Anda di halaman 1dari 12

JURNAL KAJIAN BISNIS

VOL. 26, NO. 1, 2018, 1 - 12

PERSEPSI AUDITEE TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI


SATUAN PENGAWAS INTERNAL UNIVERSITAS SEBELAS
MARET SURAKARTA

Mahanani Abqory
Alumnus Program Studi Magister Akuntansi FEB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
email: hanny.abqory@yahoo.co.id

Abdul Halim
Prodi Akuntansi FEB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
email: abhalim58@yahoo.com

Abstract
The research aims to deeply investigate auditee’s perception on the
implementation of internal audit function to the Internal Supervisory Unit as the
Internal Auditor at Sebelas Maret University viewed from its independence,
competence, performance of audit, and added-value. The respondents of the
research were auditees which were directly related to finance and asset
management in UNS and were directly related to the Internal Supervisory Unit in
internal audit activity. The research is intended to give suggestions to the
management about the evaluation of the internal audit activity through auditee’s
perception which can help management to come to the decision to increase the
quality of the Internal Supervisory Unit as the Internal Auditor of Sebelas Maret
University.The result of the research shows that the auditee has good perception
to the Internal Supervisory Unit function as the Internal Auditor of Sebelas Maret
University, viewed from its independence, competence, performance of audit,
and added-value. Although it has some shortages in terms of audit planning
process, coverage of audit, and intensity of accompaniment to the auditee.
Keywords: Perception, Auditee, Internal Audit Function, Internal Audit
Supervisory, UNS

LATAR BELAKANG
Audit internal merupakan suatu proses dan tata kelola. Standar Internasional
yang dilakukan oleh bagian dari organisasi Praktik Profesional Audit Internal (SIPPAI)
yang bersif at independen untuk yang disusun oleh The Institute of Internal
mengevaluasi setiap aktivitas di dalam Auditors melengkapi standar audit yang
organisasi (Hadiwijoyo, 2012). Segala berasal dari organisasi-organisasi akuntansi
aktivitas audit internal diupayakan untuk lainnya, seperti independensi, perencanaan,
membantu manajemen dalam hal dan kompetensi.
penyediaan informasi melalui pendekatan Audit internal tidak hanya dilaksanakan
yang sistematik sehingga dapat pada perusahaan, tetapi juga dilaksanakan
memberikan nilai tambah bagi organisasi pada institusi pendidikan seperti pada tingkat
dari sisi manajemen risiko, pengendalian, perguruan tinggi.Program pendidikan tinggi

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018 1


-JU
PERSEPSI AUDITEE TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI SATUAN PENGAWAS INTERNAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

di Indonesia terus berkembang dengan Tahun 2014 tentang Pedoman Statuta dan
semakin banyaknya jumlah perguruan tinggi. Organisasi Perguruan Tinggi.
Menurut data statistik dari Kementerian Hadiwijoyo (2012) menyebutkan bahwa
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi audit internal yang dibentuk pada universi-
(Kemenristekdikti), jumlah perguruan tinggi tas merupakan suatu proses guna menguji
negeri (PTN) di Indonesia saat ini sebanyak dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan untuk
376 unit dan jumlah perguruan tinggi swasta membantu pencapaian efektivitas, serta
mencapai 4.124 unit (Kemenristekdikti, menyediakan sarana analisis, penilaian,
2017). Otonomi perguruan tinggi mem- rekomendasi, nasihat, dan informasi
berikan konsekuensi bagi perguruan tinggi sehubungan dengan aktivitas yang diaudit
untuk memenuhi tata kelola pendidikan dalam universitas. Oleh karena itu, pada
yang baik menuju tata kelola universitas perkembangannya, dibentuk SPI di tingkat
yang baik.Melalui tata kelola yang baik, universitas, seperti SPI Universitas Sebelas
kepercayaan dan partisipasi publik terhadap Maret (UNS).
peran perguruan tinggi diharapkan akan
Keberadaan SPI UNS dilatarbelakangi
meningkat.Oleh karena itu, perguruan tinggi
ketika pada tahun 2004 muncul rencana
harus membangun tata kelola yang baik
perubahan status UNS dari PTN menjadi
ditandai dengan prinsip transparansi,
Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik
kemandirian, akuntabilitas, dan per-
Negara (PTBHMN). Perguruan tinggi yang
tanggungjawaban (Jalal dan Supriadi, 2005). berstatus PTBHMN diwajibkan memiliki
Salah satu perangkat untuk mencapai audit internal dalam rangka mencapai tata
sistem pengawasan atas kegiatan yang kelola yang baik. SPI UNS secara resmi
dilakukan pihak manajemen universitas dibentuk pada tahun 2006. Dalam persiapan
adalah audit internal atau Satuan Pengawas menuju PTBHMN, terjadi pergeseran
Internal (SPI). SPI menurut Peraturan peraturan, yaitu perubahan bentuk menjadi
Menteri Pendidikan Nasional Republik Badan Layanan Umum (BLU). Berdasarkan
Indonesia Nomor 47 Tahun 2011 Pasal 1 (2) Keputusan Menteri Keuangan No.52/
adalah satuan yang dibentuk untuk membantu KMK.05/2009 tertanggal 27 Februari 2009,
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas UNS dinyatakan sebagai salah satu dari
unit kerja di lingkungan Kementerian beberapa PTN di Indonesia yang berubah
Pendidikan Nasional. Keberadaan SPI statusnya menjadi BLU. Hingga saat ini,
secara menyeluruh diatur dalam Peraturan UNS masih berstatus BLU. Meski demikian,
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indo- UNS kini tengah bersiap menuju status
nesia Nomor 47 Tahun 2011 tentang Satuan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum
Pengawasan Intern di Lingkungan (PTNBH) pada tahun 2018.
Kementerian Pendidikan Nasional, Peraturan UNS berupaya mengoptimalkan fungsi
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 SPI di lingkup internal universitas. SPI UNS
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan diharapkan mampu menilai kinerja univer-
Badan Layanan Umum, Peraturan Menteri sitas dengan independen dan memberikan
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indo- penilaian objektif yang dapat meningkatkan
nesia Nomor 88 Tahun 2014 tentang mutu pelayanan universitas.SPI UNS
Perubahan Perguruan Tinggi Negeri Menjadi menetapkan sasaran menurut kondisi yang
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, dan ada karena kondisi dan pemahaman
Peraturan Menteri Pendidikan dan auditee di setiap divisi, unit bisnis, dan uni-
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 139 versitas secara keseluruhan di UNS

2 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018


MAHANANI ABQORY & ABDUL HALIM

berbeda-beda. Ketika auditee SPI UNS sebagai auditor internal di lingkup


menganggap bahwa audit internal yang universitas.Laporan keuangan UNS sejak
dilakukan sama dengan audit eksternal, tahun 2009 telah mendapatkan opini audit
akan mengakibatkan timbulnya “jarak” Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari
antara auditee dengan auditor internal, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal ini
sehingga apa yang dilakukan oleh SPI UNS mengindikasikan adanya sumbangsih SPI
tidak dapat menjangkau auditee UNS dalam mendukung upaya pencapaian
sepenuhnya. Hal ini akan berpengaruh opini W TP dari BPK, melalui fungsi
terhadap kualitas audit dan tindak lanjut hasil pengawasan internal yang baik.
temuan. Di sisi lain, berdasarkan hasil wawancara
Samelson, dkk (2006) menyebut bahwa pendahuluan dengan Sekretaris SPI UNS,
terdapat hubungan positif antara atribut diperoleh informasi bahwa saat ini fungsi
kualitas audit dengan kepuasan auditee. audit internal dinilai belum optimal. Ada
Kualitas audit yang baik akan memberikan beberapa penyebab yang dikemukakan.
dampak kepuasan bagi auditee. Kualitas Pertama, sebagian besar personel
audit penting untuk pemegang kepentingan memegang jabatan rangkap, yaitu sebagai
internal dan eksternal, sedangkan kepuasan dosen sekaligus sebagai auditor. Hal ini
auditee lebih memusatkan pada profesi membuat independensi auditor SPI UNS
akuntansi itu sendiri. Auditee akan terkesan perlu dipertanyakan mengingat auditor
dan merespons atas apa yang dialami berasal dari unit kerja yang juga menjadi
termasuk dalam hal pengomunikasian hasil objek audit. Kedua, keterbatasan sumber
audit/pemeriksaan. Nilai yang dirasakan daya manusia (auditor) sehingga proses
atas kualitas jasa audit akan terkait dengan perencanaan audit menjadi terkendala.
harapan yang melekat pada diri auditee dan Keterbatasan ini berimbas pada kinerja au-
menimbulkan kepuasan auditee. dit terutama dari sisi perencanaan audit
(waktu audit) dan proses audit yang
Pengukuran kepuasan auditee terhadap dilakukan. Dalam kesempatan lain,
pelaksanaan fungsi audit internal dari wawancara pendahuluan juga dilakukan
persepsi auditee merupakan salah satu dengan salah satu Staf Akuntansi dan
upaya untuk mengetahui kualitas jasa audit Pelaporan Keuangan UNS selaku auditee
yang diberikan oleh auditor. Proses maupun SPI UNS. Dari hasil wawancara, diperoleh
hasil audit internal diharapkan tidak menjadi informasi bahwa sering terjadi kendala
“sesuatu” yang dipersepsikan membebani dalam pengomunikasian temuan audit,
auditee. Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan terutama mengenai perbedaan persepsi
perbaikan sesuai rekomendasi temuan antara teori dengan praktik di lapangan. Hal
audit internal. Jika temuan hasil audit inter- ini mengindikasikan adanya permasalahan
nal menjadi hal yang membebani auditee, dari aspek kompetensi auditor terutama
dikhawatirkan akan menimbulkan dampak dalam hal pengetahuan dan pemahaman
psikologis bagi auditee yang akhirnya auditor, serta kemampuan komunikasi
berdampak pada kegagalan implementasi. auditor. Selain itu, waktu pelaksanaan audit
SPI UNS telah berdiri sejak tahun 2006 terkadang kurang terencana dengan baik
dengan segala tugas dan tanggung jawab karena laporan keuangan belum terselesai-
yang dilekatkan sebagai salah satu kan tepat waktu. Nilai tambah yang diberikan
perangkat untuk mewujudkan tata kelola auditor SPI UNS seperti pendampingan
universitas yang baik. Begitu krusialnya terhadap auditee pun masih dianggap
peran SPI UNS untuk menjalankan fungsi kurang intens.

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018 3


-JU
PERSEPSI AUDITEE TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI SATUAN PENGAWAS INTERNAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Pelaksanaan audit internal tentu menyadari dan mengerti tentang apa yang
memerlukan dukungan dan penerimaan dari diinderakan sesuai kesadaran logis.
auditee, tetapi belum ada studi yang meneliti
tentang persepsi auditee terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi
pelaksanaan fungsi audit internal yang Persepsi
dijalankan oleh SPI UNS selama ini. Indikasi Faktor yang mempengaruhi persepsi
permasalahan yang terungkap melalui terdiri atas dua macam, yaitu faktor inter-
wawancara pendahuluan meliputi masalah nal dan faktor eksternal (Walgito, 2003).
independensi, kompetensi, kinerja audit, dan Faktor internal merujuk pada faktor individu
nilai tambah auditor SPI UNS. Oleh karena itu sendiri. Apa yang ada dalam diri individu
itu, penelitian ini akan menekankan pada akan mempengaruhi individu tersebut
persepsi auditee terhadap pelaksanaan dalam berpersepsi, sedangkan faktor
audit internal ditinjau dari independensi, eksternal adalah faktor stimulus itu sendiri
kompetensi, kinerja audit, dan nilai tambah. dan faktor lingkungan tempat persepsi itu
berlangsung. Feldman (2009) mengemuka-
TELAAH LITERATUR kan bahwa informasi yang pertama kali
Pengertian Persepsi diperoleh akan mempengaruhi pembentukan
Chaplin (2006) mendefinisikan persepsi persepsi. Pengalaman pertama yang tidak
sebagai proses atau hasil menjadi paham menyenangkan akan mempengaruhi
atas keberadaan objek, hubungan, dan pembentukan persepsi seseorang. Namun
kejadian yang diperoleh atas kepemilikan demikian, seseorang menghadapi stimulus
indera, yang mampu membuat makhluk yang senantiasa berubah, sehingga
hidup bisa mengorganisasi dan mengin- persepsi dapat berubah sesuai stimulus
terpretasi stimulus yang diterima menjadi yang diterima.
pengetahuan yang berarti. Walgito (2003)
Bias dalam Persepsi
mendefinisikan persepsi sebagai proses
penginterpretasian terhadap stimulus yang Sumber yang menyebabkan terjadinya
diterima oleh organisme atau individu bias persepsi menurut Baron dan Byrne
sehingga merupakan sesuatu yang berarti (1994) adalah sebagai berikut:
dan merupakan aktivitas yang terintegrasi 1. The fundamental attribution error
dalam diri individu. Melalui persepsi, individu Kesalahan ini disebabkan oleh individu
dapat menyadari dan mengerti tentang sangat menekankan pada faktor inter-
keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya nal dalam melihat perilaku seseorang.
dan tentang keadaan dirinya sendiri.
Sarwono (2009) berpendapat seseorang 2. The actor-observer effect
bisa saja memiliki persepsi yang berbeda Sumber bias ini muncul ketika
walaupun objeknya sama. Hal ini dapat seseorang memersepsikan orang lain
terjadi karena adanya perbedaan dalam hal disebabkan oleh faktor internal,
sistem nilai dan ciri kepribadian individu sedangkan perilaku dirinya sendiri
yang bersangkutan. disebabkan oleh faktor eksternal.
Dalam penelitian ini, persepsi auditee 3. The self-serving bias
merujuk pada pemahaman individu dalam Sumber bias ini terjadi ketika seseorang
mengorganisasikan dan menginterpretasi- memandang atau mengasumsikan
kan mengenai fungsi audit internal yang bahwa dirinya itu tidak dapat berbuat
dijalankan SPI di UNS sehingga responden salah. Bila seseorang mengalami

4 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018


MAHANANI ABQORY & ABDUL HALIM

keberuntungan, orang tersebut menyata- Audit Internal di Perguruan Tinggi


kan bahwa hal itu disebabkan oleh faktor Laporan keuangan yang disusun oleh
internal diri. Sebaliknya, jika seseorang perguruan tinggi tentunya harus diberikan
mengalami kegagalan, orang tersebut jaminan keyakinan yang memadai melalui
menganggap bahwa hal itu disebabkan audit. Audit dapat dilakukan oleh lembaga
olehfaktor eksternal (di luar diri). eksternal (BPK dan sejenisnya) maupun in-
Konsep Audit Internal ternal (auditor internal perguruan tinggi).
Hadiwijoyo (2012) mengungkapkan bahwa
The Institute of Internal Auditors (2017)
audit internal yang dibentuk pada perguruan
mendefinisikan audit internal sebagai suatu
tinggi merupakan suatu proses guna
aktivitas independen, objektif, memberikan
menguji dan mengevaluasi kegiatan-
jaminan keyakinan, serta konsultasi yang
kegiatan untuk membantu pencapaian
dirancang untuk memberikan nilai tambah
efektivitas, serta menyediakan sarana
dan meningkatkan kegiatan operasi
analisis, penilaian, rekomendasi, nasihat,
organisasi. Audit internal membantu
dan informasi sehubungan dengan aktivitas
organisasi mencapai tujuannya dengan
yang diaudit dalam perguruan tinggi. Tanpa
cara memberikan suatu pendekatan ilmu
adanya fungsi audit internal ini, setiap bagian
yang sistematis untuk mengevaluasi dan
yang ada di universitas akan kesulitan untuk
meningkatkan efektivitas manajemen risiko,
memperoleh informasi internal yang
pengendalian, dan proses tata kelola.
independen mengenai kinerja perguruan
Pelaksanaan audit internal dilakukan tinggi.
secara independen dan objektif, artinya
Fungsi audit internal di perguruan tinggi
tidak dapat dipengaruhi oleh pihak manapun
dijalankan oleh SPI. Hal ini telah diatur dalam
dan tidak dapat dilibatkan dalam pelak-
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
sanaan kegiatan yang diaudit. Dengan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2011
begitu audit yang dilaksanakan akan
tentang Satuan Pengawasan Intern di
menghasilkan informasi yang dapat
Lingkungan Kementerian Pendidikan
diandalkan oleh para pengguna. Audit Nasional. SPI dibentuk untuk membantu
internal menyediakan informasi tentang
penyelenggaraan pengawasan pelaksanaan
kelengkapan dan keefektifan sistem
tugas unit kerja di lingkungan Kemenristek-
pengendalian internal organisasi dan dikti, termasuk pada perguruan tinggi.
kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang
ditugaskan (Tugiman, 2006). Jamal Wiwoho selaku Inspektur Jenderal
Kemenristekdikti menyampaikan efektivitas
Mulyadi (2002) mengemukakan bahwa
pengawasan internal di perguruan tinggi
tugas audit internal adalah menyelidiki dan melalui pemberdayaan SPI. Pengawasan
menilai pengendalian internal dan efisiensi
internal berperan penting dalam membantu
pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi.
manajemen mengendalikan dan memasti-
Audit internal berfungsi menyediakan jasa kan keberhasilan kegiatan organisasi. Selain
analisis dan evaluasi serta memberikan
itu juga menciptakan pengawasan melekat,
keyakinan, rekomendasi, dan informasi lain
menutupi kelemahan dan keterbatasan
kepada manajemen, dewan komisaris, personel, serta mengurangi kemungkinan
maupun pihak lain yang setara dengan
terjadinya kesalahan dan kecurangan
wewenang dan tanggung jawabnya.
(Wiwoho, 2015).

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018 5


-JU
PERSEPSI AUDITEE TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI SATUAN PENGAWAS INTERNAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Penelitian Terdahulu penyempurnaan agar sesuai dengan


Djati, dkk. (2016)menguji pengaruh SIPPAI.
perencanaan audit, pekerjaan lapangan
METODE PENELITIAN
audit, pelaporan audit, tindak lanjut atas
temuan audit, kompetensi tim auditor, dan Desain Penelitian
independensi tim auditor terhadap kualitas Penelitian ini merupakan penelitian
audit internal di Kementerian Keuangan kualitatif.Hasil penelitian hanya untuk
Republik Indonesia. Hasilnya menunjukkan memberi gambaran tentang keadaan yang
bahwa dari persepsi auditee, kualitas internal sebenarnya mengenai objek yang diteliti
audit hanya dipengaruhi oleh perencanaan (Creswell, 2014). Penelitian kualitatif tidak
audit, pekerjaan lapangan audit, dan menekankan pada generalisasi, tetapi lebih
kompetensi tim auditor. menekankan pada makna (Sugiyono,
Hasan, dkk (2013)membahas persepsi 2012). Penelitian ini menggunakan strategi
auditee terhadap evaluasi eksternal dalam studi kasus untuk mengungkap fenomena
penggunaan sumber daya oleh otoritas audit internal di UNS.
lokal di Inggris tahun 2002-2009. Persepsi
auditee (senior finance officer) diteliti melalui Jenis Data
kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian Penelitian ini menggunakan data primer
menyimpulkan bahwa peran auditee yang diperoleh melalui kuesioner dan
memiliki pengaruh signifikan dalam sistem wawancarakepada pihak terkait (auditee
evaluasi eksternal. SPI UNS). Data dari kuesioner dalam
Penelitian Hadiwijoyo (2012) meng- penelitian ini bukan untuk menguji hipotesis
analisis f ungsi audit internal dalam atau teori yang dianalisis dengan teknik
organisasi dari persepsi auditee dengan statistik, melainkan digunakan sebagai
melakukan studi kasus pada Satuan Audit pendukung untuk memahami pelaksanaan
Internal (SAI) di Universitas Gadjah Mada fungsi audit internal di UNS dari persepsi
(UGM). Penelitian ini fokus pada aspek auditee. Penelitian ini juga menggunakan
independensi, kompetensi, kinerja audit, dan data sekunder berupa dokumen yang
nilai tambah yang dimiliki oleh SAI UGM. berkaitan dengan SPI UNS.
Hasilnya menunjukkan bahwa SAI UGM
Teknik Pengumpulan Data
sudah menjalankan tugas sesuai dengan
SIPPAIThe Institute of Internal Auditors, Teknik pengumpulan data yang
meliputi keempat aspek tersebut. digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, kuesioner, dan dokumentasi.
Zamzami (2009) dalam penelitiannya
Kuesioner dibagikan kepada seluruh
membahas penerapan SIPPAI yang
auditee yang berhubungan langsung
dikeluarkan oleh The Institute of Internal
dengan pengelolaan keuangan dan aset
Auditors. Penelitian ini dilakukan pada SAI
UNS yang berasal dari 25 unit kerja.
UGM. Zamzami (2009) menganalisis
Kuesioner diadopsi dari Qlient Survey Ques-
pemenuhan butir-butir yang ditetapkan
tions yang diterbitkan oleh The Institute of
dalam SIPPAI yang dikeluarkan oleh The
Internal Auditors (2011) dan dari penelitian
Institute of Internal Auditors. Hasilnya
Hadiwijoyo (2012) dengan beberapa
menunjukkan bahwa masih terdapat
penyesuaian.
beberapa butir penerapan standar SAI UGM
yang masih belum sesuai dengan SIPPAI Wawancara tatap muka dilakukan
sehingga masih diperlukan beberapa dengan bantuan pedoman pertanyaan yang

6 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018


MAHANANI ABQORY & ABDUL HALIM

diadopsi dari Qlient Survey Questions Pada penelitian ini, data dikategorisasi
diterbitkan The Institute of Internal Auditors menggunakan empat tema, yaitu independensi,
(2011) dan dari penelitian Purwantiningsih kompetensi, kinerja audit, dan nilai tambah.
(2015). Wawancara dilakukan terhadap Masing-masing tema dikategorikan ke dalam
pengelola/pejabat/staf yang menjadi objek subtema (kode) seperti disajikan dalam
pemeriksaan atau pengawasan oleh SPI Tabel 1 di atas.
UNS, khususnya yang secara langsung
mengelola urusan keuangan dan aset Pengujian Validitas dan Reliabilitas
UNS.Dokumentasi dilakukan dengan Data Kualitatif
mengumpulkan dan mempelajari data dan Pengujian keabsahan data dalam
informasi yang relevandiantaranya struktur penelitian inimenggunakan jenis pengujian
organisasi, profil anggota, piagam audit, merujuk pada Creswell (2014) sebagai
surat penugasan audit, Standard Operating berikut:
Procedures (SOP) audit, kertas kerja
pemeriksaan audit, kertas temuan audit, a. Uji Validitas
daftar agenda audit, dan sebagainya. Penelitian ini akan menggunakan teknik
triangulasi dan member checking untuk
Teknik Analisis Data menguji validitas data.Teknik triangulasi
Teknik analisis data yang digunakan dilakukan dengan cara membandingkan
merujuk pada Creswell (2014): data yang dihasilkan dari wawancara
dengan data yang diperoleh melalui cara/
a. Mengolah dan mempersiapkan data
teknik lainnya yaitu kuesioner atau
untuk dianalisis;
dokumentasi. Sedangkan member
b. Membaca keseluruhan data; checking merupakan proses pengecekan
c. Menganalisis,melakukan coding data yang diperoleh peneliti kepada pihak
data; pemberi data dengan tujuan agar
d. Menyajikan narasi data; informasi yang diperoleh sesuai dengan
e. Membuat interpretasi/memaknai apa yang dimaksud informan (akurat).
data. b. Uji Reliabilitas
Tabel 1.Tema dan Subtema (Kode) untuk
Penyajian Data
Uji reliabilitas dalam penelitian ini akan
No. Tema Subtema (Kode) dilakukan dengan mendokumentasikan
1. Independensi Independensi sebanyak mungkin langkah-langkah
2. Kompetensi Pengetahuan dan
pemahaman
dalam prosedur penelitian. Selain itu,
Keterampilan melakukan pengecekan kembali hasil
komunikasi
Kemampuan
transkripsi wawancara maupun kode-
melakukan audit kode yang diberikan selama proses
3. Kinerja Audit Waktu audit
Jenis audit
coding.
Proses audit
Nilai penting audit
HASIL PENELITIAN
4. Nilai Tambah Nilai penting
laporan audit Hasil penelitian diperoleh melalui
Umpan balik
Dampak terhadap wawancara, kuesioner, dan dokumen terkait.
tata kelola
Konsultasi dan Persepsi auditee terhadap auditor SPI
harapan
Usulan peningkatan
UNS tersusun atas persepsi terhadap
kualitas audit independensi auditor, persepsi terhadap
internal
kompetensi auditor, persepsi terhadap

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018 7


-JU
PERSEPSI AUDITEE TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI SATUAN PENGAWAS INTERNAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

kinerja auditor, dan persepsi terhadap nilai audit dengan baik, didukung dengan hasil
tambah yang diberikan auditor. inspeksi terhadap dokumen terkait.
Meskipun demikian, masih ada catatan
Persepsi Auditee terhadap
kekurangan terkait kompetensi auditor
Independensi Auditor
seperti yang telah dijabarkan di atas.
Dari hasil analisis diketahui bahwa Indikasi permasalahan di awal yaitu sering
persepsi auditee terhadap independensi terjadi kendala dalam pengomunikasian
auditor SPI UNS tergolong baik, didukung temuan audit, terutama mengenai
dari hasil wawancara, jawaban kuesioner, perbedaan persepsi antara teori dengan
dan inspeksi dokumen terkait. Indikasi praktik di lapangan dialami olehauditee.
permasalahan di awal adalah hampir Permasalahan ini menunjukkan bahwa
seluruh personel SPI UNS memegang meskipun keterampilan komunikasi auditor
jabatan rangkap, yaitu sebagai dosen kepada auditee dianggap sudah baik secara
sekaligus sebagai auditor internal. Hal ini umum, tetapi dalam hal pengomunikasian
membuat independensi auditor SPI temuan audit, terkadang masih terjadi
dipertanyakan mengingat auditor berasal perbedaan persepsi antara auditor dengan
dari unit kerja yang juga menjadi objek audit. auditee. Jika hal ini terus dibiarkan tanpa ada
Indikasi permasalahan ini terbantahkan solusi, maka tidak menutup kemungkinan
dengan adanya ketentuan auditor saling lambat laun persepsi auditee terhadap
silangsehingga auditor SPI tidak akan kompetensi auditor dalam aspek
ditugaskan untuk mengaudit di fakultas asal keterampilan komunikasi akan menjadi
auditor tersebut, melainkan di fakultas atau kurang baik, sehingga auditor SPI UNS
unit lainnya.Namun demikian, SPI UNS berisiko tidak dapat memenuhi salah satu
harus terus mengupayakan konsistensi standar internasional praktik profesional
penerapan ketentuan penugasan saling audit internal yang berlaku.
silang ini agar dapat terus menjaga
independence on appearance, di samping Persepsi Auditee terhadap Kinerja
independence on fact, sesuai dengan Auditor
konsep independensi menurut AICPA. Persepsi auditee terhadap kinerja auditor
Dengan begitu, tidak ada lagi auditee yang SPI UNS tergolong cukup baik, dengan
memersepsikan auditor kurang independen beberapa catatan kekurangan. Aspek
hanya karena melakukan audit pada eks- proses audit dan nilai penting aktivitas audit
unit kerja yang pernah dijabat oleh auditor yang dilakukan sudah dipandang baik oleh
tersebut. auditee dan sesuai dengan apa yang
tercantum dalam dokumen SOP audit.
Persepsi Auditee terhadap Aspek yang perlu diperhatikan yaitu dari sisi
Kompetensi Auditor penjadwalan atau perencanaan audit dan
Berdasarkan hasil analisi nampak jenis audit yang dilakukan. Frekuensi audit
bahwa persepsi auditee terhadap yang dilakukan SPI UNS masih belum
kompetensi auditor SPI UNS tergolong baik. seragam dan terkadang bersamaan atau
Sebagian besar auditee mengakui bahwa hampir bersamaan dengan jadwal audit dari
auditor SPI UNS memiliki pengetahuan dan auditor lain (BPK, KAP, dan sebagainya).
pemahaman yang baik mengenai Terdapat beberapa unit kerja yang diaudit 2
lingkungan kerja auditee, memiliki kali dalam setahun, 1 kali dalam setahun,
keterampilan komunikasi yang baik, dan atau tidak menentu. Selain itu, durasi audit
memiliki kemampuan teknis melakukan yang dilakukan juga belum memadai

8 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018


MAHANANI ABQORY & ABDUL HALIM

sehingga dapat berisiko pada kualitas menerapkan ketentuan auditor saling


audit. Untuk aspek jenis audit, auditor SPI silang sehingga auditor SPI tidak akan
UNS masih fokus pada audit keuangan dan ditugaskan untuk mengaudit di fakultas
kepatuhan saja. Sedangkan audit operasional/ asal auditor tersebut, melainkan di
kinerja belum dilakukan secara mendalam/ fakultas atau unit lainnya. Hal ini
merata oleh SPI UNS. mendukung konsep independensi
menurut AICPA yaitu independence on
Persepsi Auditee terhadap Nilai
appearance dan independence on fact.
Tambah Auditor
2. Kompetensi
Dari hasil analisis nampak bahwa
Persepsi auditee terhadap kompetensi
sebagian besar responden merasa puas
auditor SPI UNS secara umum
atas nilai tambah yang mereka peroleh dari
tergolong baik. Auditor SPI UNS
kehadiran auditor SPI UNS. Meskipun
dipandang mampu memahami ling-
demikian, masih ada responden yang
kungan kerja auditee dengan baik,
memiliki persepsi bahwa pendampingan
mampu berkomunikasi dengan baik,
yang dilakukan auditor SPI UNS terhadap
dan mampu melakukan audit dengan
auditee masih kurang intens. Penyebab
baik sesuai ketentuan. Meskipun
utamanya yaitu karena auditor SPI UNS
demikian, masih ada catatan kekurangan
memiliki tugas utama sebagai dosen,
terkait kompetensi auditor, yaitu terjadi
sehingga tugas sebagai auditor hanya
kendala dalam pengomunikasian
terbatas pada waktu pelaksanaan audit
temuan audit, terutama mengenai
yang sudah direncanakan atau dijadwalkan
perbedaan persepsi antara teori dengan
sebelumnya. Jadwal audit tersebut memiliki
praktik di lapangan yang dialami oleh
durasi yang sangat terbatas, sehingga
auditee.
auditor SPI UNS lebih fokus pada aktivitas
audit saja. Hal ini mendukung indikasi 3. Kinerja audit
permasalahan di awal yang mengungkap Persepsi auditee terhadap kinerja audi-
bahwa pendampingan yang dilakukan tor SPI UNS secara umum tergolong
auditor SPI UNS terhadap auditee masih cukup baik. Aktivitas audit yang
kurang intens. dilakukan oleh auditor SPI UNS
dianggap sangat penting bagi auditee.
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN Auditor SPI UNS dinilai sudah cukup baik
REKOMENDASI dalam hal proses audit yang dilakukan,
Simpulan waktu audit, dan jenis audit, tetapi untuk
jadwal waktu pelaksanaan audit belum
Berdasarkan temuan dan analisis yang
seragam frekuensinya dan terkadang
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai
bersamaan atau hampir bersamaan
berikut sebagai berikut:
dengan audit dari auditor lain. Durasi
1. Independensi audit juga cenderung belum memadai
Persepsi auditee terhadap independensi sehingga dapat berisiko pada kualitas
auditor SPI UNS secara umum audit. Dari aspek jenis audit, auditor SPI
tergolong baik. Auditor SPI UNS mampu UNS masih fokus pada audit keuangan
menjaga dan menjunjung tinggi dan kepatuhan, sedangkan audit
independensi dalam menjalankan tugas operasional menyangkut efisiensi dan
dan fungsinya sebagai auditor internal efektivitas unit kerja belum dilakukan
di lingkup UNS. SPI UNS juga secara mendalam/merata oleh SPI UNS.

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018 9


-JU
PERSEPSI AUDITEE TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI SATUAN PENGAWAS INTERNAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

4. Nilai tambah 1. UNS sebaiknya menjajaki kemungkinan


Persepsi auditee terhadap nilai tambah mengangkat tim auditor SPI yang
yang diberikan auditor SPI UNS secara terpisah dari tugas dosen. Artinya,
umum tergolong baik. Auditor SPI UNS a ud i t or SPI UNS merupakan tim
dipandang mampu memberikan nilai independen dan menjalankan tugas
tambah bagi unit kerja auditee, tetapi pokok sebagai auditor internal, tanpa
pendampingan yang dilakukan auditor dibebani dengan tugas sebagai dosen.
SPI UNS terhadap auditee masih kurang Hal ini dimaksudkan agar auditor SPI
intens karena terbatasnya sumber daya UNS terlihat lebih independen dan waktu
manusia (auditor) dan durasi untuk pelaksanaan audit dapat lebih efektif
melakukan audit. sehingga hasilnya diharapkan lebih op-
timal. Selama ini jadwal auditor SPI UNS
Dengan demikian, secara umum
untuk melakukan audit terkadang masih
auditee memiliki persepsi yang baik
terbentur dengan jadwal mengajar atau
terhadap pelaksanaan fungsi SPI UNS
aktivitas lain dalam tugasnya sebagai
dalam aspek independensi, kompetensi,
dosen.
kinerja audit, dan nilai tambah, meski
dengan beberapa catatan yang masih 2. Auditor SPI UNS dan auditee sebaiknya
menjadi kendala bagi auditee dan auditor menyamakan persepsi dalam memahami
SPI UNS. suatu ketentuan atau peraturan agar
dalam penerapannya tidak akan
Keterbatasan berbeda-beda pandangan, sehingga
tidak menimbulkan masalah komunikasi
Penelitian ini hanya sebatas mendes-
antara auditor dengan auditee.
kripsikan tentang pelaksanaan fungsi audit
internal yang dijalankan oleh SPI UNS dari 3. Jadwal pelaksanaan audit oleh SPI UNS
sudut pandang atau persepsi auditee. di seluruh unit kerja sebaiknya
Inspeksi terhadap aktivitas maupun memperhatikan pula jadwal audit yang
dokumen terkait sebagai upaya untuk dilakukan oleh auditor eksternal agar
mendapatkan data yang lebih objektif masih waktu pelaksanaan audit tidak
sangat terbatas. Oleh karena itu, tidak bertabrakan atau berjarak terlalu dekat.
menutup kemungkinan bahwa hasil 4. Audit operasional yang dilakukan oleh
penelitian ini memiliki bias subjektivitas dari SPI UNS sebaiknya diperluas jangkauan-
auditee. nya dan dilakukan merata di seluruh unit
Di samping itu, pengumpulan data kerja agar dapat dijadikan evaluasi
dalam penelitian ini hanya dapat dilakukan bersama terkait efisiensi dan efektivitas
terhadap 16 unit kerja dari total 25 unit kerja organisasi UNS. Selain itu, sebaiknya
yang ada di lingkungan UNS. Jika penelitian SPI UNS lebih memprioritaskan untuk
ini dilakukan pada seluruh unit kerja, maka melakukan pendampingan/pembinaan
kemungkinan data yang diperoleh lebih kepada auditee dan mengadakan
representatif, sehingga hasil penelitian ini sosialisasi mengenai penyusunan
dapat digeneralisasi dengan lebih baik laporan keuangan yang baik, daripada
melakukan audit/review keuangan.
Rekomendasi Audit/ review keuangan seharusnya
diserahkan sepenuhnya kepada auditor
Rekomendasi kepada SPI UNS dan
eksternal. Jika auditor internal juga
manajemen UNS berdasarkan hasil
melakukan audit/review keuangan, akan
penelitian sebagai berikut:

10 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018


MAHANANI ABQORY & ABDUL HALIM

terjadi overlapping dan pemborosan dilakukan di unit kerjanya sehingga


karena pada dasarnya audit keuangan memahami apa yang harus dilakukan
sudah menjadi tugas auditor eksternal. untuk perbaikan ke depan.
5. Laporan hasil audit secara tertulis perlu 6. Auditor SPI UNS sebaiknya menambah
diinformasikan/disosialisasikan ke intensitas pendampingan terhadap
setiap auditee di masing-masing unit auditee, khususnya pada saat proses
kerja, dimulai dari pimpinan unit kerja penyusunan laporan keuangan. Hal ini
sampai dengan staf pengelola yang bertujuan agar ketika auditee menemui
terkait. Selain itu, meskipun tidak ada kendala dalam penyusunan laporan
temuan, auditee tetap perlu diberikan keuangan, auditee dapat lebih cepat
laporan hasil audit yang setidaknya menanyakan secara langsung kepada
menyatakan bahwa tidak terdapat auditor, sehingga diharapkan dapat
temuan audit. Hal ini bertujuan agar meminimalkan kesalahan teknis
auditee yang diperiksa mengetahui penyusunan laporan keuangan
bagaimana hasil dari proses audit yang sekaligus meminimalkan temuan audit.

REFERENSI
Baron, R.A. dan Byrne, D.E. (1994), Social Hasan, H.A. Hughes, J.F. Heald, D. Hodges,
Psychology: Understanding Human R. (2013), Auditee Perceptions of
Interaction, Boston: Alyn and Bacon External Evaluations of The Use of Re-
Inc. sources by Local Authorities, Journal
Chaplin, J.P. (2006), Kamus Lengkap of Financial Accountability & Manage-
Psikologi (terjemahan Kartono K), ment, 29(3).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Jalal, F. dan Supriadi, D. (2005), Reformasi
Creswell, J.W. (2014), Research Design: Pendidikan dalam Konteks Otonomi
Qualitative, Quantitative, and Mixed Daerah, Yogyakarta: Adicita Karya
Methods Approach, Edisi Ketiga. Cali- Nusa.
fornia: Sage. Kemenristekdikti (2017), Grafik Jumlah
Djati, K. Rahmawati, Payamta, Uzliawati, Perguruan Tinggi. Diakses pada 5 April
L. (2016), Auditor’s and Auditee’s Per- 2017. http://www.forlap.ristekdikti.
go.id/perguruantinggi/homegraphpt.
ception on the Internal Audit Quality.
Journal of Audit Financial, Vol.XIV Mulyadi (2002), Auditing. Buku 1. Jakarta:
No.11(143) Hlm.1246-1252. Salemba Empat.
Feldman, R.S. (2009), Understanding Psy- Purwantiningsih, S. (2015), Persepsi Auditee
chology, New York: McGraw-Hill. terhadap Pelaksanaan Fungsi Audit
Internal pada Perkumpulan Keluarga
Hadiwijoyo, R. (2012), Analisis Fungsi Au-
Berencana Indonesia, Yogyakarta:
dit Internal di dalam Organisasi dari
Tesis Magister Akuntansi FEB Univer-
Perspektif Auditee (Studi Kasus pada
sitas Gadjah Mada (tidak
Satuan Audit Internal di Universitas
dipublikasikan).
Gadjah Mada), Yogyakarta: Tesis
Magister Akuntansi FEB Universitas
Gadjah Mada (tidak dipublikasikan).

JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018 11


-JU
PERSEPSI AUDITEE TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI SATUAN PENGAWAS INTERNAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Republik Indonesia (2011), Peraturan Menteri Sarwono, S. (2009), Pengantar Psikologi


Pendidikan Nasional Republik Indone- Umum, Jakarta: Rajawali Press.
sia Nomor 47 Tahun 2011 tentang Sugiyono (2012), Metode Penelitian
Satuan Pengawasan Intern di Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Lingkungan Kementerian Pendidikan Bandung: Alfabeta.
Nasional.
The Institute of Internal Auditors (2011), Client
_______ (2012), Peraturan Pemerintah Survey Questions. Diakses pada 19
Republik Indonesia Nomor 74 Tahun Mei 2017, http://na.theiia.org/
2012 tentang Pengelolaan Keuangan PublicDocuments.
Badan Layanan Umum.
_______ (2016), The International Stan-
_______ (2012), Undang-undang Republik dards for the Professional Practice of
Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Internal Auditing. Diakses pada 19 Mei
tentang Pendidikan Tinggi. 2017. http://na.theiia.org/standards-
_______ (2014), Peraturan Menteri guidance/Pages/Standards-and-Guid-
Pendidikan dan Kebudayaan Republik ance-IPPF.aspx.
Indonesia Nomor 82 Tahun 2014 The Institute of Internal Auditors (2017), Defi-
tentang Organisasi dan Tata Kerja nition of Internal Auditing. Diakses pada
UNS. 19 Mei 2017. http://na.theiia.org/stan-
Republik Indonesia (2014), Peraturan dards-guidance/mandatory-guidance/
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Pages/ Definition-of-Internal-Auditing.
Republik Indonesia Nomor 88 Tahun aspx.
2014 tentang Perubahan Perguruan Tugiman, H. (2006), Standar Profesional
Tinggi Negeri Menjadi Perguruan Tinggi Audit Internal, Yogyakarta: Kanisius.
Negeri Badan Hukum.
Walgito, B. (2003), Psikologi Sosial: Suatu
_______ (2014), Peraturan Menteri Pengantar, Yogyakarta: Penerbit Andi.
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 139 Tahun 2014 Wiwoho, J. (2015). Efektivitas Pengawasan
tentang Pedoman Statuta dan Internal di PT melalui Pemberdayaan
Organisasi Perguruan Tinggi. SPI. Makalah. UNS. Surakarta. 13
Oktober 2015.
_______ (2015), Peraturan Rektor UNS
Nomor 753/UN27/HK/2015 tentang Zamzami, F. (2009), Analisis Penerapan
Kedudukan, Tugas, dan Kewenangan Standar Profesional Audit Internal:
SPI UNS. Studi Kasus UGM Yogyakarta: Tesis
Magister Akuntansi FEB Universitas
Samelson, D. Lowensohn, S. dan Johnson, Gadjah Mada (tidak dipublikasikan).
L.E. (2006), The Determinants of
Perceived Audit Quality and Auditee www.spi.uns.ac.id. Diakses 5 April 2017.
Satisfaction in Local Government, www.uns.ac.id. Diakses 5 April 2017
Journal of Public Budgeting, Accounting,
and Financial Management, 18(2):
139-166.

12 JURNAL KAJIAN BISNIS Vol. 26, No. 1, JANUARI 2018

Anda mungkin juga menyukai