Anda di halaman 1dari 12

REFERAT

KEHAMILAN ABDOMINAL

Untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Obstetri & Ginekologi
di RSUD Tugurejo Semarang

Pembimbing :
dr. Diana H, Sp.OG

Disusun oleh :
La Ode Rinaldi
H2A008026

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2012
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................
A. Definisi ........................................................................................................................
B. Etiologi .........................................................................................................................
C. Faktor Risiko ................................................................................................................
D. Patofisiologi .................................................................................................................
E. Manifestasi Klinik ........................................................................................................
F. Diagnosis ......................................................................................................................
G. Penatalaksanaan ...........................................................................................................
H. Komplikasi ...................................................................................................................
I. Prognosis ......................................................................................................................
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Kehamilan abdominal merupakan kehamilan ektopik dalam arti


yangsebenarnya karena ia merupakan suatu kehamilan yang terletak sama sekali
di luarsistem reproduksi. Kehamilan ektopik sendiri adalah suatu kehamilan yang
terjadi di luar rongga rahim(kavum uteri).Istilah ektopik berasal dari bahasa
Inggris, ectopic, dengan akar kata daribahasa Yunani, topos yang berarti
tempat.Jadi, istilah ektopik dapat diartikan sebagai"berada di luar tempat yang
semestinya".1,2
Costa dkk (1991) menyatakan penulis Arab, Albucasis, tahun 963 M,
mungkinadalah orang pertama yang menerangkan suatu kehamilan abdominal.Ia
menjelaskanbagaimana ia mengeluarkan bagian-bagian janin melalui dinding
abdomen.1Catatan pertama dari suatu kehamilan abdominal dilakukan oleh
(1903).Sejaksaat itu mulai banyak dijumpai tulisan-tulisan tentang kehamilan
abdominal.Insiden kehamilan abdominal dijumpai bervariasi, mulai dari 1 dalam
3.337(Becham, 1962) sampai dengan 1 dalam 25.000 kelahiran (Cunningham
1993).DiParkland Hospital kehamilan abdominal dijumpai sekitar 1 dalam 25.000
kelahiran. 1Atrash (1987) dengan data dari The Centers for Disease Control
memperkirakankehamilan abdominal 1 dalam 10.000 kelahiran.1
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Kehamilan ekstrauterin di mana konsepsi berkembang dalam rongga perut
setelah keluar fimbriae dari ujung tuba falopi atau melalui defekpada tuba
fallopi/rahim.Plasenta bisatertanam pada lapisan peritoneum atau visceral
abdomen. Kehamilan abdomen bisa dicurigai saat perut sudah membesar namun
rahim tetap kecil untuk usia kehamilan. Kehamilan abdomenterjadi 2% dari
kehamilan ektopik dan 0,01% dari seluruh kehamilan. Kejadian kehamilan
abdominaladalah satu dari 8000 kelahiran.Kondisi ini merupakan penyebab
kematian perinatal terbanyak, sedangakan kasus kematian ibu sekitar 6%.Karena
kehamilan abdomen sangat jarang ditemukan, kasusnya tidak dapat diduga, dan
diagnosis sering tertunda. USG atau x-ray menunjukkan visualisasi gas dalam
usus ibu bawah janin merupakan diagnosis yang mengarah kehamilan abdominal.
Operasi pengangkatan plasenta, kantung, dan embrio diperlukan jika melekat pada
bagian posterior dari tubafallopi, ovarium, ligamentum latum, atau
uterus.Prosedur ini sering dipersulit oleh perdarahan masif, karena plasenta
cenderung untuk menempel erat pada peritoneum dan usus, pengangkatan lengkap
jarang dilakukan karena plasenta bisa diserap tubuh sehingga tidak menjadi
masalah. Kelanjutan dari pasca operasi antara laintertinggalnyajaringan plasenta,
infeksi, perdarahan terus menerus dan sterilitas disebut juga abdominocyesis.1,2,3

B. ETIOLOGI
Dalam sebagian besar kasus, kehamilan abdominal yang terjadi merupakanakibat
dari implantasi sekunder dari suatu kehamilan tuba yang pecah. Jarang
sekalidijumpai kehamilan abdominal primer langsung dari kavum
abdomen.1,2,3,4,5,6
Kehamilan ektopik biasanya disebabkan oleh terjadinya hambatan padaperjalanan
sel telur, dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus).Pada kasus yangjarang,
kehamilan ektopik disebabkan oleh terjadinya perpindahan sel telur dari
indungtelur sisi yang satu, masuk ke saluran telur sisi seberangnya.2,6,7
Berdasar etiologinya kehamilan abdominal terbagi dua, yaitu:
(1) Kehamilanabdominal primer; Terjadi apabila ovum difertilisasi dan
berimplantasi langsung dikavum abdomen. Studdiford (1942) membuat suatu
kriteria untuk memastikankehamilan abdominal primer, yaitu tuba dan ovum
normal tanpa dijumpai bekastrauma, tidak dijumpai adanya fistula uteroplasenta,
dan hasil konsepsi benar-benarmurni melengket di permukaaan peritoneal.
(2) Kehamilan abdominal sekunder; Initerjadi bila fetus keluar dari tempat
inplantasi primernya melalui suatu robekanataupun melalui ujung fimbria dan
berimplantasi di kavum abdomen. Sebagian besarkehamilan abdominal
merupakan jenis ini.

C. FAKTOR RISIKO
1. Infeksi dan kerusakan tuba
Pada pasien dengan kerusakan tuba memiliki kemungkinan 3,5 kalimengalami
kehamilan ektopik. Gangguan tuba biasanya disebabkan olehinfeksi pelvis.
2. Salpingitis isthmica nodosa
Adalah suatu gangguan berupa penebalan pada bagian proksimal tubafalopi
dengan divertikula luminal multiple.Patologi ini meningkatkankemungkinan
kehamilan ektopik 52% lebih tinggi.
3. Kelainan zigot
Yaitu kelainan kromosom dan malformasi.
4. Faktor ovarium
Yaitu migrasi luar ovum (perjalanan ovum dari ovarium kanan ke tubakiri atau
sebaliknya), pembesaran ovarium dan unextruded ovum.
5. Merokok
Pasien merokok memiliki peningkatan kemungkinan kehamilan
ektopik,diduga disebabkan oleh adanya gangguan imunitas sehingga
mudahterkena infeksi pelvis.
6. Penggunaan hormon eksogen (estrogen) seperti pada kontrasepsi oral, IUD,
sterilisasi tuba dengan elektrokoagulasi meningkatkan kemungkinan untuk
kehamilan ektopik. Sedangkan kontrasepsi barrier menurunkan kemungkinan
untuk kehamilan ektopik dengan menurunkan kemungkinan infeksi pelvis.
7. Riwayat menderita kehamilan ektopik sebelumnya
8. Riwayat operasi tuba
9. Endometriosis
10. Cacat bawaan (abnormalitas kongenital) dari saluran telur

D. PATOFISIOLOGI
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah
dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri.Pada suatu saatkebutuhan
embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi
tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini yaitu :2,4,6
1. Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke
ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanyaterjadi
pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga
peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari
dinding tuba.
2. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat
dari distensi berlebihan tuba.
3. Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Ruptur dinding tuba sering terjadi bila
ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur
dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan
vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-
kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian.

E. MANIFESTASI KLINIK
Trias gejala klinis hamil ektopik terganggu sebagai berikut :
1. Amenorea. Lamanya amenorea bervariasi dari beberapa hari sampaibeberapa
bulan. Dengan aminorea dapat dijumpai tanda-tanda hamilmuda, yaitu
morning sickness, mual atau muntah, terjadi perasaanngidam. Biasanya darah
berwarna gelap kecoklatan dan keluarnyaintermitten atapun kontinyu.
2. Terjadi nyeri abdomen.
Nyeri abdomen disebabkan oleh kehamilan tuba yang pecah.Timbunandarah
menimbulkan iritasi dan manifestasi rasa nyeri, darah dalamruangan perut
tidak berfungsi dan menyebabkan pasien tampak pucat(anemia), TD turun
sampai shock, bagian ujung-ujung anggota badanterasa dingin, perut kembung
karena darah.Nyeri dapat menjalarkeseluruh abdomen bergantung pada
perdarahan didalamnya.Bilarangsangan darah dalam abdomen mencapai
diafragma, dapat terjadinyeri di daerah bahu. Bila darahnya membentuk
hematokel (timbunan di daerah kavum douglas) akan terjadi rasa nyeri di
bagianbawah dan saat devekasi.
3. Perdarahan.
Terjadinya abortus atau ruptura kehamilan tuba menimbulkan
perdarahankedalam kavum abdomen dalam jumlah yang bervariasi.Darah
yangtertimbun dalam kavum abdomen tidak berfungsi sehingga
terjadigangguan dalam sirkulasi umum yang menyebabkan frekuensi
nadimeningkat, tekanan darah menurun, hingga shock.Hilangnya darah
dariperedaran darah umum mengakibatkan penderita tampak anemis,
daerahujung ekstremitas dingin, berkeringat dingin, kesadaran menurun,
danpada abdomen terdapat timbunan darah.
Gejala-gejala kehamilan ektopik lainnya :1,3,5,6
1. Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan,nyeri
pada perabaan dan kavum douglas menonjol karena ada bekuandarah.
2. Pleuritic chest pain, bisa terjadi akibat iritasi diafragma akibatperdarahan
3. Perubahan uterus
Uterus dapat tumbuh membesar pada 3bulan pertama akibat hormone yang
dilepaskan plasenta. Uterus dapat terdesak ke sisi yang berlawanandengan
masa ektopik
4. Tekanan darah normal
Kecuali bila terjadi ruptur, perubahan yang terjadi antara lain
adanyapeningkatan ringan, respon vasovagal seperti bradikardi dan
hipertensiataupun penurunan tensi tajam disertai peningkatan nadi bila
perdarahanterus berlangsung dan hipovolemia
5. Temperatur
Setelah perdarahan akut suhu tubuh dapat turun atau meningkat > 38°Cbila
terjadi infeksi.
%
Gejala
Rahman (1982) Delke (1982) Costa (1991)
Amenorrhea - 100 -
Nyeri perut 100 100 79
Mual & muntah 70 40 20
Malaise 40 - 20
Nyeri pada gerakan janin 40 - 48
Perdarahan uterus abnormal - 70 31

F. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
- Nyeri perut
- Terlambat haid
- Perdarahan pervaginam
- pingsan
2. Pemeriksaan Fisik
- Tanda-tanda syok hipovolemik
- Tanda-tanda akut abdomen (tegang bagian bawah perut, nyeri tekan,
cairan bebas intra abdomen)
- Ditemukan janin dalam letak tidak normal
- Tes oksitosin
VT :
- Fluxus (+)
- Portio lembut, nyeri goyang & putar (slinger pain)
- Adnexa massa konssistensi lunak – keras, ada nyeri tekan
- CD menonjol & fluktuasi (cairan) hematokel
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit serial tiap satu jam
menunjukkan penurunan kadar Hb akibat perdarahan.
 Adanya leukositosis ( dapat mencapai > 30.000/μL).
 Urinary Pregnancy Test, dengan metode inhibisi aglutinasi
hanyamenunjukkan positif pada kehamilan ektopik sebesar 50-69%.
 Serum β-hCG assay.
 Serum progesteron, pada kehamilan ektopik, kadarnya lebih
rendahdibanding kehamilan normal intrauterin. Kadar < 5
mg/Lmenunjukkan kemungkinan besar adanya kehamilan abnormal.
 Kuldosintesis bila hasil aspirasi dari kavum douglas didapatkan
jendalan darah dan darah apapun penyebabnya.
b. Ultrasound Imaging
 USG abdominal, kehamilan tuba sulit dideteksi dengan metode ini.
 USG vaginal, untuk mendeteksi letak gestational sac. Pada
usiakehamilan ≥6 minggu, bila tidak dijumpai gestational sac maka
bisadicurigai kehamilan ektopik.
 Color and Pulsed Doppler Ultrasound, untuk
mengidentifikasikarakteristik warna vaskular, apakah terletak di
intrauterine atauekstrauterine.
c. Kombinasi Serum β-hCG dan Sonography
Peningkatan serum hCG> 2000 mIU/mL disertai gestational
sacintrauterine yang tidak dapat diidentifikasi, kemungkinan
adanyakehamilan ekstrauterine sangat besar.
d. Laparoskopy
Merupakan gold standar untuk mendiagnosis kehamilan
ektopik.Laparoskopi dilakukan jika dengan pemeriksaan lain diagnosis
kehamilanektopik masih belum dapat ditegakkan. Dengan metode ini tuba
falopi dan ovarium dapat tervisualisasi dengan baik.

Akhan dkk. (1990) membuat suatu kriteria untuk kehamilan abdominal, adalah
sebagai berikut: 4,8
- Tampak janin terpisah dari uterus.
- Tidak terlihatnya dinding uterus antara janin dan kandung kemih.
- Jarak antara bagian-bagian janin dengan dinding abdomen yang sangat dekat.
- Posisi yang tidak wajar (janin terhadap uterus), sikap janin yang tidak wajar,
dan dijumpai plasenta di ekstra uterin.
- Yang paling baik sebenarnya pada USG kehamilan abdominal adalah
dijumpaikantong gestasi atau janin di luar kavum uteri 1,9

G. PENATALAKSANAAN4,5,8
- Terapi perbaikan keadaan umum  IV/transfuse
- Memberikan konseling dan membuat persetujuan / penolakan tindakan
- Operasi (salpingostomi, salpingektomi, wedge resection konus uerus,
ooforektomi, ambil bagian biopsy gangguan lain
- Pasca bedah  jika tidak ada komplikasi

H. KOMPLIKASI8
1. Jaringan tropoblastik persisten
2. Kehamilan ektopik persisten. Merupakan komplikasi yang tersering

I. PROGNOSIS
Tergantung kecepatan diagnosis dan penanganan.
BAB III
KESIMPULAN

Kehamilan ternyata tidak selalu berada di dalam rongga rahim atau


kavumuteri, terdapat pula kehamilan yang berada di luar rahim yang
disebutsebagai kehamilan ektopik.Kehamilan ektopik merupakan
suatukegawatdaruratan di bidang obstetri dan ginekologi.Gejala dan tanda
klinisyang terlihat juga tergantung dari lokasi tumbuh dan berkembangnya
embrio.Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah adanya rasanyeri pada daerah
perut.
Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya
embrio.Misalnya, bila terjadi kehamilan tuba, komplikasi yang tersering
adalahpecahnya tuba falopii.Umumnya berupa tindakan pembedahan.
Dilakukanpemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG
yangberlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang
belumterangkat.
Kehamilan ektopik lanjut merupakan kehamilan ektopik dimana janin
dapattumbuh teruskarena mendapat cukup zat-zat makanan dan oksigen
dariplasentayang meluaskan implantasinya ke jaringan
sekitarmisalnyaligamentum latum, uterus, dasar panggul, usus dan
sebagainya.Kehamilan ektopiklanjutbiasanya terjadi sekunder dari kehamilan tuba
yang mengalamiabortusatau ruptur dan janin dikeluarkan dari tuba dalam
keadaanmasihdiselubungi oleh kantung ketuban dengan plasenta masihutuhyang
akan terus tumbuh di tempat implantasi barunya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Joseph HK, M. Nugroho S. 2010. Catatan Kuliah GINEKOLOGI


DANOBSTETRI (OBSGYN ). Yogyakarta : Nuha Medika
2. Wiknjosastro, Prof. Dr. Hanifa,SpOG. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta :
PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
3. Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta :
MediaAesculapius
4. Manuaba, Prof. Dr. Ida Bagus Gede, SpOG. 1998. Memahami
KesehatanReproduksi Wanita. Jakarta : Arcan
5. Kusmiyati, Yuni, S.ST. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu
Hamil).Yogyakarta: FitramayaSuryasaputra Manuaba, dr. I.A Sri Kusuma
Dewi. 2006. Buku AjarGinekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta :
EGC
6. Kehamilan Ektopik Lanjut. Diunduh dari : www.scribd.com. 28 Maret 2012
7. Prawirohardjo, Sarwono.Buku Acuan Nasional Pelayanan KesehatanMaternal
Dan Neonatal. 2006. Jakarta: PT. Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo
8. Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF. Obstetri Williams (Williams
Obstetrics).Edisi ke-18. Alih Bahasa: Suyono J, Hartono A. EGC. Jakarta.
1995; 599-623.

Anda mungkin juga menyukai