Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH SISTEM INFORMASI TERHADAP

PENINGKATAN KINERJA PELAYANAN PUBLIK


(Survey Pada Pemerintah Daerah Karanganyar)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Tugas dan Syarat-


Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh :

M. Faiz Ristiawan
B 200 040 089

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2008
1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan yang mencolok selama beberapa dasa warsa menjelang

dimulainya abad ke-21 ditandai dengan semakin pentingnya informasi dan

pengolahan data di dalam banyak aspek kehidupan manusia. Semantara itu seiring

dengan lajunya gerak pembangunan, organisasi-organisasi publik maupun swasta

semakin banyak yang mampu memanfaatkan teknologi informasi baru yang dapat

menunjang efektifitas, produktifitas, dan efisiensi mereka. Perkembangan

teknologi informasi dalam hal ini teknologi komputer dapat menunjang

pengambilan keputusan di dalam organisasi-organisasi modern yang

memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dapat diselasaikan secara

tepat, akurat, dan efisien. Para manajer sekarang ini dituntut kemampuan mereka

untuk dapat memanfaatkan informasi yang membanjiri organisasi dan membuat

keputusan secara tepat berdasarkan informasi tersebut. Seperti yang dikemukakan

Bresford (2000) dalam Kaiman Turnip (2003) bahwa dalam globalisasi yang

sudah mulai bergulir, menuntut informasi tidak terkecuali pada birokrasi publik.

Pelayanan publik menurut Thaha ( 1994:14) dalam Falikhatun (2003)

merupakan suatu kegiatan yang harus mendahulukan kepentingan umum,

mempermudah urusan publik, mempersingkat waktu pelayanan, dan memberikan

kepuasan kepada publik. Seiring dengan diberlakukannnya otonomi daerah sejak

dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 Jo UU No. 32 Tahun 2004 yang memberi


2

hak dan kewenangan pada pemerintah daerah untuk mengukur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya serta dalam

menghadapi era perdagangan bebas, peranan administrasi pemerintahan dan

perijinan perkotaan menjadi sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan otonomi

daerah sangat ditentukan oleh kinerja administrasi pemerintahan dan perijinan,

karena masyarakat menilai baik buruknya otonomi daerah berdasarkan baik

buruknya administrasi dan perijinan. Sementara itu era perdagangan bebas dan

globalisasi juga menuntut tingkat kinerja administrasi pemerintahan dan perijinan

yang tinggi, karena administrasi pemeritahan dan perijinan akan sangat

mempengaruhi tingkat daya saing daerah dan juga produk-produk daerah yang

pada gilirannya akan sangat menentukan kinerja keuangan daerah atau Negara

(Ratminto, 2003). Beberapa studi menunjukkan bahwa akar permasalahan

administrasi pemerintahan dan perijinan kota adalah prosedur yang berbelit - belit

dan tidak transparan, sehingga konsep birokrasi lebih dikenal dan diartikan

sebagai suatu yang menyusahkan karena berbelit-belit, tidak efisien dan korup.

Oleh karena itu prosedur pemerintahan dan perijinan perkotaan adalah merupakan

salah satu hal yang harus dikelola secara lebih baik demi untuk meningkatkan

keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah dan memenangkan persaingan di era

globalisasi ini (Ratminto, 2003). Pemenuhan hak orang lain (masyarakat) yang

merupakan tujuan dari fungsi pelayanan publik harus terus ditingkatkan, baik dari

sisi kualitas maupun dari sisi kuantitas. Sisi kuantitas dapat dilakukan dengan

memperbanyak jumlah masyarakat yang dapat dilayani dan menambah waktu

pelayanan, sedangkan sisi kualitas dapat dikurangi dengan mengurangi kesalahan


3

pelayanan, mempercepat pelayanan, dan kemudahan pelayanan. Beberapa studi

dilakukan terkait dengan kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan publik.

Diantaranya dilakukan oleh Ratminto (2003) dengan melakukan survey kepuasan

pelangan di Unit Pelayanan Terpadu Perijinan Satu Atap (UPTPSAP) Kecamatan

Sleman, menyimpulkan bahwa pelayanan perizinan berjalan secara lambat yang

disebabkan karena panjangnya prosedur pelayanan dan berbelit-belit, tidak

transparan ditambah lagi dengan penilaian tentang kemampuan aparat yang masih

rendah, sehingga konsep birokrasi lebih dikenal dan diartikan sebagai seuatu yang

menyusahkan karena berbelit-belit, tidak efisien dan korup. Selain itu menurut

Dwiyanto (2001:1) dalamSabarudin (2002) hasil survey menunjukkan bahwa 59%

masyarakat pengguna pelayanan menilai pelayanan publik buruk. Dan masih

dijumpai berbagai bentuk patologi birokrasi seperti kelambatan dan sebagainya.

Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut dan upaya mengantisipasi

perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya

pemanfaatan teknologi informasi instansi pemerintah selaku penyelenggara

pelayanan publik menerapkan e-government (electronic government).

Pengembangan e-government merupakan upaya mengembangkan

penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam

meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisian (Instruksi

Presiden No.3 / 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional). Perkembangan

birokrasi selanjutnya akan mengacu pada knowledge and skill dengan kebutuhan

kerja tim. Oleh karena itu Team dan Information Technology merupakan 2 hal

yang sangat penting dalam pengembangan organisasi (Don Makin Susan. G, 1998
4

dalam Kaiman Turnip, 2003). Dengan Global Network, Sistem Informasi

Birokrasi, Sistem Informasi Manajemen, dalam pengambilan keputusan akan

bersifat terbuka dan transparan serta diakses oleh berbagai lapisan sehingga

informasi dapat menyebar merata.

Penerapan Teknologi khususnya sistem informasi akan membantu aparat

dalam melakukan pekerjaannya dengan cara mengurangi keterbatasan yang

dimilikinya (Alter, 1992 dalam Falikhatun, 2003). Namun sampai sejauh mana

pengaruh sistem informasi (terutama yang berbasis komputer) terhadap kinerja

seseorang masih perlu penyelidikan lebih lanjut. Hal ini disebabkan oleh kinerja

seseorang yang menggunakan sistem informasi berbasis komputer, dipengaruhi

oleh banyak faktor baik sistem informasi yang secara langsung maupun yang tidak

langsung. Penggunaan sistem informasi berbasis komputer diharapkan juga

meningkatkan kinerja karyawan (knowledge worker) Loudon, Loudon (1991)

dalam Haryanto (2002) menyatakan bahwa dengan menggunakan pendekatan

secara teknis dapat diketahui bahwa pelaksanaan sistem informasi yang baik

memerlukan koordinasi dari 3 komponen utama sistem informasi yaitu Faktor

Manusia, Teknologi, dan Organisasional. Sayangnya E-Net Government sesuai

dengan Instruksi Presiden No. 3 tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional, pengembangan e-government yang telah dirancang tidak dapat

memberikan layanan yang optimal. Penggunaan komputerisasi hanya dipandang

untuk mempercepat tanpa memberi dimensi baru yang menjanjikan dari sistem

informasi belum dirasakan sebagai penyelamat bagi suatu Organisasi (Lewin,

1997 dalam Kaiman Turnip 2003). Kecenderungan birokrasi publik menerapkan


5

e-government dalam sistem data pemerintahan patut diperhatikan dan menarik

untuk dikaji.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul

penelitian ”PENGARUH SISTEM INFORMASI TERHADAP

PENINGKATAN KINERJA PELAYANAN PUBLIK”.

(Survey Pada Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar).

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan suatu masalah, yaitu:

Apakah Sistem Informasi yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan

dan perijinan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pelayanan pemerintah.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan materi pelayanan publik, maka penulis

membatasi penelitian ini untuk pelayanan pemerintah dalam hal perijinan dan

pengambilan keputusan..

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh sistem informasi yang

digunakan dalam pengambilan keputusan dan perijinan terhadap peningkatan

kinerja pelayanan pemerintah.


6

E. Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur

bagi mahasiswa UMS dan pihak - pihak lain yang akan menyusun skripsi atau

melakukan penelitian yang sejenis dan dapat menambah wawasan yang lebih luas

mengenai kinerja pemerintah daerah khususnya dalam era Electronic Government

(e-government).

Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan

bagi pemerintah Kabupaten Karanganyar dalam meningkatkan kinerja pelayanan

pemerintahannya serta lebih menggiatkan pengembangan Electronic Government

(E-Government) menuju Good Governance.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian serta

sistematika penyusunan skripsi.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini teori - teori yang relevan dengan penelitian: memuat konsep

Electronic Government (e-government), pelayanan, sistem, informasi,

Sistem Informasi, Teknologi Informasi, Kinerja Pelayanan Publik.


7

BAB III: METODE PENELITIAN

Pada bab ini mengemukakan mengenai populasi, sampel dan metode

pengumpulan sampel, data dan sumber data, instrumen pengumpulan

data, varibel-variabel penelitian, difinisi operasional variabel serta modal

dan metode analisis data.

BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan gambaran umum subyek penelitian, hasil

analisis data dan pembahasannya.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisi simpulan, keterbatasan penelitian dan saran bagi

penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai