Anda di halaman 1dari 12

EFEKTIVITAS PROGRAM TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI, BUDAYA

ORGANISASI DAN KEJENUHAN KERJA TERHADAP KINERJA PNS DINAS SOSIAL


PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016-2017

Sekar Puji Arumsari


Sekararumsari16@gmail.com

Nama Dosen Pembimbing 1


email@gmail.com

Nama Dosen Pembimbing 2


email@gmail.com

Abstract

The purpose of this study was determine the effect of effectoveness of additional employee
income, organizational culture and job burnout on performance. The approach used in this study is a
quantitative approach. Samples used in this study were employees of the Dinas Sosial Provinsi Jawa
Tengah where the amount of a sample of 116 people. The instrument used to collect data was
questionnaire. Scale used is the Likert scale. While the data analysis techniques used in this study is
multiple regression analysis. The result indicate that effectiveness of additional employee income has
positive and significant effect on performance. Organizational culture has positive and significant effect
on performance and job burnout has negative and significant effect on performance.
Keyword: Efectifity of TPP, Organizational Culture, Job Burnout, Performance

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh efektivitas Program Tambahan penghasilan
Pegawai, budaya organisasi dan kejenuhan kerja terhadap kinerja. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PNS
di Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah di mana jumlah sampel sebanyak 116 orang. Alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Skala yang digunakan adalah skala likert. Sedangkan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa efektivitas TPP berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dan kejenuhan kerja berpengaruh
negatif signifikan terhadap kinerja.
Kata Kunci: Efektivitas TPP, Budaya Organisasi, Kejenuhan Kerja dan Kinerja

memperhatikan kesesuaian antara tugas dan


Pendahuluan
tanggung jawab pekerjaan dan kualifikasi
Instansi pemerintah merupakan sumber daya manusianya. Di Indonesia sumber
organisasi yang di dalamnya adalah kumpulan daya manusia yang bekerja di instansi
orang-orang yang dipilih khusus untuk pemerintah disebut Pegawai Negeri Sipil.
melaksanakan tugas Negara sebagai bentuk Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 43
pelayanan publik. Pemberian layanan publik di disebutkan “Pegawai Negeri adalah Warga
instansi pemerintah membutuhkan aparatur Negara Republik Indonesia yang telah
yang memiliki kualifikasi dan kemampuan memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. oleh pejabat berwenang, diberi tugas dalam
Upaya untuk mendapatkan aparatur pemerintah suatu jabatan negeri atau diberi tugas lainnya,
yang tepat dilakukan dengan cara digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.” Selain itu, pegawai pekerjaan dan tanggung jawabnya, (2) gaji yang
negeri juga merupakan unsur pelaksana diterima oleh pegawai negeri harus mampu
pemerintah, perekat, pemersatu bangsa dan memacu produktivitas dan menjamin
negara serta dipercaya pemerintah untuk kesejahteraannya. Pemberian gaji kepada
mencapai tujuan nasional. Oleh karena itu, Pegawai Negeri Sipil pada dasarnya disebabkan
pegawai negeri disebut sebagai unsur aparatur setiap Pegawai beserta keluarganya harus dapat
negara yang mempunyai tanggung jawab untuk hidup layak dari gajinya. Gaji yang layak
menyelenggarakan tugas-tugas umum dimaksudkan agar pegawai negeri dapat
pemerintah dan pembangunan. memenuhi kebutuhan hidup keluarganya,
sehingga pegawai negeri yang bersangkutan
Dari penjelasan tersebut, pegawai negeri
dapat memiliki dedikasi dan kualitas kerja yang
dituntut untuk mencapai tujuan yang telah
tinggi sehingga mampu menghadapi berbagai
ditetapkan secara efektif dan efisien. Adapun
kesulitan yang akan muncul dalam tugasnya.
upaya yang dilakukan pemerintah adalah
Hal ini perlu dikemukakan karena semakin
dengan membentuk aturan-aturan ataupun
berkembangnya zaman maka persoalan-
standar kerja yang wajib dilaksanakan oleh
persoalan serta tantangan-tantangan yang akan
pegawai negeri itu sendiri. Meskipun begitu,
dihadapi akan semakin berat dan kompleks.
aturan-aturan tersebut dibuat dengan tidak
Maka dari itu, dibutuhkan pegawai negeri yang
mengabaikan kebutuhan, harapan dan
handal dalam mengantisipasi berbagai
keinginan pegawai sehingga memberikan
persoalan.
motivasi dan semangat dalam melaksanakan
tugas-tugasnya. Harapan dari setiap orang yang Di samping gaji pokok, untuk
bekerja adalah memperoleh kompensasi yang mendukung kesejahteraan pegawai beserta
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, keluarganya diberikan juga berbagai macam
sehingga dapat memberikan kesejahteraan bagi tunjangan dan tambahan penghasilan. Selain
dirinya sendiri maupun keluarganya. itu, masih banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja pegawai negeri di
Menurut Hasibuan (2008: 117)
Provinsi Jawa Tengah, antara lain salah satunya
menjelaskan bahwa kompensasi adalah semua
budaya organisasi.
pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima Menurut Qolquitt yang dikutip Wijaya
karyawan sebagai imbalan atas jasa yang (2016: 83) budaya organisasi merupakan
diberikan kepada perusahaan. Artinya, bentuk kebersamaan pengetahuan sosial para
kompensasi bukan saja berupa materi namun organisasi berkenaan aturan, norma dan nilai
juga berupa non materi. Hal tersebut di jelaskan yang membentuk sikap dan perilaku pegawai.
oleh Muljani (2002: 109) yang menjelaskan Ketika budaya di suatu organisasi itu baik,
bahwa seseorang yang bekerja akan merasa maka cenderung pegawai akan menghasilkan
lebih dihargai oleh masyarakat di sekitarnya, perilaku yang baik dan tidak ada yang
dibandingkan yang tidak bekerja. Mereka akan melanggar peraturan yang telah ditetapkan
merasa lebih dihargai lagi apabila menerima dalam organisasi. Sedangkan jika budaya
berbagai fasilitas dan simbol-simbol status organisasi yang ditanamkan buruk, maka akan
lainnya dari tempat mereka bekerja. Dari uraian terjadi banyak penyimpangan dari anggota
tersebut dapat jelaskan bahwa kesediaan organisasi tersebut.
pegawai untuk mencurahkan kemampuan,
Wijaya (2016: 88) menjelaskan bahwa
pengetahuan, keterampilan, tenaga dan
dengan cara mengembangkan budaya
waktunya kepada organisasi, sebenarnya
organisasi yang baik, dapat meningkatkan
karena mengharapkan adanya imbalan untuk
kinerja karyawan. Pengembangan budaya
memberikan kepuasan terhadap dirinya. Dalam
organisasi yang dimaksud adalah dengan cara
instansi pemerintah, besar kecilnya kompensasi
memperbaiki konsistensi karyawan dalam
seorang pegawai negeri ditentukan oleh
bekerja. Konsistensi kerja sangat penting
berbagai macam faktor yang dijelaskan oleh
karena masih banyak pegawai yang ketika kerja
undang-undang dan peraturan pemerintah.
tidak sesuai dengan kapasitasnya, contohnya
Salah satunya adalah Undang-Undang Nomor
sering bermalas-malasan, datang terlambat,
43 Tahun 1999 pasal 7 menyatakan bahwa (1)
pulang cepat dari kantor, ketika jam kerja
setiap Pegawai Negeri Sipil berhak
keluar kantor, cetus kepada masyarakat dan
memperoleh gaji yang layak sesuai dengan
sebagainya. Maka dari itu, Pemerintah Provinsi meningkatkan kinerja Pegawai Diskominfo
Jawa Tengah telah merancang dan menetapkan Provinsi Jawa Barat.
instrumen penilaian kinerja yang digunakan
Menurut Verizqy dan Kusumawati
untuk mengukur kinerja PNS dalam
(2014:18) yang menjelaskan bahwa
melaksanakan program tambahan penghasilan
kompensasi memiliki pengaruh yang positif
pegawai dan mengembangkan budaya
terhadap motivasi pegawai sehingga dapat
organisasi yang baik di dalam organisasi.
meningkatkan kinerjanya. Kompensasi dalam
Salah satu penyebab terjadinya hal ini adalah balas jasa yang berupa gaji
penurunan kinerja karyawan menurut Maharani pokok, upah lembur, bonus insentif, asuransi,
(2013:2) adalah kejenuhan kerja (burnout). uang cuti dan tambahan penghasilan pegawai.
Lebih lanjut Maharani menjelaskan bahwa Menurut Prasetya (2016:15) menjelaskan
burnout merupakan tipe khusus ketegangan bahwa dalam kaitannya dengan kinerja,
yang mencerminkan sebuah kepercayaan kompensasi adalah salah satu aspek yang
bahwa beberapa sumber untuk menanggulangi mendukung secara langsung maupun tidak
kondisi yang menekan adalah jarang atau tidak langsung tinggi atau rendahnya suatu hasil kerja
ada, yang menimbulkan seseorang mengalami yang dihasilkan pegawai untuk organisasi atau
rasa putus asa, keletihan dan kelelahan kognitif. perusahaan. Semakin tinggi kompensasi maka
Menurut Dale yang dikutip Maharani (2012: kinerja yang dihasilkan karyawan akan semakin
168) menjelaskan bahwa kejenuhan kerja tinggi, begitu pula sebaliknya.
menjadi suatu masalah bagi organisasi apabila Tujuan dasar organisasi membuat
mengakibatkan kinerja menurun, selain kinerja insentif agar insentif yang diterima pegawai
yang menurun produktivitas juga menurun. dapat memotivasi mereka untuk meningkatkan
kinerjanya. Dalam teori organisasi modern
Dari uraian di atas, terjadi
dikatakan bahwa para karyawan akan
ketidaksesuaian antara tujuan ditetapkannya
termotivasi untuk produktif dalam bekerja jika
program tambahan penghasilan pegawai
kompensasi yang diberikan ikut mendukung
dengan realisasinya. Adanya program
pekerjaan mereka. Jika padangan tersebut
tambahan penghasilan seharusnya dapat
dilakukan di Dinas Sosial Provinsi Jawa
memicu peningkatan kinerja PNS di Dinas
Tengah, maka seharusnya akan meningkatkan
Sosial Provinsi Jawa Tengah. Untuk menilai
kinerja PNS di lingkungan Dinas Sosial
efektif atau tidaknya suatu program maka
Provinsi Jawa Tengah.
evaluasi penting untuk dilakukan. Menurut
Wibawa dkk (1994) evaluasi kebijakan Adanya pemberian tambahan
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui 4 penghasilan pegawai (TPP) kepada Pegawai
(empat) aspek, yaitu : 1) proses pembuatan Negeri Sipil (PNS) di Dinas Sosial Provinsi
kebijakan; 2) proses implementasi; 3) Jawa Tengah, terdapat beberapa hal yang tidak
konsekuensi kebijakan dan 4) efektivitas berjalan dengan baik. Dalam hal ini, tambahan
dampak kebijakan. Efektivitas suatu program penghasilan pegawai yang tujuannya untuk
dapat diukur dengan melihat sejauh mana meningkatkan kinerja PNS belum tercapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam program secara optimal. Dilihat dari nilai SKP PNS
tersebut dapat tercapai. Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah pada bulan
Februari 2016 sampai dengan Januari 2016
Menurut Putri dan Sipayung (2012)
memiliki rata-rata 84,10 persen tercapai.
yang melakukan penelitian tentang analisis
Padahal baiknya PNS memiliki rata-rata SKP
efektivitas program TPP berdasarkan tingkat
antara 95-100 persen, artinya tugas dan beban
kinerja pegawai Diskominfo Jabar sebelum dan
kerja dari masing-masing PNS belum dilakukan
sesudah penerapan program TPP pada Tahun
secara optimal.
2011, menjelaskan bahwa rata-rata tingkat
kinerja pegawai Diskominfo setelah Selain itu, di Dinas Sosial Provinsi
mendapatkan program TPP lebih besar dari Jawa Tengah masih ada perilaku PNS yang
rata-rata tingkat kinerja pegawai Diskominfor tidak memenuhi jam kerja harian, artinya masih
pada 2010 (sebelum adanya program TPP). banyak PNS yang telat masuk kerja atau pulang
Hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya lebih awal, pada saat jam kerja pergi keluar
program TPP terbukti efektif dalam kantor, bermalas-malasan dalam bekerja, dan
sebagainya. Selain itu berdasarkan data yang
diperoleh, terdapat PNS di Dinas Sosial kemudian berinteraksi menjadi norma-norma,
Provinsi Jawa Tengah yang mendapatkan Dimana norma tersebut dipakai sebagai
hukuman karena penyimpangan yang pedoman cara berpikir dan bertindak dalam
dilakukan. Secara spesifik tidak disebutkan upaya mencapai tujuan.
pelanggarannya, hanya saja kategori
Variabel Kejenuhan Kerja (X3)
pelanggaran berada pada kategori rendah,
Kejenuhan kerja (burnout) adalah suatu
sedang dan berat. Hal tersebut tentu
kondisi fisik, emosi dan mental yang sangat
mengindikasi bahwa budaya organisasi yang
drop yang diakibatkan oleh situasi kerja yang
ada di Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah perlu
sangat menuntut dalam jangka Panjang
ditingkatkan kembali.
(Muslihudin dalam Maharani, 2012: 168).
Sesuai dengan latar belakang dan
Metode Penelitian
perumusan masalah yang dikemukakan di atas,
Jenis penelitian ini termasuk dalam
maka dalam penelitian ini terdapat beberapa
penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian
pertanyaan penelitian yang akan dibahas secara
ini adalah seluruh PNS yang berada di Dinas
lebih mendalam, yaitu:
Sosial Provinsi Jawa Tengah. Populasi adalah
1. Apakah program Tambahan Penghasilan keseluruhan objek penelitian, yang digunakan
Pegawai berpengaruh terhadap kinerja sebagai sumber data yang mewakili
PNS di Dinas Sosial Provinsi Jawa karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.
Tengah? Adapun populasi dalam penelitian ini
2. Apakah budaya organisasi berpengaruh berjumlah 163 orang yang merupakan PNS
terhadap kinerja PNS di Dinas Sosial yang ada di Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah.
Provinsi Jawa Tengah?
3. Apakah kejenuhan kerja berpengaruh Pada penelitian ini teknik pengambilan
terhadap kinerja PNS di Dinas Sosial sampel yang digunakan adalah convinience
Provinsi Jawa Tengah? sampling. Dengan demikian siapa saja yang
dapat memberikan informasi baik secara tidak
Definisi Konsep
sengaja atau kebetulan bertemu dengan peneliti,
Definisi konsep merupakan definisi
dapat digunakan sebagai sampel. Teknik
yang penting bagi penelitian karena definisi ini
pengambilan sampel ini dilakukan karena tidak
digunakan untuk memberikan gambaran
semua PNS berada di kantor saat dilakukan
mengenai topik penelitian akan diteliti
penelitian, maka dalam pengambilan
Kinerja Pegawai sampelnya peneliti memberikan sampel kepada
PNS yang saat itu ada di kantor Dinas Sosial
Mangkunegara (2013: 67) kinerja
Provinsi Jawa Tengah atau responden yang
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
peneliti bisa temui. Jumlah sampel yang
yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
digunakan dalam penelitian ini yang telah
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
dihitung menggunakan rumus Slovin berjumlah
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
116 responden.
Variabel Efektivitas Program TPP (X1)
Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) Untuk memperoleh hasil penelitian
yang diberikan oleh Pemprov Jateng sebagaimana yang diharapkan, dibutuhkan data
merupakan salah satu bentuk kompensasi yang dan informasi yang akan mendukung penelitian
diterima PNS di lingkungan Pemrov Jateng. ini. Dalam usaha untuk memperoleh data dan
Putri dkk (2012: 5) menjelaskan bahwa TPP informasi yang dibutuhkan, maka penulis
merupakan pemberian uang di luar gaji yang menggunakan teknik pengumpulan data dengan
dilakukan organisasi sebagai pengakuan menyebarkan sejumlah kuesioner (angket).
terhadap prestasi kerja dan kontribusi karyawan Angket tersebut diberikan kepada responden
kepada organisasi. yaitu PNS di Dinas Sosial Provinsi Jawa
Tengah.
Variabel Budaya Organisasi (X2)
Menurut Umam (2012:34) budaya
Angket yang digunakan dalam
organisasi adalah suatu sistem nilai dan
penelitian ini dimaksudkan untuk
keyakinan Bersama yang diambil dari pola
menghasilkan data yang akurat yaitu dengan
kebiasaan dan falsafah dasar pendiriannya yang
menggunakan skala Likert. Sugiyono (2017:
147) menyatakan bahwa skala likert digunakan Dengan demikian, peneliti menghapus
untuk mengukur suatu sikap, pendapat dan pernyataan tersebut, kemudian menguji
persepsi seseorang atau sekelompok orang instrumen budaya organisasi tanpa
tentang suatu fenomena sosial. Adapun skala memasukkan item pernyataan No. 14. Hasilnya
likert yang digunakan memiliki kategori dari 36 pernyataan yang diuji, seluruhnya
sebagai berikut: memiliki hasil valid.
Uji Reliabilitas
Sangat Setuju (SS) =5
Setuju (S) =4 Uji Reliabilitas
Cukup =3 Hasil
Tidak Setuju =2 Hitung
Variabel Keterangan
Sangat Tidak Setuju =1 Cronbach’s
Mengacu pada tujuan hipotesis Alpha
penelitian, model analisis yang digunakan Efektivitas
adalah analisis regresi linier berganda. 0,683 Reliabel
TPP
Penggunaan analisis ini bertujuan untuk Budaya
mengetahui pengaruh antara variabel 0,723 Reliabel
Organisasi
independen terhadap variabel dependen, yaitu Kejenuhan
antara efektivitas TPP (X1), budaya organisasi 0,756 Reliabel
Kerja
(X2) dan kejenuhan kerja (X3) terhadap kinerja Kinerja
pegawai (Y) dengan menggunakan persamaan 0,627 Reliabel
Pegawai
regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 - b3X3 Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat
Keterangan: dijelaskan bahwa nilai Cronbach Alpha sebagai
Y = variabel kinerja pegawai dasar penentuan reliabilitas. Hasil analisis data
X1 = variabel efektivitas TPP menunjukkan bahwa masing-masing variabel
X2 = variabel budaya organisasi dalam penelitian ini memiliki nilai Cronbach
X3 = variabel kejenuhan kerja Alpha lebih besar dari 0,06. Dengan demikian,
a = konstanta instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
b = koefisien regresi b reliabel.

Hasil Penelitian Analisis Statistik Deskriptif

Uji Kualitas Instrumen Analisis Statistik Deskriptif Efektivitas TPP

Pengujian validitas dan reliabilitas Program TPP berdasarkan indikator


digunakan untuk menganalisis apakah butir- pemenuhan kebutuhan ekonomi, keseimbangan
butir pernyataan yang diberikan kepada PNS di dan keadilan, memajukan Lembaga,
Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah benar-benar meningkatkan produktivitas kerja, menarik
mengukur variabel-variabel yang digunakan calon pegawai yang berkualitas, menahan
dalam penelitian ini. Pengujian validitas dan pegawai yang berprestasi, mengingatkan
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan motivasi pegawai, dan profesionalitas pada
bantuan program SPSS 20.0 for windows. kategori tinggi. Hasil tersebut menunjukkan
Berikut hasil uji validitas dan reliabilitas dalam bahwa Pegawai Negeri Sipil di Dinas Sosial
penelitian ini: Provinsi Jawa Tengah dapat menerima manfaat
dari adanya program Tambahan Penghasilan
Uji Validitas Pegawai (TPP). Program TPP yang diberikan
Hasil uji validitas variabel budaya juga sesuai dengan kontribusi kerja dan prestasi
organisasi dapat dilihat dengan kerja masing-masing pegawai, sehingga dapat
membandingkan antara nilai signifikansi dari menunjukkan keseimbangan dan keadilan
masing-masing item pernyataan dengan α = dalam pelaksanaannya. Selain itu, adanya
0,05, dapat diketahui bahwa dari 37 butir program TPP dapat menambah prestasi kerja
pernyataan pada terdapat satu pernyataan yang PNS, menarik calon pegawai yang berkualitas,
tidak valid, karena memiliki nilai lebih besar mempertahankan pegawai yang berprestasi,
dari 0,05. Item pernyataan tersebut adalah dan dapat meningkatkan motivasi pegawai
pernyataan tentang budaya organisasi No. 14. untuk memberikan kontribusi lebih sehingga
meningkatkan profesionalitas kerja dalam Analisis Statistik Deskriptif Kinerja
pelayanan publik. Pegawai
Analisis Statistik Deskriptif Budaya Hasil analisis statistik deskriptif pada
Organisasi variabel kinerja menunjukkan bahwa masing-
masing pegawai di Dinas Sosial terus berusaha
Budaya Organisasi menunjukkan
menghasilkan kualitas kerja yang baik. Selain
adanya persetujuan dari responden terhadap
itu, pegawai juga berusaha untuk
pernyataan tentang budaya organisasi yang
menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan
terdiri dari 15 pernyataan. Hasil analisis mean
kuantitas dan waktu sesuai dengan yang
pada masing-masing indikator budaya
ditetapkan organisasi. Dalam menjawab
organisasi secara keseluruhan masuk pada
pernyataan tentang kinerja pegawai, responden
kategori tinggi dan total mean dari indikator
memiliki kategori jawaban tinggi, artinya
budaya organisasi juga masuk pada kategori
mayoritas responden memberikan penilaian
tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa norma
tentang kinerja di Dinas Sosial Provinsi Jawa
dan budaya di Dinas Sosial Provinsi Jawa
Tengah pada kategori tinggi.
Tengah sesuai dengan yang diharapkan
pegawai dan dapat mendorong aktivitas kerja di Uji Koefisien Determinasi
lingkungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah. Analisis Koefisien Determinasi
Norma dan budaya yang terus menerus
dilakukan di antaranya; ketelitian, kecermatan Adjusted R
R R Square
kerja yang baik, pencapaian terhadap hasil kerja Square
yang baik, partisipasi pegawai dalam 0,495 0,245 0,225
pengambilan keputusan organisasi, adanya Sumber: Data primer yang diolah,
apresiasi terhadap pegawai yang berprestasi, 2018
kerjasama yang baik antara pegawai, kerjasama
yang baik antara atasan dan bawahan. Selain Hasil perhitungan pada tabel 4.16
itu, di Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah juga diperoleh nilai Adjusted R square pada model
menjunjung bekerja secara kreatif dan inovatif, regresi penelitian ini sebesar 0,225. Artinya,
sehingga memberikan hasil kerja yang optimal. variabel Efektivitas TPP, budaya organisasi dan
kejenuhan kerja dapat menjelaskan variasi
Analisis Statistik Deskriptif Kejenuhan variabel kinerja pegawai sebesar 22,5%.
Kerja Sedangkan sisanya sebesar 77,5% dijelaskan
Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
kejenuhan kerja yang terjadi di Dinas Sosial model penelitian. Menurut Setiaji dalam
Provinsi Jawa Tengah masih dapat diatasi Purnomo dan Sutama (2012: 7) tidak ada
sehingga tidak menyebabkan tingkat kejenuhan ukuran yang pasti berapa besarnya R square
kerja yang tinggi. Hasil ini memiliki hasil yang untuk mengatakan bahwa suatu pilihan variabel
berlawanan dengan budaya organisasi dan sudah tepat, jika R square semakin besar atau
efektivitas TPP, dimana masing-masing mendekati 1, maka model semakin tepat.
indikator memiliki kategori mean yang tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, kontribusi variabel
Responden menilai bahwa mereka tidak setuju efektivitas TPP, budaya organisasi dan
terhadap akibat dari bekerja di Dinas Sosial kejenuhan kerja masih jauh untuk dapat
Provinsi Jawa Tengah mengakibatkan kondisi memprediksi kinerja pegawai. Hal ini
fisik yang sangat drop, merasa Lelah dan letih, dikarenakan kontribusi yang diberikan masih
membuat pegawai mudah sakit, membuat kurang dari 50% yaitu 22,5%. Kecilnya
pegawai mudah cemas dan sulit tidur karena kontribusi ini dikarenakan masih banyak
pekerjaan. Selain itu, responden juga faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
menanggapi bahwa bekerja di Dinas Sosial kinerja pegawai yang tidak dimasukkan ke
Provinsi Jawa Tengah tidak kehilangan dalam penelitian ini, seperti motivasi, stres
konsentrasi saat bekerja, tidak membuat rendah kerja, konflik kerja, rotasi kerja,
diri, tidak kehilangan idealisme dalam bekerja kepemimpinan, dan sebagainya. Untuk dapat
dan tidak merasa kehilangan semangat dalam memprediksi kinerja secara lebih akurat maka
bekerja. dapat menggunakan variabel-variabel tersebut.
Supriyono dkk (2014) memberikan hasil
adjusted R square sebesar 0,262, hasil tersebut
memiliki kesamaan bahwa variabel independen atur dalam Pasal 39 ayat (2) Permendagri No.
yang digunakan masih jauh dalam memprediksi 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
variasi variabel dependennya. Keuangan Daerah. Tujuan TPP adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan pegawai
berdasarkan beban kerja atau tempat bertugas
Uji F atau kondisi kerja atau kelangkaan profesi atau
Hasil Uji F (Simultan) prestasi kerja. Berdasarkan hal tersebut, maka
pemberian TPP di setiap daerah bahkan
Model F Sig. masing-masing pegawai memiliki besaran yang
Regression 12,140 0,000 berbeda-beda.
Perbedaan besaran TPP yang diterima
1 Residual
pegawai dikarenakan pemberian TPP
Total disesuaikan dengan kontribusi kerja serta
prestasi kerja masing-masing pegawai, maka
Sumber: Data primer yang diolah, 2018 semakin tinggi kontribusi dan prestasi kerjanya
Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat maka TPP yang diperoleh lebih maksimal.
dilihat bahwa nilai signifikan dari F hitung Maksimal di sini maksudnya adalah batas TPP
adalah 0,000 yang lebih kecil 0,05. Nilai tertinggi yang dapat diperoleh seseorang
signifikansi ini menunjukkan bahwa variabel dengan kondisi dia saat ini. Karena TPP untuk
independen yaitu efektivitas TPP, budaya masing-masing jabatan dan golongan memiliki
organisasi dan kejenuhan kerja secara bersama- besaran yang berbeda, maka jika seorang
sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai. pegawai dengan jabatan dan golongan yang
Uji t sama namun memiliki prestasi kerja, kontribusi
Hasil Uji t (Parsial) kerja dan tingkat disiplin kerja yang tinggi
maka perolehan TPP nya lebih tinggi dari
Model t Sig. pegawai dengan tingkat disiplin yang kurang
baik. Hal ini sesuai dengan penjelasan Wirawan
1 (constant) 2,908 0,004 (2009: 54) yang menjelaskan bahwa kinerja
Efektivitas TPP (X1) 2,618 0,010 organisasi dapat dinyatakan dalam tiga jenis
Budaya Organisasi 1,990 0,049 dimensi, antara lain hasil kerja, perilaku kerja,
(X2) -0,517 0,606 dan disiplin kerja.
Kejenuhan kerja Hasil penelitian ini sesuai dengan
(X3) Mangkunegara (2013: 72) yang menjelaskan
Sumber: Data primer yang bahwa tunjangan merupakan insentif berupa
diolah, 2018 uang, jika pemberiannya dikaitkan dengan
tujuan akan sangat mempengaruhi terhadap
Pengaruh Efektivitas TPP terhadap Kinerja peningkatan produktivitas kerja karyawan.
Pegawai Tujuan yang jelas serta pemberian TPP yang
Berdasarkan Tabel 4.18 di atas terukur kepada masing-masing pegawai
diperoleh hasil bahwa pengaruh Efektivitas membuat pemberian TPP secara efektif dapat
TPP terhadap kinerja pegawai memiliki meningkatkan kinerja karyawan. Dalam hal ini,
koefisien t sebesar 2,618 dengan signifikansi ukuran yang digunakan oleh Dinas Sosial
0,010. Hasil ini menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Tengah dalam menilai kinerja
signifikansi variabel Efektivitas TPP lebih kecil setelah adanya program TPP memperoleh hasil
dari 0,05, maka hipotesis 1 penelitian ini yaitu bahwa adanya peningkatan kinerja. Selain itu,
Efektivitas TPP berpengaruh signifikan anggota organisasi dalam hal ini PNS juga
terhadap kinerja PNS di Dinas Sosial Provinsi dengan adanya TPP menjadi lebih sejahtera,
Jawa Tengah diterima. sehingga tingkat kepuasan terhadap organisasi
akan meningkat.
Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) Hasil penelitian ini sesuai dengan Putri
merupakan tambahan kompensasi di luar gaji dkk (2012: 16) yang menjelaskan bahwa
utama yang diberikan kepada Pegawai Negeri Program Tambahan Penghasilan dapat
Sipil. TPP merupakan program dari pemerintah meningkatkan tingkat kinerja pegawai
melalui Kementerian Dalam Negeri yang di Diskominfo Jabar sehingga dapat dikatakan
bahwa Program Tambahan Penghasilan dapat harus ditegakkan jika ada PNS yang melakukan
secara efektif meningkatkan kinerja pegawai. kesalahan. Hal-hal tersebut adalah nilai-nilai
Berdasarkan hasil tersebut, terjadi kenaikan positif yang terjadi di Dinas Sosial Provinsi
tingkat kinerja sesudah penerapan Program Jawa Tengah sehingga dapat meningkatkan
Tambahan Penghasilan. Condly, dkk (2013: 56) hubungan antara budaya organisasi dan kinerja
menunjukkan hasil bahwa pemberian insentif pegawai.
tambahan memiliki pengaruh positif dalam
Dalam penelitian ini, budaya
tujuannya untuk meningkatkan kuantitas
organisasi memiliki 16 indikator, namun
maupun kualitas kinerja, dan sesuai dengan
setelah melakukan uji validitas, indikator 14
tujuan yang ditetapkan.
budaya organisasi tidak memberikan hasil yang
Berdasarkan penjelasan diatas, baik. Peneliti memutuskan untuk menghapus
setelah menguji pengaruh TPP terhadap kinerja indikator 14 budaya organisasi dan tidak
PNS di Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah diikutsertakan pada analisis berikutnya.
diperoleh hasil bahwa TPP berpengaruh Indikator 14 budaya organisasi ini mengukur
terhadap peningkatan kinerja pegawai. Hasil ini tentang kestabilan pelaksanaan keputusan atas
menunjukkan bahwa penelitian ini dapat keputusan manajemen sudah menjadi norma
membuktikan hipotesis yang menjelaskan dan budaya organisasi. Indikator ini tidak valid
bahwa TPP berpengaruh signifikan terhadap dikarenakan keputusan manajemen yang
kinerja PNS di Dinas Sosial Provinsi Jawa dilaksanakan terkadang tidak konsisten, karena
Tengah. Berdasarkan tercapainya hasil tersebut harus dinamis dan menyesuaikan dengan
maka diharapkan dengan adanya program TPP kondisi di lapangan. Hal itu menjadikan
kebutuhan-kebutuhan dari PNS Dinas Sosial indikator tentang kestabilan pelaksanaan
Provinsi Jawa Tengah sudah terpenuhi, selain keputusan manajemen tidak dapat menjadi
itu dapat memberikan keseimbangan dan norma dan budaya organisasi.
keadilan dalam memberikan kompensasi
Hasil penelitian ini sesuai dengan
kepada masing-masing PNS, namun pimpinan
penelitian yang dilakukan Wijaya (2016: 88)
dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah harus
yang menjelaskan bahwa budaya organisasi
tetap melakukan kontrol dan evaluasi terhadap
memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan
karyawannya sehingga tidak terjadi
di perusahaan, sehingga dapat dikatakan bahwa
penyimpangan kinerja.
dengan berkembangnya budaya organisasi
yang baik dapat meningkatkan kinerja
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja
karyawan.
Pegawai
Berdasarkan hasil pengujian budaya
Pada variabel budaya organisasi
organisasi terhadap kinerja PNS di Dinas Sosial
memiliki koefisien regresi sebesar 1,990
Provinsi Jawa Tengah dapat diketahui bahwa
dengan signifikansi 0,049. Hasil ini
besar kecilnya kinerja dipengaruhi oleh budaya
menunjukkan bahwa signifikansi variabel
organisasi. Hasil ini menunjukkan bahwa
budaya organisasi lebih kecil dari 0,05, maka
penelitian ini dapat membuktikan hipotesis
hipotesis 2 penelitian ini yaitu budaya
yang menjelaskan bahwa budaya organisasi
organisasi berpengaruh signifikan terhadap
berpengaruh signifikan terhadap kinerja PNS di
kinerja PNS di Dinas Sosial Provinsi Jawa
Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah. Budaya
Tengah diterima.
yang baik akan berdampak pada perilaku
Hubungan yang cukup erat antara karyawan yang positif, sehingga hal tersebut
budaya organisasi dengan kinerja terjadi karena dapat berpengaruh terhadap peningkatan
budaya organisasi yang ada di Dinas Sosial kinerja PNS di Dinas Sosial Provinsi Jawa
Provinsi Jawa Tengah meliput nilai-nilai positif Tengah. Maka dari itu, diharapkan manajemen
yang dapat mengembangkan kinerja pegawai. di Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah menjaga
Salah satunya adalah dukungan dari budaya baik yang sudah terbentuk seperti
manajemen, toleransi pada beberapa kesalahan ketelitian dalam bekerja, cermat, pencapaian
sebagai peluang untuk belajar, orientasi pada kerja yang baik, menjaga kualitas kerja dan
rincian dan orientasi pada tim. Toleransi sebagainya sehingga kinerja Dinas Sosial
terhadap kesalahan tidak semua dilaksanakan, Provinsi Jawa Tengah dapat terus meningkat.
karena adanya peraturan dan ketentuan yang
Pengaruh Kejenuhan Kerja terhadap Kinerja hal tersebut program TPP secara efektif dapat
Pegawai meningkatkan kontribusi kerja dan prestasi
kerja PNS Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah.
Pada variabel kejenuhan kerja
memiliki koefisien regresi sebesar -0,517 Dampak positif terhadap kinerja juga
dengan signifikansi 0,606. Hasil ini diperoleh dari budaya organisasi. Perilaku
menunjukkan bahwa signifikansi variabel positif seperti ketelitian dan kecermatan dalam
kejenuhan kerja lebih besar dari 0,05, maka bekerja, apresiasi terhadap pegawai yang
hipotesis 3 penelitian ini yaitu kejenuhan kerja berprestasi, kerjasama yang baik antara
berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja pegawai dan pimpinan, orientasi terhadap
PNS di Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah kualitas kerja yang tinggi dapat memberikan
ditolak. dampak positif yang signifikan terhadap
kinerja.
Kejenuhan kerja memiliki pengaruh
terbalik (negatif) terhadap kinerja pegawai, hal Kejenuhan kerja merupakan faktor yang dapat
ini dikarenakan kejenuhan kerja merupakan mempengaruhi kinerja karyawan. Karyawan
faktor yang dapat menanggulangi kondisi yang yang jenuh cenderung memberikan kontribusi
menekan pada diri individu seperti kondisi fisik yang tidak maksimal terhadap organisasi.
yang sangat drop, merasa lelah dan letih setiap Meski demikian, hasil analisis menunjukkan
setelah bekerja, mudah cemas dalam pekerjaan, bahwa kejenuhan kerja tidak berpengaruh
merasa sulit tidur, sulit berkonsentrasi, merasa signifikan terhadap kinerja PNS Dinas Sosial
rendah diri, kehilangan idealisme dan Provinsi Jawa Tengah. Kejenuhan kerja yang
kehilangan semangat untuk bekerja (Maharani, terjadi di Dinas Sosial masih dalam kategori
2013). Ketika seseorang mengalami tingkat rendah sehingga dapat diatasi dan tidak
kejenuhan yang tinggi, maka tugas dan berdampak besar terhadap hasil kerja. Dalam
tanggung jawab yang dikerjakannya tidak pekerjaan sehari-hari, PNS tidak menunjukkan
dikerjakan secara maksimal. Hal itu membuat kejenuhan kerja seperti yang telah disebutkan
tingkat kinerja pegawai akan mengalami sebelumnya, sehingga pegawai di Dinas Sosial
penurunan. Provinsi Jawa Tengah lebih menunjukkan sikap
positif terhadap pekerjaannya yang berdampak
Hasil penelitian ini sesuai dengan
pada tingkat kinerja pegawai.
penelitian Asi (2013: 522) yang menjelaskan
bahwa adanya kejenuhan kerja (burnout) pada Implikasi Manajerial
kategori rendah terutama pada dimensi Berdasarkan hasil penelitian yang
emotional exhaustion, adanya burnout ini dilakukan menunjukkan bahwa efektivitas TPP,
berpengaruh negatif terhadap kinerja. Chen dan Budaya Organisasi dan Kejenuhan Kerja
Yu yang dikutip oleh Nugroho (2016: 179) berpengaruh terhadap kinerja pegawai, hasil
menjelaskan bahwa burnout tidak berpengaruh penelitian ini diharapkan dapat memberikan
signifikan terhadap kinerja pegawai museum dampak atau implikasi kepada pihak-pihak
nasional ilmu pengetahuan alam di Taiwan. tertentu:
Tenaga sukarelawan ini termotivasi oleh nilai-
a. Setelah mengetahui bahwa efektivitas TPP
nilai internal dalam melaksanakan
memiliki pengaruh signifikan terhadap
pekerjaannya, sehingga mereka tidak akan
kinerja PNS Dinas Sosial Provinsi Jawa
mengalami job burnout selama mereka
Tengah, hal ini dapat digunakan oleh
memandang sebuah pekerjaan sukarela
Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah untuk
merupakan suatu hal yang penting dan
terus meningkatkan kinerja PNSnya,
bermakna bagi mereka.
sehingga selain meningkatkan
Penutup kesejahteraan PNS juga dapat berdampak
pada kinerja masing-masing PNS. Bagi
Simpulan
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa
Adanya program TPP di Dinas Sosial
Tengah adanya program TPP untuk setiap
dapat memberikan kesejahteraan yang
PNS harus menjadi pendorong
berdampak pada peningkatan kinerja masing-
peningkatan kinerja organisasi di Dinas
masing PNS. Peningkatan kinerja ini
Sosial Provinsi Jawa Tengah. Peran
dikarenakan besaran TPP disesuaikan dengan
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa
disiplin dan prestasi kerja PNS. Berdasarkan
Tengah juga selain untuk memastikan
kesejahteraan PNSnya, harus dapat terus motivasi, work-famliy conflict, kepuasan kerja,
meningkatkan kinerja PNS meskipun stres kerja, dan sebagainya. Selain itu, teknik
kompensasi yang diperoleh sudah tinggi. pengumpulan data yang digunakan juga dapat
Hal tersebut dapat dilakukan dengan dikembangkan menggunakan wawancara agar
berbagai macam strategi yang berupa memberikan jawaban yang lebih mendalam
insentif baik secara finansial maupun non sehingga memberikan hasil penelitian yang
finansial. lebih akurat.
b. Dengan hasil yang telah dikemukakan
Daftar Pustaka
oleh peneliti bahwa budaya organisasi
Buku:
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur
PNS Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah
Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
dapat dijadikan masukan untuk lebih
Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
memperhatikan lagi budaya-budaya
organisasi positif yang sudah tertanam di Bernardin, H.John and Russel. 2010. Human
lingkungan kerjanya. Budaya yang baik Resource Management. New York:
akan memberikan dampak positif terhadap McGraw-Hill.
perilaku kerja yang baik sehingga dapat
menghasilkan kinerja yang baik. Salah Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis
satu langkah yang dapat dilakukan oleh Multivariete dengan Program IBM
pimpinan Dinas Sosial Provinsi Jawa SPSS 23 Edisi ke-8. Semarang:
Tengah adalah memberikan apresiasi Universitas Dipenogoro.
terhadap PNS yang memiliki prestasi kerja Handayaningrat, Soewarno. 2008. Pengantar
baik sehingga menjadi teladan bagi PNS Studi Ilmu Administrasi dan
lainnya. Manajemen. Jakarta : CV.Haji
c. Kejenuhan kerja yang terjadi di Dinas Masagung
Sosial Provinsi Jawa Tengah masih dalam Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen
kategori rendah, meski demikian Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
pimpinan Dinas Provinsi Jawa Tengah Aksara
harus mengantisipasi kejenuhan kerja Indrawijaya, Adam I. 1989. Manajemen
agar tidak berdampak terhadap penurunan Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
kinerja PNS. Pimpinan harus melihat
beban kerja yang diterima karyawan Luthans, Fred. 2011. Organizational Behavior,
jangan sampai melebihi sehingga (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk), Edisi
mengakibatkan PNS mengalami kondisi Bahasa Indonesia, Yogyakarta: ANDI.
fisik yang drop, mudah lelah, mudah
cemas, sulit tidur karena stres, dan Mahmudi. 2011. Akuntansi Sektor Publik.
sebagainya. Yogkarta: UII Press

Saran Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2013.


Dari hasil analisis penelitian ini dapat Manajemen Sumber Daya Manusia
diajukan beberapa saran untuk penelitian Perusahaan. Bandung: Remaja
mendatang sebagai berikut: Efektivitas TPP Rosdakarya.
yang diberikan kepada PNS di Dinas Sosial Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi
Provinsi Jawa Tengah memiliki pengaruh Publik. Bandung: Alfabeta.
paling dominan terhadap kinerja. Hasil ini Prawirosentono, Suryadi. 2008. Kebijakan
dapat memberikan masukkan bahwa Dinas Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.
Sosial Provinsi Jawa Tengah dapat Robbins, S.P dan Judge. 2008. Perilaku
mempertahankan atau terus meningkatkan Organisasi 2, Jakarta: Salemba Empat.
program TPP sehingga dapat memberikan Sedarmayanti, (2011), Sumber Daya Manusia
kesejahteraan bagi PNS di Dinas Sosial Dan Produktivitas Kerja, Cet II,
Provinsi Jawa Tengah sekaligus untuk Bandung : Penerbit Mandar Maju.
meningkatkan kinerja. Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan Business. Edisi 1 dan 2. Jakarta:
dapat menganalisis variabel lain yang dapat Salemba Empat.
berpengaruh terhadap kinerja PNS, di antaranya
Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Daya Manusia (Edisi Pertama). Udayana, Vol. 6, No. 11/ Hal: 3985-
Jakarta: Binapura Aksara. 4014
Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi.
Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. Muljani, Ninuk. 2002. “Kompensasi sebagai
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Motivator untuk Meningkatkan Kinerja
Pelayanan Publik. Yogyakarta: Karyawan” Jurnal Manajemen &
Pembaruan. Kewirausahaan, Vol 4, No. 2, hlm.
108-122.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Nafrizal; Lubis, A. R.; Idris, Sofyan. 2012.
Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 25. “Pengaruh Insentif, Motivasi Kerja,
Bandung: Alfabeta, Gaya Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi terhadap Kepuasan Kerja
Tika, P. 2008. Budaya Organisasi dan serta Dampaknya pada Kinerja Personil
Peningkatan Kinerja Perusahaan. POLRI pada Satuan Kerja Biro Operasi
Jakarta: Bumi Aksara. Mapolda Aceh”. Jurnal Ilmu
Umam, Khaerul. 2012. Manajemen Organisasi. Manajemen, Vol. 1, No. 2, Hal: 49-63.
Bandung: Pustaka Setia. Nugroho, Hendarto Rizki; Susilo, Heru; Iqbal,
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Mohammad, 2016, “Pengaruh Job
Manusia : Teori Aplikasi dan Burnout dan Kepuasan Kerja Melalui
Penelitian. Jakarta: Salemba Empat. Komitmen Organisasi terhadap Kinerja
Karyawan (Studi pada Karyawan PT.
Jurnal: PLN (persero) Unit Pembangunan VIII
Asi, Sri Pahalendang. 2013. “Pengaruh Iklim Surabaya)”, Jurnal Administrasi Bisnis
Organisasi dan Burnout terhadap (JAB), Vol. 37, No. 2, hal. 174-182
Kinerja Perawat RSUD dr. Doris Agustus 2016.
Sylvanus Palangkaraya”, Jurnal Prasetya, Irhas Ivandhani. 2015. “Pengaruh
Aplikasi Manajemen, Vol. 11, No. 3. Disiplin Kerja, Motivasi, Kompensasi
Hal. 515 – 523 September 2013. dan Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan pada Dinas
Condly, Steven J., et al. 2013. The effects of Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Incentives on Workplace Performance: Daerah (DPPAD) Provinsi Jawa
A Meta-analytic Review of Research Tengah”
Studies, Performance Improvement http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/1729
Quality Journal 1.
Purnomo, Rachmadi Agus dan Sutama. 2012.
Maharani, Vivin. 2013. “ Pengaruh Burnout
“Pengaruh Motivasi, Lingkungan,
dan Kecerdasan Emosional terhadap
Disiplin dan Kepuasan Kerja terhadap
Kinerja Pegawai PT Bank Mega
Kinerja Pendidik SMP RSBI Di
Syari’ah Cabang Malang”.
Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran
IQTISHODUNA, Vol. 9, No. 1. Hal 1-
2011/2012”Jurnal Universitas
17.
Muhammadiyah Surakarta. Hal: 1-19.
Maharani, Puspa Ayu, Akde Triyoga, 2012, Putri, Christianingtiyas Ari Pramono dan
“Kejenuhan Kerja (Burnout) dengan Sipayun, T.t. 2012. “Analisis
Kinerja Perawat dalam Pemberian Efektivitas Program Tambahan
Asuhan Keperawatan”, Jurnal STIKES, Penghasilan (Insentif) 2011
Vol. 5, No. 2, hal 167-178, Desember Berdasarkan Perbandingan Tingkat
2012. Kinerja Pegawai Diskominfo Jabar
(Sebelum dan Sesudah Penerapan
Mahkota, Ini Kadek W. K. I; Sintaasih, D.K.; Program tambahan Penghasilan 2011).
Rahyuda, A. G. 2017. “Pengaruh Tugas Akhir FEB Telkom University.
Kepemimpinan Transformasional dan hlm. 1-20.
Budaya Organisasi terhadap Komitmen Verizqy, Tama dan Kusumawati, Retno. 2014.
Organisasi dan Kinerja Karyawan pada “Pengaruh Kompensasi terhadap
PT. Sasjam di Kabupaten Gianyar”. E- Motivasi Kerja Pegawai Tetap
Direktorat Sumber Daya Manusia di
Kantor Pusat PT. Pertamina (Persero)”
Jurnal Universitas Indonesia, hal. 1-
21.
Vitasari, Ita. 2016. “Kejenuhan (burnout)
Belajar ditinjau dari tingkat kesepian
dan control diri pada siswa kelas XI
SMA Negeri 9 Yogyakarta” Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta (Tidak
Dipublikasikan)
Wijaya, Erick Putra. 2016. “Pengaruh
Kompensasi dan Budaya Organisasi
terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Semangat Baru Jaya”. AGORA. Vol. 4,
No. 1, hlm. 83-88.
Berita:
Ige, Edhie Prayitno. (2015, 17 Februari).
Tambahan Penghasilan Pegawai
Pemprov Jateng Dinilai Tak Wajar.
Diperoleh 20 November 2017, dari
http://news.liputan6.com/read/217695
6/tambahan-penghasilan-pegawai-
pemprov-jateng-dinilai-tak-wajar
Solopos, Agregasi. (2016, 25 November).
Pemrov Jateng Potong Tunjangan
Penghasilan 200 PNS yang
Indisipliner. Diperoleh 20 November
2017, dari
https://news.okezone.com/read/2016/1
1/25/512/1550965/pemprov-jateng-
potong-tunjangan-penghasilan-200-
pns-yang-indisipliner

Anda mungkin juga menyukai