Anda di halaman 1dari 4

Tugas Case Report Session

PERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS INFEKSI CYTOMEGALOVIRUS KONGENITAL


DENGAN RUBELLA KONGENITAL

Oleh:
Oktarina Nurfazriani Anjas 1740312296

Preseptor:

Dr. dr. Yusri Dianne Jurnalis, Sp. A(K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUP DR. M.DJAMIL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

2019
Akronim TORCH merujuk pada sebuah kelompok organisme berkaitan dengan
infeksi kongenital yaitu toxoplasmosis, other(sifilis kongenital dan virus lainnya), rubella,
cytomegalovirus dan herpes simplex virus.1

1. Infeksi Cytomegalovirus kongenital


Infeksi Cytomegalovirus adalah penyebab umum infeksi in utero. Dengan
prevalensi pada 0,5% - 2,5% kelahiran. Cytomegalovirus dieksresikan dalam cairan
tubuh individu yang terinfeksi seperti saliva, urin, sekresi servikal, semen dan ASI.
Janin terinfeksi secara vertikal dari ibu dengan epidemiologi 30%-50% setelah infeksi
primer pada ibu.1
Manifestasi klinis yang ditemukan pada infeksi cytomegalovirus kongenital
adalah IUGR (Intra Uterine Growth restriction) atau pertumbuhan janin terhambat,
hidrops, petekie generalisata, purpura, trombositopenia, ikterik, hepatosplenomegali,
pneumonitis, mikrosefali, kalsifikasi periventrikular, kejang, korioretinitis, kehilangan
pendengaran sensorineurik (sensorineural hearing loss), abnormalitas tulang,
abnormalitas gigi dan hipokalsifikasi enamel.2
Sekuele jangka panjang meliputi kehilangan pendengaran sensorineurik
(sensorineural hearing loss), kehilangan penglihatan, retardasi mental, gangguan
kejang, palsi serebri, defisit penglihatan atau perkembangan terlambat
(Developmental delay). Kehilangan pendengaran sering ditemukan pada bayi jika
infeksi terjadi pada trimester satu atau trimester kedua. Kehilangan pendengaran bisa
progresif, terjadi unilateral atau bilateral dan dapat tidak terjadi saat lahir namun
timbul dikemudian hari pada masa kanak – kanak (21% terjadi saat lahir dan 25%
terjadi pada umur 4 tahun).2

Tabel 1. Manifestasi klinis dan kelainan laboratorium pada infeksi


cytomegalovirus kongenital simptomatis2

Manifestasi Klinis Presentase


Petekie 76%
Kelainan neurologis atau satu atau lebih dari gejala dibawah 68%
 Mikrosefali 53%
 Letargi/ hipotonia 27%
 Refleks hisap yang buruk 19%
 Kejang 7%
Ikterik 67%
Hepatosplenomegali 60%
Kecil untuk usia kehamilan (berat <persentil 10) 50%
Prematuritas (gestasi < 38 minggu) 34%
Kelainan Laboratorium Persentase
Peningkatan SGPT (>80 unit/L) 83%
Trombositopenia
 < 100.000/mm3 77%
 < 50.000/mm3 53%
Hiperbilirubinemia konjugasi
 Bilirubin direk > 2mg/dL 81%
 Bilirubin direk > 4mg/dL 69%
Hemolisis 51%
Peningkatan protein cairan serebrospinal (>120mg/dL) 46%

2. Infeksi Rubellakongenital
Infeksi Rubella kongenitalmerujuk kepada seluruh kejadian kehamilan yang
berkaitan dengan infeksi rubella intrauterin meliputi keguguran, kematian bayi
sebelum umur 20 hingga 28 minggu gestasi, malformasi kongenital serta infeksi
asimptomatis. Infeksi Rubella kongenital juga mengacu kepada variasi kelainan
kongenital lain seperti kerusakan pendengaran, defek jantung kongenital,
katarak/glaukoma dan retinopati. Untuk menegakkan diagnosis Infeksi Rubella
kongenital, harus terdapat lebih dari satu jenis kelainan kongenital tersebut.1
Defek kongenital yang umum ditemukan pada Infeksi Rubella kongenital adalah
katarak, penyakit jantung kongenital, kerusakan pendengaran dan keterlambatan
perkembangan. Bayi dengan Infeksi Rubella kongenital sering memiliki lebih dari 1
tanda dan gejala yang konsisten dengan Infeksi Rubella kongenital, namun, bayi juga
dapat hanya memiliki satu defek, dimana kerusakan pendengaran adalah defek
tunggal yang sering ditemukan. 3
Daftar Pustaka
1. Abdel-Razeq SS, Cross SN, Lipkind HS dan Copel JA. 2018.Cytomegalovirus,
Rubella, Toxoplasmosis, Herpes Simplex Virus and Varicella in Obstetric Imaging :
Fetal Diagnosis and Care (Second Edition). Elsevier : 666-681.
2. Swanson EC. Scheiss MR. 2013. Congenital Cytomegalovirus Infection : New
Prospects for Prevention and Therapy. Pediatric Clinical North America: 1 – 17.
3. Lanzieri T, Redd S, Abernathy E dan Icegnole J. 2018. Congenital Rubella Syndrome.
CDC Surveillance Manual.

Anda mungkin juga menyukai