Anda di halaman 1dari 8

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FILARIASIS

A. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
Jenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat kelainan imun.
Cacing filariasis menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk infektif yang
mengandung larva stadium III. Gejala yang timbul berupa demam berulang-
ulang 3-5 hari, demam ini dapat hilang pada saat istirahat dan muncul lagi setelah
bekerja berat.

b. Aktifitas / Istirahat
Gejala : Mudah lelah, intoleransi aktivitas, perubahan pola tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktivitas
( Perubahan TD, frekuensi jantung)

c. Sirkulasi
Tanda : Perubahan TD, menurunnya volume nadi perifer, perpanjangan
pengisian kapiler.

d. Integritas dan Ego


Gejala : Stress berhubungan dengan perubahan fisik, mengkuatirkan
penampilan, putus asa, dan sebagainya.
Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.

e. Integumen
Tanda : Kering, gatal, lesi, bernanah, bengkak, turgor jelek.

f. Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, permeabilitas cairan
Tanda : Turgor kulit buruk, edema.

g. Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.

h. Neurosensoris
Gejala : Pusing, perubahan status mental, kerusakan status indera peraba,
kelemahan otot.
Tanda : Ansietas, refleks tidak normal.

i. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala.
Tanda : Bengkak, penurunan rentang gerak.

j. Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, panas dan perih, luka, penyakit defisiensi imun,
demam berulang, berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit, pelebaran kelenjar limfe.

k. Seksualitas
Gejala : Menurunnya libido
Tanda : Pembengkakan daerah skrotalis

l. Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian.
Tanda : Perubahan interaksi, harga diri rendah, menarik diri.
m. Pemeriksaan diagnostic
Menggunakan sediaan darah malam, diagnosis praktis juga dapat menggunakan
ELISA dan rapid test dengan teknik imunokromatografik assay. Jika pasien
sudah terdeteksi kuat telah mengalami filariasis limfatik, penggunaan USG
Doppler diperlukan untuk mendeteksi pengerakan cacing dewasa di tali sperma
pria atau kelenjer mamae wanita
.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfa.
3. Kurang pengetahuan berhubungan inefektif informasi
4. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada
anggota tubuh
5. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit

C. Intervensi keperawatan
1. Dx. Hipertermi berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah
bening .
Intervensi
a. Monitor vital sign, terutama suhu tubuh
b. Berikan kompres pada daerah frontalis dan axial
c. Anjurkan klien memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
d. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
pengobatan (anti piretik).
Rasional
.a. Untuk mengetahui kemungkinan perubahan tanda-tanda vital
b. Mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus, mengurangi
panas tubuh yang mengakibatkan darah vasokonstriksi sehingga
pengeluaran panas secara konduksi.
c. jika panas tinggi dengan pakaian tipis dan menyerap keringat maka
akan mengurangi penguapan
d. Diharapkan dapat menurunkan panas dan mengurangi infeksi.

2. Dx. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe


Intervensi
a. Observasi nyeri (kualitas, intensitas, durasi dan frekuensi nyeri).
b. Berikan tindakan kenyamanan (pijatan / atur posisi), ajarkan
teknik relaksasi.
c. Ajarkan keluarga dan pasien teknik relaksasi.
d. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi pengobatan
(obat anelgetik).
Rasional
a. Menentukan intervensi selanjutnya dalam mengatasi nyeri
b. Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dapat
meningkatkan koping .
c. Agar saat pasien merasakan nyeri, keluarga dapat membantu
menguranginya.
d. Diberikan untuk menghilangkan nyeri

3. Dx. Kurang pengetahuan berhubungan inefektif informasi


Intervensi
a. Kaji apakah klien memahami dan mengerti tentang penyakitnya
b. Jaga agar klien mendapatkan informasi yang benar, memperbaiki
kesalahan konsepsi/informasi.
c. Nasehati klien agar selalu menjaga hygiene pribadi juga
lingkungan
Rasional
a. Klien memperoleh informasi untuk dapat melakukan pengobatan
secara mandiri
b. Klien dapat informasi yang benar dari perawat untuk dapat
merasakan manfaat penanganannya lebih baik.
c. Dengan terjaganya hygiene, tidak memperparah komplikasi yang
timbul

4. Dx, Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada


anggota tubuh
Intervensi
a. Observasi ukuran diameter pada tungkai kaki klien.
b. Berikan kompres dingin.
c. Lakukan Retang Pergerakan Sendi (RPS).
Rasional
a. untuk mengetahui perubahan ukuran pada tungkai kaki klien.
b. Meringankan bengkak.
c. Meningkatkan kekuatan otot dan mencegah kekakuan sendi

5. Dx. Ansietas berhubungan dengan proses pnyakit.


Intervensi
a. Observasi tingkat pengetahuan pasien.
b. Jelaskan kepada pasien tentang pnyakit yang sedang dialami
pasien dengan baik.
c. Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk pasien
d. Ajarkan teknik distraksi
Rasional
a. Agar perawat mampu menentukan dan menjelaskan penyakit
secara tepat.
b. Agar pasien mengetahui semua informasi tentang penyakit yang
dialaminya.
c. Agar pasien bisa lebih nyaman dalam beristirahat sehingga
kondisinya terus membaik
d. Untuk mengalihkan rasa cemas yang dialami pasien misalnya
dengan cara menonton TV, berkomunikasi dengan keluarganya
dan lain - lain

D. Implementasi dan evaluasi keperawatan


1. Dx. Hipertemi berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
Implementasi
a. Memonitor vital sign, terutama suhu tubuh
b. Menberikan kompres pada daerah frontalis dan axial
c. Menganjurkan klien memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
d. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
pengobatan (anti piretik).
Evaluasi
Suhu tubuh pasien kembali dalam rentang normal antar 36,5oC -
37,5oC

2. Dx. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfa.


Implementasi
a. Mengobservasi nyeri (kualitas, intensitas, durasi dan frekuensi nyeri).
b. Menberikan tindakan kenyamanan (pijatan / atur posisi), ajarkan
teknik relaksasi.
c. Mengajarkan keluarga dan pasien teknik relaksasi.
d. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
pengobatan (obat anelgetik).
Evaluasi
Nyeri yang dirasakan pasien berkurang.

3. Dx. Kurang pengetahuan berhubungan inefektif informasi


Implementasi
a. Mengkaji apakah klien memahami dan mengerti tentang penyakitnya
b. Menjaga agar klien mendapatkan informasi yang benar, memperbaiki
kesalahan konsepsi/informasi.
c. Menasehati klien agar selalu menjaga hygiene pribadi juga
lingkungan
Evaluasi
Pasien lebih mengetahui tentang penyakit yang dia alami dan dapat
menambah pengetahuan pasien tentang penyakit tersebut.

2. Dx. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada


anggota tubuh
Implementasi
a. Mengobservasi ukuran diameter pada tungkai kaki klien.
b. Memberikan kompres air dingin.
c. Melakukan Retang Pergerakan Sendi (RPS).
Evaluasi
Pasien bisa bergerak dengan lega.dan pembengkakan sedikit
berkurang.

3. Dx. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit.


Implementasi
a. Melakukan observasi tingkat pengetahuan pasien.
b. Menjelaskan kepada pasien tentang pnyakit yang sedang dialami
pasien dengan baik.
c. Menciiptakan lingkungan yang nyaman untuk pasien
d. Mengajarkan teknik distraksi
Evaluasi
Pasien dapat merasa tenang dan dapat menerima penyakit yang pasien
alami.

Anda mungkin juga menyukai