Proposal Kti - Eddo Adeddo Kenes Randa
Proposal Kti - Eddo Adeddo Kenes Randa
Disusun Oleh:
EDDO ADEDDO KENES RANDA
NPM. 15050046
2
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
3
Menyetujui
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
4
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Permasalahan ............................................................................ 3
DAFTAR PUSTAKA
5
6
BAB I
PENDAHULUAN
1
penting untuk mengkoordinasi pekerjaan atau mengorganisasi satu kesatuan
yang harmonis.
Mekanisme pengkoordinasian dalam pelaksanaan pembangunan untuk
tetap mengarahkan aktivitasnya ke arah pencapaian tujuan pembangunan
tersebut dan mengurangi ketidakefisienan serta konflik yang merusak.
Pengkoordinasian dimaksudkan agar para aparat pelaksana pembangunan
mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya lain yang dimiliki.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan tergantung pada kemampuan aparat
penanggung jawab pelaksanaan pembangunan untuk menyusun berbagai
sumber daya yang ada dalam mencapai suatu tujuan.
Tingkat efektivitas pelaksanaan pembangunan hendaknya mendapat
perhatian yang lebih dari segenap unsur operasional penyelenggara
pembangunan. Oleh karena itu kesempurnaan sistem koordinasi diharapkan
mampu menjadikan tingkat efektivitas pelaksanaan pembangunan menjadi
tinggi. Unsur yang menunjang efektivitas pelaksanaan pembangunan dari
sudut pencapaian tujuan bukan hanya mempertimbangkan sasaran, tetapi juga
mekanismenya mempertahankan diri dan manajemen sasaran. Kebutuhan akan
pembangunan bagi suatu daerah sudah jelas, yaitu introspeksi yang obyektif,
keterusterangan mengenai kekurangan, dan kesiapan dalam pelaksanaan
pembangunan.
Dalam pembangunan dibutuhkan strategi yang tepat agar dapat lebih
efisien dari segi pembiayaan dan efektif dari segi hasil. Pemilihan strategi
pembangunan ini penting karena akan menentukan dimana peran pemerintah
dan dimana peran masyarakat sehingga kedua bela pihak mampu berperan
secara optimal dan sinergis. Seperti yang diamanatkan dalam UU No.
32/2004, tentang perencanaan pembangunan dan pelaksanaanya harus
berorientasi ke bawah dan melibatkan masyarakat luas, melalui pemberian
wewenang perencanaan pelaksanaan pembangunan di tingkat daerah, dengan
cara ini akan mampu menyerap partisipasi masyarakat hingga pembangunan
yang dilaksanakan dapat memberdayakan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat banyak.
2
Keinginan untuk mewujudkan pelaksanaan pembangunan agar lebih
memberdayakan masyarakat dalam pembangunan secara umum telah diatur
melalui instruksi menteri dalam Negeri No. 4/1981 tentang mekanisme
pengendalian program pembangunan masuk desa serta peraturan menteri
dalam Negeri No. 9/1982 tentang pedoman penyusunan perencanaan dan
pengendalian pembangunan di daerah (P5D), menurut peraturan tersebut
penyusunan perencanaan pembangunan dilaksanakan secara bertahap yang
pada prinsipnya mengacu pada sistem perencanaan pembangunan dari bawah
(bottom up planning) melalui sistem ini diharapkan terjadi peningkatan mutu
perencanaan yang komprehensif dan terpadu serta dapat menjaring aspirasi
masyarakat dan kebutuhan masyarakat dalam koridor pembangunan Nasional.
Desa Perbo merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Curup
Utara Kabupaten Rejang Lebong. Desa Perbo memiliki Majelis Taklim, PKK,
Kader Posyandu dan Karang Taruna yang aktif dengan kegiatan masing-
masing. Dalam perencanaan pembangunan, masing-masing pihak diharapkan
untuk dapat berkoordinasi demi terwujudnya hasil pembangunan yang nyata.
Berdasarkan pengamatan awal penulis terlihat bahwa pelaksanaan
pembangunan di Desa Perbo belum terkoordinasi secara optimal oleh aparat
pemerintah penyelenggara pembangunan, sehingga penyelenggaraan
pembangunan yang ada di Desa Perbo ini belum didukung oleh pertumbuhan
sarana dan prasarana yang representatif yang sesuai dengan harapan
masyarakat.
1.2 Permasalahan
Pelaksanaan pembangunan di Desa Perbo belum berjalan sebagaimana
mestinya, hal ini terlihat masih banyaknya fasilitas-fasilitas pelayanan umum
yang belum terbangun seperti sarana dan prasarana teknis, perbaikan kantor
desa, perbaikan kantor PKK yang terlihat belum memadai. Kondisi
pembangunan yang terdapat di Perbo seperti yang diuraikan di atas tentunya
akan berdampak negatif pada pencapaian tujuan pembangunan Nasional.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
4) Gerakan aktifitas: merupakan daya gerak aktifitas yang
dilakukan menajer, supervisor dalam melakukan tugasnya guna
mencapai tujuan organisasi.
5) Keserasian: merupakan urutan dalam melaksanakan
pekerjaan yang sudah tersusun dengan baik, dan dilakukan pada
waktu yang bersamaan akan tetapi tanpa menimbulkan
pertentangan walaupun pada unit kerja yang sama atau berbeda.
6) Arah yang sama (sasaran): hal ini ditetapkan sebagai
pedoman sasaran yang telah ditentukan. Saluran sumber daya yang
diarahkan pada sasaran yang satu, sehingga tidak terjadi
penyimpangan.
c. Jenis-Jenis Koordinasi
Menurut Malayu Hasibuan (2005:87) Koordinasi dibedakan menjadi:
1) Koordinasi Vertikal yaitu kegiatan-kegiatan penyatuan,
pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit,
kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan
tanggung jawabnya. Dalam hal ini mencakup kesatuan tindakan,
pemahaman prosedur kerja, penyelesaian konflik, pelaksanaan
tugas, peningkatan kerja sama, dan peningkatan produktivitas
kerja.
2) Koordinasi Horizontal yaitu mengkoordinasikan tindakan.-
tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang
dilakukan oleh para pegawai terhadap kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan
dalam tingkat organisasi yang setingkat.
Menurut peraturan pemerintah RI no. 6 tahun 1988
1) Koordinasi fungsional adalah koordinasi antara dua atau
lebih instansi bersangkutan yang mempunyai program yang
berkaitan erat
2) Koordinasi instansional adalah koordinasi terhadap
beberapa instansi yang menangani satu urusan tertentu yang
bersangkutan.
3) Koordinasi teritori adalah koordinasi terhadap dua atau
lebih wilayah dengan program tertentu.
d. Fungsi dan Manfaat Koordinasi
5
Sebagai salah satu fungsi administrasi, koordinasi mempunyai
peranan yang sangat penting untuk memudahkan tercapainya tujuan
organisasi. Koordinasi yang baik akan mengakibatkan terlaksananya
tugas-tugas organisasi secara efisien dan efektif. Koordinasi adalah
akibat logis dari adanya prinsip pembagian tugas, dimana setiap satuan
unit kerja hanyalah melaksanakan sebagian tugas pokok organisasi
secara keseluruhan. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang
lebih baik diperlukan kerja sama antar satuan kerja organisasi.
Menurut Hasibuan (2005:88) beberapa manfaat yang diperoleh
apabila suatu organisasi menjalankan funsi koordinasi, yakni sebagai
berikut:
1) Koordinasi dapat menghindarkan perasaan lepas satu sama
lain antara satuan-satuan organisasi atau antara pejabat yang ada
dalam organisasi.
2) Koordinasi dapat menghindarkan perasaan atau pendapat
bahwa organisasinya atau pejabatnya merupakan yang paling
penting.
3) Koordinasi dapat menghindarkan kemungkinan timbulnya
sebutan fasilitas atau pertentangan antar satuan organisasi atau
antar pribadi.
4) Koordinasi dapat menghindarkan terjadinya peristiwa
waktu menunggu yang memakan waktu yang lama.
5) Koordinasi dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya
kekembaran pengerjaan terhadap sebuah aktifitas oleh satuan-
satuan organisasi atau kekembaran pengerjaan terhadap tugas oleh
para anggotanya.
6) Koordinasi dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya
kekosongan pengerjaan terhadap suatu aktifitas oleh satuan-satuan
organisasi atau kekeosongan terhadap pengerjaan tugas oleh para
anggotanya.
7) Koordinasi dapat menumbuhkan kesadaran diantara sesama
anggota yang ada dalam satuan organisasi yang sama untuk saling
memberitahukan masalah
6
8) Koordinasi dapat menjamin kesatuan langkah, tindakan,
dan sikap serta kebijaksanaan di antara para anggotanya.
7
Tujuan pembangunan masyarakat desa/kelurahan adalah
meningkatkan taraf penghidupan masyarakat desa dengan jalan
melaksanakan pembangunan yang integral dari pada masyarakat desa
berdasarkan asas kekuatan sendiri dari pada masyarakat desa/kelurahan
dan serta asas pemufakatan antara anggota-anggota masyarakat
desa/kelurahan dengan bimbingan suatu keseluruhan atau kebulatan
dalam rangka kebijaksanaan umum yang sama.
Pembangunan adalah suatu perubahan yang meningkat baik
ekonomi maupun sosial. Perubahan ekonomi dan sosial ini dapat
dicapai dengan cara-cara yang berbeda-beda tergantung dari tujuan
pembangunan itu sendiri. Tujuan pembangunan menurut Kunarjo
(2002) mencakup hal-hal pokok seperti:
1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
2) Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat,
3) Meningkatkan kesempatan kerja,
4) Meningkatkan pemerataan pembangunan antar daerah.
c. Prinsip Pembangunan Desa
1) Pembangunan masyarakat bekerja pada tingkat komunitas.
2) Pembangunan masyarakat lebih ditekankan sebagai metode,
proses dan gerakan dari pada program.
3) Sebagai metode, pembangunan masyarakat meliputi dua
komponen utama yakni partisipasi masyarakat terhadap
pembangunan masyarakat itu sendiri dan peran pemerintah untuk
menggerakan partisipasi tersebut.
8
gambar maupun video, agar tokoh masyarakat dapat lebih mengerti dan
memahami tentang fungsi koordinasi.
3. Simulasi
Simulasi adalah satu metode penyuluhan yang memperagakan
sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang
sesungguhnya. Simulasi: menggambarkan suatu sistem atau proses dengan
peragaan memakai model statistic atau pemeran. Simulasi dilakukan agar
peserta penyuluhan dapat melihat gambaran nyata dari fungsi koordinasi
dalam perencanaan pembangunan desa.
9
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN
3.1 Tujuan
Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah:
1. Evaluasi pelaksanaan fungsi koordinasi pada tingkat pemerintahan
di Desa Perbo Kec. Curup Utara Kab. Rejang Lebong
2. Menjelaskan tentang pentingnya fungsi koordinasi dalam
perencanaan pembangunan di Desa Perbo Kec. Curup Utara Kab. Rejang
Lebong
3.2 Manfaat
Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini, diharapkan peserta penyuluhan:
1. Sebagai sumbangan pemikiran kepada pemerintah Desa Perbo
mengenai pentingnya koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan.
2. Sebagai bahan informasi dan acuan bagi penelitian selanjutnya
yang ingin mengkaji lebih mendalam mengenai koordinasi terhadap
pelaksanaan pembangunan.
10
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
Mulai
Persiapan Proposal
Pengajuan Proposal
Penyusunan Laporan
Seminar Laporan
Pengumpulan Laporan
Gambar 4.1
Diagram Alir Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Individu
11
4.2 Lokasi Kegiatan
Kegiatan penelitian dan penyuluhan dilaksanakan di Desa Perbo
Kecamatan Curup Utara Kabupaten Rejang Lebong.
12
4.4 Instrumen Kegiatan
Tabel 1.
Instrumen Penelitian
13
langsung dan dipusatkan pada satu pokok permasalahan/ persoalan sesuai
dengan tujuan observasi, hal ini dimaksudkan agar hasil wawancara tidak
keluar dari jalur permasalahan. Selain itu dilakukan wawancara secara
langsung dengan kondisi masyarakat yang akan menunjang data yang
dikumpulkan sebelumnya.
2. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan untuk memperoleh
informasi tentang fungsi koordinasi di tingkat pemerintah desa dan
perencanaan pembangunan di Desa Perbo Kec. Curup Utara Kabupaten
Rejang Lebong.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah mengumpulkan informasi yang memungkinkan
analis mempelajari yang diketahui oleh responden terhadap masalah yang
dihadapi
DAFTAR PUSTAKA
14
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara
15