Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

PENINGKATAN EFEKTIFITAS FUNGSI KOORDINASI


TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI
DESA PERBO KECAMATAN CURUP UTARA
KABUPATEN REJANG LEBONG

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mengikuti KUKERTA XXIX


di Universitas Prof. Dr. Hazairin, S.H. Bengkulu

Disusun Oleh:
EDDO ADEDDO KENES RANDA
NPM. 15050046

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, S.H.
BENGKULU
2018

2
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Judul Penelitian : Peningkatan Efektifitas Fungsi Koordinasi terhadap


Perencanaan Pembangunan di Desa Perbo
Kecamatan Curup Utara Kabupaten Rejang Lebong
Bidang Ilmu : Administrasi Pemerintahan
Penulis
a. Nama Lengkap : Eddo Adeddo
Kenes Randa
b. NPM : 15050046
c. Program Studi : Administrasi
Negara
d. Nomor HP : 081368728785
e. Alamat Surel (e-mail) :
adedo17@yahoo.com
f. Alamat Rumah : Jln. Hibrida 9
Kel. Sidomulyo Kec. Gading Cempaka Kota
Bengkulu

Mengetahui, Bengkulu, Juli 2018


Dosen Pembimbing Lapangan Peserta Kukerta

Pedi Riswandi, SE., M.Ak Eddo Adeddo Kenes Randa


NPP. 0212100163 NPM. 15050046

3
Menyetujui
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Dr. Dodo Sutardi, M.Pd


NIP. 195910061987031002

4
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Permasalahan ............................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori ......................................................................... 3
2.2 Rencana Kegiatan ..................................................................... 7

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN


3.1 Tujuan ....................................................................................... 9
3.2 Manfaat .................................................................................... 9

BAB IV METODE PELAKSANAAN


4.1 Program Kegiatan ..................................................................... 10
4.2 Lokasi Kegiatan ....................................................................... 11
4.3 Kondisi dan Lokasi Potensi Kegiatan ...................................... 11
4.4 Instrumen Kegiatan .................................................................. 11
4.5 Teknik Pelaksanaan Kegiatan .................................................. 11
4.6 Teknik Analisis Hasil Kegiatan ................................................ 12
4.7 Jadwal Kegiatan ....................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

5
6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelaksanaan kegiatan pembangunan Nasional di Indonesia,
sesungguhnya merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita
bangsa yakni terciptanya kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur.
Pencapaian cita-cita tersebut dilaksanakan secara sistematis dan terpadu dalam
bentuk operasional penyelenggaraan pembangunan selaras dengan fenomena
dan dinamika yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Keberhasilan
pelaksanaan pembangunan tergantung pada pemilihan tujuan yang akan
dicapai dengan cara menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan
tersebut.
Agar proses pembangunan tersebut dapat terlaksana sesuai dengan apa
yang diharapkan, maka salah satu aspek yang diperhatikan adalah koordinasi
dari para aparat pelaksana pembangunan. Koordinasi sebagai salah satu cara
untuk mempersatukan usaha dari setiap penanggung jawab pelaksanaan
pembangunan atau unit kerja yang ada di suatu daerah guna menggalakkan
proses pembangunan terutama pembangunan yang sesuai dengan tuntunan
otonomi daerah mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan,
sehingga tujuan dari pelaksanaan pembangunan pada suatu daerah dapat
tercapai.
Koordinasi merupakan salah satu yang dapat dilakukan untuk
menyelaraskan berbagai pelaksanaan kegiatan pembangunan agar tidak terjadi
kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan,
menyatukan dan menyelaraskan kegiatan pembangunan mulai dari tingkat
bawah sampai pada tingkat atas, sehingga terdapat kerjasama yang terarah
dalam usaha mencapai tujuan pelaksanaan pembangunan. Usaha yang dapat
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain dengan memberi
instruksi/ perintah, mengadakan pertemuan dan memberikan penjelasan,
bimbingan atau nasihat. Penetapan mekanisme dalam suatu kegiatan sangat

1
penting untuk mengkoordinasi pekerjaan atau mengorganisasi satu kesatuan
yang harmonis.
Mekanisme pengkoordinasian dalam pelaksanaan pembangunan untuk
tetap mengarahkan aktivitasnya ke arah pencapaian tujuan pembangunan
tersebut dan mengurangi ketidakefisienan serta konflik yang merusak.
Pengkoordinasian dimaksudkan agar para aparat pelaksana pembangunan
mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya lain yang dimiliki.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan tergantung pada kemampuan aparat
penanggung jawab pelaksanaan pembangunan untuk menyusun berbagai
sumber daya yang ada dalam mencapai suatu tujuan.
Tingkat efektivitas pelaksanaan pembangunan hendaknya mendapat
perhatian yang lebih dari segenap unsur operasional penyelenggara
pembangunan. Oleh karena itu kesempurnaan sistem koordinasi diharapkan
mampu menjadikan tingkat efektivitas pelaksanaan pembangunan menjadi
tinggi. Unsur yang menunjang efektivitas pelaksanaan pembangunan dari
sudut pencapaian tujuan bukan hanya mempertimbangkan sasaran, tetapi juga
mekanismenya mempertahankan diri dan manajemen sasaran. Kebutuhan akan
pembangunan bagi suatu daerah sudah jelas, yaitu introspeksi yang obyektif,
keterusterangan mengenai kekurangan, dan kesiapan dalam pelaksanaan
pembangunan.
Dalam pembangunan dibutuhkan strategi yang tepat agar dapat lebih
efisien dari segi pembiayaan dan efektif dari segi hasil. Pemilihan strategi
pembangunan ini penting karena akan menentukan dimana peran pemerintah
dan dimana peran masyarakat sehingga kedua bela pihak mampu berperan
secara optimal dan sinergis. Seperti yang diamanatkan dalam UU No.
32/2004, tentang perencanaan pembangunan dan pelaksanaanya harus
berorientasi ke bawah dan melibatkan masyarakat luas, melalui pemberian
wewenang perencanaan pelaksanaan pembangunan di tingkat daerah, dengan
cara ini akan mampu menyerap partisipasi masyarakat hingga pembangunan
yang dilaksanakan dapat memberdayakan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat banyak.

2
Keinginan untuk mewujudkan pelaksanaan pembangunan agar lebih
memberdayakan masyarakat dalam pembangunan secara umum telah diatur
melalui instruksi menteri dalam Negeri No. 4/1981 tentang mekanisme
pengendalian program pembangunan masuk desa serta peraturan menteri
dalam Negeri No. 9/1982 tentang pedoman penyusunan perencanaan dan
pengendalian pembangunan di daerah (P5D), menurut peraturan tersebut
penyusunan perencanaan pembangunan dilaksanakan secara bertahap yang
pada prinsipnya mengacu pada sistem perencanaan pembangunan dari bawah
(bottom up planning) melalui sistem ini diharapkan terjadi peningkatan mutu
perencanaan yang komprehensif dan terpadu serta dapat menjaring aspirasi
masyarakat dan kebutuhan masyarakat dalam koridor pembangunan Nasional.
Desa Perbo merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Curup
Utara Kabupaten Rejang Lebong. Desa Perbo memiliki Majelis Taklim, PKK,
Kader Posyandu dan Karang Taruna yang aktif dengan kegiatan masing-
masing. Dalam perencanaan pembangunan, masing-masing pihak diharapkan
untuk dapat berkoordinasi demi terwujudnya hasil pembangunan yang nyata.
Berdasarkan pengamatan awal penulis terlihat bahwa pelaksanaan
pembangunan di Desa Perbo belum terkoordinasi secara optimal oleh aparat
pemerintah penyelenggara pembangunan, sehingga penyelenggaraan
pembangunan yang ada di Desa Perbo ini belum didukung oleh pertumbuhan
sarana dan prasarana yang representatif yang sesuai dengan harapan
masyarakat.

1.2 Permasalahan
Pelaksanaan pembangunan di Desa Perbo belum berjalan sebagaimana
mestinya, hal ini terlihat masih banyaknya fasilitas-fasilitas pelayanan umum
yang belum terbangun seperti sarana dan prasarana teknis, perbaikan kantor
desa, perbaikan kantor PKK yang terlihat belum memadai. Kondisi
pembangunan yang terdapat di Perbo seperti yang diuraikan di atas tentunya
akan berdampak negatif pada pencapaian tujuan pembangunan Nasional.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


1. Konsep Koordinasi
a. Pengertian Koordinasi
Koordinasi bersumber pada bahasa latin coordination berarti
‘kombinasi atau interaksi yang harmonis’’. interaksi yang harmonis
diantara para pegawai suatu organisasi, baik dalam hubungannya
secara timbal balik maupun secara horizontal diantara para pegawai
secara timbal balik pula. demikian pula interaksi antara pimpinan
organisasi, apakah ia manajer tingkat tinggi (top manager) atau
manajer tingkat menengah(middle manager) dengan masyarakat luar
organisasi (Effendi, 2001,116).
Adapun pengertian koordinasi menurut Saydam (1997:141)
adalah usaha untuk menyatukan dan menyelaraskan kegiatan-kegiatan
dalam suatu unit kerja atau perusahaan, sehingga tidak terjadi
kesimpangsiuran atau keberlawanan antar berbagai kegiatan. Menurut
Mulia Nasution (1996:225) bahwa koordinasi adalah proses
penyelarasan untuk mencapai tujuan dan diaplikasikan dalam seluruh
aktivitas-aktivitas dari unit kerja yang terpisah pada organisasi untuk
mencapai tujuan secara efisien.
b. Unsur-Unsur Koordinasi
1) Unit kerja atau organisasi-organisasi adalah kelompok kerja
di dalam suatu organisasi yang tentunya mempunyai fungsi yang
berbeda.
2) Sumberdaya (potensi) adalah tenaga kerja, pengalaman
tenaga kerja, perlengkapan produksi, anggaran, dan fasilitas kerja
lainnya.
3) Kesatu paduan: merupakan hubungan yang terdapat antara
satu unit kerja sehingga dapat diwujudkan aktifitas yang
terintegrasi atau aktifitas satu kesatuan yang terpadu.

4
4) Gerakan aktifitas: merupakan daya gerak aktifitas yang
dilakukan menajer, supervisor dalam melakukan tugasnya guna
mencapai tujuan organisasi.
5) Keserasian: merupakan urutan dalam melaksanakan
pekerjaan yang sudah tersusun dengan baik, dan dilakukan pada
waktu yang bersamaan akan tetapi tanpa menimbulkan
pertentangan walaupun pada unit kerja yang sama atau berbeda.
6) Arah yang sama (sasaran): hal ini ditetapkan sebagai
pedoman sasaran yang telah ditentukan. Saluran sumber daya yang
diarahkan pada sasaran yang satu, sehingga tidak terjadi
penyimpangan.
c. Jenis-Jenis Koordinasi
Menurut Malayu Hasibuan (2005:87) Koordinasi dibedakan menjadi:
1) Koordinasi Vertikal yaitu kegiatan-kegiatan penyatuan,
pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit,
kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan
tanggung jawabnya. Dalam hal ini mencakup kesatuan tindakan,
pemahaman prosedur kerja, penyelesaian konflik, pelaksanaan
tugas, peningkatan kerja sama, dan peningkatan produktivitas
kerja.
2) Koordinasi Horizontal yaitu mengkoordinasikan tindakan.-
tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang
dilakukan oleh para pegawai terhadap kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan
dalam tingkat organisasi yang setingkat.
Menurut peraturan pemerintah RI no. 6 tahun 1988
1) Koordinasi fungsional adalah koordinasi antara dua atau
lebih instansi bersangkutan yang mempunyai program yang
berkaitan erat
2) Koordinasi instansional adalah koordinasi terhadap
beberapa instansi yang menangani satu urusan tertentu yang
bersangkutan.
3) Koordinasi teritori adalah koordinasi terhadap dua atau
lebih wilayah dengan program tertentu.
d. Fungsi dan Manfaat Koordinasi

5
Sebagai salah satu fungsi administrasi, koordinasi mempunyai
peranan yang sangat penting untuk memudahkan tercapainya tujuan
organisasi. Koordinasi yang baik akan mengakibatkan terlaksananya
tugas-tugas organisasi secara efisien dan efektif. Koordinasi adalah
akibat logis dari adanya prinsip pembagian tugas, dimana setiap satuan
unit kerja hanyalah melaksanakan sebagian tugas pokok organisasi
secara keseluruhan. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang
lebih baik diperlukan kerja sama antar satuan kerja organisasi.
Menurut Hasibuan (2005:88) beberapa manfaat yang diperoleh
apabila suatu organisasi menjalankan funsi koordinasi, yakni sebagai
berikut:
1) Koordinasi dapat menghindarkan perasaan lepas satu sama
lain antara satuan-satuan organisasi atau antara pejabat yang ada
dalam organisasi.
2) Koordinasi dapat menghindarkan perasaan atau pendapat
bahwa organisasinya atau pejabatnya merupakan yang paling
penting.
3) Koordinasi dapat menghindarkan kemungkinan timbulnya
sebutan fasilitas atau pertentangan antar satuan organisasi atau
antar pribadi.
4) Koordinasi dapat menghindarkan terjadinya peristiwa
waktu menunggu yang memakan waktu yang lama.
5) Koordinasi dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya
kekembaran pengerjaan terhadap sebuah aktifitas oleh satuan-
satuan organisasi atau kekembaran pengerjaan terhadap tugas oleh
para anggotanya.
6) Koordinasi dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya
kekosongan pengerjaan terhadap suatu aktifitas oleh satuan-satuan
organisasi atau kekeosongan terhadap pengerjaan tugas oleh para
anggotanya.
7) Koordinasi dapat menumbuhkan kesadaran diantara sesama
anggota yang ada dalam satuan organisasi yang sama untuk saling
memberitahukan masalah

6
8) Koordinasi dapat menjamin kesatuan langkah, tindakan,
dan sikap serta kebijaksanaan di antara para anggotanya.

2. Konsep Pembangunan Desa


a. Pengertian Pembangunan Desa
Pembangunan desa adalah pembangunan manusia seutuhnya dan
seluruh masyarakat, pembangunan desa bersifat multi sektor
menyangkut semua kehidupan masyarakat, sehingga pembangunan
desa tidaklah berdiri sendiri tetapi merupakan suatu kesatuan dengan
pembangunan Nasional di daerah. Soewignyo menempatkan
pembangunan desa atas tiga sifat yaitu:
a. Sebagai metode pembangunan dalam rangka mewujudkan
cita-cita bangsa melalui pembangunan pedesaan/kelurahan, karena
sebagian besar masyarakat tinggal dan berusaha di desa.
b. Sebagai program yang menyangkut berbagai segi,
terakumulasi dalam benguk program yang pelaksanaannya di desa
memerlukan keikutsertaan masyarakat desa.
c. Sebagai gerak yang dilaksanakan secara menyeluruh di
pedesaan sebagai gerak maka diperlukan kemampuan dari aparat
pemerintah desa untuk menggerakkan masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan yang dilandasi oleh kesadaran
meningkatkan pada keadaan yang lebih baik.
Soedomo (2001) berpendapat bahwa pembangunan desa adalah
suatu kegiatan bersama yang direncanakan bersama dengan tujuan
untuk dapat meningkatkan kesejahteraan bersama dengan
mengendalikan pembinaan dan bantuan pemerintah.
Pembangunan desa dapat dibatasi sebagai suatu proses usaha
yang dirancang untuk menciptakan suasana yang memungkinkan
masyarakat menjadi cerdas, maju taraf ekonomi dan kehidupan
sosialnya, dengan berperan aktif dan berprakarsa sepenuh mungkin
dengan bimbingan serta bantuan pemerintah yang bertindak sebagai
suatu keseluruhan dalam kerangka suatu kebijaksanaan menuju pada
pembangunan desa dinamis.
b. Tujuan Pembangunan Desa

7
Tujuan pembangunan masyarakat desa/kelurahan adalah
meningkatkan taraf penghidupan masyarakat desa dengan jalan
melaksanakan pembangunan yang integral dari pada masyarakat desa
berdasarkan asas kekuatan sendiri dari pada masyarakat desa/kelurahan
dan serta asas pemufakatan antara anggota-anggota masyarakat
desa/kelurahan dengan bimbingan suatu keseluruhan atau kebulatan
dalam rangka kebijaksanaan umum yang sama.
Pembangunan adalah suatu perubahan yang meningkat baik
ekonomi maupun sosial. Perubahan ekonomi dan sosial ini dapat
dicapai dengan cara-cara yang berbeda-beda tergantung dari tujuan
pembangunan itu sendiri. Tujuan pembangunan menurut Kunarjo
(2002) mencakup hal-hal pokok seperti:
1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
2) Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat,
3) Meningkatkan kesempatan kerja,
4) Meningkatkan pemerataan pembangunan antar daerah.
c. Prinsip Pembangunan Desa
1) Pembangunan masyarakat bekerja pada tingkat komunitas.
2) Pembangunan masyarakat lebih ditekankan sebagai metode,
proses dan gerakan dari pada program.
3) Sebagai metode, pembangunan masyarakat meliputi dua
komponen utama yakni partisipasi masyarakat terhadap
pembangunan masyarakat itu sendiri dan peran pemerintah untuk
menggerakan partisipasi tersebut.

2.2 Rencana Kegiatan


1. Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan dengan menyebarluaskan informasi mengenai
pentingnya fungsi koordinasi dalam pembangunan desa agar aparat desa
dapat mempelajari, memahami dan menyesuaikan diri terhadap segala
sesuatu yang disampaikan, dalam hal ini tentang fungsi koordinasi
2. Visualisasi
Visualisasi adalah rekayasa dalam pembuatan gambar, diagram atau
animasi untuk penampilan suatu informasi. Dalam penyuluhan tentang
fungsi koordinasi yang dilakukan, digunakan semua informasi tentang
fungsi koordinasi dan perencanaan pembangunan desa, baik dalam bentuk

8
gambar maupun video, agar tokoh masyarakat dapat lebih mengerti dan
memahami tentang fungsi koordinasi.
3. Simulasi
Simulasi adalah satu metode penyuluhan yang memperagakan
sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang
sesungguhnya. Simulasi: menggambarkan suatu sistem atau proses dengan
peragaan memakai model statistic atau pemeran. Simulasi dilakukan agar
peserta penyuluhan dapat melihat gambaran nyata dari fungsi koordinasi
dalam perencanaan pembangunan desa.

9
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN

3.1 Tujuan
Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah:
1. Evaluasi pelaksanaan fungsi koordinasi pada tingkat pemerintahan
di Desa Perbo Kec. Curup Utara Kab. Rejang Lebong
2. Menjelaskan tentang pentingnya fungsi koordinasi dalam
perencanaan pembangunan di Desa Perbo Kec. Curup Utara Kab. Rejang
Lebong

3.2 Manfaat
Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini, diharapkan peserta penyuluhan:
1. Sebagai sumbangan pemikiran kepada pemerintah Desa Perbo
mengenai pentingnya koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan.
2. Sebagai bahan informasi dan acuan bagi penelitian selanjutnya
yang ingin mengkaji lebih mendalam mengenai koordinasi terhadap
pelaksanaan pembangunan.

10
BAB IV
METODE PELAKSANAAN

4.1 Program Kegiatan

Mulai

Persiapan Proposal

Pengajuan Proposal

Survei dan Observasi Lokasi

Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan Data Primer

Proses Kegiatan Penyuluhan

Penyusunan Laporan

Seminar Laporan

Pengumpulan Laporan

Gambar 4.1
Diagram Alir Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Individu

11
4.2 Lokasi Kegiatan
Kegiatan penelitian dan penyuluhan dilaksanakan di Desa Perbo
Kecamatan Curup Utara Kabupaten Rejang Lebong.

4.3 Kondisi dan Lokasi Potensi Kegiatan


Secara administratif, Desa Perbo terletak di wilayah Kecamatan Curup
Utara Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu dengan posisi dibatasi
oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Timur berbatasan dengan
Kelurahan Tunas Harapan. Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Batu
Panco. Di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Dusun Curup, sedangkan di
Utara berbatasan dengan Desa Tasik Malaya.
Akses ke desa ini tergolong mudah dengan lokasi yang relatif dekat
dengan pusat kota. Jarak tempuh desa ke Ibukota Kecamatan adalah sekitaran
1,5 km yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 8 menit. Sedangkan jarak
dari Ibukota Kabupaten adalah 2 km yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar
10 menit. Luas wilayah Desa Perbo adalah sekitaran 820 Ha, dengan rincian
berupa tanah sawah seluas 97 Ha, tanah kering seluas 152 Ha, perkebunan
seluas 156 Ha dan fasilitas umum dengan luas 15 Ha.
Adapun usaha yang menjadi mata pencaharian pokok warga desa adalah
bertani dan berkebun dengan hasil utama Padi dan Kopi. Di samping itu,
sektor perikanan melalui kolam Ikan. Berdasarkan data Administrasi
Pemerintahan Desa tahun 2017, jumlah penduduk Desa Perbo adalah 3.327
jiwa dengan rincian laki-laki 1.687 jiwa, perempuan 1.640 jiwa dengan jumlah
total 688 KK.

12
4.4 Instrumen Kegiatan
Tabel 1.
Instrumen Penelitian

No Konsep Aspek yang Diteliti Metode Sumber Data


1. Pelaksanaan/ 1. Proses Observasi, Lokasi
Perencanaan pembangunan desa wawancara penelitian
Pembanguna yang ada pada saat
n Desa ini
2. Evaluasi
tentang jalannya
pembangunan desa
2. Pengetahuan 1. Pemahaman Observasi, Lokasi
tentang tentang fungsi wawancara Penelitian,
fungsi koordinasi dalam , aparat
koordinasi pemerintahan penyuluhan pemerintah
2. Pemahaman
, tanya
tentang pentingnya
jawab
fungsi koordinasi
dalam perencanaan
pembangunan desa

4.5 Teknik Pelaksanaan Kegiatan


Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka dalam pelaksanaan
Kukerta dilakukan pendekatan dengan beberapa metode, yaitu:
1. Metode Wawancara
Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data ataupun
informasi dengan jalan melakukan tanya jawab secara sistematik. Dalam
pelaksanaannya metode ini mempunyai sasaran yang bersifat umum yaitu
masyarakat lokasi kukerta dan sasaran yang bersifat khusus yaitu
masyarakat desa dan aparat pemerintahan. Wawancara ini dilakukan secara

13
langsung dan dipusatkan pada satu pokok permasalahan/ persoalan sesuai
dengan tujuan observasi, hal ini dimaksudkan agar hasil wawancara tidak
keluar dari jalur permasalahan. Selain itu dilakukan wawancara secara
langsung dengan kondisi masyarakat yang akan menunjang data yang
dikumpulkan sebelumnya.
2. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan untuk memperoleh
informasi tentang fungsi koordinasi di tingkat pemerintah desa dan
perencanaan pembangunan di Desa Perbo Kec. Curup Utara Kabupaten
Rejang Lebong.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah mengumpulkan informasi yang memungkinkan
analis mempelajari yang diketahui oleh responden terhadap masalah yang
dihadapi

4.6 Jadwal Kegiatan


Minggu
No Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Pembekalan
2 Persiapan dan Pengajuan Proposal
3 Survei dan observasi lokasi
4 Pengumpulan data sekunder
5 Pengumpulan data primer
6 Analisa dan pengolahan data primer dan
data sekunder
7 Pelaksanaan Program
8 Bazar/ Pameran Hasil Program
9 Penyusunan draf laporan
10 Seminar Laporan
11 Pengumpulan Laporan

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, O. U. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

14
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara

Nasution, Mulia. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta: Djambatan

Saydam, G. 1997. Kamus Istilah Kepegawaian. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Soedomo, A. Hadi. 2008. Pendidikan: Suatu pengantar. Surakarta: UNS Press.

15

Anda mungkin juga menyukai