Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian

Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang
diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan ( Townsend, 2012 ).

Menurut Wong (2011), gangguan harga diri rendah adalah penilaian


negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara
langsung maupun tidak langsung

Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang


negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,
merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 2015).

Jadi dapat disimpulkan bahwa Harga Diri Rendah adalah perasaan


negatif terhadap diri sendiri yang dapat diekspresikan secara langsung dan tak
langsung.

B. Penyebab Harga Diri Rendah

Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari


harga diri rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi
karena individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang
perilaku klien sebelumnya bahkan mungkin kecenderungan lingkungan yang
selalu memberi respon negatif mendorong individu menjadi harga diri rendah.

Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya


individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis),
individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul
pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan
peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan
fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan
tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi
secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri
rendah kronis.

Terjadinya gangguan konsep diri harga diri rendah kronis juga di


pengaruhi beberapa faktor predisposisi seperti faktor biologis, psikologis,
sosial dan kultural.

Faktor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik yang dapat
mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada
keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun
dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi
kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar karena klien lebih
dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.

Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga


diri rendah kronis adalah (Effendy, 2013):

System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien dengan
harga diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak
berguna atau gagal terus menerus.

Berdasarkan faktor psikologis , harga diri rendah konis sangat


berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu menjalankan peran
dan fungsi. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami harga diri
rendah kronis meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak
realistis, orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya,
peran yang tidak sesuai dengan jenis kelamin dan peran dalam pekerjaan

Faktor sosial: secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi


proses terjadinya harga diri rendah kronis, antara lain kemiskinan, tempat
tinggal didaerah kumuh dan rawan, kultur social yang berubah misal ukuran
keberhasilan individu.
Faktor kultural: tuntutan peran sesuai kebudayaan sering
meningkatkan kejadian harga diri rendah kronis antara lain : wanita sudah
harus menikah jika umur mencapai duapuluhan, perubahan kultur kearah
gaya hidup individualisme.

Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada


ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi (Wong, 2011),
yaitu :

1. Faktor-faktor somatik (somatogenik)

a. Neuroanatomi

b. Neurofisiologi

c. Neurokimia

d. Tingkat kematangan dan perkembangan organik

e. Faktor-faktor pre dan peri – natal

2. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :

Interaksi ibu – anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau
abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus
(perasaan tak percaya dan kebimbangan)

a. Peranan ayah

b. Persaingan antara saudara kandung

c. Inteligensi

d. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan


masyarakat

e. Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa


malu atau rasa salah

f. Konsep diri : pengertian identitas diri sendiri versus peran


yang tidak menentu
g. Keterampilan, bakat dan kreativitas

h. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap


bahaya

i. Tingkat perkembangan emosi

3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik)


a. Kestabilan keluarga

b. Pola mengasuh anak

c. Tingkat ekonomi

d. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan

e. Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas


kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai

f. Pengaruh rasial dan keagamaan

g. Nilai-nilai

C. Pohon Masalah

Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Effect Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

Isolasi Sosial

Core Problem Harga Diri Rendah Kronis

Causa Koping Individu Tidak Efektif


D. Psikodinamika

1. Etiologi

Gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara situasional dan


kronik dikatakan situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya
dioperasi, kecelakaam, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja,
perasaan malu kerena terjadi sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN,
dan dipenjara secara tiba-tiba). Dan dikatakan kronik yaitu perasaan
negative terhadap diri telah berlangsung lama. Klien ini mempunyai
perasaan negative. Kejadian sakit atau dirawat akan menambah persepsi
negative terhadap dirinya.

2. Proses terjadinya masalah

Harga diri terjadi karena perasaan dicintai dan mendapatkan pujian


dari orang lain. Harga diri akan menjadi rendah ketika tidak ada lagi cinta
dan ketika adanya kegagalan, tidak mendapatkan pengakuan dari orang
lain, merasa tidak berharga, gangguan citra tubuh akibat suatu penyakit
sehingga akan menimbulkan suatu gambaran individu yang berperasaan
negative terhadap diri sendiri.

3. Komplikasi

Individu mengalami gangguan konsep diri: harga diri rendah


pertama kali akan merasa cemas dan takut. Individu akan takut ditolak,
takut gagal, dan takut dipermalukan. Akhirnya cenderung untuk menarik
diri, akan mengisolasi diri, yang pada akhirnya individu akan mengalami
gangguan realita. Komplikasi yang berbahaya individu mempunyai
keinginan untuk meciderai dirinya.
E. Rentang Respon Konsep Diri

1. Respon adaftif

Adalah pernyataan dimana klien jika menghadapi suatu masalah


akan dapat memecahkan masalah tersebut.

a. Aktualisasi diri

Adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar


belakang pengalaman yang sukses dan dapat diterima.

b. Konsep diri positf

Adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif


dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang
negative dari dirinya

2. Respon maladaftif

Adalah keadaan klien dalam menghadapi suatu masalah tidak


dapat memecahkan masalah tersebut.

a. Harga Diri Rendah

Adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan


merasa lebih rendah dari orang lain

b. Identitas Kacau

Adalah kegagalan individu untuk mengintegritas aspek-aspek


idintitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
keperibadian masa dewasa yang harmonis.
c. Depersonallisasi

Adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri


sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
membedakan dirinya dengan orang lain. Menurut Suliswati Dkk
komponen konsep diri ada lima yaitu terdiri dari:

1) Citra tubuh

Adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau


tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai
ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.

2) Ideal diri

Adalah persepsi individu tentang bagaimana seharusnya


bertingkah laku berdasarkan standar peribadi.

3) Harga diri

Adalah penilaian peribadi terhadap hasil yang dicapai


dengan menganalisa berapa banyak kesesuaian tingkah laku
dengan ideal dirinya.

4) Peran

Adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan


yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi
idividu di dalam kelompok sosialnya.

5) Identitas diri

Adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh


individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya, menyadari
bahawa dirinya berbeda dengan orang lain.
Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian keperawatan

a. Factor Predisposisi

1) Factor predisposisi citra tubuh

a) Kehilangan atau kerusakan organ tubuh (anatomi dan fungsi)

b) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh

c) Proses patalogik penyakit dan dampaknya terhadap struktur


maupun fungsi tubuh

d) Prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterapi dan


transpantasi

2) Factor predisposisi harga diri

a) Penolakan dari orang lain

b) Kurang penghargaan

c) Pola asuh yang salah yaitu terlalu dilarang , terlalu dikontrol,


terlalu diturut, terlalu dituntut dan tidak konsisten

3) Faktor predisposisi peran

a) Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan,


perubahan situai dan sehat-sakit

b) Ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua harapan


yang bertentangan secara terus menerus yang tidak terpenuhi.

c) Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya


tentang harapan peran yang spesifik dan bingung tentang
tingkah laku yang sesuai

d) Peran yang terlalu banyak

4) Factor predisposisi identitas diri

a) Ketidak percayaan orang tua dan anak


b) Tekanan dari teman sebaya

c) Perubahan dari struktur sosial

b. Factor Presipitasi

1) Trauma

Masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri situasi


yang membuat individu sulit menyesuaikan diri atau tidak dat
menerima khususnya trauma emosi seperti penganiayaan fisik,
seksual, dan psikologis pada masa anak-anak atau merasa
terancam kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa
tindakan kejahatan.

2) Ketegangan peran

Pada perjalanan hidup individu sering menghadapi Transisi


peran yang beragam, transisi peran yang sering terjadi adalah
perkembangan, situasi, dan sehat sakit.

c. Manifestasi klinik

1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan


terhadap penyakit

2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri

3) Merendahkan martabat

4) Gangguan hubungan social

5) Percaya diri kurang

6) Mencederai diri

d. Mekanisme koping

1) Koping jangka pendek

a) Aktivitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara


dari krisis, misalnya menonton TV, dan olah raga.
b) Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara,
misalnya ikut kegiatan social politik dan agama.

c) Aktivitas yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara


terhadap konsep diri, misalnya aktivitas yang berkompetensi
yaitu pencapaian akademik atau olah raga.

d) Aktivitas yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah


identitas menjadi kurng berarti dalam kehidupan, misalnya
penyalahgunaan zat.

2) Koping jangka panjang

a) Penutupan identitas

Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang


yang penting bagi individu tampa memperhatikan keinginan
aspirasi dan potensi individu.

b) Identitas negative

Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat di terima


oleh nilai-nilai dan harapan masyarkat.

e. Test diagnostic

1) Test psikologik: test keperibadian

2) EEG: ganguan jiwa yang disebabkan oleh neorologis

3) Pemeriksaan sinar X: mengetahui kelainan anatomi

4) Pemeriksaan laboratorim kromosom: ginetik

f. Penatalaksanaan medis

1) Psikofarmaka

2) Elektro convulsive therapy

3) Psikoterapy

4) Therapy okupasi

5) Therapy modalitas
a) Terapi keluarga

b) Terapi lingkungan

c) Terapi perilaku

d) Terapi kognitif

e) Terapi aktivitas kelompok

2. Diagnosa keperawatan

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.

3. Rencana tindakan keperawatan

Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi


Gangguan konsep diri : Setelah dilakukan asuhan SP pada pasien
keperawatan selama 3x SP I
Harga diri rendah
pertemuan klien dapat 1. Mengidenfikasi
berinteraksi baik dengan kemampuan dan aspek
masyarakat sekitar. positif yang dimiliki
Kriteria hasil : pasien
1. Klien dapat membina 2. Membantu pasien
hubungan saling menilai kemampuan
percaya dengan pasien yang masih
perawat dapat digunakan
2. Klien dapat menilai 3. Membantu pasien
kemampuan dan aspek memilih kegiatan yang
positif yang dimiliki akan dilatih sesuai
3. Klien dapat Klien dengan kemampuan
dapat menilai pasien
kemampuan yang 4. Melatih pasien
dimiliki untuk kegiatan yang dipilih
dilaksanakan sesuai kemampuan
4. Klien dapat 5. Membimbing pasien
merencanakan memasukkan dalam
kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan
kemampuan yang harian.
dimiliki
5. Klien dapat melakukan
kegiatan sesuai SP II
rencana yang dibuat 1 Memvalidasi masalah
6. Klien dapat dan latihan
memanfaatkan sitem sebelumnya.
pendukung 2 Melatih kegiatan
kedua (atau
selanjutnya) yang
dipilih sesuai
kemampuan
Membimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

SP pada keluarga
SP I
1 Mendiskusikan
masalah yang
dirasakan keluarga
dalam merawat pasien
2 Menjelaskan
pengertian, tanda dan
gejala harga diri
rendah yang dialami
pasien beserta proses
terjadinya
3 Menjelaskan cara-cara
merawat pasien harga
diri rendah

SP II
1 Melatih keluarga
mempraktekkan cara
merawat pasien
dengan harga diri
rendah
2 Melatih keluarga
melakukan cara
merawat langsung
kepada pasien harga
diri rendah

SP III
1 Membantu keluarga
membuat jadual
aktivitas di rumah
termasuk minum obat
(discharge planning)
2 Menjelaskan follow
up pasien setelah
pulang

DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Nasrul. 2013. Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Keliat, A.B. 2015. Tingkah Laku Bunuh Dirí. Jakarta : Arcan.

Schultz dan Videback. 2011 Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Philadelphia : Lippincott- Raven Publisher.

Townsend. 2012. Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for


Care Plan Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC

Wong L. Donna. 2011. Essentials of Pediatric Nursing, 4th, Mosby Year Book,
Toronto.

Anda mungkin juga menyukai