A. Pengertian
Computed radiography adalah proses digitalisasi yang menggunakan lembar atau
photostimulable plate untuk akusisi data gambar (Balinger 1999)
B. BAGIAN-BAGIAN COMPUTED RADIOGRAPHY (CP)
IMAGE PLATE (ip)
Image plate merupakan lembaran yang dapat menangkap dan menyimpan sinar-
x.
BAGIAN-BAGIAN IMAGE PLATE (IP)
1. Lapisan pelindung berfungsi untuk melindungi IP dari benturan, kerusakan
saat proses handling dan transfer seperti goresan, kontraksi, pecah akibat
temperatur dan kelembaban
2. Lapisan Fosfor
Lapisan fosfor IP adalah lapisan kristal Europium-doped Barium Fluorohalide
(BaFX;Eu2+) atau Photostimulable Phospor. Saat menumbuk kristal ini,
BaFX;Eu2+ berubah menjadi bentuk semistabil. Distribusi molekul semistabil
ini membentuk gambar laten.
3. Lapisan penyokong adalah lapisan dasar yang melapisi lapisan lain yang
terbuat dari poliester
4. Lapisan konduktor berfungsi mengeliminasi masalah-masalah elektrostatik
dan menyerap cahaya untuk meningkatkan ketajaman
5. Lapisan Pelindung Cahaya berfungsi untuk mencegah cahaya masuk saat
proses penghapusan data dari IP, kebocoran, dan menurunkan resolusi spasial
GAMBAR LAPISAN IMAGE PLATE
B. Pemeriksaan
Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
Brain contusion.
Brain atrofi.
Hydrocephalus.
Inflamasi.
C. SYARAT
Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan
klien yang dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan
dibawah 145 kg. Hal ini dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner.
Sebelum dilakukan pemeriksaan CT scan pada klien, harus dilakukan test apakah
klien mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa mengadakan perubahan selama 20-
25 menit, karena hal ini berhubungan dengan lamanya pemeriksaan yang dibutuhkan
Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan pemeriksaan untuk
menentukan apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang akan
dilakukan pemeriksaan CT Scan disuntik dengan zat kontras berupa iodine based
kontras material sebanyak 30 ml.
Bila klien ada riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya alergi maka
pemberian zat kontras iodine harus distop pemberiannya.
D. Kegunaan
Menilai kondisi pembuluh darah misalnya pada penyakit jantung koroner, emboli
paru, aneurisma (pembesaran pembuluh darah) aorta dan berbagai kelainan pembuluh
darah lainnya.
Menilai tumor atau kanker misalnya metastase (penyebaran kanker), letak kanker, dan
jenis kanker.
Kasus trauma/cidera misalnya trauma kepala, trauma tulang belakang dan trauma
lainnya pada kecelakaan. Biasanya harus dilakukan bila timbul penurunan kesadaran,
muntah, pingsan ,atau timbulnya gejala gangguan saraf lainnya.
Menilai organ dalam, misalnya pada stroke, gangguan organ pencernaan, dan lain-
lain.
Membantu proses biopsy jaringan atau proses drainase/pengeluaran cairan yang
menumpuk di tubuh. Disini CT scan berperan sebagai “mata” dokter untuk melihat
lokasi yang tepat untuk melakukan tindakan.
Alat bantu pemeriksaan bila hasil yang dicapai dengan pemeriksaan radiologi lainnya
kurang memuaskan atau ada kondisi yang tidak memungkinkan anda melakukan
pemeriksaan selain CT scan.
E. Kelebihan CT scan
CT Scan memiliki beberapa kelebihan dibanding x-ray biasa: citra yang diperoleh CT
Scan beresolusi lebih tinggi, sinar rontgen dalam CT Scan dapat difokuskan pada satu
organ atau objek saja, dan citra perolehan CT Scan menunjukkan posisi suatu objek
relatif terhadap objek-objek di sekitarnya sehingga dokter dapat mengetahui posisi
objek itu secara tepat dan akurat.
Gambar yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat.
Tidak invasive (tindakan non-bedah).
Waktu perekaman cepat.
Gambar yang direkontruksi dapat dimanipulasi dengan komputer sehingga dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang.
F. KEKURANGAN
Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu sekitar 4% dari radiasi sinar X
saat melakukan foto rontgen. Jadi ibu hamil wajib memberitahu kondisi
kehamilannya sebelum pemeriksaan dilakukan.
Munculnya artefak (gambaran yang seharusnya tidak ada tapi terekam). Hal ini
biasanya timbul karena pasien bergerak selama perekaman, pasien menggunakan
tambalan gigi amalgam atau sendi palsu dari logam, atau kondisi jaringan tubuh
tertentu.
Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk membantu tampilan gambar.
G. Sejarah CT Scan
Perkembangan CT Scan sangat pesat. Dimulai dari generasi I yang hanya memiliki
satu detektor dan menggunakan berkas Pencil Beam, sampai yang sekarang ini sudah
menggunakan Multi Slice Detector (MSCT) dan Dual Source CT (DSCT).
Generasi I
1. Pesawat CT Scan pertama kali dirancang bangun pada tahun 1971 atas
dasar tindak lanjut ide teori Dr. Hounsfield dengan prinsip kerja
pesawat teknik tomografi. Dimana lingkup kerja pesawat CT Scan
hanya terbatas pada pengambilan gambar-gambar diagnosa kepala
secara scanner, sehingga pesawat CT Scan waktu itu disebut CT Head
Scanner.
2. Pada generasi pertama prinsip pergerakan tabung menggunakan
prinsip yang dinamakan translation-rotation. Dimana pada generasi ini
hanya memiliki satu detektor dan untuk menghasilkan satu scanning
lengkap memerlukan waktu scanning 135-300s
CIRI-CIRI
• X-ray tube yang digunakan masih menghasilkan pencil beam.
• Detector yang digunakan single detector untuk mendapatkan gambaran per-slicenya.
• Pixel yang dihasilkan dalam bentuk pixel recon matrix memiliki ukuran 80 x 80 pixel
recon matrix, 13 mm slice thickness 33 mA, 120 KV.
• Scanning time yang bisa dilakukan pesawat adalah 4 s/d 5 menit.
• Kerja x-ray tube secara continous radiation.
• Proyeksi gambar scanning secara paralel untuk tiap kali rotasi.
• Prinsip kerja pesawat menggunakan prinsip kerja teknik tomografi secara translation dan
rotation yang bergantian dan berlainan arah antara x-ray tube dengan detector.
Generasi II
• CT scan generasi kedua masih menggunakan prinsiptranslation-rotation tapi yang
membedakannya dengan generasi pertama pada generasi ini digunakan detektor
berjenis series. Pada generasi ini waktu yang diperlukan untuk satu kali scanning paling
cepat sebesar 5 – 150s.
• CT Scan generasi kedua muncul pada tahun 1975, dimana pesawat CT Scan II
merupakan evolution CT Scan generasi pertama, pada pesawat CT Scan II mempunyai
fasilitas komponen yang lebih lengkap, terutama dalam pemakaian komponen detector.
Pada CT Scan II, sistem detector yang dipakai adalah multidetector, sehingga sensitifitas
pesawat tersebut terhadap berkas radiasi x-ray yang terpancar dari sumber sinar-x lebih
tinggi jika dibandingkan dengan pesawat CT Scan yang menggunakan single detector.
CIRI-CIRI
• X-ray tube yang digunakan dapat menghasilkan fan beam.
• Banyaknya detector yang dipakai biasanya lebih dari 30 detector.
• Lama waktu Scanning ± 20 s/d 90 second.
• Menghasilkan x-ray secara continous radiation.
• Sudah bisa digunakan untuk Scan hampir seluruh tubuh.
Generasi III
Generasi ketiga ini antara pergerakan tabung dan detektornya menggunakan
prinsip rotation. Dimana bentuk dari detektornya setengah lingkaran. Lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk satu kali scanning pada generasi ini paling cepat
sebesar 0,4 – 10s.
CIRI-CIRI
• Sinar-x yang dihasilkan oleh x-ray tube adalah fan beam geometri.
• Detector yang digunakan sebagai pendeteksi sinyal radiasi x-ray lebih banyak daripada
CT Scan I dan II, yakni jumlahnya sebanyak 380 s/d 768 element.
• Dapat menghasilkan sinar-x yang bersifat pulsed radiation atau continous radiation
(tergantung dari rancangan pesawat tersebut).
• Sistem pergerakkan kerja rotanx dan detector tidak secara linier, melainkan secara rotasi
dengan kecepatan tinggi (high speed).
• Exposure time yang relatif cepat ± 500 ms (Somatom Plus 4, Siemens) s/d 1,4 second
(Somatom DR Siemens).
• Dapat digunakan untuk mendiagnosa seluruh tubuh.
Generasi IV
CT Scan generasi ini detektornya berbentuk seperti cincin yang dinamakan ring.
Sehingga hanya tabungnya saja yang berputar 360 derajat dan detektornya statis
(diam). Waktu yang diperlukan untuk satu kali scanning selama 1 – 5s.
Generasi V
• Pada Electron Beam Technique tidak menggunakan tabung sinar-x, tapi menggunakan
electron gun yang memproduksi pancaran electron berkekuatan 130 KV.
• Pancaran electron difokuskan olehelectro-magnetic coil menuju fokal spot pada ring
tungsten. Proses penumbukkan electron pada tungsten menghasilkan energy sinar-x.
• Sinar-x akan keluar melewati kolimator yang membentuknya menjadi pancaran fan
beam.
• Kemudian sinar-x akan mengenai obyek dan hasil atenuasinya akan mengenai solid state
detector dan selanjutnya prosesnya sama dengan prinsip kerja CT Scan yang lain.
Perbedaannya hanya pada pembangkit sinar-x nya
Generasi Keenam (Spiral / Helical CT)
Akuisisi data dilakukan dengan meja bergerak sementara tabung sinar-x berputar,
sehingga gerakan tabung sinar-x membentuk pola spiral terhadap pasien ketika dilakukan
akuisisi data.
Generasi Ketujuh (Multi Array Detector CT / Multi Slice CT)
Dengan menggunakan multi array detector, maka apabila kolimator dibuka lebih lebar
maka akan dapat diperoleh data proyeksi lebih banyak dan juga diperoleh irisan yang
lebih tebal sehingga penggunaan energy sinar-x menjadi lebih efisien.
Generasi Kedelapan (Dual Source CT)
Dual Source CT (DSCT) menggunakan dua buah tabung sinar-x dan terhubung pada dua
buah detector. Masing-masing tabung sinar-x menggunakan tegangan yang berbeda.
Yang satu menggunakan tegangan tinggi (biasanya sekitar 140 KV) dan tabung yang
lainnya menggunakan tegangan rendah (sekitar 80 KV). DSCT berguna untuk
menentukan jenis bahan atau zat.
Bagian-Bagian CT Scan
1. Meja Pemeriksaan
• Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan untuk dilakukannya
pemeriksaan CT-Scan.
• Bentuknya kurva dan terbuat dari Carbon Graphite Fiber.
• Setiap scanning satu slice selesai, maka meja pemeriksaan akan bergeser sesuai ketebalan
slice ( slice thickness ).
• Meja pemeriksaan terletak dipertengahan gantry dengan posisi horizontal dan dapat
digerakkan maju, mundur, naik dan turun dengan cara menekan tombol yang
melambangkannmaju, mundur, naik, san turun yang terdapat pada gantry.
2. Gantry
Gantry merupakan komponen pesawat CT-Scan yang didalamnya terdapat tabung sinar-
x, filter, detektor, DAS ( Data Acquisition System ). Serta lampu indikator untuk sentrasi.
Pada gantry ini juga dilengkapi denganindikator data digital yang memberi informasi
tentang ketinggian meja pemeriksaan, posisi objek dan kemiringan gantry.
3. Komputer
Merupakan pengendali dari semua instrument pada CT-Scan. Berfungsi untuk melakukan
proses scanning, rekonstruksi atau pengolahan data, menampilkan ( display ) gambar
serta untuk menganalisa gambar.
4. Layar TV Monitor
Berfungsi sebagai alat untuk menampilkan gambar dari objek yang diperiksa serta
menampilkan instruksi-instruksi atau program yang diberikan.
5. Image Recording
Berfungsi untuk menyimpan program hasil kerja dari computer ketika melakukan
scanning, rekonstruksi dan display gambar
6. Operator Terminal
Merupakan pusat semua kegiatan scanning atau pengoperasian system secara umum serta
berfungsi untuk merekonstruksi hasil gambaran sesuai dengan kebutuhan.
7. Multiformat Kamera
Digunakan untuk memperoleh gambaran permanen pada film. Pada satu film dapat
dihasilkan beberapa irisan gambar tergantung jenis pesawat CT dan film yang digunakan.
Elemen-elemen dari CT scan
CATH LAB
(KATETERISASI JANTUNG & ANGIOGRAFI)
A. KATETERISASI JANTUNG & ANGIOGRAFI (CATH LAB)
Adalah suatu pelayanan yang di lakukan di laboratorium kateterisasi jantung &
angiografi untuk menentukan Diagnostik penyakit jantung dan pembuluh darah dan untuk
selanjutnya dilakukan Intervensi Non Bedah sesuai indikasi secara invasive melalui pembuluh
darah dengan menggunakan kateter atau elektroda.
B. INDIKASI DILAKUKAN TINDAKAN
Kelainan Jantung Bawaan
Kelaianan Jantung koroner
Kelainan Irama Jantung
Kelainan Katup Jantung
Kelainan Pembuluh darah
Hasil treadmill test positif
Medical Cek Up untuk pasien dengan faktor resiko penyakit jantung
Evaluasi Operasi Bypass ( CABG )
C. Siapa saja yang tidak boleh dilakukan Tindakan?
Ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari 3 bulan
Gagal jantung yang belum jelas penyebabnya
Infeksi berat
Alergi Zat kontras yang hipersensitif
Penyakit Pembuluh darah otak kurang dari 1 bulan
Perdarahan pada saluran pencernaan
Perempuan yang sedang menstruasi ( haid )
• Untuk melakukan Angiografi & ventrikulografi di lakukan dengan cara memasukan zat
kontras kedalamnya melalui kateter.
• Dalam setiap pelaksanaanya secara general angiography itu dilakukan oleh satu tim yang
terdiri dari operator ( Dokter ), Scrub ( Perawat ), Circulator, ( Perawat ), Monitoring (
Perawat ) dan X-ray teknisi ( Radiografer ). Pembagian tugasnya tentu berbeda-beda,
sesuai dengan kompetensinya masing-masing.
• Kateter dimasukkan melalui kulit dan masuk ke salah satu pembuluh darah sampai masuk
ke dalam jantung atau dekat jantung. Pelaksanaan prosedur ini menggunakan mesin X-ray
khusus untuk melihat gambaran pembuluh darah pada sebuah monitor.
• Kateter semacam selang kecil berukuran diameter sekitar 2 mm, dimasukan sampai ke
pangkal pembuluh koroner. Melalui kateter ini kemudian disuntikan zat kontras sehingga
pembuluh koroner dapat terlihat dan dibuat film dengan menggunakan sinar X. Jika ada
penyempitan atau penyumbatan pembuluh koroner akan nampak pada film.
• Prosedur bisa dilakukan melalui pembuluh radialis dari pergelangan tangan atau
pembuluh femoralis dari lipatan paha. Pasien harus mencukur rambut di kedua daerah itu.
Bila prosedur dilakukan melalui pembuluh radialis pasien tidak perlu rawat inap.
Prosedur ini memakan waktu 30 menit bila semua berjalan lancar, namun bisa lebih lama
jika ada kelainan bentuk atau arah pagkal pembuluh koroner.