya cukup
besar, saat ini Indonesia merupakan peringkat 16 di dunia untuk besarnya skala ekonomi.
Besarnya skala ekonomi juga didukung oleh proporsi penduduk usia produktif dan pertumbuhan
kelas menengah yang besar. Prospek ekonomi Indonesia yang positif juga didukung oleh
perbaikan peringkat investasi Indonesia oleh lembaga pemeringkat dunia serta masuknya
Indonesia sebagai peringkat empat prospective destinations berdasarkan UNCTAD World
Investment report. Maih kuatnya fundamental perekonomian Indonesia dapat dilihat ketika
banyak negara yang “tumbang” diterpa pelemahan perekonomian global, perekonomian
Indonesia masih dapat terjaga untuk tumbuh positif. Untuk mewujudkan peluang MEA 2015,
sudah saatnya kita berbenah dan melakukan tindakan-tindakan efektif dan terarah yang didukung
oleh berbagai pihak. Dari 12 sektor prioritas yang akan diiimplementasikan pada MEA 2015, kita
harus dapat menginventarisir sektor-sektor potensial yang menjadi unggulan. Kepulauan riau
yang 95 persen wilayahnya terdiri atas laut, memiliki potensi yang sangat besar untuk
pengembangan sektor perikanan. Untuk menciptakan perikanan menjadi sektor unggulan perlu
didukung oleh beberapa hal, terutama peningkatan kapasitas pelabuhan perikanan, pengembangan
armada perikanan, pengembangan pola kemitraan nelayan, pembangunan kawasan budidaya
perikanan yang didukung oleh industri paska budidaya, bimbingan teknis bagi nelayan, serta
pengawasan dan penangkapan ilegal fishing. Rencana untuk merebut porsi lalu lintas barang di
Selat Malaka dengan pembangunan Pelabuhan Tanjung Sauh dan pengembangan Pelabuhan Batu
Ampar harus didukung oleh berbagai pihak terkait. Saat ini lalu lintas barang di Selat Malaka
masih dikuasai oleh Singapura dan Malaysia. Dengan pembangunan kedua pelabuhan tersebut,
Kepulauan Riau tidak hanya menjadi penonton, melainkan ikut berkontribusi sebagai pemain dan
mengambil manfaat ekonomi dari posisi strategisnya yang berada dalam salah satu wilayah
tersibuk jalur perdagangan dunia. Salah satu sektor unggulan lainnya yang dapat menjadi sektor
potensial di Kepulauan Riau sebagai wilayah perbatasan adalah sektor pariwisata.
Kedekatan jarak dengan Singapura harus dijadikan peluang untuk menarik wisatawan dunia yang
banyak berkunjung ke negara tersebut. Untuk mewujudkan keunggulan ini tentu harus didukung
oleh perbaikan sarana transportasi, infrastruktur, event kebudayaan baik rutin maupun seasonal,
SDM terlatih, dll. Terwujudnya sektor pariwisata menjadi primadona memiliki multipllier effect
terhadap peningkatan sektor-sektor lainnya, seperti Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran;
Sektor Jasa-jasa, Sektor Industri Pengolahan melalui peningkatan produksi cinderamata dan
handycraft, Sektor Bangunan melalui pembangunan konstruksi pendukung pariwisata, dan
sektor-sektor lainnya. Untuk peningkatan daya saing dan antisipasi menghadapai MEA 2015,
peningkatan Sumber Daya Manusia yang handal mutlak diperlukan. SDM ini harus dipersiapkan
sebagai insan yang berdaya saing regional bahkan global. Perlu juga dipersiapkan pengembangan
usaha mikro, kecil, menengah, (UMKM), dan juga penciptaan wisausahawan baru untuk
mendukung penguatan sektor potensial. Implementasi ASEAN – China Free Trade Area
(ACFTA) 2010 dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita, dimana ketika penerapan ACFTA
banyak pihak yang belum siap akibat lemahnya koordinasi dan upaya perencanaan sebelum
diberlakukannya ACFTA. Dengan implemetasi MEA yang semakin dekat, sudah saatnya
kita berbenah dan mengambil tindakan sedini mungkin untuk menghadapi persaingan yang akan
semakin sengit. Kerjasama dan prioritas kepentingan nasional harus dikedepankan oleh berbagai
pihak untuk mendukung terciptanya Indonesia menjadi negara yang mendapatkan keuntungan
terbesar dengan diterapkannya MEA 2015. ASEAN Economic Community (AEC) sebenarnya
merupakan bentuk integrasi ekonomi yang sangat potensial di kawasan maupun dunia. Barang,
jasa, modal dan investasi akan bergerak bebas di kawasan ini. Integrasi ekonomi regional
memang suatu kecenderungan dan keharusan di era global saat ini. Hal ini menyiratkan aspek
persaingan yang menyodorkan peluang sekaligus tantangan bagi semua negara. Skema AEC 2015
tentang ketenagakerjaan, misalnya, memberlakukan liberalisasi tenaga kerja profesional papan
atas, seperti dokter. Sayangnya tenaga kerja kasar yang merupakan “kekuatan” Indonesia tidak
termasuk dalam program liberalisasi ini. Justru tenaga kerja informal yang selama ini merupakan
sumber devisa non-migas yang cukup potensional bagi Indonesia, cenderung dibatasi
pergerakannya di era AEC 2015. Indonesia masuk ke dalam kategori negara berpendapatan
menengah, dimana tuntutan transformasi pertumbuhan ekonominya dari semula bergantung pada
sumber daya alam dan alokasi tenaga kerja murah (resources and low cost-driven growth)
menjadi tuntutan untuk menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dengan memanfaatkan
modal fisik dan sumber daya manusia terampil (productivity-driven growth), agar pertumbuhan
ekonomi Indonesia tidak stagnan dan terhindar dari jebakan negara berpendapatan menengah
(middle income trap).
Indonesia sangatlah punya potensi dan modal yang kuat dalam mensukseskan ASEAN
Economic Community, karena dengan luasnya geografis negara kita, juga ditunjang dengan
sumber daya alam yang sangat banyak dan juga sumber daya manusia yang mumpuni. Dukungan
sumber daya diperlukan untuk mengelola berbagai potensi yang saat ini dimiliki Indonesia
sebagai persiapan memasuki ASEAN Economic Community.Pemerintah dapat menerapkan
kearifan lokal yang sangat bervariasi dalam mengeksplore sumber daya alam. Sementara itu
Indonesia punya modal dasar atau modal dasar penting, yaitu sumber daya manusia, sumber daya
alam, pengalaman Indonesia dalam mengatasi krisis, hubungan luar negeri yang terjalin baik, dan
letak strategis Indonesia sebagai modal melangkah memasuki ASEAN Economic Community
Potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang mampu bersaing dengan bangsa ASEAN
adalah potensi budaya dan potensi alam. Karena wisata tidak punya daya saing, namun kendala
yang ada adalah bahwa wisata di Indonesia belum dikemas seperti yang diharapkan.
Contohnya : orang kalau mau pergi ke Bali dari Surabaya tidak lewat kota Jember dan kota- kota
lain di Jawa Timur, mereka dari Surabaya langsung menuju kota Bali, sehingga kota – kota
laiinya tidak mampu berkembang menjadi kota wisata yang banyak didatangi wisatawan.
Masalah yang lain yaitu dengan keluarnya UU No 6 th 2014 tentang Otonomi Desa yg pada
dasarnya adalah tentang Alokasi Dana Desa.Desa punya kewenangan penuh dlm mengadakan
pembangunan desa dimana pembangunan desa punya hak melaksanakan pembangunan desa
dengan dana dari pemerintah.Jika pembangunan desa ini dilaksanakan betul2 maka UMKM
berkembang,klo UMKM berkembang maka desa juga akan berkembang sehingga Ekonomi
Kerakyatan berjalan seperti yg diharapkan.Pembangunan desa dilaksanakan atas dasar prakarsa
masyarakat,adat istiadat,hak tradisional diakui ,budaya berkembang maka perputaran uang tidak
hanya terjadi di kita tetapi juga didesa maka jika itu dilakukan benar2 mk otomatis Edit Value
akan ada didesa.Masalahnya apakah mau perangkat desa menjalankan?Karena ini berhubungan
dengan pertanggungjawaban kepala desa. Mampu tidak kepala desa bertanggungjawab terhadap
dana desa,kalau tidak dimulai dari sekarang kapan lagi dilakukan. Sekarang ini desa menjadi
ujung tombak pembangunan karena selama hampir lebih dari 10 th ini pembangunan Ekonomi
dasarnya adalah Ekonomi desa atau Ekonomi Kerakyatan. Kalau Ekonomi desa berkembang baik
mk Ekonomi kecamatan jg baik,Ekonomi Kabupaten baik,Ekonomi propinsi juga baik yang pada
akhirnya Ekonomi bangsa juga baik yg akhirnya Ekonomi kita bisa bersaing dg MEA
4. Indonesia adalah salah satu negara yang ikut dalam KTT1 di Rabat, Maroko yang
merupakan awal berdirinya OKI. Saat itu peran Indonesia masih terbatas dan
keanggotaan yang masih abu-abu. Menurut UUD 1945 Indonesia bukanlah negara Islam
dan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, tidak berdasar pada nilai- nilai Islam.
Tapi, karena tuntutan aspirasi dan politik dalam negeri, Indonesia mulai berperan aktif
dalam kegiatan OKI. Salah satu peran OKI dan Indonesia dalam mewujudkan
kemerdekaan bagi Palestina adalah dalam KTT OKI di Kairo maupun Doha yang
menegaskan solidaritas untuk membantu Palestina, antara lain dengan pemutusan
hubungan deplomasi politik atau ekonomi dengan Israel, dan mendesak PBB agar
mengakui Palestina sebagai negara yang berdaulat. Dalam kasus pernyataan bahwa
Yerussalem adalah Ibu kota Israel, Amerika yang diharapkan bisa menjadi penengah
dalam konflik Israel- Palestina, justru membuat masalah semakin besar. 13 Desember
2017 diadakan KTT luar biasa OKI di Istanbul, Turki. Presiden Joko Widodo
menyampaikan usulan-usulan untuk penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Kedua, mengajak semua negara yang memiliki kedutaan besar di Tel Aviv agar tidak
mengikuti langkah Amerika. Ketiga, OKI menjadi media untuk menggerakkan dukungan
dari negara- negara lain yang belum mengakui kemerdekaan Palestina. Keempat, OKI
harus mengambil langkah untuk meningkatkan bantuan, kerjasama ekonomi dengan
Palestina. Terakhir, OKI bisa sebagai penggerak forum internasional untuk mendukung
Palestina, contohnya seperti PBB. Indonesia juga banyak membantu Palestina, sebagai
negara dengan populasi muslim yang besar Indonesia dan Palestina memiliki hubungan
yang erat. Indonesia mendirikan rumah sakit di gaza, Indonesia konsisten untuk
memperomosikan Palestina di forum- forum Internasional supaya dapat pengakuan
sebagai negara yang merdeka, bantuan seperti pelatihan bagi warga palestiana dan akan
diperpanjang sampai tahun 2019 dan bantuan lainya. Pemerintah Indonesia berharap KTT
OKI bisa menghasilkan kesepakatan yang dapat membantu Palestina dan konflik
Palestina bisa menjadi perhatian dunia Internasional. Indonesia dan OKI akan mengalami
kesulitan jika menyelesaikan masalah sendiri. Diperlukan dukungan dari organisasi besar
seperti PBB dan organisasi lain yang berpengaruh di dunia Internasional.Yang terutama
adalah dibutuhkan pesatuan antara umat Islam sendiri untuk membantu saudaranya di
Palestina. Konsistensi untuk menyuarakan hak hak Palestina, dan membantu Palestina
agar menjadi negara yang merdeka.