Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MODUL
RDE - 09: DASAR-DASAR PERENCANAAN
BANGUNAN PELENGKAP JALAN
2005
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
Modul RDE-09 : Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pelengkap Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
LEMBAR TUJUAN
NOMOR : RDE-09
DAFTAR ISI
Halaman
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
HAND OUT
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Teknik Desain
Jalan (Road Design Engineer) dibakukan dalam Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit
kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli Teknik Desain Jalan (Road Design
Engineer) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.
DAFTAR MODUL
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 RDE – 01 Etika Profesi, Etos Kerja, UUJK, dan UU Jalan
PANDUAN INSTRUKTUR
A. BATASAN
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan
Waktu : 10 menit
BAB I
PENGENALAN JENIS BANGUNAN PELENGKAP JALAN
Gambar 1.1
Saluran Tepi Jalan Dengan Konstruksi Beton Bertulang
Gambar 1.2
Selokan A.1, A.2,A.3, B, C1 dan C2
Catatan :
1. (i) Ukuran-ukuran W dan H yang diambil sedemikian (ii) Maksimum jarak lubang suling harus 200 cm
rupa sehinngga tinggi banjir 1 tahun harus arah horizontal dan 100 cm arah vertikal
dibawah puncak selokan dan puncak subgrade 3 Lain harus 300 cm, atau dengan panjang tertentu
dan dasar saluran minimum harud dibawah supaya menjamin bahwa kesinambungan
lubang suling sebelah luar timbunan dan lereng galian terhampar di luar
(ii) Kemiringan saluran dicocokan dengan kemiringan dasar saluran
timbunan 4 Semua ukuran dalam centimeter kecuali, ada
ketentuan lain
2. (i) Kecuali ditetapkan lain, lubang filter harus
berdiameter 5 cm
b. Saluran Tertutup
Konstruksi saluran tertutup dari beton bertulang atau pasangan batu.
Bentuk potongan melintang saluran dapat berupa lingkaran atau empat
persegi panjang.
Gambar 1.3
Gorong-Gorong Pipa Bertulang
Gambar 1.4
Tembok Kepala Untuk Gorong-Gorong Pipa Type B
Tembok sayap
Tembok Utama
Perpanjangan
Outlet
(buangan Apron
Perpanjangan
Inter Apron
DENAH
Apron
Permukaan tanah
yang ada Pasang batu pecah pda bagian
khaki talud untuk mencegah ter-
jadinya pengerusan. Lihat catatan
POTONGAN ELEVASI ukuran batu pasangan batu apron
Gambar 1.5
Inlet Dan Outlet Apron, Outlet Penahan Tanah Tipe Pipa
Bahan penyaring
Sambungan tanpa sambungan tuang
Sambungan konstruksi
panjang lewatan
SOG memanjang
Gambar 1.6
Inlet Dan Outlet Apron, Outlet Penahan Tanah Tipe Box
Keseimbangan
profil
Timbunan
Tulang
melintang
Permukaan
Sayap pasangan
Curb batu
DETAIL CURB
Ukuran dan kuantitas gorong-gorong
Gorong-gorong Ukuran Kuantitas per m gorong-gorong
Tulangan (Kg)
Type SxH T A B L Pas batu Beton m3
HF=0-60 HF=60-100 HF=100-150 HF=150-200
I 70X70 18 30 30 144 1.44 0.36 68 58 56 62
II 90X90 20 30 50 168 1.40 0.44 72 68 68 70
III 100X100 25 30 50 180 1.52 0.56 88 84 83 87
IV 100X150 25 35 65 200 2.30 0.61 91 88 88 90
V 100X200 25 50 90 240 2.52 0.75 164 131 130 133
VI 150X150 30 35 65 250 2.30 0.87 171 138 138 141
VII 150X250 30 50 110 320 5.19 1.12 183 170 170 178
VIII 200X200 30 50 90 340 3.88 1.34 207 186 186 176
Ukuran dan kuantitas dinding sayap termasuk lantai muka dan dinding haling
Gorong-gorong ukuran Kuantitas
Kuantitas batu tepi per m’
Sayap satu sisi
SxH D E F G batu tepi
Type pas batu (m3)
I 70X70 88 65 114 198 3.13
Beton m3 Tulangan kg
II 90X90 110 74 115 223 3.57
III 100X100 125 80 136 256 4.41
0.03 2.69
IV 100X150 175 105 205 305 8.93
V 100X200 225 140 287 427 13.30
VI 150X150 180 107 210 360 9.35
VII 150X250 280 162 383 603 22.70
VIII 200X200 235 144 303 543 15.79
Gambar 1.7
Sistem Penyambungan Pada Gorong-Gorong Kotak Atau Gorong-
Gorong Lingkungan Yang Lama
Catatan :
1. Untuk daftar pembengkokan tulangan lihat tabel
2. Perhitungan dikenal dan kwantitas yang diberikan hanya untuk pedoman dan harus diperiksa oleh kontraktor
3. Pelaksanaan harus dibuat menurut spesifikasi
4. Sebelum dimulai pelaksanaan Direksi akan memeriksa dan menyetujui lokasi dan mengembalikan pengukuran
kontraktor. Keperluan pengaturan untuk mencocokkan dengan kondisi lapangan yang ada akan dibuat atas petunjuk
DIreksi
5. Panjang dan kemiringan gorong-gorong atas petunjuk direksi
6. Semua beton harus klas III/275
7. Sambungan vertikal celah harus diberikan antara sayap dan dinding
8. Pengisian kembali urugan dilaksanakan hanya setelah plat atas telah dibuka dan dipelihara selama 18 hari
Panjang “lap” 40
diameter tulangan
Ujuran dan jarak tulangan
dari sesuai dengan jawaban
gorong-gorong kotak
(lihat lembar 4.20 - 4.23)
1.
Kecuali ditunjukan lain diameter tulangan dinyatakan
dalam mm dan ukuran lan dalam centimeter
Gorong-gorong 2. Lokasi dan elevasi gorong-gorong yang tepat harus
Lengkung yang ada disetujui Direksi
Gorong-gorong 3. untuk menambah panjang gorong-gorong yang ada
kotak baru sebagia “titik kerja”
4. sesuaikan sesuai ukuran dalam dari gorong-gorong
kotak dengan gorong-gorong yang ada, dan pilih ukuran
yang paling sesuai dari daftar standar (baku). Lihat
lembar 4.20 sampai 4.23
5. semua penambahan panjang dan perubahan dari
gorong-gorong lama harus dilaksanakan sesuai dengan
PENYAMBUNGAN GORONG-GORONG petunjuk engineer
LENGKUNG LAMA DENGAN 6. penambahan panjang atau perubahan akan
GORONG-GORONG KOTAK BARU dilaksanakan sedemikian rupa sesuai dengan pekerjaan
pelebaran dan perkerasan jalan dan sesuai dengan
petunjuk direksi
7. penambahan panjang atau perubahan akan dilaksanakan pada satu atau dua sisi akan tergantung pada
posisi yang tepat dari as jalan
8. jika diperlukan untuk menambah panjang atau kurb baru harus dibuat dan harus sama dengan yang ada disisi
lain
9. beton yang baru dibuka harus dijaga tetap kelembabannya selama paling sedikit 24 jam sebelum beton baru
dipasang. Sesaat sebelum pemasangan beton baru tersebut, permukaan beton lama harus diolesi pasta
semen
10. abutmen, sayap dan tembok pangkal jembatan harus ditambah atau dibuat sesuai dengan kebutuhan
11. kemiringan urugan pada gorong-gorong kotak harus 1,5 : 1. jika hal ini berbeda dengan kemiringan urugan
normal, kemiringan urugan harus disesuaikan secara berangsur-angsur sepanjang 10 dikedua sisi gorong-
gorong.
Gambar 1.8
Standar Selokan Dan Drainase Beton Untuk Perbaikan
Perkerasan
Bervariasi
Pasangan batu III. SALURAN BETON BERTULANG
Tulangan
Tulangan
Hamparan
material
Bervariasi
I. SALURAN PASANGAN BATU DENGAN ADUKAN (JENIS TERBUKA)
Tulangan Tulangan
Tulangan
Bervariasi
pokok
menanjang
Tulangan Tulangan
Tulangan pokok
menanjang
CATATAN:
1. Kecuali ditentukan lain, semua ukuran dalam 4. Lokasi dan ukuran yang tepat dari selokan
centimeter, ukuran tulangan dalam mm harus dibicarakan dengan Direksi Teknis
2. Plat penutup pracetak dalam potongan 60 cm 5. Kecuali ditentukan lainpada gambar minimum
3. Pada bagian-bagian menerus dengan panjang penutup yang diberi baja tulangan harus 5 cm
melebihi 40 m harus disediakan plat penutup 6. Detail tidak menurut skala
yang bisa diangkat, penutup bidang
perawatan dari beton atau jeruji baja dengan
jarak antara 40 m
Gambar 1.9
Standar Selokan Dan Drainase Beton
Gar
is ke
mirin Perkerasan Saluran
gan
rata
-rata Profil potongan
1%
(catatan 2) atau kerb
KEMIRINGAN
PERKERASAN W (catatan7)
Dasar
Saluran 1%(catatan 2)
1%(catatan 4)
Pasangan
Batu
Dasar Saluran Lapis
pengikat
tebal
Lapisan perkerasan
Bagian Atas Pasangan
tanah dasar Batu
Pasangan Pipa
Batu Drainase
(diperlukan)
Drainase
bawah
Catatan :
1. Saluran pinggir yang digunakan pada bagian yang benar-benar
dibatasi dimana tidak cukup tempat untuk bahu jalan plus saluran
dan pelanggaran batas tertentu oleh lalu lintas terhadap daerah
saluran harus dibolehkan dengan alasan keamaan
2. Pelapisan permukaan perkerasan harus diteruskan sampai pinggir
Catatan : saluran
1. Gambar tidak berskala 3. Pelaburan permukaan harus melebihi pinggiran saluran 75 mm
2. Kemiringan antara bagian-bagian penurunan seperti 4. Bila diperintah oleh Direksi Teknik, kemiringan perkerasan harus
yang diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk menghindari dinaikkan minimum 4%
penggerusan 5. Timbunan poros pada saluran penyaring harus mencapai sisi
3. Potongan melintang pada bagian penurunan untuk bawah pasangan batu
memenuhi drainase tanpa pasangan. 6. Kedalaman total dari saluran dan perkerasan di bawah saluran
bisa sama atau lebih besar daripada kedalaman total perkerasan
total
7. V bervariasi, contoh ukuran 1,0 - 1,5 cm
Gambar 1.10
Bagian Permukaan Standar Untuk Saluran Tidak Dengan Pemasangan
Dan Saluran Standar Yang Dapat Dimulai
Gambar 1.11
Drainase Bawah Permukaan
Minimum 75 Minimum 75
Plesteran
½H
(Jarak minimum 150)
Pasangan Batu
H = 500 - 700
Gambar 1.12
Tembok Penahan
Gambar 1.13 .
Perkuatan Lereng Tepi Sungai
Catatan :
1. Jika tidak ditentukan lain yang terdapat pada gambar atau atas petunjuk Direksi, urugan
kemiringan harus 3 : 1 atau ketinggian urugan lebih dari 1.0 m, 2 : 1 m dan 1,5 : 1 untuk ketinggian
urugan melebihi 2.0 m. pada tanah yang tidak teroresi kemiringan dapat dikurangi 1,5 : 1 atau 2 :
1 atas petunjuk Direksi. LIhat pada table atas untuk tipe urugan yang digunakan
2. semua dimensi dalam meter kecuali ditentukan lain, semua detail tidak menurut skala
3. lubang drainase pada perkuatan lereng 50 mm Ø 2 dan 0,30 as ke as baik memanjang dan dalam
arah lereng
4. ketebalan batu muka 0,20 dan 0,30 seperti terlihat pada rencana jalan raya atau atas petunjuk
Direksi
5. batu muka yang disiar tebal 0.30 harus disiar dengan beton dan tebal 0,20 dengan adukan
6. direksi dapat menetapkan dinding kaki dan dinding cut off dibuat dari beton
3. Jembatan
Konstruksi jembatan sangat bervariasi, dapat berupa :
a. Konstruksi jembatan kayu
b. Konstruksi jembatan sederhana
c. Konstruksi jembatan komposit
d. Konstruksi jembatan rangka baja
e. Konstruksi jembatan beton bertulang
Untuk konstruksi jembatan akan dibahas tersendiri
Telah diuraikan pada Bab I tentang fungsi dan penggunaan bangunan pelengkap jalan. Di
bawah ini akan diberikan beberapa gambar perlengkapan jalan yang sering digunakan
antara lain :
1 1a 1b 1c 1d 1e 2
2a 3 3a 3b 3c 3d 3e
3f 3g 3b 4 4a 4b 4c
4d 5 5a 5b 6 7 8
9 9a 9b 10 11 12 12a
13 14 15 16 17 18 19
1 1a 2
3 4
8 9 10 10a 11 12
12a 13 13a 14 15 16
17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28
29 30 31
Gambar 1.18 Petunjuk Arah
3. Rel Pengaman
penempatan
Jarakl pengaman
Re
Rel pengaman
Tanpa skala
Potongan C - C
Digunakan pada
pemisah daerah /
sisi lalu lintas keluar
Patok beton
Bagian akhir bertulang
Tanpa skala Unsur rel pengam an
Tanpa skala
Potongan A - A
Tanpa skala
Gambar 1.19
Rel Pengaman Pada Tikungan
BAB II
PENGENALAN JENIS BANGUNAN PENGAMAN JALAN
Tembok penahan tanah / turap adalah bangunan pelengkap jalan yang berfungsi
untuk mencegah terjadinya kelongsoran talud jalan baik pada tebing sebelah atas
muka jalan maupun pada tiang sebelah bawah muka jalan.
Bangunan ini biasanya dibuat pada tempat yang terkena pengaruh gerusan air.
Konstruksi tembok permukaan tanah dapat dibuat dari pasangan batu kali,
pasangan batu kali, bronjong kawat (gabion), bahkan dapat pula digunakan sheet
pile baja ataupun beton
Beberapa contoh konstruksi nampak pada gambar berikut ini :
Minimum 75 Minimum 75
Plesteran
½H
(Jarak minimum 150)
Pasangan Batu
H = 500 - 700
Untuk dapat menentukan suatu tempat yang pasti dalam suatu ruas jalan tertentu,
maka pada ruas jalan tersebut diberi patok-patok kilometer.
Dengan patok kilometer tersebut, maka dapat diketahui letak jarak suatu tempat
diruas jalan tersebut ke tempat lain yang telah ditentukan (biasanya jarak tersebut
diukur ke ibukota kabupaten atau propinsi).
Patok kilometer ini penting juga untuk berbagai kepentingan dan petunjuk.
Di antara patok kilometer, biasanya masih dibantu pula dengan patok-patok
hektometer sehingga akan lebih mudah lagi dalam menentukan letak posisi suatu
tempat pada suatu ruas jalan.
Rel pengaman atau (guard rail) digunakan selain untuk pengaman, juga sebagai
proteksi terhadap kendaraan agar tidak keluar dari jalur.
Umumnya posisi guard rail diletakkan pada daerah luar jalan yang menikung dan
berbahaya dan dipasang pada tepi luar bahu jalan pada daerah timbunan atau
daerah yang curam dengan kedalaman lebih dari 2 (dua) meter.
Guard rail dapat pula digunakan pada median apabila lebar median kurang dari
1,20 meter sedangkan kecepatan kendaraan rencana lebih besar dari 80 km/jam.
Bahan harus dari baja dengan ketebalan tak kurang 12 „gauge“ dan sifatnya
harus:
Perpanjangan harus tidak boleh kurang dari 12 persen, apabila diadakan
pengujian tarik pada suatu baut dengan panjang kira-kira 2,5 cm.
Mempunyai kekuatan tarik maksimum (ultimate) 5.600 kg/m2.
Mempunyai kekuatan balok termasuk sambungan-sambungan sebesar 680 kg
dan defleksi 5 cm bila diuji pada suatu bentangan bersih sepanjang 345 cm
dengan pembebanan melalui plat datar selebar 8 cm pada tengah-tengahnya.
Jumlah, jenis dan lokasi dari rel pengaman harus menurut petunjuk Direksi
Teknik.
penempatan
Jarakl pengaman
Re
Rel pengaman
Tanpa skala
Potongan C - C
Digunakan pada
pemisah daerah /
sisi lalu lintas keluar
Patok beton
Bagian akhir bertulang
Tanpa skala Unsur rel pengam an
Tanpa skala
Potongan A - A
Tanpa skala
RANGKUMAN
3. Jembatan
Konstruksi jembatan suatu proyek jalan biasanya tak dapat dielakkan, karena
jalan terpotong oleh aliran air.
1. Jalan Tol
2. Jalan Arteri Primer
3. Jalan Kolektor Primer
4. Jalan Lokal Primer
5. Jalan Arteri Sekunder
6. Jalan Kolektor Sekunder
7. Jalan Lokal Sekunder
DAFTAR PUSTAKA