Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA

Nama : Kartika Mikraj Novelgi

NIM : 21030116060077

DIII TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS DIPONERGORO

2016

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................ 1


Daftar Isi ........................................................................................ 2
Kata Pengantar ........................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAAN ........................................................................................ 6
2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................ 6
2.2 Tujuan Keselamatan Kerja .......................................................................... 7
2.3 Gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja ................................ 7
2.4 Strategi Meningkatkan Kualitas Kerja ........................................................ 9
2.5 Pertimbangan Hukum .................................................................................. 9
2.6 Urgency Keselamatan dan kesehatan kerja ................................................ 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran .......................................................................................................... 11

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk
menyelesaikan makalah ini. dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas
Produktif ,yaitu tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.

Jatibarang Januari 2013

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap aktifitaspekerjaan.


Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya,
akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini
mungkin, potensi kecelakaan kerja harus dicegah atau setidak-tidaknya dikurangi
dampaknya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Visi Pembangunan Kesehatan di Indonesia yang dilaksanakan adalah
Indonesia Sehat 2010 dimana penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku
sehat, mampu memperoleh layanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2002).
Kecelakaan ditempat kerja merupakan penyebab utama penderita
perorangan dan penurunan produktivitas. Menurut PT. PLN PERSERO (2008),
Selama kurun waktu lima tahun terakhir atau sejak berdiri pertama kali pada
tahun 2008 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak dua kali di PT PLN (Persero)
Area Pengatur Distribusi Jawa Tengah & D.I.Yogyakarta dengan korban
meninggal sebanyak satu orang dan satu orang lagi mengalamI cacat tetap.
Kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja, mudah sakit,
stres, sulit berkonsentrasi sehingga menyebabkan menurunnya produktif
kerja. Kondisi kerja meliputi variabel fisik seperti distribusi jam kerja, suhu,
penerangan, suara, dan ciri-ciri arsitektur tempat kerja lingkungan kerja yang
kurang nyaman, misalnya : panas, berisik, sirkulasi udara kurang, kurang bersih,
mengakibatkan pekerja mudah stress.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan
hidupnya.Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan
faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami
sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan
lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan
dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan
untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan
penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa penting Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(K3) perluditerapkan di industri kimia?
2. Apa saja jenis kecelakaan kerja yang perlu diwaspadai sehingga
perlu menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)?
3. Bagaimana cara menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Di PT. PLN PERSERO agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

Adapun tujuan dan manfaat diadakannya makalah ini antara lain adalah:

1. Memberikan informasi mengenai pentingnya penerapan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) di industri kimia.
2. Memberikan informasi mengenai kecelakaan kerja yang sering terjadi
di PT. PLN PERSERO
3. Menyelesaikan tugas dari mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta untuk mengetahui lebih lanjut tentang keselamatan dan kesehatan
kerja.
4. Diharapkan manfaat dari pembahasan ini adalah dapat menambah
pengetahuan kita tentang syarat dan prosedur keselamatan dan kesehatan
kerja, sehingga kita mengerjakan suatu pekerjaan di bengkel atau
industri sudah tahu keselamatan dan kesehatan kerja.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

 Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu


pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia
pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil
dan makmur.
 Menurut Suma’mur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian
usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
 Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi
keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana
kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin,
peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja
 Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera
yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi
umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
 Menurut Ridley, John (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan
kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu
bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan
sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
 Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis
tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan
oleh perusahaan.
 Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat
kerja. (Lalu Husni, 2003: 138).

Setelah melihat berbagai pengertian di atas, pada intinya dapat ditarik


kesimpulan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi
dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut.

6
2.2 TUJUAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.


2. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
3. Mencegah/ mengurangi kematian.
4. Mencegah/mengurangi cacat tetap.
5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan,
alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.
6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan
menjamin kehidupan produktifnya.
7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber
produksi lainnya.
8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga
dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
9. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta
pembangunan

2.3 GANGGUAN TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERHA

Baik aspek fisik maupun sosio-fisikologis lingkungan pekerjaan


membawa dampak kepada keselamatan dan kjesehatan kerja. Kondisi-kondisi
sosio-fisikologis membawa dampak besar bagi keselamatan dan kesehatan
kerja, dan perusahaan yang harus melakukan sesuatu untuk mengatasinya,
yaitu, misalnya para pekerja setelah jam kerjamenerimah petunjuk mengenai
metode-metode manajemen stress. Petunjuk-petunjuk ini meliputih meditasi,
latihan pernapasan, dan satu teknik yang disebut dotstopin. Teknik yang
sejenis dengan biofekback ini mengajarkan para pekerja untuk
mengendalikan stress mereka dengan mengenang suatu saat yang indah dan
memusatkan diri pada perasaan-perasaan dan sensasi-sensasi yang mereka
alamih pada waktu itu. Dewasa ini, upaya-upaya untuk meningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja tidaklah lengkap tanpa suatu strategi untuk
mengurangi stress fisikologis yang berhubungan dengan pekerjaan.

a. Kecelakan - kecelakan kerja


Perusahaan-perusahaan tertentu atau depertemen tertentu cenderung
mempunyai tingkat kecelakan kecelakan kerja yang tinggi.
Beberapa krateristik dapat menjelaskan perbedaan tersebut.

1. Kualitas organisasi tingkat kecelakaan berbeda secara substansi


meburut jenis industry. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan
industry konstruksi dan manufaktur mempunyai tingkat kecelakan
yang lebih tinggi daripada perusahaan-perusahaan industry jasa,
keuangan, asuransi, dan real estat. Perusahaan-perusahaan kecil dan
besar (yaitu perusahaan yang mempunyai kurangdari seratus pekerja

7
dan perusahaan yang mempunyai lebih dari seribu pekerja)
mempunyai tingkat kecelakan yang lebih rendah daripada perusahaan-
perusahaan menengah.
2. Pekerja yang mudah celaka. Sebagian ahli enunjuk pekerja sebagi
penyebab utama terjadinya kecelakaan. Kecelakaan bergantung pada
perilaku pekerja, tingkat bahaya dalam lingkungan pekerjaan dan
semata-mata bernasib sial. Sampai seberapa jauh seorang pekerja
menjadi penyebab kecelakaan dapat menjadi petunjuk
kecenderungansi pekerja untuk mengalami kecelakaan? Tidak ada
suatu karakteristik pribadi khusus pekerja yang selalu cenderung
mendapat kecelakan. Tetapi, karakteristik psikologis dan fisik tentu
tampaknya membuat sebagian pekerja lebih mudah mengalami
kecelakaan disbanding yang lain. Contohnya, para pekerja yang
emosinya ‘tinggi’ mempunyai angka kecelakaan yang lebih kecil
daripada pekerja yang emosinya “rendah”, dan para pekerja yang
mengalami kecelakaan lebih kecil adalah orang-orang yang lebih
optimis dapat dipercaya dan peduli terhadap orang lain dibandingkan
dengan para pekerja yang lebih sering mengalami kecelakaan. Para
pekerja yang mengalami stress berat lebih mungkin mengalami
kecelakaan dibandingkan dengan mereka yang mengalami stress
ringan. Para pekerja yang sudah berumur lebih sedikit mengalami
kecelakaan dibandingkan mereka yang berusia mudah. Dan orang-
orang yang lebih cepat mengenali pola-pola visual daripada membuat
manipulasi muscular lebih sedikit mengalami kecelakaan
dibandingkan orang-orang dengan karasteristik sebaliknya. Banyak
kondisi fisikologis dapat berkaitan dengan kecenderungan mengalami
kecelaka –misalnya kebencian dan ketidakmatangan emosional-barang
kali merupakan kondisi yang tidak permanen. Karenanya,kondisi-
kondisi ini sulit dideteksi sampai suatu ketika terjadi satu kecelakaan

b. Penyakit-penyakit yang diakibatkan dipekerjaan


Sumber-sumber potensial penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan yang sama beragamnya seperti gejala-gejala penyakit tersebut.

1. Kategori penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dalam


jangka panjang, bahaya-bahaya di lingkungan tempat kerja
dikaitkan dengan kanker kelenjar tiroid, hati, paru-paru, otak, dan
ginjal ; penyakit paru-paru putih, coklat,dan hitam ; leukemia;
bronchitis; emphysema; lymphoma; anemia plastic, kerusakan
sistim saraf pusat; dan kelainan-kelainan reproduksi (misalnya
kemandulan, kerusakan genetic, keguguran, dan cacat pada waktu
lahir.

8
2. Kelompok-kelompok pekerjaan yang berisiko. Penambang,
pekerja transportasi dan konstruksi, serta pekerja kerah biru dan
pekerja tingkat rendah pada industry manufaktur menderita
sebagian besar penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan maupun kecelakaan-kecelakaan kerja. Pekerjaan-
pekerjaan yang paling tidak aman adalah pertambangan,
pertanian, dan konstruksi.

2.4 STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS KERJA

Bila penyebab sudah diidentifikasi, strategi-strategi dapat dikembangkan


untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya kerja. Untuk menentukan apakah
suatu strategi efektif atau tidak, perusahaan dapat membandingkan insiden,
kegawatan, dan frekuensi penyakit-penyakit dan kecelakaan sebelum dan
sesudah strategi tersebut diberlakukan.

1. Memantau Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk menyimpan catatan insiden-
insiden kecelakaan dan kasus penyakit yang terjadi dalam perusahaan.
Perusahaan juga mencatat tingkat kegawatan dan frekuensi setiap
kecelakaan atau kasus penyakit tersebut.

1) Tingkat insiden indeks keamanan indutsri yang paling eksplisit adalah


tingkat insiden yang mengambarkan jumlah kecelakan dan penyakit
dalam satu tahun.
2) Tingkat frekuensi mencerminkan jumlah kecelakaan dan penyakit
setiap satu juta jam kerja, bukan dalam setahun seperti dalam tingkat
insiden.
3) Tingkat kegawatan. Tingkat kegawatan mengambarkan jam kerja
yang hilang karena kecelakaan atau penyakit.
4) Mengendalikan kecelakaan.
5) Pengubahan tingkah laku.
6) Penyimpanan catatan.
7) Memantau kontak langsung.
8) Penyaringan genetic.
3. Mengendalikan stress dan Kelalaian Kerja
4. Mengembangkan kebijakan – kebijakan kerja
5. Menciptakan progam – program kebugaran

2.5 PERTIMBANGAN HUKUM

1. Occupational Safety and Heatlh Administration


2. Program kompensasi pekerjaan

9
3. Common Law Doctrin of trots
4. Inisiatif – inisiatif lokal

2.6 URGENCY KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 ini ada beberapa hal yang
diatur antara lain:

1) Ruang Lingkup Keselamatan Kerja


2) Syarat – syarat keselmatan kerja
3) Pengawasan undang-i=undang keselamatan kerja
4) Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembinaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk mengembangkan kerja sama,
saling pengertian dan partisipasi yang efektif dari pengusaha atau
pengurus tenaga kerja untuk melaksanakan tugas bersama dalam rangka
keselamatan dan kesehatan kerja untuk melancarkan produksi. (Pasal 10)
5) Setiap kecelakan kerja juga harus dilaporkan pada pejabat yang ditunjuk
oleh Menteri Tenaga Kerja di dinas yang terkait. (Pasal 11 ayat 1).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan
dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik
pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-
undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih
banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan
kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya
bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas maka kami ajukan saran-
saran sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Bagi pihak perusahaan untuk disarankan untuk menekankan seminimal mungkin
terjadinya kecelakaan kerja, dengan jalan antara lain meningkatkan dan
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dengan baik dan tepat. Hal ini
dapat dilakukan dengan sering diadakan sosialisasi tentang manfaat dan arti
pentingnya program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) bagikaryawan, seperti
misalnya dengan pemberitahuan bagaimana cara penggunaan peralatan, pemakaian
alat pelindung diri, cara mengoprasikan mesin secara baik dan benar.

2. Bagi karyawan
Bagi karyawan lebih memperhatikan program keselamatan dan kesehatan kerja
(k3) dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati serta mengikuti proses.

11

Anda mungkin juga menyukai