Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN ANALISIS LINGKUNGAN KAMPUNG ATAS AIR RT.

029

DI PASAR BARU

KELURAHAN KLANDASAN ILIR

Laporan ini disusun untuk mata kuliah : Analisis Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Dosen Pengampu : Muhammad Ma’arij Harfadli, S.T., M.T.

Disusun Oleh :

Adi Sakti Cipta (08161002)

Ainun Masitah (08161006)

Misha Dwina Irani (08161042)

Rabby Adriawan (08161064)

Rezky Nur A. (08161066)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

BALIKPAPAN

2017
DAFTAR ISI

Daftar Isi ..................................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan .........................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup ............................................................................................ 2
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Lingkungan Hidup .....................................................................4
2.2 Pengertian Kerusakan Lingkungan Hidup ...................................................5
2.3 Pencemaran Lingkungan ............................................................................6
2.4 Pengertian Pantai dan Laut ........................................................................7
2.5 Pesisir Pantai .............................................................................................. 7
2.6 Persampahan ............................................................................................. 9
2.7 Permukiman ............................................................................................... 10
2.8 Sarana & Prasarana ...................................................................................11
BAB III GAMBARAN UMUM
3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi ...................................................................12
3.2 Kondisi Lingkungan ....................................................................................12
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................16
4.2 Rekomendasi .............................................................................................. 16
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………....17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Suryanegara (1977), Sumber daya alam adalah unsur-unsur alam, baik fisik
maupun hayati yang diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna meningkatkan
kesejahteraan hidup. Sumber daya alam dapat ditemukan dimana saja seperti air, permukaan
tanah, udara, didalam tanah, tumbuhan, dan lain sebagainya. Sumber daya alam sekarang
yang jumlahnya semakin terbatas dan mengalami kerusakan merupakan suatu kendala bagi
berlangsungnya pembangunan nasional. Sumber daya alam sendiri terbagi menjadi 2 menurut
jenisnya yaitu sumber daya alam hayati seperti hasil pertanian, perternakan, dan perikanan.
Kemudian ada sumber daya alam non-hayati seperti air, tanah, hasil tambang.
Sekarang ini kegiatan manusia banyak yang menggunakan sumber daya alam. Kegiatan
manusia sekarang ini banyak yang menggunakan sumber daya alam dengan seenaknya tanpa
memperdulikan apa akibat dan dampak dari penggunaan sumber daya alam yang berlebihan.
Salah satunya seperti daerah Kelurahan Klandasan Ilir Gg. Segara RT. 29, pada wilayah ini
pemukiman dibangun di pinggir pantai, Permukiman ini disebut sebagai kampung di atas air.
Masyarakat di wilayah Keluarahan Klandasan Ilir ini memanfaatkan pantai sebagai tempat mata
pencaharian sebagai nelayan. Tetapi di wilayah tersebut telah tercemar oleh sampah-sampah
dan limbah rumah tangga yang dibuang oleh masyarakat sekitar.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan ini, yaitu :
1. Bagaimana cara mengidentifikasi pencemaran pantai bisa terjadi pada wilayah
Kelurahan Klandasan Ilir, RT. 29 ?
2. Bagaimana mengidentifikasi kondisi wilayah yang tercemar ?
3. Bagaimana mengidentifikasi apa saja penyebab tercemarnya wilayah tersebut ?
4. Bagaimana cara menanggulangi pencemaran yang terjadi pada wilayah tersebut ?
1.3 Tujuan
Berikut ini merupakan tujuan dari laporan ini:
1. Mengidentifikasi mengapa pencemaran pantai bisa terjadi pada wilayah Kelurahan
Klandasan Ilir RT. 29
2. Mengidentifikasi kondisi wilayah Kelurahan Klandasan Ilir, RT. 29 yang tercemar
3. Mengidentifikasi apa saja penyebab tercemarnya wilayah Kelurahan Klandasan Ilir RT.
29

1
4. Cara menanggulangi pencemaran yang terjadi pada wilayah Kelurahan Klandasan Ilir
RT. 29
1.4 Ruang Lingkup
Berikut ini merupakan Wilayah Studi :

Gambar 1. Batas Wilayah Studi


Sumber: Google Earth
Wilayah studi terletak di Jl. Jendral Sudirman, Kelurahan Klandasan Ilir, Kecamatan
Balikpapan Kota, Kota Balikpapan Kalimantan Timur.
Batas-batas fisik dari wilayah studi adalah sebagai berikut:
▪ Batas Utara : Jalan
▪ Batas Timur : Hotel Aston
▪ Batas Selatan : Laut
▪ Batas Barat : Mall Balcony
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam laporan analisis sumber daya dan lingkungan ini untuk mengidentifikasi
pencemaran lingkungan yang terjadi di Kelurahan Klandasan Ilir. Adapun sistematika
pembahasannya sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN

2
Menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, serta sistematika
penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang dasar-dasar hukum, peraturan, serta SNI yang berisi tentang hal-hal
yang akan dibahas.
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI
Menguraikan tentang karakteristik wilayah serta kependudukannya dalam lingkup mikro.
Dalam pembahasan ini selain dibahas mengenai letak administrasi, kondisi fisik, dan kondisi
fisik binaan (pemukiman).
BAB IV : PENUTUP
Menguraikan tentang kesimpulan-kesimpulan yang diambil dari pembahasan-pembahasan
sebelumnya serta saran dan rekomendasi.

3
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaa sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan di Indonesia sering
juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain dan dapat mempengaruhi hidupnya.5
Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling
mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya.

Menurut Undang Undang UU No 32 Tahun 2009, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan,
hak berdaulat, dan yurisdiksinya. Pengertian dalam lingkungan hidup dalam Undang-Undang
No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis
dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Undang-
Undang No. 32 Tahun 2009 menyebutkan pengertian pencemaran lingkungan hidup adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui Baku Mutu Lingkungan hidup
yang telah ditetapkan, sedangkan pengertian perusakan lingkungan hidup adalah tindakan

4
orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia,
dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup.
2.1.1 Macam-macam Lingkungan Hidup
Menurut pengertian lingkungan hidup pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai suatu sistem yang meliputi lingkungan hayati,
lingkungan non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial. Sumber daya alam (SDA)
merupakan salah satu unsur lingkungan alam, baik hayati maupun on hayati, yang
diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya
2.2 Pengertian Kerusakan Lingungan Hidup
Kerusakan lingkungan hidup merupakan deteorisasi lingkungan yang ditandai dengan
hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya fauna liar, dan kerusakan ekosistem.
Kerusakan lingkungan merupakan salah satu ancaman yang paling berbahaya untuk
kelangsungan hidup manusia dan sudah diperingatkan langsung oleh High Level Threat Panel
PBB. Rusaknya lingkungan terdiri dari beberapa tipe. Saat alam rusak karena dihancurkan dan
kehilangan sumber daya, itu merupakan tanda bahwa lingkungan mengalami kerusakan.
Lingkungan alam yang rusak sangat berdampak terhadap kehidupan manusia sehingga
berpotensi menghasilkan bencana untuk saat ini dan untuk masa-masa yang akan datang.
Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik faktor alami ataupun karena
akibat ulah manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh
manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada
lingkungan tersebut. Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan
lingkungan hidup:
a. Faktor alami
Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya
kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami,
angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya
bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat rusaknya
lingkungan.
b. Faktor buatan
Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan
makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang
modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat
berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.

5
2.2.1 Macam-macam Kerusakan Lingkungan Hidup
a. Kerusakan Lingkungan Akibat Proses Alam
Kerusakan lingkungan hidup oleh alam terjadi karena adanya gejala atau
peristiwa alam yang terjadi secara hebat sehingga memengaruhi keseimbangan
lingkungan hidup. Peristiwa-peristiwa alam yang dapat memengaruhi kerusakan
lingkungan, antara lain seperti Letusan Gunung Berapi, Banjir, Gempa Bumi dan
sebagainya.
b. Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Kegiatan Manusia
Manusia mempunyai hubungan timbal balik dengan lingkungan, aktivitasnya
mempengaruhi lingkungannya, sebaliknya manusia juga di pengaruhi oleh
lingkungannya. Hubungan timbal balik demikian terdapat antara manusia sebagai
individu atau kelompok masyarakat dan lingkungan alamnya, terutama dalam abad
ke 20 dalam waktu yang relatif singkat, keseimbangan antara kedua bentuk
lingkungan hidup manusia di atas, yaitu lingkungan hidup alami dan lingkungan
hidup buatan mengalami gangguan secara fundamental mengalami konflik. Inilah
yang dianggap sebagai awal krisis lingkungan, karena manusia sebagai pelaku
sekaligus korban.
2.3 Pencemaran Lingkungan
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4
Tahun 1982).
2.3.1 Macam-macam Pencemaran Lingkungan
a. Pencemaran Udara
Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya,
nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan
jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan,
tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk
hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat
kelainan gen, dan bahkan kematian Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm
(part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.
b. Pencemaran Air

6
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik,
misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan
CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun. Sampah organik yang dibusukkan oleh
bakteri menyebabkan 02 di air berkurang sehingga mengganggu aktivitas
kehidupan organisme air.
c. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini
Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca,
dan kaleng Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit diurai).
2.4 Pengertian Pantai dan Laut
Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir
laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Panjang garis pantai ini
diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial suatu negara. Laut adalah
kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi
daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan
tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air
mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut. Laut memiliki banyak fungsi/peran/manfaat
bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut terdapat
kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya yaitu :
a. Tempat rekreasi dan hiburan
b. Pembangkit listrik tenaga ombak, pasang surut, angin, dsb.
c. Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laun, dll.
d. Tempat barang tambang berada
e. Salah satu sumber air minum (desalinasi)
f. Sebagai jalur transportasi air
g. Sebagai tempat cadangan air bumi
h. Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan, dll
2.5 Pesisir Pantai
Pesisir menurut Kay dan Alder tahun 1999 adalah wilayah pesisir adalah wilayah yang
merupakan tanda atau batasan wilayah daratan dan wilayah perairan yang mana proses
kegiatan atau aktivitas bumi dan penggunaan lahan masih mempengaruhi proses dan fungsi
kelautan. Namun pengertian wilayah pesisir menurut kesepakatan terakhir internasional adalah
merupakan wilayah peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang

7
masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang surut, dan ke arah laut meliputi daerah
paparan benua (continental shelf) (Dahuri, dkk, 2001).
Jika menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 Wilayah Pesisir
adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di
darat dan laut. Bahwa Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil memiliki keragaman potensi
Sumber Daya Alam yang tinggi, dan sangat penting bagi pengembangan sosial, ekonomi,
budaya, lingkungan, dan penyangga kedaulatan bangsa, oleh karena itu perlu dikelola secara
berkelanjutan dan berwawasaan global, dengan memperhatikan aspirasi dan partisipasi
masyarakat, dan tata nilai bangsa yang berdasarkan norma hukum nasional. Dan Merujuk pada
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau Pulau Kecil Berasaskan:
a. Keberlanjutan
b. Konsistensi;
c. Keterpaduan;
d. Kepastian hukum;
e. Kemitraan;
f. Pemerataan;
g. Peran serta masyarakat;
h. Keterbukaan;
i. Desentralisasi;
j. Akuntabilitas; dan
k. Keadilan.

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dilaksanakan dengan tujuan:


a. Melindungi, mengonservasi, merehabilitasi, memanfaatkan, dan memperkaya Sumber
Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta sistem ekologisnya secara berkelanjutan;
b. Menciptakan keharmonisan dan sinergi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah
dalam pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
c. Memperkuat peran serta masyarakat dan lembaga pemerintah serta mendorong inisiatif
Masyarakat dalam pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil agar
tercapai keadilan, keseimbangan, dan keberkelanjutan.
d. Meningkatkan nilai sosial, ekonomi, dan budaya Masyarakat melalui peran serta
Masyarakat dalam pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

8
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil meliputi kegiatan perencanaan,
pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian terhadap interaksi manusia dalam
memanfaatkan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta proses alamiah secara
berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan Masyarakat dan menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sebagaimana dimaksud dilakukan
dengan cara mengintegrasikan kegiatan:
a. Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
b. Antar-Pemerintah Daerah;
c. Antarsektor;
d. Antara Pemerintah, dunia usaha, dan Masyarakat;
e. Antara Ekosistem darat dan Ekosistem laut; dan
f. Antara ilmu pengetahuan dan prinsip-prinsip manajemen.
2.6 Persampahan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun W. J. S. Poerwadarminta memberikan
pengertian tentang sampah bahwa sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena
tidak terpakai lagi dan sebagainya; kotoran seperti daun, kertas.Namun Bila menurut seorang
Ahli yaitu Azwar (1990) mengatakan yang dimaksud dengan sampah adalah sebagian dari
sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya
berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis
karena kotoran manusia (human waste) tidak termasuk kedalamnya. Jika menurut Manik (2003)
mendefinisikan sampah sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan
harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan manusia.
Definisi sampah, sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008,
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Yang
termasuk jenis sampah adalah sampah rumah tangga (tidak termasuk tinja), sampah sejenis
sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum dan fasilitas lainnya serta sampah spesifik. Yang terakhir
ini adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan
berbahaya dan beracun, sampah yang timbul akibat bencana, puing bongkaran bangunan,
sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan sampah yang timbul secara tidak
periodik.
Dalam undang-undang pengelolaan sampah ini juga disebutkan larangan bagi setiap orang
untuk memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,

9
mengimpor sampah, mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun, mengelola
sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan, membuang sampah
tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan, melakukan penanganan sampah
dengan pembuangan terbuka di tempat pemrosesan akhir serta membakar sampah yang tidak
sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.
Dalam hal, suatu daerah masih menggunakan sistem pembuangan terbuka (open
dumping) dalam pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampahnya, maka pihak
Pemerintah Daerah tersebut harus membuat perencanaan penutupan tempat pemrosesan akhir
sampah dan harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah tersebut paling lama 5 (lima)
tahun. Jadi masih ada waktu beberapa bulan lagi bagi daerah yang masih menggunakan TPA
open dumping untuk menutup TPAnya dan menerapkan sistem sanitary landfill.
2.7 Permukiman
Permukiman menurut UU no.4 tahun 1992, adalah bagian dari lingkungan hidup diluar
kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi
sebagagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan. Adapun pengertian dasar permukiman dalam UU
No.1 tahun 2011 adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Permukiman merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Dari deretan lima kebutuhan hidup manusia pangan, sandang, permukiman,
pendidikan dan kesehatan, nampak bahwa permukiman menempati posisi yang sentral, dengan
demikian peningkatan permukiman akan meningkatkan pula kualitas hidup.Saat ini manusia
bermukim bukan sekedar sebagai tempat berteduh, namun lebih dari itu mencakup rumah dan
segala fasilitasnya seperti persediaan air minum, penerangan, transportasi, pendidikan,
kesehatan dan lainnya. Pengertian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sumaatmadja
(1988) sebagai berikut:
“Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi segala sarana
dan prasarana yang menunjang kehidupannya yang menjadi satu kesatuan dengan tempat
tinggal yang bersangkutan”.
Dan Permukiman menurut Vernor C. Vinch dan Glenn T. Trewartha dalam R. Bintarto
(1977), menyatakan permukiman tempat kediaman penduduk adalah suatu tempat atau daerah
dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama, dimana mereka membangun rumah-rumah,
jalan dan sebagainya guna kepentingan mereka. Batubara Dalam Blaang (1986) merumuskan

10
bahwa permukiman adalah suatu kawasan perumahan yang ditata secara fungsional, ekonomi
dan fisik tata ruang yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan, sarana secara umum dan
fasilitas sosial sebagai suatu kesatuan yang utuh dengan membudidayakan sumber daya dan
dana, mengelolah lingkungan yang ada untuk mendukung kelangsungan peningkatan mutu
kehidupan manusia, memberi rasa aman, tentram dan nikmat, nyaman dan sejahtera dalam
keserasian dan keseimbangan agar berfungsi sebagai wadah yang dapat melayani kehidupan
pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
2.8 Sarana dan Prasarana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarana adalah segala sesuatu yang dapat
dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.
Conyers, D. dan P. Hills (1984) merinci sarana dapat meliputi diantaranya:
a. Fasilitas Pelayanan Ekonomi dan Perdagangan
b. Fasilitas Pelayanan Sosial
c. Fasilitas Pelayanan Kesejahteraan Sosial
d. Fasilitas Pendukung Lainnya
Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Untuk lebih memudahkan
membedakan keduanya.
Menurut Organisation for Economic Coorporation and Development (1991:19) prasarana
kota meliputi penyediaan air dan fasilitas limbah, drainase air permukaan, jalan raya, fasilitas
transportasi, jaringan distribusi energi, fasilitas telekomunikasi dan jaringan pelayanan lainnya.
Secara lebih rinci komponen dari prasarana perkotaan terdiri dari tujuh macam yaitu air bersih,
drainase, air kotor/sanitasi, sampah, jalan kota, jaringan listrik dan jaringan telepon dimana tiap-
tiap komponen mempunyai karakteristik yang berbeda.

11
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Gambaran Umum Lokasi Studi
Kota Balikpapan secara geografis adalah berbatasan langsung dengan Selat Makassar
yakni tepatnya berada pada 116,5o dan – 117o Bujur Timur dan 1,0o-1,5o Lintang Selatan.
Dengan posisi geografis yang berbatasan langsung dengan laut ini maka Kota Balikpapan
mempunyai potensi yang dapat dikembangkan dari sektor perikanan dan kelautan. Selain itu
posisinya yang berada dekat dengan garis khatulistiwa menjadikan Kota Balikpapan memiliki
iklim tropis yang cocok untuk pengembangan beberapa komoditas pertanian dan perkebunan.
Kota Balikpapan merupakan bagian dari Provinsi Klimantan Timur dan berbatasan dengan
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Penjam Paser Utara serta Selat Makassar. Kota
Balikpapan memiliki DAS dan Teluk Balikpapan yang merupakan habitat berbagai jenis hewan-
hewan serangga, invertebrate, ikan, biota air amphibian, reptile, burung, mamalia.
Pada wilayah studi terletak di Jl. Jendral Sudirman, Kelurahan Klandasan Ilir, Kecamatan
Balikpapan Kota. Kota Balikpapan Kalimantan Timur. Wilayah ini berbatasan dengan Jalan
pada batas Utara, Hotel ASTON pada batas Timur, Laut pada batas Selatan, dan Mall Balcony
pada batas Barat.luas wilayah pada lokasi tersebut sekitar 0,77 𝐾𝑚2 dengan jumlah penduduk
sekitar 120 kk dan wilayah tersebut berdekatan langsung dengan garis pantai. Sehingga jika air
laut pasang makan air akan berada dibawah permukiman warga.
3.2 Kondisi Lingkungan
Salah satu pantai yang ada di Balikpapan yang letaknya berada di pasar baru yaitu Pantai
Pasar Baru di RT 29, Kelurahan Klandasan Ilir kondisi lingkungannya sangat memprihatinkan.
Setelah melakukan survei primer di kawasan pesisir Pantai Pasar Baru, terlihat kondisi pantai
telah tercemar dan kotor karena banyaknya sampah-sampah rumah tangga yang dibuang
begitu saja baik ke pesisir pantai maupun ke kolong-kolong rumah warga.

12
Gambar 2. Sampah di pesisir Pantai Pasar Baru
Sumber: Survei Primer 2017

Gambar 3. Sampah berasal dari rumah warga


Sumber: Surveri Primer 2017

Sampah-sampah tersebut berasal dari rumah warga yang letaknya di pesisir pantai itu juga.
Kondisi permukiman warga yang berjenis rumah kolong di kawasan tersebut juga tampak
kumuh karena jumlahnya yang banyak dengan letaknya yang saling berdempetan satu sama
lain sehingga tidak menciptakan ruang terbuka. Selain itu kondisi rumah yang berdempetan
tersebut juga menghambat sirkulasi udara dan memperburuk pencahayaan. Apabila terjadi

13
bencana kebakaran di kawasan tersebut, proses evakuasi akan terhambat karena akses jalan
masuk ke permukiman warga yang sempit dan tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan
roda empat.

Gambar 4. Rumah kolong di pesisir pantai


Sumber: Survei Primer 2017

Gambar 5. Akses jalan sempit


Sumber: Survei Primer 2017

14
Gambar 6. Salah satu jalan di samping rumah warga
Sumber: Survei Primer 2017

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada Salah satu pantai yang ada di Balikpapan yang letaknya berada di pasar baru
yaitu Pantai Pasar Baru di RT 29 Kelurahan Klandasan Ilir, kondisi lingkungannya sangat
tercemar dan kondisi rumah termasuk kedalam permukiman kumuh. Cara mengidentifikasi
tercemarnya lingkungan dengan turun langsung kewilayah melihat kondisi ligkungan yang
terjadi. Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan yang cuku parah ini dikarenakan
adanya tumpukan sampah dari laut yang berada dipantai yang terbawa oleh ombak. Selain
itu pencemaran ini terjadi dari hasil sampah warga sekitar yang tidak memperhatikan
lingkungannya.
4.2 Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan rekomendasi untuk dapat
mengurangi pencemaran lingkungan dengan tindakan pencegahan seperti berhenti
membuang sampah ke laut dan terus menjaga kelestarian lingkungan. Semua upaya
pelestarian lingkungan tidak hanya kewajiban pemerintah namun juga masyarakat sebagai
elemen penting dalam kehidupan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia

17

Anda mungkin juga menyukai