Anda di halaman 1dari 29

Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus Asuhan Keperawatan

Jumat, 08 November 2013

Asuhan Keperawatan Pada Tn. Y Dengan Gangguan Harga Diri Rendah

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang sangat penting. Oleh karena itu
kesehatan jiwa harus juga diperhatikan. Selain hal ini merupakan peran petugas kesehatan, tetapi
merupakan hal yang menuntut adanya keselarasan dan kerja sama dari berbagai pihak selain individu itu
sendiri, keluarga maupun lingkungan.

Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, gangguan konsep diri dengan harga diri rendah banyak mengiringi
penyakit-penyakit gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi, terkadang dapat menimbulkan dampak yang buruk
pada diri pasien sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu kami mencoba untuk
melakukan Asuhan Keperawatan Pada Tn. Y Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah agar
mengalami perubahan yang di harapkan

B. TUJUAN PENULISAN

a) Tujuan khusus

Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Keperawatan
jiwa

b) Tujuan umum
- Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam mempraktekan proses keperawatan yang terdiri
dari pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi

- Dapat mengetahui cara merawat klien dengan isolasi sosial

C. METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah

Wawancara : Dilakukan pada pada klien, keluarga klien dan perawat ruangan

Observasi : Pengamatan pasien selama proses keperawatan

Perpustakaan : Catatan medis dan mata kuliah keperawatan jiwa

BAB II

KONSEP DASAR

A. MASALAH UTAMA

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Pengertian

Haraga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa
baik perilaku seseorang sesuai dengan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,
kekalahan dan kegagalan, tetap merasa sebagai seseorang yang penting dan berharga.

Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri atau kemampuan diri yangnegatif
yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan. (Towsend, 1998).

Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggung
jawab atas kehidupan sendiri, gagal menyesuaikan tingkah laku dancita – cita. (Fk.UNDIP , 2001 )

Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang percayaan diri, harga
diri serta menolak dirinya. Tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri serta gagal dalam
menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita.

2. Tanda-tanda klien dengan harga diri rendah adalah :

a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri

c. Merendahkan martabat

d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri

e. Percaya diri kurang

f. Menciderai diri

(Stuart dan Sudden ; 1998, hal 230)

3. Faktor-faktor

a. Faktor predisposisi

1. Penolakan orang tua

2. Harapan orang tua yang tidak realistis

3. Kegagalan yang berulang kali

4. Kurang mempunyai tanggung jawab personal

5. Ketergantungan kepada orang lain

6. Ideal diri tidak realistis

b. Faktor presipitasi

1. Citra tubuh yang tidak sesuai

2. Keluhan fisik

3. Ketegangan peran yang dirasakan

4. Perasaan tidak mampu

5. Penolakan terhadap kemampuan personal

6. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri

C. POHON MASALAH
D. MASALAH KEPERAWATAN

1. Isolasi Sosial : Menarik diri

Data :

a. Apatis (acuh terhadap lingkungan)

b. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap dengan klien lain atau
perawat

c. Mengisolasi diri (menyendiri)

d. Tidak atau kurang sadar dengan linkungan sekitarnya

e. Menolak hubungan dengan orang lain

f. Aktifitas menurun

g. Harga diri rendah

2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Data :

a. Malu terhadap diri sendiri akibat penyakit

b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri

c. Merendahkan martabat

d. Gangguan hubungan sosial : menarik diri

e. Percaya diri kurang

f. Menciderai diri

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif

F. RENCANA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

§ Tujuan umum

Klien tidak menarik diri dan mampu berhubungan dengan orang lain secara optimal

§ Tujuan khusus

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

o Kriteria hasil

Ekspresi wajah bersahabat, tidak acuh, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama,
mau bercakap-cakap dan mengutarakan masalah yang dihadapi

o Intervensi

Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip hubungan therapeutik

1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

2. Perkenalkan diri dengan sopan

3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggialan yang disukai klien

4. Jelaskan tujuan pertemuan

5. Jujur dan menepati janji

6. Selalu kontak mata selama interaksi

7. Tunjukan sikap empati dan penuh perhatian pada klien

TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

o Kriteria hasil

Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

o Intervensi

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2. Bantu klien mengekspresikan dan menggambarkan perasaan serta pikirannya

3. Tekankan bahwa kekuatan untuk berubah tergantung pada klien sendiri

4. Identifikasi stresor yang relevan dan penilaian klien terhadap stresor tersebut
5. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang efektif

6. Utamakan memberi pujian therapeutik

7. Tingkatkan keterlibatan keluarga dan kelompok untuk memberikan dukungan untuk


mempertahankan kemajuan dan perkembangan klien

TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

o Kriteria hasil

Klien menilaim kemampuan yang digunakan

o Intervensi

1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan

2. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang adaptif

3. Utamakan memberi pujian therapeutik

4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

TUK 4 : Klien dapat merencanakan kegiatan harian

1. Dukung klien untuk merencanakan kegiatan harian

2. Rencanakan kegiatan bersama klien, aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
(kegiatan sendiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan dengan bantuan total)

3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

4. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan

5. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuannya

o Kriteria hasil

Klien melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya

o Intervensi
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan

2. Beri pujian atas keberhasilan klien

3. Beri dukungan yang sesuai dan positif untuk mempertahankan kemajuan dan pertumbuhannya

4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien

TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

o Kriteria hasil

Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada

o Intervensi

1. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah

2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat

3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah sesuai dengan keadaan klien

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Pertemuan : Ke-I (satu)

Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien menilai
kemampuan yang masih dapat digunakan membantu pasien memilih atau menetapkan kemampuan
yang akan dilatih, melatih kemampuan yang telah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan
yang telah dilatih dalam rencana harian.

1. Orientasi :

- Salam terapeutik : “Assalamu’alaikum,

- Validasi : bagaimana keadaan Tn. Y, hari ini? Tn. terlihat segar ”

- Kontrak :
Topik :“Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang bagaimana cara membina hubungan saling
percaya? Tn. Bisa menyebutkannya.?nanti setelah itu kita lakukan bersama.”

Tempat :“Tn. mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama?

Waktu : “ Bagaimana kalau 15 menit?

2. Kerja :

“Tn. Y, apa saja cara membina hubungan saling percaya Tn.? Bagus, apa lagi? Apa saja yang Tn. Lakukan
selain itu yang biasa Tn. lakukan? Bagaimana dengan berjabat tangan? Menanyakan nama? Menanyakan
alamat……..dst.”. “Wah, bagus sekali ada lima cara untuk membina hubungan saling percaya yang Tn.
lakukan.”

“Tn. Y, dari lima cara ini, yang mana yang Tn. bisa lakukan di rumah sakit? Coba kita lihat, yang pertama
bisakah, yang kedua……sampai yang kelima (misalnya masih tiga yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali
masih ada tiga cara yang masih bisa lakukan di rumah sakit ini.

“Sekarang, coba Tn. Y pilih satu cara yang bisa dilakukan di rumah sakit ini”. “O, ya nomor satu,berjabat
tangan? Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita berlatih berjabat tangan Tn.”. Mari kita lakukan
dengan saya Tn. Y. coba, sudah bisa kan berjabat tangan / memperkenalkan diri?”

“Nah kalau kita mau berjabat tangan, mari kita dekati orang yang ingin Tn. ingin berjabat tangan dan
memperkenalkan diri. Bagus! Sekarang duduk berdampingan, ya Bagus! Nah sekarang kita ucap salam,
ya Bagus! Sekarang kita sebut nama dan alamat. ya bagus!.”

“Tn. Y sudah bisa berjabat tangan dan memperkenalkan diri dengan baik sekali. Sekarang bedakan
dengan sebelum Tn. mengenalinya? Bagus!”

3. Terminasi :

- Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan Tn. Y setelah bercakap-cakap dan berjabat tangan / memperkenalkan diri? Yah,
Tn. ternyata banyak yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satuny memperkenalkan diri, yang
sudah Tn. praktekan dengan sekali.

- Evaluasi Objektif

“Klien mampu duduk berdampingan,menjawab salam, danmenyebutkan nama.”

- Rencana tindakan lanjut

”Bagaimana kalau kegiatan itu Tn. lakukan selama disini dan nanti kegiatan tersebut tetap Tn. lakukan
dirumah, kalau begitu kita buat jadwalnya saja ya Tn?biar Tn. tidak lupa.

- Kontrak
Topik : “Besok kita akan membicarakan tentang kemampuan dan aspek positif yang Tn. miliki.

Tempat : “Tn mau kita berbincang – bincang dimana.?

Waktu : “Mau berapa lama Tn.?”bagaimana kalu 15 menit?setuju?“ sampai jumpa ya”

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Pertemuan : Ke-2 (Dua)

Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien

1. Orientasi :

- Salam theraupetik : “Assalammua’alaikum,

- Validasi :“ Bagaimana perasaan Tn. Y pagi ini? Apakah masih ingat tentang apa yang kita lakukan
kemarin?Bagus! Coba diulang lagi? Bagus sekali!

- Kontrak :

Topik :“Sekarang kita akan lakukan kegiatan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu Tn?”

“Ya banar, kita akan membicarakan kemampuan dan aspek positif yang Tn. miliki.”

Tempat :“Bagaimana kalau kita bicara ditaman?.”

Waktu :“Bagaimana kalu 15 menit?.”

2. Kerja :

“Tn. Y, tadi telah mengungkapkan hal hal yang dapat Tn. lakukan?, masih ada yang lain? Sekarang kita
coba pilih kemampuan bapak yang dapat Tn. lakukan disini.”.

3. Terminasi :

- Validasi Subjekti :

“Bagaimana perasaan Tn. setelah tahu dan mencoba kegiatan yang dapat Tn. lakukan disini? Bagus!”
- Validasi Objektif :

“Klien sudah mampu melakukan beberpa aspek positif yang dimiliki”

- Rencana tindakan lanjut :

“Saya harap Tn. mau mencoba melakukan kegiatan selama disini.”

- Kontrak :

Topik :“Tn. pertemuan ini sampai disini dulu, besok kita mengobrol lagi dengan keluarga apabila
datang.”

Tempat : “Bagaimana kalau diruang tamu saja?”

Waktu :“Biasanya keluarga Tn. jenguk jam berapa? Baiklah kita diskusikan nanti ya. Sampai
jumpa.”
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Y DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH

Tanggal Pengkajian : 11 Januari 2013

Tanggal Masuk : 05 November 2012

Ruang : Perkasa

I. PENGKAJIAN

A. Identitas Klien

Nama : Tn. Y

Umur : 31 Tahun

Alamat : Klaten

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia

Pendidika : SMP

Pekerjaan : Petani

No. CM : 01xxxx

B. Penanggung Jawab

Nama : Ny. P

Hubungan dengan Klien : Ibu Kandung

Alamat : Klaten

II. KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan disuruh ibunya untuk melanjutkan berobat, sering menyendiri dikamar, bicara sedikit,
sulit komunikasi.
III. ALASAN MASUK

2 bulan sebelum masuk RSJ klien sering menyendiri, membakar barang, bicara sedikit, sulit kominikasi,
bicara sendiri dan sulit tidur.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa ±3 tahun yang lalu, pernah rawat jalan di
RSJD.SOEDJARWADI KLATEN.

2. Kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasil

3. Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.

4. Klien mempunyai pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan yaitu ia jatuh dari sepeda.

V. PEMERIKSAAN FISIK

A. Tanda – tanda vital :

ü Tekanan darah : 130/80 mmHg

ü Nadi : 84 x/menit

ü Suhu : 36,5 ºC

ü Pernafasan : 26 x/menit

B. Ukuran :

ü Tinggi badan : 179 cm

ü Berat badan : 62 Kg

C. Kondisi Fisik :

Klien tidak mengeluh sakit apa – apa, tidak ada kelainan fisik.

VI. PSIKOSOSIAL

A. Genogram
B. Konsep Diri

ü Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah mata karena bisa melihat.

ü Identitas : Klien mengatakan anak ke-2 dari 3 bersaudara.

ü Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau dirumah sebagai anak.

ü Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang, merasa bosan dan ingin bekerja lagi.

ü Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain selain ibu dan
adiknya,klien merasa tidak pantas jika berada diantara orang lain, kurang interaksi sosial.

Masalah Keperawatan : harga diri rendah

C. Hubungan Sosial

ü Orang yang dekat dengan klien adalah ibu dan adiknya.


ü Peran serta kelompok / masyarakat : sebelum klien sakit sering mengikuti gotong royong didesanya.

ü Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat jalan / berobat jalan temannya
berkurang karena klien malu berkomunikasi.

Masalah Kepeawatan : Menarik diri

D. Spiritual

Klien mengatakan jarang sholat dalam 5x sehari, jika sholat klien shabis sholat klien berdoa agar cepat
sembuh.

VII. STATUS MENTAL

A. Penampilan : Penampilan klien kurang rapi, rambut jarang disisir, klien menggunakan baju yang
disediakan diRSJ.

B. Pembicaraan : Klien berbicara lambat tetapi dapat tercapai dan dapat dipahami.

C. Aktivitas Motorik : Klien labih banyak menunduk, aktivitas klien menyesuaikan.

D. Alam perasaan : Klien mengatakan bosan diRSJ ingin cepat sembuh dan pulang, klien sedih belum
bisa bertemu ibu.

E. Afek : Klien tidak sesuai dalam berfikir, bicara klien lambat

F. Interaksi selama wawancara : Kontak mata kurang karena menunduk,sesekali klien


menengadah,selalu menjawab jika ditanya.

G. Persepsi : Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.

H. Pola Fikir : Tidak ada waham.

I. Tingkat kesadaran : Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari jum’at tanggal 11
januari 2013 jam 16.30 WIB,hari berikutnya juga klien sadar hari sabtu tanggal 12 januari 2013.

J. Memori : Daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya.

K. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien berhitung lancar, contoh 20 – 15= 5

L. Kemampuan Penilaian : Klien mampu menilai antara masuk kamar setelah makan atau
membiarkan kursi tidak rapi, klien memilih membereskan kursi.

M. Daya Tilik Diri : Klien tahu dan sadar bahwa dirinya dirumah sakit jiwa.

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan
Klien makan 3x sehari, pagi, siang, sore, minum ± 6 gelas / hari, mandiri.

2. BAB / BAK

Klien BAB 1x sehari, BAK ± 4x sehari, mandiri.

3. Mandi

Klien mandi 2x sehari, pagi dan sore, gosok gigi setiap kali mandi, mandiri.

4. Berpakaian / berhias

Klien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain.

5. Istirahat dan Tidur

Klien lebih banyak tiduran, tidur siang 12.30 WIB15.00 WIB,tidur malam jam 20.00WIB 04.30 WIB.

6. Penggunaan obat

Klien minum obat 3x sehari setelah makan. Haloperidol 2x5 mg, trihexiperidine 2x2 mg.

7. Pemeliharaan Kesehatan

Klien sudah pernah periksa diRSJD SOEDJARWADI KLATEN tetapi rawat jalan.

8. Kegiatan di Dalam Rumah

Klien dirumah membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah

IX. MEKANISME KOPING

A. Klien mampu berbicara dengan orang lain,terlihat malu

B. Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri

C. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain,lebih suka diam.

Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

A. Masalah berhubungan dengan lingkungan : Klien menarik diri dari lingkungan

B. Masalah dengan kesehatan (-)

C. Masalah dengan perumahan :Klien tinggal dengan kedua orang tua dan 2 saudaranya.

D. Masalah dengan Ekonomi : Kebutuhan klien dipenuhi oleh ibunya.


XI. ASPEK MEDIK

A. Diagnosa Medis

Schizofrenia

B. Terapi

- Haloperidol 2x5 mg

- Trihexiperidine 2x2 mg

XII. MASALAH KEPERAWATAN

A. Harga Diri Rendah

B. Menarik Diri

C. Koping Individu Tidak Efektif

XIII. POHON MASALAH

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Menarik Diri b/d Harga Diri Rendah

2. Harga Diri Rendah b/d Koping Individu Tidak Efektif

XV. ANALISA DATA


No

Data

Etiologi

Problem

1.

Ds :

- Klien mengatakan sering menunduk, kurangnya interaksi sosial

Do “

- Klien tampak menyendiri

Harga diri Rendah

Menarik Diri

2.

Ds :

- Klien mengatakan reman berkurang semenjak sakit

- Klien malu dengan teman karena klien merasa tidak pantas diantara mereka

Do :

- Klien tampak malu saat berbicara

Koping Individu Tidak Efektif

Harga Diri Rendah

XVI. RENCANA KEPERAWATAN

Tgl.
Dx.Keperawatan

Tujuan

Kriteria Hasil

Intervensi

14- 01-13

Menarik Diri berhubungan dengan harga Diri Rendah

TUM

Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

TUK 1

Klien dapat membina hubungan saling percaya

· Klien ekspresi wajah bersahabat.

· Klien menunjukan rasa senang.

· Klien mau kontak mata.

· Klien mau berjabat tangan.

· Klien mau membalas salam.

· Klien mau duduk berdampingan.

· dengan perawat.

· Klien mau menyebut nama dan mau mengutaraka masalah yang dihadapi.
1. Beri salam / panggil nama

2. yang disukai

3. Jelaskan BHSP dengan komunikasi terapeutik

4. Memperkenalkan diri dengan sopan

5. Tanyakan nama lengkap dan panggilan tujuan

6. Jujur dan menepati janji

7. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya

8. Lakukan kontak singkat tapi sering

TUK 2

Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

· Klien mampu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

· Aspek positif keluarga

· Aspek positif lingkungan yang dimilii klien

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2. Hindarkan dari penilaian yang negatif

3. Utamakan pemberian pujian yang realistik


TUK 3

Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki

· Klien mampu menilai kemampuan yang dimiliki selama sakit

1. Diskusikan kemampuan yang dapat digunakan selama sakit

2. Diskusikan kemampuan yang dapat ditunjukan penggunaannya

TUK 4

Klien dapat menetapkan perencanaan kegiatan sesuai dengan kemampuannya

· Klien dapat membuat rencana kegiatan harian

1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari

- Kegiatan mandiri

- Dibantu sebagian

- Dengan bantuan total

2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

TUK 5

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya

· Klien melakukan kegiatan yang sesuai dengankondisi sakit dan kemampuannya

1. Berikesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan

2. Beri pujian atas keberhasilan klien

3. Diskusikan kemungkinan melaksanakan dirumah.


TUK 6

Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

· Klien dapat memanfaatkan system pendukung dikeluarga secara optimal

· Klien daoat memanfaatkan system pendukung dilingkungan sekitar.

1. Beri pendidikan kesehatan cara perawatan klien dengan Harga Diri Rendah

2. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

Harga Diri Rendah berhubungan dengan Koping Individu Tidak Efektif

TUM

Klien dapat melakukan keputusan yang efektif untuk mengendalikan situasi kehidupan yang demikian
menurunkan perasaan rendah diri

TUK 1

Klien dapat menbina hubungan terapeutik dengan perawat


· Klien mampu duduk berdampingan dengan perawat

· Klien mampu berbincang - bincang dengan perawat

· Klien mampu merespon tindakan perawat

1. Lakukan pendekatan dengan baik, menerima klien apa adanya dan bersikap empati

2. Cepat mengendalikan perasaan dan reaksi perawatan diri sendiri misalnya rasa marah ,empati.

3. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sopan.

4. Berikan kesempatan kepada klien untuk merespon.

TUK 2

Klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya

· Klien dapat mengungkapkan perasaannya

· Klien mampu mengenali emosinya dan dapat mengekspresikannya

1. Tunjukan emosional yang sesuai


2. Gunakan tekhnik komunikasi terapeutik terbuka,

3. Bantu klien mengekspresikan perasaannya

4. Bantu klien mengidentifikasikan situasi kehidupan yang tidak berada dalam kemampuan dan
mengontrolnya

5. Dorong untuk menyatakan secara verbal perasaan – perasaan yang berhubungan dengan ketidak
mampuannya.

TUK 3

Klien dapat memodifikasi pola kognitif yang negative

· Klien dapat mengidentifikasi pemikiran yang negatif

· Klien dpat menurunkan penilaian yang negatifpada dirinya.

1. Diskusikan masalah yang dihadapi klien dengan memintanya untuk menyimpulkannya

2. Identifikasi pemikiran negatif klien dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi dan substitusi

3. Evaluasi ketetapan persepsi logika dan kesimpulan yang dibuat klien

4. Kurangi penilaian klien yang negatif terhadap dirinya

5. Bantu klien menerima nilai yang dimilikinya atau perilakunya atau perubahan yang terjadi pada
dirinya.

TUK 4

Klien dapat berpartisipasi dalam mengambil keputusan yang berkenan dengan perawatan dirinya

· Klien mampu menentukan kebutuhan untuk perawatan pada dirinya

· Klien dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan

1. Libatkan klien dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai

2. Motivasi klien untuk membuat jadwal aktivitas perawatan dirinya

3. Berikan privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan


4. Berikan reinsforcement posotif tentang pencapaian kegiatan yang telah sesuai dengan keputusan
yang ditentukannya

XVII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal / Jam

No

Implementasi

Evaluasi

15 Januari 2013

Jam 12.30
1. Bina hubungan saling percaya dengan :

· Menyapa klien dengan ramah

· Memperkenalkan diri dengan sopan

· Menanyakan nama lengkap serta alamat klien

· Menunjukan sikap empati, jujur dan menempati janji

· Menanyakan masalah yang dihadapi

S:

· Klien menjawab salam dan mengatakan selamat pagi,menyebutkan nama dan alamat

O:

· Klien mau berjabat tangan

· Klien mau duduk berdampingan dengan perawat

· Klien mau mengutarakan masalahnya

A : SP 1 tercapai

Pp :

Lanjutkan SP 2 adakan kontrak waktu pertemuan berikutnya.

Pk :

Anjurkan klien untuk dapat menyapa perawat jika bertemu dan percaya jika perawat akan membantu
masalah yang dihadapi

15 Januari 2013

Jam 15.30

2. Bina hubungan terapeutik dengan perawat dengan :

· Pendekatan dengan baik ,menerima klien apa adanya

· Mengidentifikasi perasaan dan reaksi perawatan diri sendiri

· Menyediakan waktu untuk bina hubungan yang sopan


· Menberikan kesempatan untuk merespon

S:

· Klien mau duduk berdampingan dengan perawat

O:

· Klien mampu berbincang – bincang dengan perawat

· Klien mampu merespon tindakan perawat.

A : SP 2 tercapai

Pp :

Lanjutkan SP 3 adakan kontrak waktu pertemuan berikutnya.

Pk :

Anjurkan klien mampu berkomunikasi,mampu memulai berbicara dan tidak janggung.

16 Januari 2013

Jam 17.00

3. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki dengan :

· Membantu mengidentifikasi dengan aspek yang positif

· Mendorong agar berpenilaian positif

· Membantu mengungkapkan perasaannya

S:

· Klien mengatakan cara penilaian positif tidak boleh berfikir jelek terhadap orang lain,sopan santun
dan ramah yang diutamakan.

O:

· Klien dapat mengungkapkan perasaannya

A : SP 3 teratasi sebagian

Pp :
lanjutkan SP 1 keluarga

Pk :

Anjurkan klien untuk mempertahankan hubungan saling percaya berinteraksi secara terarah.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan pengkajian dan perawatan pada Tn. Y dengan gangguan konsep diri : harga
diri rendah di Ruang perkasa Rumah Sakit Jiwa Daerah Klaten selama 2 minggu penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa dalam malakukan perawatan jiwa sangat penting sekali membina hubungan saling
percaya dan juga membutuhkan kolaborasi yang baik dengan tenaga medis (dokter dan perawata),
keluarga dan juga lingkungan (tetangga dan masarakat) terapeutik, agar semua maksud dan tujuan klien
dirawat maupun perawat yang merawat tercapai.

B. SARAN

1. Klien
- Libatkan klien dalam aktivitas positif

- Minum obat secara rutin dengan prinsip 5B

- Memahami aspek positif dan kemampuan yang dimilikinya

- Berlatih untuk berinteraksi dengan orang lain

2. Keluarga

- Mau dan mampu berperan serta dalam pemusatan kemajuan klien

- Membantu klien dalam pemenuhan aktivitas positif

- Menerima klien apa adanya

- Hindari pemberian penilaian negatif

3. Perawat

- Lebih mengingatkan terapi theraupetik terhadap klien

- Menyarankan keluarga untuk menyiapkan lingkungan dirumah

- Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dan perawatan klien

- Memberi reinforcement

DAFTAR PUSATAKA

Stuart, G.W. dan Sudeen, S.J. (1995). “Principles And Practice Of Psychiatric Nursing”. (6th ed). St. Louis :
Mosby year book

Town send, M.C. (1998). “Diagnosa Keperawatan Psikiatri : Pedoman untuk pembuatan rencana
keperawatan”. Jakarta : EGC (terjemahan).

Afrizal Mustaqim di 19.37


Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda mungkin juga menyukai