Anda di halaman 1dari 1

Dasar Teori Kennedy Napitupulu / F34160084

Senyawa flavonoid merupakan senyawa polar metabolit sekunder terbesar yang


dimiliki pada tanaman seledri. Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol yang terbesar.
Senyawa flavonoid memiliki aktifitas antioksidan, antiinflamasi, antihepatotoksik, antitumor,
antimikrobial, antiviral dan pengaruh terhadap sistem syaraf pusat (Sukandar et al. 2006).
Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dan terdapat pada semua bagian
tumbuhan terutama pada bagian daunnya (Rahajo 2013).
Raharjo TJ. 2013. Kimia Hasil Alam.Cetakan 1.Yogyakarta(ID) : Pustaka Pelajar
Sukandar EY, Suwendar, Ekawati E. 2006. Aktivitas ekstrak etanol herba seledri
(Apium graveolens) dan daun urang aring (Eclipta prostata L.) Terhadap pityrosporum
ovale.Majalah Farmasi Indonesia. 17(1):7-12.
Perkolasi merupakan proses penyarian serbuk simplisia dengan pelarut yang cocok
dengan cara melewatkan perlahan-lahan melewati suatu kolom. Serbuk simplisia
dimampatkan dalam alat ekstraksi yang disebut perkolator. Mengalirnya cairan penyari dalam
perkolasi ini melalui kolom dari atas ke bawah melalui celah untuk ditarik keluar oleh gaya
berat seberat cairan dalam kolom (Ansel 1989).

Ansel HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta(ID): UI
Press.

Kepolaran suatu senyawa pelarut organik dipengaruhi oleh simetris tidaknya bentuk
molekul dan titik lebur. Etanol (1,69D), methanol (1,7 D), dan air(1,84D) termasuk senyawa
polar. Sedangkan benzena (0D), sikloheksana (0D), n-heksana(0D), dan kloroform(0D)
termasuk senyawa non polar. Bila pelarut organik tersebut dicampurkan dengan bahan yang
memiliki senyawa kepolaran yang sama akan terlarut, demikian sebaliknya jika pelarut
organik tersebut dicampurkan dengan bahan yang tidak memiliki kepolaran yang sama akan
membentuk dua lapisan yang menunjukan bahwa bahan tidak terlarut. Bahan yang bersifat
polar seperti glukosa, gula putih dan air. Sedangkan bahan yang bersifat non polar seperti
naftalena, vaseline dan n-heksana (David 2003)

David E G. 2003. Kimia Untuk Pemula. Jakarta(ID): Erlangga

Terdapat beberapa faktor dalam proses ekstraksi yang memengaruhi hasil ekstraksi
diantaranya jenis pelarut, rasio berat bahan dengan volume pelarut, suhu, pengadukan, waktu
ekstraksi, dan ukuran sampel (Distantina et al 2008)

Distantina S D R, Anggraeni dan Fitri L E. 2008. Pengaruh konsentrasi dan jenis


larutan perendaman terhadap kecepatan ekstraksi dan sifat gel agar-agar dari rumput
laut Gracilaria verrucosa. Jurnal Rekayasa Proses. 2 : 11-16.

Anda mungkin juga menyukai