TEMBAGA
Disusun oleh:
Victor Jonathan/12 (1706044660)
Teknologi Bioproses 2017
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2017
A. Deskripsi Umum
Unsur kimia tembaga memiliki lambang “Cu”di dalam tabel periodik. Lambang
“Cu” tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Latin yaitu Cuprum. Tembaga murni
merupakan jenis logam yang lentur, halus, lunak, dapat ditempa, dan dapat disayat
menjadi bentuk – bentuk yang lain. Namun pada kenyataannya, tembaga sulit
ditemukan dalam bentuk murni. Di alam, tembaga dapat ditemukan dalam berbagai
macam mineral seperti pada kalkopirit dan kalkosit sebagai tembaga sulfida serta pada
azurit dan malasit sebagai tembaga karbonat.
Tembaga telah dimanfaatkan oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Pada
zaman perunggu, tembaga dipadukan dengan timah menjadi logam perunggu. Tidak
hanya timah, tembaga juga dapat dipadukan dengan unsur tertentu membentuk paduan
lain seperti kuningan. Di samping itu, tembaga juga digunakan sebagai bahan untuk
pembuatan kabel listrik dan kumparan pada dinamo.
B. Sifat Fisika
1
Konduktivitas Panas 20oC~400oC 393
(W/(m.K))
Kalor Peleburan (kJ/mol) 13.26
Kalor Penguapan (kJ/mol) 300.4
Kapasitas Kalor Molar (J/(mol.K)) 24.440
Tahanan Listrik 20oC (10-8KΩ.m) 1.673
Modulus Elastisitas (GPa) 70.5
Modulus Kekakuan (GPa) 26.0
C. Sifat Kimia
Pada suhu 300oC, tembaga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO.
Sedangkan pada suhu sekitar 1000oC, reaksi oksigen dengan tembaga akan
menghasilkan Cu2O berwarna merah. Tembaga dapat diserang oleh HCl pekat, H2SO4
pekat, HNO3 encer dan HNO3 pekat. Berikut adalah reaksi yang ditimbulkan.
2
Gambar 2. Reaksi Cu dengan H2SO4 Pekat
Awalnya dilakukan pengeboran dengan alat driil dengan kedalaman rata – rata
17 meter. Dari lubang pengeboran, 8-10 kg material cutting diambil dengan pipa PVC
untuk kemudian diteliti kandungan tembaga, unsur-unsur lain, NAG, dan pHnya.
Lubang yang telah dibor kemudian diisi dengan bahan peledak. Untuk lubang kering
diisi dengan ANFO (campuran solar dengan ammonium nitrat). Untuk lubang basah
diisi dengan emulsion. Peledakan dilakukan secara rutin.
3
dilakukan penggalian terhadap material hasil ledakan dengan alat shovel. Bijih yang
sudah digali akan dibawa dengan truk angkut tambang. Bijih kemudian digerus
menggunakan mesin crusher.
Biasanya mineral tembaga sulfida akan diolah dengan cara pirometalurgi yaitu
peleburan dan pemurnian pada suhu tinggi. Dari proses ini, kemudian akan dilakukan
electrorefining. Selain pirometalurgi, ada pula proses hidrometalurgi yaitu proses
pengolahan tembaga berdasarkan pada air yang telah dicampur dengan asam sebagai
reduktor sebagai pengolahnya.
1. Tahap Kominusi
Pada tahap ini, mineral akan diremukkan dan digerus untuk membebaskan mineral
– mineral tersebut dari ikatan mineral pengotornya. Mineral harus digiling
sedemikian rupa hingga terbentuk butiran halus.
4
2. Tahap Flotation
3. Tahap Pemanggangan
Bijih kemudian dipanaskan dengan silika dan udara atau oksigen untuk
mendapatkan tembaga (I) sulfida. Berikut adalah reaksi yang terjadi.
4. Tahap Reduksi
Selanjutnya matte atau Cu2S akan direduksi dengan cara dipanaskan dengan udara
terkontrol. Tembaga yang diperoleh disebut tembaga lepuhan yang berisi rongga –
rongga udara atau blister. Kandungan tembaga yang ada mampu mencapai 90%.
Berikut adalah reaksi yang terjadi.
5. Tahap Elektrolisis
Blister tersebut masih mengandung logam lain seperti Pt dan Ag sehingga perlu
dilakukan pemurnian secara elektrolisis. Blister dipasang sebagai anoda dan
tembaga murni dipasang sebagai katoda. Larutan elektrolit yang digunakan adalah
CuSO4. Saat dialiri oleh listrik, blister di anoda akan teroksidasi menjadi Cu+2.
Selanjutnya ion Cu+2 akan direduksi menjadi logam Cu di katoda. Berikut adalah
reaksi yang terjadi.
5
Katoda: Cu+2(aq) + 2e Cu(s)
1. Tembaga Murni
Tembaga murni memiliki konduktivitas termal dan listrik yang paling bagus
dibandingkan dengan logam – logam lainnya. Oleh karena itu, tembaga murni
banyak digunakan sebagai kabel listrik dan dalam peralatan elektronik.
2. Brass/Kuningan
6
3. Bronze/Perunggu
4. Copper-Nickel Alloy
Paduan tembaga dengan nikel banyak dimanfaatkan untuk membuat alat – alat yang
berhubungan langsung dengan air laut karena sifatnya yang tahan terhadap korosi
oleh air laut dan biofouling. Biasanya paduan ini digunakan untuk membuat
hydraulic lines, fish cages untuk aquaculture, offshore fire water system, dan
desalination units.
5. Beryllium-Copper Alloy
Paduan tembaga dengan berillium memiliki sifat yang paling kuat dan paling keras
dibandingkan dengan paduan tembaga lainnya. Karena sifatnya yang tahan korosi
pula, paduan ini banyak digunakan dalam pertambangan serta industri gas dan
petrokimia. Selain itu, paduan ini juga digunakan untuk membuat roda gigi, katup,
dan diafragma.
Tabel 2. Copper Development Association System
Tembaga Paduan
C1XXXX Cu dengan kandungan >99.3%
C2XXXX Cu paduan Zn (kuningan)
C3XXXX Cu paduan Zn dan Pb (leaded brass)
C4XXXX Cu paduan Zn dan Sn (tin brass)
C5XXXX Cu paduan Sn (perunggu)
7
C6XXXX Cu paduan Al (Aluminium bronze), Cu
paduan Si (Silicon bronze), Cu paduan Zn
C7XXXX Cu paduan Ni, Cu paduan Ni dan Zn
Tembaga Paduan Tuang (Cor)
C8XXXX Cu tuang, Cu murni cor, berbagai tipe
kuningan cor, Cu paduan Mn cor, Cu
paduan Zn-Si cor
C9XXXX Cu paduan Sn cor, Cu paduan Sn dan Pb,
Cu paduan Sn dan Ni, Cu paduan Al dan
Fe, Cu paduan Ni dan Fe, Cu paduan Ni
dan Zn
F. Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
Copper Development Association Inc. (2017). Properties & Uses. [online] Available
at: https://www.copper.org/resources/properties/ [Accessed 15 Des. 2017]
European Copper Institute. (2017). Copper and Its Alloys. [online] Available at:
http://copperalliance.org.uk/copper-and-its-alloys/alloys [Accessed 16 Des. 2017]
Ardra.biz. (2017). Tahap Pengolahan Bijih Mineral Tembaga. [online] Available at:
https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pengolahan-bijih-
tembaga/ [Accessed 16 Des. 2017]