Anda di halaman 1dari 4

STEM, Pendidikan Abad 21, dan Revolusi Industri 4.

0
(Intaya, S.Pd - Guru SMAN 1 Jepon)

Saat ini, kita menghadapi revolusi industri keempat yang dikenal dengan Revolusi
Industri 4.0. Ini merupakan era inovasi disruptif, yaitu inovasi yang membantu
menciptakan pasar baru, mengganggu atau merusak pasar yang sudah ada, dan
pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu tersebut. Menghadapi tantangan
yang besar tersebut maka pendidikan dituntut untuk berubah juga.
Kita lihat bagaimana bisnis online sekarang sangat massive di semua kalangan
masyarakat, dimana tingkat demand yang tinggi terhadap produk-produk online
seperti mewabah. Juga kita bisa melihat bagaimana bisnis transportasi online yang
sekarang mampu mengalahkan perusahaan armada besar seperti taksi yang
memiliki ribuan armada justru pontang-panting bersaing dengan grab car yang
hanya bermodal aplikasi.
Termasuk pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Era pendidikan yang dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 disebut Pendidikan 4.0.
Pendidikan 4.0 merupakan pendidikan yang bercirikan pemanfaatan teknologi
digital dalam proses pembelajaran atau dikenal dengan sistem siber (cyber
system). Sistem ini mampu membuat proses pembelajaran dapat berlangsung
secara kontinu tanpa batas ruang dan batas waktu.
Tantangan besar bagi pendidikan kita adalah menyiapkan kurikulum dalam
menyongsong gaung revolusi industri 4.0 yaitu dengan paradigma pendidikan 21
yang memiliki ciri-ciri :
1. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari
berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu.
2. Pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah (menanya), bukan
hanya menyelesaikan masalah ([menjawab).
3. Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir analitis (pengambilan keputusan)
bukan berfikir mekanistis.
4. Pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam
menyelesaikan masalah.
Kurikulum 2013 sejalan dengan paradigma diatas dimana di dalamnya mengacu
kecakapan abad 21yaitu kualitas karakter, kompetensi dan literasi dasar. Kualitas
karakter adalah kemampuan bagimana mengatasi lingkugan yang terus berubah,
kompetensi diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang kompleks sedangkan
literasi adalah adalah kemampuan menerapkan kemampuan inti dalam kehidupan
sehari-hari.
Konsekuensi dari itu adalah dengan membangun konstruksi pendekatan
pembelajaran harus berfokus pada peserta didik, harus kontekstual, harus besifat
kolaboratif, dan sekolah sebagai stakeholder harus menfasilitasi peserta didik
terlibat dalam lingkungan sosialnya.
Pembelajaran Abad ke-21
Seperti yang disarankan oleh The International Bureau of Education UNESCO (The
International Comissionon Education for the 21 st Century) bahwa kurikulum
pendidikan itu memuat 4 pilar : Learning to know, learning to do, learning to be
dan learning to live together.
Berdasarkan amanat Undang-Undang bahwa proses pembelajaran harus
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik sehingga pembelajaran Abad ke-
21 perlu memotivasi dan menginspirasi peserta didik untuk memasuki profesi
science dan engineering (bidang profesi yang secara langsung menopang
pertumbuhan ekonomi), dan perlu lebih berkontribusi pada pengembangan
kemampuan kerjasama, memecahkan masalah, kreativitas, dan inovatif yang
berpotensi menopang ekonomi.
Secara umum pendidikan abad ke-21 memiliki beberapa kemampuan dan kecapan
diantaranya kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and
problem solving skill), kecakapan berkomunikasi (communication skills), kreativitas
dan inovasi (creativity and innovation), kolaborasi (collaboration)
STEM
Upaya untuk mendorong pembelajaran abad ke-21 tersebut adalah dengan metode
pembelajaran berbasis STEM. STEM adalah akronim dari Science, Technology,
Engineering and Mathematic, dimana konsep pembelajaran yang mengintegrasikan
sains, teknologi, enjinering dan matematika dalam proses pembelajaran yang
berfokus pada pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari secaranyata serta
dalam kehidupan profesional.
Sains adalah kajian tentang fenomena alam yang melibatkan observasi dan
pengukuran, Teknologi adalah inovasi-inovasi untuk memodifikasi alam agar
memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, enjiniring (engineering) yaitu
pengetahuan dan keterampilan untuk mendesain dan mengkonstruksi mesin,
peralatan, sistem, material, dan proses yang bermanfaat bagi manusia secara
ekonomis dan ramah lingkungan, sedangkan matematika ilmu tentang pola-pola
dan hubungan-hubungan, dan menyediakan bahasa bagi teknologi, sains, dan
enjiniring.
Hakikat STEM adalah mengintegrasikan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika
into a new trans-disciplinary subject/ subjek baru antar disiplin di sekolah-sekolah
dan menawarkan kesempatan bagi siswa untuk memahami dunia dari pada
mempelajari fenomena yang terpotong-potong.
Tujuan STEM (Bybee: 2013) bahwa peserta didik yang melek STEM, diharapkan:
mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mengidentifikasi
pertanyaan dan masalah dalam kehidupannya, menjelaskan fenomena alam,
mendesain serta menarik kesimpulan berdasar bukti mengenai isu terkait STEM,
memahami karakteristik fitur-fitur disiplin STEM sebagai bentuk pengetahuan,
penyelidikan serta desain yang digagas manusia, memiliki kesadaran bagaimana
disiplin-disiplin STEM membentuk lingkungan material, intelektual dan cultural, dan
mau terlibat dalam kajian isu-isu terkait STEM sebagai warga negara yang
konstruktif, peduli serta reflektif dengan menggunakan gagasan STEM.
Mengapa STEM penting untuk pendidikan? Sebab dalam STEM mengandung nilai
transformasi proses pendidikan, peningkatan kemahiran peningkatan scinteifik,
penjawab tantangan teknologi, kunci dalam kemajuan inovasi, peningkatan SDM,
dan pada muaranya adalah sesuatu yang penting untuk kesejahteraan.
Bagi siswa, STEM akan menumbuhkan literasi meningkatkan kompetensi abad ke-
21, menyiapkan tenaga kerja STEM dengan minat dan keterlibatan sosial dengan
membangun koneksi, sehingga hasilnya adalah meningkatnya motivasi belajar
dalam kompetensi abad 21, ketekunan dan kegigihan belajar dalam meningkatkan
prestasi, terbuka lapangan pekerjaan yang berhubungan dengan STEM,
meningkatknya minat pada metode STEM, dan kemampuan untuk membuat
koneksi di antara disiplin STEM.
Sedangkan bagi pendidik, STEM akan meningkatkan konten STEM dengan
transformasi dalam proses pembelajaran dan meningkatkan pedagogical content
knowledge (PCK).

Anda mungkin juga menyukai