ABSTRAK
Masyarakat Suku Serawai memiliki budaya positif “Merunggu” sebagai modal sosial saat ibu
bersalin. Aktifitas Merunggu mencerminkan kepedulian, tolong menolong dan pengalihan peran di
masyarakat suku Serawai, bersifat statis, turun-temurun dilakukan tanpa manfaat yang berarti.
Dampak negatif budaya Merunggu berupa proses pengambilan keputusan sering terlambat akibat
budaya berunding, pemilihan pertolongan persalinan dominan terhadap dukun. Penenlitian ini
bertujuan memanfaatkan budaya Merunggu sebagai media promosi kesehatan dalam pemilihan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di desa Puguk Kabupaten Seluma. Penelitian
mengunakan pendekatan participatory action research dengan strategi promosi kesehatan yaitu
advokasi, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat. Sasaran primer penelitian adalah ibu hamil,
dan sasaran sekunder adalah dukun bayi, petugas kesehatan, mitra Merunggu. Tahap penelitian
meliputi tahap persiapan, penandatanganan komitmen, intervensi (pelatihan mitra Merunggu dan ibu
hamil) dan implementasi (observasi, monitoring, evaluasi) dan menyusun rencana tindak lanjut.
Analisis data menggunakan contens analysis. Budaya Merunggu dapat dimanfaatkan dan
dimodifikasi untuk merubah perilaku kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan
pengetahuan, sikap dan tindakan pemilihan penolonng persalinan oleh tenaga kesehatan. Sebagian
besar informan memilih bidan sebagai penolong persalinan. Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan sebelum intervensi hanya 50% meningkat menjadi 80% setelah dilakukan intervensi.
Perlu dilakukan advokasi dalam kegiatan promosi kesehatan oleh mitra Merunggu melalui
pemberdayaan dan dukungan kebijakan agar terlibat secara aktif dalam kegiatan puskesmas.
Kata Kunci: Merunggu, Promosi Kesehatan, Pertolongan Persalinan
ABSTRACT
Serawai People have positive culture as social capital on maternal, who called Merunggu. Merunggu
is a culture which women giving birth are considered unable to perform activities for the delivery
process, so that all needs are fulfilled by the mother's family, and the nearest neighbors and
traditional birth attendants, so that the activity merunggu whereas many families, the community
gathered at the birth mothers’ home. Merunggu activity reflects a sense of caring, helping and
transfer of roles in society of Serawai tribe, merunggu activity is static and hereditary. In practice
there is a negative impact on the culture merunggu on maternal and child health. The decision
making process is often too late, the selection of the dominant delivery assistance to the shaman. The
study aims to use of Merunggu culture as health promotion media related to the selection of aid
delivery by health personnel. Research was participatory action research with health promotion main
strategies were advocacy, community development and community empowerment atmosphere. The
primary target was pregnant women, and the secondary target was the traditional birth attendants,
health workers, Merunggu partners. The research phase includes the preparation, signing the
RESULTS
a. Socio-demographic characteristics