Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI METODE RESISTIVITAS PADA MEDIA REKAH KHUSUSNYA PADA KANTUNG

AIR BAWAH TANAH


(Studi Kasus: Area Penambangan Grasberg, PT. Freeport Indonesia)

Oleh:
Toddy Samuel
Program Studi Magister Teknik Air Tanah, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITB

Abstrak
Metode resistivitas adalah salah satu metode geofisika sudah banyak digunakan dalam investigasi air
tanah. Resistivitas merupakan metode cepat, murah, tidak merusak lingkungan dan terbukti memberikan
hasil yang menjanjikan dalam studi daerah karst (Mitrofan, 2008). Metode ini mampu mendefinisikan tipe
akuifer, kedalaman, ketebalan dan lokasinya (Lashkaripour, 2003).

Kondisi geologi dan iklim di area penambangan Grasberg merupakan faktor penyebab kuantitas air yang
tersimpan di bawah permukaan sangat besar. Sifat batuan berupa media poros, terdapat banyak rekahan
menyebabkan terbentuknya kantung- kantung air sedangkan hujan terjadi hampir setiap hari, dengan
curah hujan setiap tahunnya adalah 2500 mm – 4000 mm. Kuantitas air pada kantung air bawah tanah ini
menyebabkan desain lereng pada area penambangan menjadi tidak optimal dari segi vertikalitas
dikarenakan tekanan hidrostatik yang begitu besar. Vertikalitas lereng yang optimal menentukan efisiensi
biaya penambangan.

Penggunaan metode resistivitas dengan berbagai konfigurasinya mampu mendeteksi keberadaan air
bawah tanah pada daerah karst hingga kedalaman 350m. Salah satu konfigurasi yang dikenal adalah
konfigurasi Wenner. Metode resistivitas akan lebih baik apabila dikombinasikan dengan metode lainnya,
sehingga tujuan untuk mendeteksi keberadaan, geometri dan volume kantung- kantung air tersebut dapat
tercapai.

Kata Kunci: Hidrogeologi, Geolistrik, Resistivitas, Karst, Kantung air, Grasberg.

Abstract

Resistivity method is one of the geophysical methods that are widely used in groundwater investigations.
Resistivity methods are fast, low-cost and environmentally non destructive, they are proven to provide
promising results in karst studies (Mitrofan, 2008). A resistivity survey was carried out in order to study
groundwater conditions such as depth, thickness and location of the aquifer and the type of water.
(Lashkaripour, 2003).

Geological and climate condition of Grasberg are cause to large amount of water quantity in the
subsurface. The nature of the media as porous media, plus the highly number of fractures causing the
formation of water pockets while rainfall occurs almost every day, with annual rainfall is 2500 mm –
4000 mm. The quantity of water in water pockets cause the slope design not optimum in terms of
verticality due to massive hydrostatic pressure. Optimum verticality of the slope set the mining cost
efficiency.

The use of resistivity method with variety of configurations capable of detecting the presence of
underground water in karst areas, reaching a depth of 350m, one of the configurations known is wenner
configuration. Resistivity method would be better if combined with other methods, so the purpose to
detect the presence, geometry and volume of pockets of water can be achieved.

Keyword: Hydrogeology, Geoelectrical, Resistivity, Karst, Water Pocket, Grasberg.

1
1. Pendahuluan 2. Kondisi Geologi dan Hidrogeologi

Area penambangan Grasberg merupakan salah PT. Freeport Indonesia memiliki kontrak
satu jenis penambangan terbuka, yaitu pertambangan tembaga dan emas di daerah
penambangan dengan cara membuka lahan yang Kecamatan Mimika Timur, Kabupaten Mimika,
berbentuk lereng, semakin vertikal lereng Propinsi Papua. Area kontrak ini seluas 10.000
tersebut maka biaya untuk membuka lahan Ha meliputi area 10 km x 10 km, dan memiliki
semakin rendah. Stabilitas lereng sangat ijin penggunaan area untuk sarana dan prasarana
ditentukan oleh tekanan hidrostatik yang berupa proyek seluas 1.630 km2, membujur dari Utara
tekanan pori pada batuan, semakin vertikal (lokasi penambangan) ke Selatan (Pelabuhan
suatu lereng maka tekanan hidrostatik pada Amamapare). Lokasi tambang tembaga dan
lereng harus semakin kecil. Tekanan hidrostatik emas ini berada pada 04º03’30” - 04º11’30” LS
pada lereng dipengaruhi oleh kuantitas air yang dan 137º02’30”- 137º10’00” BT. Area kerja
ada, pada kasus ini sebagian besar air berada PT. Freeport Indonesia ini dapat dilihat pada
pada kantung – kantung air bawah tanah, oleh Gambar 1.
karena itu untuk mengoptimalkan vertikalitas
lereng maka proses dewatering kantung –
kantung air bawah tanah sangat penting untuk
dilakukan. Proses dewatering akan sangat
efisien untuk dilaksanakan apabila keberadaan,
geometri serta volume kantung – kantung air
tersebut diketahui, untuk itu investigasi air tanah
yang berfokus pada kantung – kantung air
bawah tanah ini menjadi vital untuk dilakukan.
Untuk menekan biaya investigasi air tanah,
maka metode yang digunakan adalah metode
resistivitas.
Metode resistivitas merupakan metode
sederhana dan paling umum digunakan dalam
pendugaan posisi akuifer air tanah. Metode
resistivitas atau metode Direct Current (DC)
Resistivity, merupakan metode cepat, murah,
Gambar 1. Lokasi Proyek PT. Freeport
tidak merusak lingkungan dan terbukti
Indonesia
memberikan hasil yang menjanjikan dalam studi
(Sumber: PT. Freeport Indonesia op cit Sarosa,
daerah karst (Mitrofan, 2008). Metode geolistrik
2004)
mampu mendefinisikan tipe akuifer, kedalaman,
ketebalan dan lokasinya (Lashkaripour, 2003).

2
Gambar 3. Perkembangan Tektonik Pulau
Papua

Gambar 2. Lokasi Pusat Penambangan PT. (Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi

Freeport Indonesia Provinsi Papua, 2004)

(Sumber: Hutasoit, dkk. 2010)


b. Stratigrafi

a. Setting Tektonik
Lokasi penambangan PT. Freeport Indonesia

Setting lempeng tektonik Pulau Papua telah terletak pada daerah Irian Jaya Mobile Belt

diulas oleh beberapa ahli geologi, salah satunya yang merupakan bagian perbatasan antara

Dow, dkk (1985), dan dapat dijadikan sebagai lempeng Indo- Australia bagian Utara dengan

kerangka dalam menerangkan posisi dan sejarah lempeng Pasifik bagian Barat Laut. Lempeng

tektonik. Konfigurasi tektonik Pulau Papua pada Indo- Australia mengandung batuan klastik

saat ini berada pada bagian tepi utara lempeng berumur mesozoik yang masuk ke dalam grup

Australia, yang berkembang akibat adanya Kembelangan serta mengandung batuan

pertemuan antara lempeng Australia yang karbonat yang berumur Cenozoic yang masuk

bergerak ke utara dengan lempeng Pasifik yang ke dalam grup New Guinea Limestone.

bergerak ke barat. Dua lempeng utama ini


mempunyai sejarah evolusi yang diidentifikasi Secara regional, stratigrafi di sekitar daerah

berkaitan erat dengan perkembangan sari proses penambangan bisa dibagi kedalam empat

magmatik dan pembentukan busur gunung api kelompok besar yang terdiri dari kelompok

yang berasoisasi dengan mineralisasi emas Kembelangan, kelompok New Guniea

phorpir dan emas epithermal. Perkembangan Limestone, kelompok Glacial Till dan kelompok

Tektonik Pulau Papua dapat dipaparkan seperti Batuan Intrusi. (Gambar 4.).

gambar berikut:
1) Kelompok Kembelangan

Ahli geologi PT. Freeport Indonesia telah


membagi kelompok Kembelangan ini dalam
empat formasi yang terdiri:

3
 Formasi Kopai (Jkk) yang berumur  Formasi Sirga (Ts), berumur olegocene
Jurassic serta memiliki ketebalan sekitar dengan ketebalan 30 – 50 m yang tersusun
770 m, tersusun atas sandstone, siltstone oleh quartzone sandstone dengan semen
dan black limestone. berupa calcite, siltstone dan sandy
 Formasi Woniwagi (Jkkw) yang berumur limestone.
cretaceous dengan ketebalan sekitar 980 m,  Formasi Kais (Tk), berumur oligocene –
tersusun atas batupasir kuarsa yang berlapis pliocene dengan ketebalan mencapai 1.100
selang- seling dengan mudstone. m yang terdiri dari empat bagian yaitu:
 Formasi Piniya (Kkp) yang berumur o Bagian tertua dengan ketebalan 300 –
cretaceous dengan ketebalan sekitar 600 m 350 m merupakan lapisan Mg
dan tersusun atas siltstone dan shale. limestone (Tk1), 30-50 m dari bagian
 Formasi Ekmai yang berumur cretaceous lapisan ini merupakan lapisan yang
dengan total ketebalan mencapai 700 m sangat penting untuk penentuan unit
Batuan penyusun formasi ini dibagi hidrostratigrafi.
menjadi tiga sub- kelompok yang terdiri o Bagian kedua (Tk2) merupakan lapisan
dari: limestone, shale dan perulangan
o Lapisan paling bawah dengan tebal 600 sandstone dengan ketebalan total
m merupakan unit glauconitic lapisan mencapai 80 m.
sandstone (Kke). o Anggota dari bagian yang ketiga (Tk3)
o Lapisan tengah dengan tebal sekitar dengan ketebalan kurang lebih 200 m
100 m merupakan lapisan calcareous merupakan occasional interbedded
shale (Kkel). sandstone.
o Lapisan paling atas merupakan lapisan o Bagian paling muda dari formasi ini
yang tipis dengan ketebalan hanya 4 m (Tk4) dengan ketebalan sekitar 500 m
merupakan lapisan penciri berupa merupakan lapisan limestone dengan
black calcareous shale (Kkeh). sisipan interbedded carbonaceous
shale dan coal.
2) Kelompok New Guinea Limestone
Area ini merupakan area terjadinya intrusi
Kelompok New Guinea Limestone terdiri dari berkali- kali, sehingga kaya akan mineral.
empat formasi yang berurut dari tua ke paling Komposisi mineral batuannya berupa diorite
muda adalah sebagai berikut: sampai quartz diorite yang berumur pliocene di
 Formasi Waripi (Tw), berumur paleocene sekitar daerah struktural pada litologi karbonat.
dengan ketebalan mencapai 300 m yang
merupakan lapisan Mg dolomite dengan Dua buah intrusi primer yang ada di sekitar
sisipan silt dan sand. lokasi adalah Grasberg Intrusive Complex

 Formasi Faumai (Tf), berumur eocene (GIC) dan Ertsberg Diorite. Pada empat lokasi

dengan ketebalan antara 120 – 150 m dan yaitu Wanagon, South Wanagon, Idenberg dan

terdiri dari lapisan massive limestone. Lembah Tembaga (Subsurface) ditemukan

4
tubuh batuan beku yang ukurannya relatif kecil Pada daerah yang berlitologi batuan intrusif,
dibanding dengan batuan intrusi primer. bagian yang paling penting jika ditinjau secara
hidrologi adalah bagian yang secara geoteknik
memiliki nilai RQD mendekati nol. Pada lokasi
penelitian bagian yang seperti ini biasanya
disebut dengan Poker Chip Zone, merupakan
bagian yang hampir tidak memiliki kandungan
anhydrite.

Gambar 4. Kolom Stratigrafi


(Sumber: PT. Freeport Indonesia op cit Sarosa,
Gambar 5. Peta Geologi Grasberg, PT.
2004)
Freeport Indonesia
(Sumber: PT. Freeport Indonesia op cit Manik,
Tubuh batuan intrusi merupakan bagian yang
2007)
kering kecuali pada daerah- daerah yang
tersesarkan dan daerah kontak dengan batuan
Kondisi geologi dan iklim di area penambangan
karbonat yaitu di sekitar skarn yang terkekarkan
Grasberg merupakan faktor penyebab kuantitas
dan hornfels yang merupakan daerah water-
air yang tersimpan di bawah permukaan sangat
bearing.
besar. Sifat batuan berupa media poros, terdapat
banyak rekahan menyebabkan terbentuknya
Pada daerah intrusi vulkanik pengaruh
kantung- kantung air sedangkan hujan terjadi
hidrotermal akibat pemanasan oleh magma akan
hampir setiap hari, dengan curah hujan setiap
menyebabkan besarnya porositas dan tingginya
tahunnya adalah 2500 mm – 4000 mm.
permeabilitas batuan. Pengaruh hidrotermal ini
Kuantitas air pada kantung air bawah tanah ini
tidak terjadi pada daerah DOZ dikarenakan
menyebabkan desain lereng pada area
terjadinya pengendapan anhydrite yang mampu
penambangan menjadi tidak optimal dari segi
menyumbat pori- pori batuan sehingga
vertikalitas dikarenakan tekanan hidrostatik
permeabilitas batuan lebih rendah dibandingkan
yang begitu besar. Vertikalitas lereng yang
daerah lainnya.
optimal menentukan efisiensi biaya
penambangan.

5
3. Metodologi Gambar 6. Diagram alur penelitian
Konfigurasi umum yang digunakan adalah:
Prinsip umum dari metode resistivitas adalah:
a. Arus listrik (I) diinjeksi dengan a. Schlumberger:
menggunakan 2 elektroda (A, B).
b. Dua elektroda (M, N) lainnya mengukur
beda potensial (V).
Teknik Pengukuran metode resistivitas:
a. Mapping: pengukuran untuk memperoleh
informasi mengenai variasi resistivitas
secara lateral.
b. Wenner
b. Sounding: pengukuran untuk memperoleh
informasi mengenai variasi resistivitas
terhadap kedalaman (vertikal).
c. Imaging/tomografi: pengukuran untuk
memperoleh informasi mengenai variasi
resistivitas baik secara lateral maupun
vertikal (2-D atau 3-D).
Teknik pengukuran metode resistivitas pada
c. Pole- pole
lereng penambangan Grasberg sangat khusus
karena dilakukan secara vertikal mengikuti alur
ketinggian lereng.
Alur penelitian pada area penambangan
Grasberg dapat dilihat pada gambar 6..

d. Pole- dipole

e. Dipole- dipole

6
4. Review Paper

Telah banyak hasil penelitian tentang geolistrik/ resisitivitas di daerah karst. Berikut ini ditampilkan beberapa hasil penelitian untuk mendukung investigasi kantung-
kantung air di daerah penelitian.
Tabel 1. Review Paper/ Jurnal Penelitian Geolistik/ Resistivitas di daerah Karst
Metoda/
Tahun Peneliti Hasil
Konfigurasi
Resistivitas yang dihasilkan 15Ω - 20Ω pada kedalaman 5 – 20m dengan porositas 18% -
Wenner, Pole- Dipole 35%. Luas area yang dapat dijangkau adalah 15977900 m2 dengan kedalaman 13m dan
2000 Hago, H. A
Schlumberger volume 204610000 m3. Porositas rata- rata akuifernya adalah 30% dengan kapasitas
61,383,000 ± 6,752,130 m3.
Resistivitas yang dihasilkan berkorelasi dengan litologi di daerah penelitian. Metode VES
Vertical Electrical
2004 Gowd, S. S. dapat menentukan kedalaman sampai bedrock, ketebalan lapisan saturated, serta peta
Sounding (VES)
potensial akuifer, salah satunya aquifer pada rekahan batuan gamping kedalaman 60,7 m.
Wenner, Mengintepretasikan struktur utama hidrologi di Clare Valley, Australia selatan. Nilai
2004 Skimmer, D. dan Heinson G.
Electromagnetic resistivitas yang didapat diintepretasikan menjadi aliran air bawah tanah secara regional.
Metode “Mise á la masse” menghasilkan kelurusan resistivitas semu maksimum. Fitur
VES dengan
resistivitas utama berkaitan dengan saluran utama yang mengisi mata air panas Hercules.
Mitrofan, H., I. Povara dan M. konduktivitas besar
2008 Penggambaran jalur aliran tersembunyi berkaitan dengan mata air Hercules di Baile
Mafteiu. dan “mise á la
Herculane merupakan aplikasi terbaik metode resistivitas dalam studi karst di Rumania.
masse”
Metode ‘‘mise á la masse’’ terbukti optimal dalam kasus ini.
Ha, H. S., D. S. Kim, dan I. J. Electrical Resistivity ERI digunakan untuk memetakan zona rekahan. ERI mampu menggambrakan rekahannya dan
2010
Park Imaging (ERI) dan menggambarkan stabilitas rekahan. ERT digunakan pada 2 lobang bor untuk memantau

7
Electrical Resistivity pergerakan air asin setelah diinjeksikan pada salah satu lobang.
Tomography (ERT)
Hamdan, H., G. Kritikakis, N. VES menyediakan informasi akuifer dangkal dan memberikan batasan lapisan yang memiliki
VES, VLF, Seismik,
2010 Andronikidis, N. Economou, E. resistivitas rendah terhadap salinisasi. Tomografi memberikan gambaran struktur yang lebih
dan tomografi
Manoutsoglou dan A. Vafidis dalam untuk mendeteksi air asin dan zona rekahan. Kedalaman penetrasi mencapai 55m.
2010 Kaus, A., W. Boening &Partner Imaging 2-D Kedalaman investigasi mencapai 350 m untuk daerah Afrika Selatan.
Metode geolistrik dapat menentukan rekahan pada lobang bor dengan kedalaman 100 – 120m.
Angulo, B., T. Morales, J. A. Tes Injeksi Air dan
2011 hubungan antara konduktivitas hidrauik dan resistivitas adalah (R2: 0.725–0.935; σest: 0.159–
Uriarte, dan I. Antigüedad Logging listrik
0.738

Dari penjelasan di atas, dengan menggunakan metode resistivitas dan berbagai konfigurasinya, mampu mendeteksi keberadaan air di bawah tanah pada daerah karst
dan batuan gamping, mencapai kedalaman 350m. Salah satu konfigurasi yang dikenal adalah konfiguraasi wenner. Metode resistivitas akan lebih baik apabila
dikombinasikan dengan metode lainnya, sehingga tujuan untuk mendeteksi keberadaan, geometri dan volume kantung- kantung air tersebut dapat tercapai.

Ucapan Terimakasih
Terimakasih penulis ucapkan kepada DR. D. Erwin Irawan selaku tutor sekaligus dosen pembimbing serta saudara Iftitah Rohman Hukama, S.Si selaku rekan dalam
melakukan riset sehingga penulis mampu menulis review paper tentang “Aplikasi Metode Resistivitas Pada Media Rekah Khususnya Kantung Air Bawah Tanah (Studi
Kasus: Area Penambangan Grasberg, PT. Freeport Indonesia)”.

8
Daftar Pustaka Aliran Air Tanah Dua Dimensi dalam
Media Rekahan di Big Gossan,
Angulo, B., T. Morales, J. A. Uriarte, dan I. Tembagapura, Papua. Jurnal Teknik
Antigüedad. 2011. Karakterisasi Sipil Vol. 17 No. 2 Agustus 2011, hal:
Konduktivitas Hidraulik Daerah 91 – 102.
Recharge Karst menggunakan Uji Kaus, A., W. Boening dan Partner. 2010.
Injeksi Air dan Logging Resistivitas Pemetaan Geolistrik 2-D: Eksplorasi
Listrik. Environmental Geology 117: pada Daerah Karst, Air Tanah,
90-96. Longsoran dan Daerah Pembuangan
Anonim. 2004. Setting Tektonik Papua. Dinas Sampah. Jerman: Geo eksploration
Pertambangan dan Energgi Propinsi Technologies.
Papua (http://distamben.papua.go.id/) Lashkaripour, G. R..2003. Invesitigasi Kondisi
diakses 24 Februari 2011 pkl 13:30. Air Tanah dengan Metode Resistivitas
Gowd, S. S.. 2004. Survei Resistivitas Listrik Geolistrik: Studi Kasus Akuifer Korin,
untuk menentukan Potensi Akuifer Air Iran Tenggara. Journal of Spatial
Tanah di DAS Peddavanka, Distrik Hydrology. 3 (1): 1-5.
Anantapur, Andhra Pradesh, India. Manik, J. G. 2007. Aplikasi Klasifikasi Massa
Environmental Geology 46: 118-131. Batuan dalam Analisis Kemantapan
Ha, H. S., D. S. Kim, dan I. J. Park. 2010. Lereng G-6/PB-8 South Grasberg
Aplikasi Teknologi Resistivitas Listrik Open Pit Mine Menggunakan data
untuk Mendeteksi Zona Lemah dan Kekar dari Kegiatan Core Orienting.
Rekahan Selama Pembangunan Bawah Teknik Pertambangan, ITB. (Tidak
Tanah. Environmental Earth Science Dipublikasikan).
60: 723–731. Mitrofan, H., I. P. dan M. Mafteiu. 2008.
Hago, H. A.. 2000. Aplikasi Metode Resistivitas Investigasi Geolistrik Menggunakan
Listrik dalam Perkiraan Kuantitatif Metode Resistivitas di Daerah Karst di
Layer Air Tanah pada Akuifer Tidak Romania. Environmental Geology
Tertekan. Fakultas Ilmu Pengetahuan 55:405–413.
dan Lingkungan, Universitas Putra Sarosa, S.. 2004. Analisa Perubahan Kimia
Malaysia (Tidak Dipublikasikan). Air Tanah dan Aplikasinya dalam
Hamdan, H., G. Kritikakis, N. Andronikidis, N. Penyaliran Air Tanah pada tambang
Economou, E. Manoutsoglou dan A. bawah tanah IOZ dan DOZ PT.
Vafidis. 2010. Metode Geofisika Freeport Indonesia. Teknik
Terpadu untuk Pemetaan Akuifer Air Pertambangan, UPN “Veteran”
Asin Karst, Studi Kasus Stylos, Yogyakarta. (Tidak Dipublikasikan).
Chania, Yunani. Journal of The Balkan Skimmer, D. dan G. Heinson. 2004. A
Geophysical Society, (13) 1: 1-8. comparison of electrical and
Hutasoit, L. M.,Mudrik R. D., Lilik E. W., electromagnetic methods for the
Toddy S.. 2010. Distribusi Vektor detection of hydraulic pathways in a

9
fractured rock aquifer, Clare Valley,
South Australia, Springer – Verlag.

10

Anda mungkin juga menyukai