LP Teori Konsep Keluarga

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

TEORI KONSEP KELUARGA

DISUSUN OLEH :

KATHERINA (1610701007)

D III – KEPERAWATAN

TK.II / SEMESTER 4

FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “VETERAN” JAKARTA


A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-
masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan
nenek ( Reinser, 1980 )
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen yang
saling berinteraksi satu sama lain ( Logans, 1979 )
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang
dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti
sebagaimana unit individu ( Gillis, 1983 )
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang
sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu
atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan
orang yang lainnya ( Johnsons, 1992 )
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami
istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya ( BKKBN, 1992 )

2. Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan / BKKBN (1996), tahapan keluarga


sejahtera terdiri dari:
1. Prasejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal atau belum
seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB
2. Sejahtera I
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi
dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
3. Sejahtera II
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan sosial psikologisnya
tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung
dan memperoleh informasi
4. Sejahtera III
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan,
tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian
sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan
masyarakat
5. Sejahtera III plus
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan,
dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

3. Ciri-ciri keluarga menurut Stanhope dan Lancaster (1995):


1) Diikat dalam suatu tali perkawinan
2) Ada hubungan darah
3) Ada ikata batin
4) Ada tanggung jawab masing-masing anggota
5) Ada pengambilan keputusan
6) Kerjasama diantara anggota keluarga
7) Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8) Tinggal dalam satu rumah

4. Tipe atau Bentuk Keluarga


1. Tradisional
1) The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
2) The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah
memisahkan diri.
4) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
5) The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti
nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
6) The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya
melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad
saat ”weekend”
8) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu
rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi,
televisi, telepon,dll)
10) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone / single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
2. Non-Tradisional
1) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah
2) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak
bersama.
4) The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5) Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana ”marital
pathners”
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan
tertentu
7) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk
sexsual dan membesarkan anak.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam waktu
sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

5. Struktur dan Fungsi Keluarga


1. Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:
1) Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam menyampaikan
pendapat (demokrasi)
2) Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
3) Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran dan kebenaran
(honesty and authenticity)
4) Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan
5) Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes)
6) Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)
7) Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
8) Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)
2. Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:
1) Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan
oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-media,
massage, environtment dan reciever.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
1. Karakteristik pengirim yang berfungsi
a) Yakin ketika menyampaikan pendapat
b) Jelas dan berkualitas
c) Meminta feedback
d) Menerima feedback
2. Pengirim yang tidak berfungsi
a) Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang obyektif)
b) Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi wajahnya)
c) Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan atau menyatakan sesuatu
yang tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar, baik atau
buruk, normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel…”, ”kamu harus…”
d) Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
e) Komunikasi yang tidak sesuai
3. Karakteristik penerima yang berfungsi
a) Mendengar
b) Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
c) Memvalidasi
4. Penerima yang tidak berfungsi
a) Tidak bisa mendengar dengan jelas atau gagal mendengar
b) Diskualifikasi, contoh : ”iya dech…..tapi….”
c) Offensive (menyerang bersifat negatif)
d) Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
e) Kurang memvalidasi
5. Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
a) Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
b) Komunikasi terbuka dan jujur
c) Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
d) Konflik keluarga dan penyelesaiannya
6. Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
a) Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
b) Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
c) Kurang empati
d) Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
e) Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
f) Komunikasi tertutup
g) Bersifat negatif
h) Mengembangkan gosip
2). Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan.
Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya
status sebagai istri/suami atau anak.
Perilaku peran
1. Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga, sebaagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3. Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya,
baik fisik, mental, sosial dan spiritual
3). Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan
atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.

Tipe struktur kekuatan:


a) Legitimate power / authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap anak)
b) Referent power (seseorang yang ditiru)
c) Resource or expert power (pendapat ahli)
d) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)
e) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
f) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
g) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya
hubungan seksual)
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam pengambilan keputusan
dalam keluarga seperti:
a) Konsensus
b) Tawar menawar atau akomodasi
c) Kompromi atau de facto
d) Paksaan
3). Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola
perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya
adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah.

6. Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi
keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga
tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi
konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal
Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan dukungan
secara psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan
menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang menyimpang
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi yang
jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik
dan pemecahan masalah.

Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:


1. Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk
identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping,
memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di masyarakat
5. Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

Fungsi keluarga menurut Allender (1998):


1. Affection
1). Menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan
2). Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual
3). Menambah anggota baru
2. Security and acceptance
1). Mempertahankan kebutuhan fisik
2). Menerima individu sebagai anggota
3. Identity and satisfaction
1). Mempertahankan motivasi
2). Mengembangkan peran dan self image
3). Mengidentifikasi tingkat sosial dan kepuasan aktivitas
4. Affiliation and companionship
1). Mengembangkan pola komunikasi
2). Mempertahankan hubungan yang harmonis
5. Socialization
1). Mengenal kultur (nilai dan perilaku)
2). Aturan atau pedoman hubungan internal dan eksternal
3). Melepas anggota
6. Controls
1). Mempertahankan kontrol sosial
2). Adanya pembagian kerja
3). Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada
Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992):
1) Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain
dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada
kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
2) Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3) Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara
anggota keluarga
4) Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga
anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
5) Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memelihara
dan merawat anggota keluarga
6) Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya,
menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat
yang baik
7) Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menabung
untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang
8) Fungsi pembinaan lingkungan
Fungsi keluarga dengan usila:
Fungsi keluarga harus dimodifikasi untuk mengetahui kebutuhan yang spesifik pada usila dan
memfokuskan pada:
1) Memperhatikan kebutuhan fisik secara penuh
2) Memberikan kenyamanan dan support
3) Mempertahankan hubungan dengan keluarga dan masyarakat
4) Menanamkan perasaan pengertian hidup
5) Manajemen krisis

7. Sistem Keluarga
Keluarga dipandang sebagai system sosial terbuka yang ada dan berinteraksi dengan
sistem yang lebih besar (suprasistem) dari masyarakat (misal: politik, agama, sekolah dan
pemberian pelayanan kesehatan). System keluarga terdiri dari bagian yang saling berhubungan
(anggota keluarga) yang membentuk berbagai macam pola interaksi (subsistem). Seperti pada
seluruh sistem, sistem keluarga mempunyai dua tujuan baik impisit maupun eksplisit, yang
berbeda berdasarkan tahapan dalam siklus hidup keluarga, nilai keluarga dan kepedulian
individual anggota keluarga.
Karakteristik dari sistem keluarga (sistem terbuka):
1) Komponen: dalam suatu keluarga masing-masing anggota mempunyai sifat interdependensi,
interaktif dan mutual.
2) Batasan : dalam suatu keluarga pasti adanya batasan (filter) yang digunakan untuk menyeleksi
informasi yang masuk dan keluar. Batasan masing-masing keluarga akan berbeda tergantung
dari beberapa faktor seperti : sosial, budaya, ekonomi,dll.
3) Keberadaan : keluarga merupakan bagian dari sistem yang lebih luas yaitu masyarakat
4) Terbuka (batas yang permeable) dimana di dalam keluarga terjadi pertukaran antar sistem
5) Mempunyai : masing-masing keluarga mempunyai organisasi/struktur yang akan berpengaruh
di dalam fungsi yang ada dari anggotanya.
6) keterangan :
I : individu
K: keluarga
M: masyarakat

8. Tumbuh Kembang Keluarga


Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang setiap saat. Masing-masing
tahap perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan, sumber daya tersendiri, dan meliputi
tugas yang harus dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap yang selanjutnya.
Menurut Duval tahap perkembangan keluarga adalah sebagai berikut:
1) Tahap pembentukan keluarga
Dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dengan membentuk rumah tangga
2) Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas utama untuk mendapat kan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak
merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan
3) Tahap menghadapi bayi
Keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap
ini kehidupan bayi sangat tergantung pada kedua orangtuanya.
4) Tahap menghadapi anak prasekolah
Pada tahap ini anak mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman
sebayanya, tetapi sangat rawan dengan masalah kesehatan. Anak sensitif terhadap pengaruh
lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-
norma agama, norma-norma sosial budaya.
5) Tahap menghadapi anak sekolah
Tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa
depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan
meningkatkan pengetahuan umum anak.
6) Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini paling rawan, karena pada tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam
membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orangtua sangat
diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu
dipelihara dan dikembangkan.
7) Tahap melepas anak ke masyarakat
Melepas anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap
ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga
8) Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri
berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima
kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
9) Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lansia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan
dunia fana ini.

Mc Goldrick dan Carter (1985) mengembangkan model tahap kehidupan keluarga yang
didasari oleh ekspansi, kontraksi, dan penyusunan kembali (realigment) dari hubungan
keluarga yang memberikan support terhadap masuk, keluar dan perkembangan anggota
keluarga. Model ini diberikan dengan menggunakan aspek emosional, transisi, perubahan dan
tugas yang diperlukan untuk perkembangan keluarga.
Tahap lingkaran kehidupan keluarga
Tahap lingkaran kehidupan keluarga Proses emosional transisi Perubahan status keluarga yang
dibutuhkan untuk perkembangan
a) Keluarga dengan anak dewasa yang belum menikah Menerima pemisahan dengan orang tua
b) Mengembangkan hubungan saudara yang intim
c) Pemisahan dengan keluarga mampu bekerja sendiri
d) Keluarga yang baru menikah Komitmen dengan sistem baru
e) Membentuk sistem keluarga
f) Menyusun kembali hubungan dengan ekstended family dan teman-teman
g) Keluarga dengan anak muda/anak yang masih kecil Menerima generasi baru dari anggota yang
ada dalam sistem mengambil peran orang tua
h) Menyusun kembali hubungan dengan ekstended family terhadap peran orangtua dan kakek
nenek
i) Menyediakan tempat untuk anaknya
j) Keluarga dengan anak remaja Meningkatkan fleksibilitas keluarga dari ketergantunga anak
k) Perubahan hubungan orang tua-anak dari masuk remaja ke arah dewasa
l) Memfokuskan kembali pada masa mencari teman dekat dan karir
m) Memulai perubahan perhatian untuk generasi yang lebih tua
n) Keluar dan pindahnya anak-anak Menerima sistem yang keluar dan masuk dalam jumlah yang
banyak ke dalam kelurga
o) Membicarakan kembali sistem perkawinan sebagai keluarga
p) Mengembangkan hubungan orang dewasa ke orang dewasa diantara anak-anak yang sudah
besar dengan orang tua
q) Menyesuaikan hubungan termasuk kepada menantu dan cucu
r) Menerima ketidakmampuan dan kematian dari orang tua (kakek/nenek)
s) Keluarga lansia Menerima perubahan dari peran generasi
t) Mempertahankan diri sendiri dan atau pasangan dalam fungsi dan minat dalam menghadapi
penurunan fisiologis, eksplorasi terhdap keluarga baru dan pilihan peran sosial
u) Mendukung lebih banyak peran sentral untuk generasi pertengahan
v) Membuat ruang sistem untuk hal-hal yang bijaksana dan pengalaman pada saat dewasa akhir,
mendukung generasi yang lebih tua tanpa memberikan fungsi yang berlebihan kepada mereka
w) Menerima kehilangan pasangan, sibling, dan teman sebaya dan mempersiapkan untuk
kematian diri sendiri, menerima dengan pandangan dan keutuhan
Tahap perkembangan keluarga menurut Spradley:
1. Pasangan baru (keluarga baru)
1) Membina hubungan dan kepuasan bersama
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Mengembangkan keakraban
4) Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial
5) Diskusi tentang anak yang diharapkan
2. Child bearing (menanti kelahiran)
1) Persiapan untuk bayi
2) Role masing-masing dan tanggung jawab
3) Persiapan biaya
4) Adaptasi dengan pola hubungan seksual
5) Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
3. Keluarga dengan anak pra-remaja
1) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga
2) Merencanakan kelahiran anak kemudian
3) Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
4. Keluarga dengan anak sekolah
1) Menyediakan aktivitas untuk anak
2) Biaya yang diperlukan semakin meningkat
3) Kerjasama dengan penyelenggara kerja
4) Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
5) Sistem komunikasi keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
1) Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
2) Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
3) Mencegah adanya gap komunikasi
4) Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
1) Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
2) Penataan kembali tanggung jawab antar anak
3) Kembali suasana suami istri
4) Mempertahankan komunikasi terbuka
5) Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu
7. Keluarga dengan usia pertengahan
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
3) Keakraban pasangan
4) Mempertahankan kontak dengan anak
5) Partisipasi aktivitas sosial
8. Keluarga dengan usia lanjut
1) Persiapan dan menghadapi masa pensiun
2) Kesadaran untuk saling merawat
3) Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
4) Pertahankan kontak dengan anak cucu
5) Menemukan arti hidup
6) Mempertahankan kontak dengan masyarakat

9. Keperawatan Kesehatan Keluarga


Health care activities, health beliefs, and health values merupakan bagian yang
dipelajari dari sebuah keluarga. Sehat dan sakit merupakan bagian dari kehidupan, perilaku
individu menunjukkan sebagaimana anggota keluarga yang harus dipelajari. Friedman (1992)
mengidentifikasi dengan jelas kepentingan pelayanan keperawatan yang terpusat pada keluarga
(family-centered nursing care), yaitu:
1) Keluarga terdiri dari anggota yang saling ketergantungan satu sama lainnya (interdependent)
dan berpengaruh dengan yang lainnya. Jika salah satu sakit maka anggota keluarga yang lain
juga merupakan bagian yang sakit.
2) Adanya hubungan yang kuat diantara keluarga dengan status kesehatan anggotanya, maka
anggota keluarga sangat penting peranannya dalam setiap pelayanan keperawatan
3) Tingkat kesehatan anggota keluarga sangat signifikant dengan aktivitas di dalam promosi
kesehatannya
4) Keadaan sakit pada salah satu anggota keluarga dapat sebagai indikasi problem yang sama di
dalam anggota yang lainnya

Pada spesialisasi sekarang ini, pelayanan kesehatan, terutama pelayanan pengobatan,


pengawasan kesehatan keluarga dan koordinasi macam-macam pelayanan kesehatan oleh tim
kesehatan makin menjadi kewajiban perawat. Sehubungan dengan adanya spesialisasi dan
superspesialisasi dalam pengobatan, maka orientasi pelayanan kesehatan serta cara-cara
penyampaian berubah dari orientasi rumah sakit ke masyarakat, dari orientasi penyakit ke
kesehatan dan dari orientasi pengobatan ke pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Perawatan kesehatan keluarga (Family Health Nursing) adalah tingkat perawatan
kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya dan melalui perawatan sebagai
sarannya. Dalam perawatan kesehatan masyarakat, yang menerima pelayanan perawatan
dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu: tingkat individu, tingkat family atau keluarga dan tingkat
community atau masyarakat.
1. Tingkat individu
Perawat memberi pelayanan perawatan kepada individu dengan kasus-kasus tertentu,
pasien dengan TBC, pasien dengan DM, ibu hamil dan sebagainya yang mereka jumpai di
poliklinik. Perawat melihat kasus ini sebagai individu dengan memperhatikan atau tanpa
memberi perhatian kepada keluarga atau masyarakat dimana pasien ini adalah anggotanya.
Individu yang menjadi sasaran perawatan dan yang menjadi pusat perhatian adalah masalah
kesehatan individu itu serta pemecahan masalahnya. Keluarga pasien tidak mutlak
diikutsertakan dalam pemecahan masalah.
2. Tingkat keluarga
Dalam tingkatan ini yang menjadi sasaran pelayanan adalah keluarga. Yang dimaksud
keluarga di sini adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain di dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan. Dalam tingkatan ini, anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan akan dirawat sebagai anggota keluarga. Yang menjadi pusat dari perawatan
adalah keluarga. Maka perawat akan menghadapi pasien yaitu keluarga dengan ibu hamil,
keluarga dengan ayah berpenyakit TBC, keluarga dengan anak retardasi mental, dll.
3. Tingkat masyarakat
Masyarakat adalah kumpulan dari keluarga-keluarga. Kata masyarakat mengandung
arti geografis dan sosio-budaya. Yang menjadi obyek dan subyek perawatan adalah kelompok
masyarakat pada daerah tertentu dengan permasalahan kesehatan, misalnya masyarakat dengan
kejadian demam berdarah atau cholera

10. Beban kasus keluarga


Beban kasus keluarga (family case load) adalah jumlah macam kasus dalam keluarga
yang dipelihara atau dibina oleh seorang perawat dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya
keluarga yang ditangani oleh perawat adalah keluarga-keluarga yang mempunyai masalah dan
kebanyakan keluarga ini adalah keluarga dengan penghasilan yang rendah. Hal ini akan
dimengerti karena kebutuhan akan pelayanan dan bimbingan perawatan lebih tinggi pada
kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah,.
Dalam pemberian perawatan keluarga pengambilan keputusan tetap pada keluarga.
Perawat hanya membantu keluarga dalam mendapatkan keterangan dan pandangan yang
realistik terhadap masalah keunggulan dan kelemahan tiap tindakan yang mereka hadapi.
Sehingga semua penentuan kebijakan dan keputusan adalah hak, kewajiban dan tanggung
jawab keluarga, dimana perawat hanya memfasilitasinya.

11. Tugas kesehatan keluarga


Seperti individu, keluargapun mempunyai cara-cara tertentu untuk mengatasi masalah
kesehatan. Kegagalan dalam mengatasinya akan mengakibatkan penyakit atau sakit terus
menerus dan keberhasilan keluarga untuk berfungsi sebagai satu kesatuan akan berkurang.
Dalam perawatan kesehatan keluarga, kata-kata ”mengatasi dengan baik”, diartikan sebagai
kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatannya sendiri. Tugas
kesehatan keluarga menurut Friedman adalah:
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga. Ini ada hubungannya
dengan kesanggupan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan pada setiap anggota
keluarga.
2) Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, yang tidak dapat membantu diri
karena cacat atau usianya terlalu muda
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan. Ini
menunjukkan pemanfaatan dengan baik akan fasilitas-fasilitas kesehatan.

12. Peran perawat keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat
membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran
perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
1) Pendidik
2) Koordinator
3) Pelaksana
4) Pengawas kesehatan
5) Konsultan
6) Kolaborasi
7) Fasilitator
8) Penemu kasus
9) Modifikasi lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S.,. 1997. Family health Nursing: The Process. Philiphines: UP College on
Nursing Diliman

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC

Shirley, M. H. H. 1996. Family Health Care Nursing : Theory, Practice, and Research. Philadelphia : F.
A Davis Compan

Anda mungkin juga menyukai