2. Rumusan Masalah
merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data
3. Tujuan Penelitian
merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperolah
setelah penelitian penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai/dituju dalam sebuah
penelitian
4. Tujuan Umum,
mengandung uraian garis besar sasaran akhir secara keseluruan yang akan dicapai
5. Tujuan khusus,
mengandung uraian secara rinci untuk mencapai tujuan umum.
6. Manfaat Penelitian
merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara
akurat.
7. Ruang lingkup
secara umum memiliki makna batasan. Dalam arti luas batasan ini bisa dalam bentuk
materi, variable yang diteliti, subjek, atau lokasi. Ruang lingkup bisa diartikan secara
lebih khusus pada materi atau hal tertentu. Dalam sebuah penelitian ruang lingkup bisa
berarti pembatasan variable yang digunakan, berapa banyak subjek yang akan diteliti,
luas lokasi penelitian, materi yang dikaji, dan sebagainya. adanya pembatasan atau ruang
lingkup dalam sebuah penelitian penting adanya karena akan mempengaruhi validitas
dari hasil penelitian itu sendiri.
8. Kerangka pemikiran
narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah
yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran
berisi: (1) Alur jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada
landasan teoretik dan atau hasil penelitian yang relevan. (2) Kerangka logika (logical
construct) yang mampu menunjukan dan menjelaskan masalah yang telah dirumuskan
dalam kerangka teori. (3) Model penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam
bentuk gambar atau model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan variabel
penelitian atau merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang digambarkan dalam
suatu model. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran ini terbentuklah hipotesis.
9. Anggapan Dasar
sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal yang
digunakan untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya
10. Hipotesis
Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir
yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Penelitian yang
merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada
penelitian kualitatif hipotesis tidak dirumuskan, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan
hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji dengan pendekatan kuantitatif.
Ciri-Ciri Hipotesis
Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik
Karakteristik Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa
hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-
variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
MENGUJI HIPOTESIS
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang
dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang
memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus
menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada
bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya,
karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang
diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi
seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi
penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.
11. Populasi
keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi
populasi atau study sensus (Sabar, 2007).
12. Sampel
sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara
representative dapat mewakili populasinya (Sabar,2007).
20. Pemahaman
Menurut Ernawati (2003: 8) pemahaman merupakan kemampuan menangkap pengertian-
pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan dalam bentuk
lain yang dapat dipahami, mampu memberikan interpretasi dan mampu
mengklasifikasikannya.
21. konsep
Sagala (2008: 71) menjelaskan bahwa konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau
sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk
pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori.
22. Pembelajaran
Teori Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru membentuk
tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi
hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap
latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement (penguatan).
Karena model tersebut dapat meningkatkan kemampuan matematis siswa, dalam hal ini
adalah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Model pembelajaran TPS
mempunyai tiga tahap kegiatan yaitu thinking, pairing dan sharing.
a. Tahap berpikir (thinking), siswa secara individu akan diberikan kesempatan oleh guru untuk
berpikir atas informasi atau permasalahan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Siswa
akan berusaha untuk memahami terlebih dahulu permasalahan yang ada, kemudian mencoba
menyatakan ulang suatu konsep dan mengaplikasikan pengetahuan yang ia miliki untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini akan membantu siswa untuk mengontruksi konsep
awal yang mereka miliki ke dalam lembar kerja siswa sehingga siswa dapat
mengembangkan kemampuan pemahaman konsepnya dengan baik sebagai bekal untuk ber-
diskusi secara berpasangan.
b. Tahap berpasangan (pairing), siswa berdiskusi dengan pasanganya tentang apa yang telah
dipikirkan sebelumnya. Siswa akan saling bekerja sama, bertukar pikiran, menuangkan ide,
menambah gagasan, berbagi jawaban dan menjelaskan satu sama lain terhadap
permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Dengan demikian, akan membuat konsep
materi yang diperoleh siswa menjadi lebih baik. Selain itu, melalui masalah yang diberikan
akan menuntut siswa untuk dapat menyatakan ulang suatu konsep, mengklasifikasikan objek
sesuai dengan konsepnya, memberi contoh dan non contoh, menyatakan konsep dalam
bentuk representasi matematis, menggunakan syarat perlu atau syarat cukup, menggunakan
dan memilih prosedur tertentu, serta mengaplikasikan konsep untuk menyelesaikan masalah
yang diberikan oleh guru. Apabila dalam pelaksanaannya ada pasangan atau siswa yang
mengalami kesulitan maka guru akan memfasilitasi pasangan atau siswa tersebut.
c. Tahap terakhir yaitu tahap berbagi (sharing), setelah masing-masing pasangan selesai
berdikusi, maka guru akan meminta beberapa perwakilan dari setiap pasangan atau
kelompok untuk berbagi atau mempresentasikan hasil diskusinya dengan semua siswa
dalam kelas. Seluruh kelompok dapat mendengarkan pendapat yang akan disampaikan oleh
perwakilan tiap kelompok tersebut. Kemudian siswa mengambil kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari secara bersama-sama dibantu oleh guru. Guru akan memberi
bimbingan dan tambahan terhadap materi yang kurang tepat dan belum terselesaikan oleh
kelompok diskusi. Seperti memperbaiki kesalahan dalam mengklasifikasikan objek yang
tidak sesuai dengan konsepnya, memberi contoh dan non contoh, menggunakan syarat perlu
atau syarat cukup, memperbaiki kesalahan dalam menggunakan dan memilih prosedur
tertentu, serta memperbaiki kesalahan dalam mengaplikasikan konsep sehingga lebih
memperkuat konsep yang telah dimiliki siswa sebelumnya.
Tahap-tahap yang telah dilalui siswa tersebut akan menjadikan siswa lebih aktif selama proses
pembelajaran dalam mencari pengalaman dan pengetahuan, saling bekerja sama, interaktif dan
pantang menyerah. Dengan demikian, siswa akan mampu untuk membangun sendiri pengetahuan
dan pemahaman konsepnya
Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas
bilamana alat ukur tersebut isinya lanyak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan
sesuai dengan kriteria tertentu. Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas
tes dalam kaitannya dengan mengukur hal yang seharusnya diukur. Validitas isi (Content
Validity) adalah ketepatan suatu alat ukur ditinjau dari isi alat ukur tersebut. Suatu alat
ukur dikatakan memiliki validitas isi apabila isi atau materi atau bahan alat ukur
tersebut betul-betul merupakan bahan yang representatif terhadap bahan pembelajaran
yang diberikan. Artinya, isi alat ukur diperkirakan sesuai dengan apa yang telah
diajarkan berdasarkan kurikulum. Dengan kata lain, tes yang mempunyai validitas isi
yang baik ialah tes yang benar-benar mengukur penguasaan materi yang seharusnya
dikuasai sesuai dengan konten pengajaran. Menurut Gregory (2000) validitas isi
menunjukkan sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrumen
mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai tes
tersebut. Artinya tes mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau
yang seharusnya dikuasai secara proporsional.
Reliabilitas
konsistensi alat pengumpul data atau instrument dalam mengukur apa saja yang diukur.
Instrumen yang reliable jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama
akan menghasilkan data yang sama. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu
diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memeperoleh nilai
terendah. Kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok
atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah).
Keterangan :
r 11 = Koefisien reliabilitas alat evaluasi
= Banyaknya butir soal
1 = Bilangan konstan
= Jumlah varians skor dari tiap-tiap butir soal
= Varians total
Keterangan :
DP : indeks daya pembeda suatu butir soal
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
Tingkat kesukaran
digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir soal.
Keterangan:
P : tingkat kesukaran suatu butir soal
B : jumlah skor yang diperoleh siswa pada suatu butir soal yang diperoleh
JS : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal
Tidak percaya 100% karena ada taraf signifikan 5%. Taraf signifikansi (α) menunjukkan
probabilitas atau peluang kesalahan yang ditetapkan peneliti dalam mengambil
keputusan untuk menolak atau mendukung hipotesis nol, atau dapat diartikan juga
sebagai tingkat kesalahan atau tingkat kekeliruan yang ditolerir oleh peneliti, yang
diakibatkan oleh kemungkinan adanya kesalahan dalam pengambilan sampel (sampling
error). tingkat signifikansi dinyatakan dalam persen dan dilambngkan dengan α.
Misalnya, ditetapkan tingkat signifikansi α = 5% . Artinya, keputusan peneliti untuk
menolak atau mendukung hipotesis nol memiliki probabilitas kesalahan sebesar 5%.
Sementara tingkat kepercayaan pada dasarnya menunjukkan tingkat keterpercayaan
sejauhmana statistik sampel dapat mengestimasi dengan benar parameter populasi
dan/atau sejauhmana pengambilan keputusan mengenai hasil uji hipotesis nol diyakini
kebenarannya.
8. Kenapa pilih purposive sampling?
Untuk memprediksi apakah yang terjadi disampel juga terjadi dipopulasi. Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih
harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau
menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
11. Lebih yakin hipotesis atau kesimpulan? Asal hipotesis dan kesimpulan darimana?
Lebih yakin hipotesis karena Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang
diambil dari Teori sedangkan kesimpulan adalah pernyataan singkat tentang hasil
penelitian dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis yang telah dilakukan.
Kesimpulan berisi jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada bagian rumusan masalah.
Keseluruhan jawaban hanya terfokus pada ruang lingkup pertanyaan dan jumlah jawaban
disesuaikan dengan jumlah rumusan masalah yang diajukan.
Agar kesimpulan yang diambil benar. Selain itu Komponen utama dari sebuah penelitian
adalah data. Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data yang dipakai dalam suatu
penelitian adalah data yang benar dan dapat dipercaya, karena jika data yang digunakan
salah akan menghasilkan informasi yang salah. Dalam kaitannya dalam pengumpulan
data, seorang peneliti haruslah membuat dan atau memiliki instrumen penelitian yang
berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan data. Data tersebut hanya mungkin
diperoleh melalui instrumen dan teknik pengumpulan data yang tepat. Dengan
demikian instrumen penelitian dapat menentukan kualitas penelitian itu sendiri. Oleh
sebab itu, instrumen penelitian harus disusun dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah
penelitian ilmiah.
13. Kan dari uji proporsi sudah terlihat baha pembahasan tidak ekfektif, kenapa harus
uji kesamaan dua rata2 lg?
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan
mengumpulkan; sedang data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari
sumber asli atau pertama. Jika data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan
cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan,
organisasi-organisasi perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintah;
maka data primer harus secara langsung kita ambil dari sumber aslinya, melalui nara
sumber yang tepat dan yang kita jadikan responden dalam penelitian kita.
Karena ada beberapa keadaan yang membuat keterbatasan pada penelitian eksperimen,
salah satunya tidak dapat sepenuhnya mengntrol variabel2 luar yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen, Contohnya siswa secara alami sudah terbentuk
disatu kelas atau kelompok atau saat dirumah, siswa sudah jadi tangung hjawab orang
tua.
sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal yang
digunakan untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya
a. Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan
jelas. Variabel disebut juga peubah, biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ... z.
b. Koefisien adalah bilangan yang memuat variabel dari suatu suku pada bentuk aljabar.
c. Konstanta adalah Suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat
variabel
d. Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang
dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.
a. Persamaan Linier = Suatu permsamaan yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah
satu
b. PLDV = Persamaan linier yang memiliki dua variabel, dengan pangkat masing-
masing variabel adalah satu
c. SPLDV = persamaan2 linier dua variabel yang saling berhubungan, variabel2nya
sama dan memiliki satu penyelesaian.
B2-2.B1
B3-2.B1
B3-3.B2
B2-4.B3
B1-3.B3
CRAMER
jika Ax = b adalah sebuah sistem linear n yang tidak di ketahui dan det(A)≠ 0 maka persamaan
tersebut mempunyai penyelesaian yang unik
dimana A j adalah matrik yang didapat dengan mengganti kolom j dengan matrik b
Contoh soal: Gunakan metode cramer untuk menyelesaikan persoalan di bawah ini
x1 + 2x3 = 6
-3x1 + 4x2 + 6x3 = 30
-x1 - 2x2 + 3x3 = 8
Jawab: bentuk matrik A dan b
A= b=
kemudian ganti kolom j dengan matrik b
A1 = A2 = A3 =
dengan metode sarrus kita dapat dengan mudah mencari determinan
dari matrik-matrik di atas
maka,
Tidak setiap SPLDV punya solusi contohnya persamaan yang membentuk garis sejajar
29. Persamaan yang membentuk garis sejajar, berhimpit, berpotongan memiliki solusi
yang bagaimana?
30. Hubungan garis sejajar dan berhimpit dikaitkan dengan kombinasi linier?
Solusinya satu