Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“ HIPERBILIRUBINEMIA “
Oleh:
KHAERANI DARWIS
C12112634
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
KONSEP MEDIS
A. Definisi
kadar nilainya lebih dari normal (Suriadi, 2010). Hiperlirubin adalah akumulasi
berlebihan dari bilirubin didalam darah (Wong, 2003). Ikterus adalah gambaran
klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi
produk akhir katabolisme hem yaitu bilirubin. Secara klinis, ikterus pada
B. Etiologi
Penyebab ikterik pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapaat
disebabkan oleh beberapa faktor. Secara garis besar ikterus neonatorum dapat
disebabkan oleh :
1. Produksi berlebihan
Gangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar, kurangnya subtrat untuk
infeksi.
3. Gangguan transportasi
tan antara albumin dan bilirubin dapat dipengaruhi oleh obat misalnya
bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat dalam sel otak.
Gangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau diluar hepar.
dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain.
1. Faktor Maternal
d. ASI
2. Faktor Perinatal
3. Faktor Neonatus
a. Prematuritas
b. Faktor genetik
c. Polisitemia
f. Hipoglikemia
g. Hipoalbuminemia
Bilirubin yang mudah larut dalam air) di dalam hati. Frekuensi dan jumlah
konjugasi tergantung dari besarnya hemolisis dan kematangan hati, serta jumlah
tempat ikatan Albumin (Albumin binding site). Pada bayi yang normal dan sehat
serta cukup bulan, hatinya sudah matang dan menghasilkan Enzim Glukoronil
patologis.
Bilirubin adalah pigmen yang berasal dari pemecahan sel darah merah
(eritrosit ) yaitu HEM dan GLOBULIN. Hem terbagi lagi menjadi besi dan
bilirubin. Setelah pemecahan, bilirubin yang berada dalam darah dikenal dengan
bilirubin indirek ( tak larut dalam air ), kemudian bilirubin ini berikatan dengan
pengikatan ) menjadi asam glukoronat, sehingga bilirubin ini lebih larut dalam
sebagian akan diekresikan ke dalam feses dan sebagian lagi akan di absorbsi lewat
mukosa intestinal ke dalam darah portal. Sebagian urobilinogen yang diserap
sebagian bilirubin indirek yang akan masuk ke dalam hati sehingga bilirubin
seluruh tubuh. Dan efek yang tampak adalah perubahan warna kulit dan
konjungtiva berwarna kuning dan menyebabkan warna feses serta urin menjadi
pucat. Begitu pula bila terjadi gangguan pada hati maka hati tidak akan mampu
indirek juga akan mengalir bersama system peredaran darah sistemik. Demikian
pula halnya bila terjadi hambatan oleh batu empedu pada saluran empedu.
C. Patofisiologi
beban bilirubin pada sel hepar yang terlalu berlebihan. Hal ini dapat ditemukan
dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini terjadi apabila
kadar protein-Z dan protein-Y terikat oleh anion lain, misalnya pada bayi dengan
hepatika.
Pada derajat tertentu, bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusakan jaringan
otak. Toksisitas ini terutama ditemukan pada bilirubin indirek. Sifat indirek ini
yang memungkinkan efek patologik pada sel otak apabila bilirubin tadi dapat
menembus sawar darah otak. Kelainan yang terjadi pada otak ini disebut
darah otak ternyata tidak hanya tergantung dari tingginya kadar bilirubin tetapi
tergantung pula pada keadaan neonatus sendiri. Bilirubin indirek akan mudah
melalui sawar darah otak apabila pada bayi terdapat keadaan imaturitas. Berat
lahir rendah, hipoksia, hiperkarbia, hipoglikemia dan kelainan susunan saraf pusat
Menurut Kramer, ikterus dimulai dari kepala, leher dan seterusnya. Untuk
penilaian ikterus, Kramer membagi tubuh bayi baru lahir dalam bagian yang
dimulai dari kepala dan leher, dada sampai pusat, pusat bagian bawah sampai
tumit, tumit-pergelangan kaki dan bahu pergelangan tangan dan kaki serta tangan
0 = tidak ada
D. Manifestasi klinis
1. Ikterus Fisiologis
Dalam keadaan normal, kadar bilirubin indirek dalam serum tali pusat
adalah sebesar 1-3 mg/dl dan akan meningkat dengan kecepatan kurang dari 5
mg/dl/24 jam; dengan demikian ikterus baru terlihat pada hari ke 2-3,
biasanya mencapai puncaknya antara hari ke 2-4, dengan kadar 5-6 mg/dl
untuk selanjutnya menurun sampai kadarnya lebih rendah dari 2 mg/dl antara
“fisiologis” dan diduga sebagai akibat hancurnya sel darah merah janin yang
disertai pembatasan sementara pada konjugasi dan ekskresi bilirubin oleh
hati.
Pada bayi baru lahir, ikterus yang terjadi pada umumnya adalah fisiologis,
kecuali:
b. Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi
2. Ikterus Patologis
c. Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi
g. Ikterus yang disertai oleh: Berat lahir <2000 gram, masa gestasi 36
hiperosmolaritas darah
h. ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari atau >14 hari
3. Kernicterus
nukleus di dasar ventrikel IV. Secara klinis pada awalnya tidak jelas, dapat
berupa mata berputar, letargi, kejang, tak mau menghisap, malas minum,
tonus otot meningkat, leher kaku, dan opistotonus. Bila berlanjut dapat
otot. Dapat ditemukan ketulian pada nada tinggi, gangguan bicara dan
retardasi mental.
E. Penatalaksanaan
diproses oleh hati. Tempatkan bayi dekat dengan jendela terbuka untuk
mendapat matahari pagi antara jam 7-8 pagi agar bayi tidak kepanasan,
sampai kedinginan.
pertama.
pertama.
(kepekaan)
keterikatan
dengan Bilirubin
F. Komplikasi
1. Enteritis
2. Hypertermi
3. Dehidrasi
5. Gangguan minum
6. Letargi
7. Iritabilitas
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan pigmen :
jam)
2. Pemeriksaan protein :
- Albumin
kolesterol: 0,60)
4. Pemeriksaan tambahan:
- Pemindahan hati dengan preparat techmetium, emes atau rose Bengal yang
berlabel radioaktif
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian keperawatan
1. Riwayat orang tua : Ketidakseimbangan golongan darah ibu dan anak seperti
3. Pengkajian Psikososial : Dampak sakit anak pada hubungan dengan orang tua,
apakah orang tua merasa bersalah, masalah Bonding, perpisahan dengan anak.
lebih lanjut, apakah mengenal keluarga lain yang memiliki yang sama,
Greenberg. 1988)
B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko terjadi injuri dengan faktor risiko efek phototherapy imaturity hati &
samping fototherapi
C. Intervensi keperawatan
1. Resiko terjadi injury berhubungan dengan kerusakan produksi Sel Darah Merah
(lebih banyak dari normal) & immaturity hati & efek phototherapy
Kriteria Hasil : Bayi dapat minum segera setelah lahir, Bayi terlindung dari
Intervensi :
a. Anjurkan pada ibu untuk segera memberikan ASI segera setelah lahir.
sebelum 24 jam).
hyperbilirubinemia.
f. Melindungi kedua mata bayi (Buat penutup mata khusus untuk melindungi
mata bayi)
Rasional : Mencegah iritasi kornea, Chek mata bayi setiap shift untuk
Kriteria hasil: Kadar bilirubin dalam batas normal, Kulit tidak berwarna kuning,
Intervensi :
Rasional : daerah yang menonjol sangat berisiko tinggi terjadinya luka akibat
penekanan
Intervensi :
Rasional :
rasional : pada bayi baru lahir suhu tubuhnya masih tidak stabil untuk itu
Tujuan : Orang tua dan bayi menunjukan tingkah laku “Attachment” , orang
Intervensi :
Rasional: meningkatkan interaksi ibu dan bayi dan mencegah kekhawtiran ibu
dengan melihat kondisi bayi yang ditutupi kasa
Rasional: meningkatkan kerja sama dengan orang tua untuk proses perawatan
Rasional: meluapkan perasan ibu sehingga orang tua bisa menerima kondisi
Intervensi :
mengurangi kecemasan
Intervensi :
dilakukan
efek samping
c. biarkan neonatus dalam keadaan telanjang kecuali mata dan daerah genetal
Rasional: pemajanan cahaya tidak baik pada mata karena dapat merusak
jaringanya
rasional : jika menutupi mata atau pun hidung dapat menggangu proses
pernafasan bayi yang dapat menimbulkan sesak nafas dan gangguan nafas
e. buka penutup mata apabila diberi minum atau saat tidak di bawah sinar
Herediter
(rhesus)
ERITROSIT Destruksi sel
Ikterus
Hemoglobin
Heme Globulin
Kecemasan orang
tua
Risiko gangguan
persepsi sensorik
penglihatan
Risiko
injury/cedera
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Sudart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 Edisi 8. Jakarta:
EGC
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC
Surasmi, Asrining, dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC
Suriadi, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto
http://medicastore.com/penyakit/264/Sakit_Kuning_Jaundice.html