Anda di halaman 1dari 61

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Keperawatan Kertas Karya Diploma

2017

Asuhan Keperawatan Keluarga pada


Ny.W dengan Gangguan Kardiovaskular
: Hipertensi pada Keluarga Ny.W di
Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia

Nasution, Agussalim

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2714
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.W dengan
Gangguan Kardiovaskular : Hipertensi pada
Keluarga Ny.W di Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia

Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh
Agussalim Nasution
142500046

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.W dengan Gangguan
Kardiovaskular : Hipertensi pada Keluarga Ny.W di Lingkungan V Kelurahan Sari
Rejo Medan Polonia”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program pendidikan ahli madya keperawatan di Program Studi DIII
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.Dalam penyelesaian
Karya Tulis Ilmiah tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua
pihak secara langsung maupun tidak langsung.Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua saya tercinta, yang selalu
menjadi inspirasi dan memberikan semangat serta dukungan secara moral, material,
spiritual, untuk menyelesaikan pendidikan ini. Dan tidak luput juga saya ucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Setiawan, S.Kp.,MNS.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB. , selaku Wakil Dekan
II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Dr.Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., selaku Wakil Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep., Ns., M.Kep. , selaku Ketua Program
Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Sekretaris Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
7. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS. , selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Universitas Sumatera Utara


8. Bapak Iwan Rusdi, S.Kp., MNS. ,selaku penguji yang meluangkan waktu
serta dengan sabar memberikan saran-sarannya kepada saya.
9. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
10. Sahabat – sahabat saya dalam satu lingkaran yang memberikan semangat serta
dukungan moral maupun spiritual untuk menyelesaikan pendidikan.
11. Rekan – rekan seperjuangan di FORKIS RUFAIDAH FKEP USU yang
menjadi sahabat saya dalam melaksanakan program kerja dan yang
memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
12. Seluruh teman- teman saya di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dan
memberikan informasi serta dukungan moril maupun spiritual.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan.Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah
ini.Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Medan, 17 Juli 2017

Agussalim Nasution

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………… i


KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
B. Tujuan……………………………………………………………………. 2
C. Manfaat ………………………………………………………………….. 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS…………………………………………...... 5
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Gangguan
Kardiovaskular : Hipertensi……………………………………………… 5
1. Pengkajian …………………………………………………... 19
2. Analisa Data…………………………………………………. 21
3. Rumusan Masalah…………………………………………… 21
4. Perencanaan …………………………………………………. 22
B. Asuhan Keperawatan Kasus……………………………………………... 23
1. Pengkajian pasien……………………………………………. 23
2. Analisa data………………………………………………….. 30
3. Skoring Masalah……………………………………………... 32
4. Daftar Prioritas Diagnosa…………………………………….. 36
5. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga…………………….. 36
6. Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga… 40
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………….. 43
A. Kesimpulan………………………………………………………………. 43
B. Saran …………………………………………………………………….. 44
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 46
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sehat merupakan keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental,
dan sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit dan kelemahan. Sedangkan sakit
adalah keadaan tidak normal atau sakit, secara sederhana dapat disebut penyakit
yang merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan di luar batas normal
(Asmadi,2008). Salah satu kondisi tidak sehat atau sakit yang dialami oleh
manusia adalah peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
Menurut WHO (2013), hipertensi menjadi penyebab sekitar 45 % kematian
karena penyakit jantung dan 51 % karena stroke. Pada 2008, di dunia, kira-kira
40 % dari dewasa berusia 25 tahun keatas didiagnosa menderita hipertensi,
terjadi peningkatan jumlah orang dengan kondisi ini dari 600 juta pada tahun
1980 menjadi 1 miliar pada tahun 2008. Prevalensi hipertensi lebih tinggi di
Afrika 46 % pada dewasa 25 tahun ke atas dan paling rendah dengan prevalensi
35 % di Amerika. WHO memperkirakan jumlah hipertensi akan terus meningkat
seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada 2025 mendatang,
diproyeksikan sekitar 29 % atau sekiatar 1,6 miliar orang di seluruh dunia
mengalami hipertensi.
Di Indonesia, prevalensi penderita hipertensi terjadi penurunan. Menurut
Riskesdas (2013), prevalensi penderita hipertensi terjadi penurunan dari 31,7 %
tahun 2007 menjadi 25,8 % tahun 2013 secara nasional, penurunan ini bisa
terjadi berbagai macam faktor, seperti alat pengukuran tensi yang berbeda,
masyarakat yang mulai sadar akan bahaya penyakit hipertensi. Namun terdapat
beberapa Provinsi yang dalam keadaan stagnant cendrung tidak berubah salah
satunya adalah Provinsi Sumatera Utara dengan prevalensi penderita hipertensi
sebesar 24,7 %.
Menurut Profil Kesehatan kota Medan (2014), hipertensi menduduki
peringkat kedua dari sepuluh penyakit terbesar di kota Medan dengan jumlah

Universitas Sumatera Utara


penderita sebanyak 60.986. hal ini menunjukakan bahwa hipertensi selalu
menduduki peringkat lima teratas dalam hal penyakit terbesar di kota Medan
dengan jumlah penderita yang tidak bisa diprediksi jumlahnya.
Oleh karena itu, pembangunan kesehatan menjadi salah satu upaya
pembangunan nasional yang diarahkan pada tercapainya kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat setiap penduduk sehingga memiliki derajat
kesehatan optimal. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan
memberikan asuhan keperawatan pada individu , keluarga, atau masyarakat.
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan dalam meningkatkan
derajat kesehatan terutama di lingkup komunitas. Kemampuan keluarga dalam
memelihara kesehatan anggota keluarganya akan dapat memelihara, mencegah,
meningkatkan kesehatan mereka pada tahap yang optimal sehingga mampu
melaksanakan tugas- tugas mereka secara produktif. (Ali, 2010).
Salah satu upaya dalam penyembuhan hipertensi terkhusus pada kesehatan
keluarga dengan mengenal masalah kesehatan dan melakukan perawatan pada
anggota keluarga merupakan tindakan yang tepat untuk menghadapi pasien
dengan hipertensi untuk mencegah komplikasi dan serangan berulang. Dari
kondisi diatas, setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Ny.W di Lingkungan
V Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia di dapat data bahwa Ny.W menderita
hipertensi.dan keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dan membuat Karya Tulis
Ilmiah tentang “ Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.W dengan Gangguan
Kardiovaskular : Hipertensi pada Keluarga Ny.W di Lingkungan V Kelurahan
Sari Rejo Medan Polonia ”.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga pada Ny.W dengan
gangguan kardiovaskular : hipertensi pada keluarga Ny.W di Lingkungan
V Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia ”.

Universitas Sumatera Utara


2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny.W dengan gangguan
kardiovaskular : hipertensi pada keluarga Ny.W di Lingkungan
VKelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada
Ny.W dengan gangguan kardiovaskular : hipertensi pada keluarga
Ny.W di Lingkungan V Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
c. Penulis mampu menyusun intervensi keperawatan keluarga pada
Ny.W dengan gangguan kardiovaskular : hipertensi pada keluarga
Ny.W di Lingkungan VKelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
d. Penulis mampu melakukan implementasi asuhan keperawatan
keluarga pada Ny.W dengan gangguan kardiovaskular : hipertensi
pada keluarga Ny.W di Lingkungan V Kelurahan Sari Rejo Medan
Polonia.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah
diberikan pada Ny.W dengan gangguan kardiovaskular : hipertensi
pada keluarga Ny.W di LingkunganKelurahan Sari Rejo Medan
Polonia.
f. Penulis mampu memberikan pendidikan kesehatan pada Keluarga
pada Ny.W dengan Gangguan Kardiovaskular : Hipertensi pada
Keluarga Ny.W di Lingkungan V Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia

C. Manfaat Penulisan
Manfat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pendidikan keperawatan, pelayanan kesehatan, dan masyarakat :
a. Bagi Pendidikan Keperawatan
Digunakan sebagai bahan informasi bagi institusi pendidikan
keperawatan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan
keperawatan dan bahan kepustakaan.

Universitas Sumatera Utara


b. Bagi Pelayanan Kesehatan
Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan ke dalam praktik
pelayanan kesehatan di komunitas seperti keluarga dan puskesmas.
c. Masyarakat
Sebagai sumber informasi bagi masyarakat tentang penyakit hipertensi
sehingga masyarakat dapat mengubah prilaku untuk mencegah
komplikasi yang ditimbulkan serta kasus hipertensi di masyarakat dapat
dicegah.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Gangguan


Kardiovaskular : Hipertensi

Konsep Keperawatan Keluarga

Defenisi

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan dalam kebersamaan
dan kedekatan emosional serta mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari
keluarga (Friedman, 2010). Sedangkan menurut Harnilawati (2013), keluarga
adalah suatu ikatan atau persekutuan yang tergabung karena hubungan darah,
adopsi, atau kesepakatan yang tinggal bersama dalam satu atap dan memiliki
peran masing-masing setiap anggota keluarga sekaligus ikatan emosional.

Menurut Depertemen Kesehatan RI, keluarga adalah unit terkecil dari


masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang berkumpul
serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Harnilawati,2013).

Tipe Keluarga

Menurut Friedman (2010) pembagian tipe kularga bergantung pada


konteks kelilmuan dan orang yang mengelompokkan. Secara tradisioanl
keluarga dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri


dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau
adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti yang
ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan
darah (kakek, nenen, bibi, paman).

Universitas Sumatera Utara


c. Keluarga adopsi adalah sebuah cara lain untuk membentuk
keluarga dengan menyerahkan secara sah tangungjawab sebagai
orangtua seterusnya dari orangtua kandung ke orangtua adopsi
dengan menimbulkan suatu keadaan saling menguntungkan baik
bagi orangtua mapun anak.
d. Keluarga asuh adalah sebuah layanan kesejahteraan anak yaitu anak
ditempatkan di rumah terpisah dari salah satu orangtua atau kedua
orangtua kandung untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan
fisik serta emosional mereka.
e. Keluarga orangtua tunggal yaitu keluarga dengan ibu atau ayah
sebagai kepala keluarga.
f. Dewasa lajang yang tinggal sendiri.
g. Keluarga dengan orangtua tiri yaitu keluarga yang menikah lagi
yang dapat terbentuk atau tanpa anak dan keluarga yang terbentuk
kembali.
h. Keluarga binuklir adalah keluarga yang terbentuk setelah perceraian
yaitu anak merupakan anggota dari sebuah sistem keluarga yang
terdiri atas dua rumah inti maternal atau paternal, dengan
keragaman dalam hal tingkat kerjasama dan waktu yang dihabiskan
dalam setiap rumah tangga.
i. Cohabiting familyadalah pasangan kumpul kebo.
j. Keluarga homo seksual adalah ikatan dua atau lebih individu yang
berbagi orientasi seksual yang sama atau minimal ada satu orang
homo seksual yang memelihara anak.

Peran dan Fungsi keluarga


Menurut Harnilawati (2013) keluarga memiliki peran formal dalam keluarga
tersebut , yaitu :
1. Peran sebagai ayah. Ayah sebagai suami dari isteri dan ayah dari anak-
anaknya berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan

Universitas Sumatera Utara


pemberi rasa aman. Juga sebagai kepala keluarga, anggota kelompok
sosial, serta anggota masyarakat dan lingkungan.
2. Peran sebagai ibu. Ibu sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya
berperan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan salah satu anggota kelompok sosial, serta
sebagai anggota kelompok masyarakat dan lingkungan disamping dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.
3. Peran sebagai anak. Anak meaksanakan peran psikososial sesuai tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Adapun fungsi keluarga menurut Friedman (2010) adalah sebagai berikut :


1. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain.
2. Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosiial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahanakan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi adalah funsgi untuk memenuhu kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
menigkatkan kemampuan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk
mempertahankan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi.
6. Fungsi pendidikan adalah keluarga mempunya peran dan tanggungjawab
yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi
kehidupan deasanya.

Universitas Sumatera Utara


7. Fungsi religious adalah keluarga merupakan tempat belajar tentang
agama dan mengamalkan ajaran keagamaan.
8. Fungsi rekreasi adalah keluarga merupakan tempat untuk melakukan
kegiatan yang dapat mengurangi ketengangan akibat berada di luar
rumah.

Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada


sistem keluarga meliputi : perubahan pola interaksi dan hubungan antara
anggotanya sepanjang waktu. Adapun tahapan perkembangan keluarga menurut
Mubarrak (2011), yaitu :

a. Tahap 1 Pasangan baru atau keluarga baru


Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing indivisdu yaitu suami dan
istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
keluarga masing- masing , dalam artian secara psikologis keluarga tersebut
sudah memiliki keluarga baru.Adapun tugas perkembangan pada tahap ini :
1. Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.
2. Menetapkan tujuan bersama.
3. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman , atau kelompok
sosial.
4. Merencanakan anak - KB.
5. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri
menjadi orangtua.
b. Tahap II keluarga kelahiran anak pertama
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dengan kelahiran sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30
bulan (3,2 tahun). Adapun tugas perkembangan pada tahap ini :
1. Persiapan menjadi orang tau.
2. Membagi peran dan tanggungjawab.

Universitas Sumatera Utara


3. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah
yang menyenangkan.
4. Mempersiapakan biaya untuk kelahiran anak pertama.
5. Memfasilitasi role learning anggota keluarga.
6. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.
c. Tahap III keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini :
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tepat
tinggal, privasi, dan rasa aman.
2. Membantu anak untuk bersosialisasi.
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang juga harus dipenuhi.
4. Mepertahan hubungan yang sehat baik didalam maupun di uar
keluarga.
5. Dapat membagi waktu antara indiviu, pasangan dan anak.
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7. Kegiatan dan wwaktu untuk simulasi tumbuh dan kembang anak.
d. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai saat anak tertua mulai memasuki sekolah pada usia 6
tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Tugas perkembangan pada tahap
ini
1. Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anakk, pendidikan,
dan semangat belajar.
2. Tetap mempertahankan keharmonisan keluarga.
3. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
4. Menyediakan aktifitas untuk anak.
5. Menyesuaikan dengan aktifitas komuniti dengan mengikutsertakan
anak.

Universitas Sumatera Utara


e. Tahap V keluarga dengan anak remaja
Tahap ini dimulai pada ssaar anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir
pada usia 19/20 tahun. Adapun tugas perkembangan pada tahap ini :
1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah tumbuh dewasa.
2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3. Mempertahan komunikasi yang terbuka dengan anak dan orang
tau.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbh kembang
anak.
f. Tahap VI Keluarga dengan Anak Dewasa atau Pelepasan
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya
tahap ini tergantung dari jumlah anak pada keluarga atau jika anak belum
memiliki keluarga atau tetap tinggal bersama orang tua. Tugas
perkembangan pada tahap ini :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua suami dan istri yang sedang sakit dan
memasuki usia tua.
4. Mempersiapkan anak untuk mandiri danmenerima kepergian
anaknya.
5. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6. Berperan suami-isteri atau kakek-nenek.
7. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak-anaknya.

g. Tahap VII Keluarga Usia Pertengahan


Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiunatau salah satu pasangan meninggal. Tugas
perkembangan pada tahap ini :

Universitas Sumatera Utara


1. Mempertahankan kesehatan.
2. Mempunyai lebih banyak waktu kebebasan dalam artian
mengolah minat sosial dan waktu santai.
3. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.
4. Keakraban dalam pasangan.
5. Memelihara hubungan dengan anak dan keluarga.
6. Persiapan masa tua atau pensiun dan meningkatkan kekraban
pasangan.
h. Tahap VIII Keluarga Lanjut Usia
Tahapan ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah
satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal. Tugas
perkembangan pada tahap ini :
1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
keuatan fisk dan pendapatan.
3. Mempertahankan keakraban pasangan suami-isteri dan saling
merawat.
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan
kematian.

Struktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan


fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga teridir dari bermacam-
macam (Harnilawati,2013), yaitu :

a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari
jalur garis keturunan ayah.
b. Matrilineal

Universitas Sumatera Utara


Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari
jalur garis keturunan ibu.

c. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga sedarah
isteri.
d. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami isteri sebagai dasar pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau isteri.

Keluarga Sejahtera
Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas dasar perkawina yang
sah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak.
Tahapan keluarga sejahtera (Mubarrak, 2011) adalah sebagai berikut :

1) Keluarga pra sejahtera.


Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kenutuhan dasarnya
secara minimal, yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan,
sandang, papan, dan kesehatan, atau keluarga yang belum dapat
memenuhi salah satu atau lebih indicator keluarga sejahtera tahap I.
2) Keluarga sejahtera tahap I
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memnuhi kebutuhan
dasarnya minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial
psikologinya, yaitu kebutuhan pendidikan, keluarga berencana

Universitas Sumatera Utara


(KB), interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat
tinggal, dan trasnportasi.
3) Keluarga sejahtera tahap II
Adalah keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal serta telah dapat memenuhi
kebutuhan sosial psikologinya, tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan pengembangannya, seperti kebutuhan untuk menabung
dan memperoleh informasi.
4) Keluarga sejahtera tahap III
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan keluarganya,
tetapi belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang
maksimal terhadap masyarakat secara teratur (dalam waktu
tertentu) dalam bentuk : material dan kuangan untuk sosial
kemasyarakatan, dan juga berperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan.
5) Keluarga sejahtera tahap III Plus.
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangannya telah
terpenuhi serta memiliki keperdulian sosial yang tinggi pada
masyarakat.

Tugas Kesehatan Keluarga


Adapun tugas keluarga menurut Muhlisin (2012), yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan.
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti
dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan
dana kesehatan habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan
dan perubahan- perubahan yang dialami anggota keluarga.

Universitas Sumatera Utara


Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara
tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan orang tau.

2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.


Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai
masalah kesehatan yang dialaminya. Perawat harus mampu
mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat memfasilitasi
keluarga dalam membuat keputusan.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan pada anggota keluarganya yang
sakit, keluarga harus memperhatiakan hal hal sebagai berikut :
keadaan penyakitnya,sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan, dan sikap keluarga teradap anggota keluarga yang
sakit.
4. Memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang
sehat.
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah
yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
sumber-sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan atau manfaat
pemeliharaan lingkungan, upaya pencegahan penyakit, dan
kekompakan antar anggota keluarga.
5. Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat.
Ketika merujuk angota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga
harus mengetahui hal – hal sebagai berikut : keberadaan fasilitas
keluarga, keuntungan – keuntungan yang dapat diperoleh dari
fasilitas kesehatan,dan fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh
keluarga.

Universitas Sumatera Utara


Konsep Dasar Hipertensi

Defenisi
Hipertensi merupakan elevasi persisten dari tekanan darah sistolik
(TDS) pada level 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik (TDD)
pada level 90 mmHg atau lebih (Black, 2014). Sedangkan menurut Murwarni
(2011),hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan systole dan diastole
mengalami kenaikan yang melebihi batas normal (tekanan systole diatas 140
mmHg, diastole diatas 90 mmHg).

Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah menurut Black (2014) :

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah


Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Prehipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi Tingkat 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi Tingkat 2 ≥160 Atau ≥100

Etiologi Hipertensi
Ada dua macam penyebab hipertensi, yaitu hipertensi primer/esensial
dan hipertensi sekunder.(Black, 2014)
1. Hipertensi primer/esensial
Sembilan puluh persen dari semua kasus hipertensi adalah primer.
Tidak ada penyebab yang jelas tentang hipertensi primer, sekalipun
ada beberapa teori yang menunjukkan adanya faktor – faktor genetik,
perubahan hormon, dan perubahan simpatik.
Faktor risiko hipertensi primer/esensial meliputi umur (usia lanjut),
jenis kelamin (pria), riwayat keluarga yang mengalami hipertensi,

Universitas Sumatera Utara


obesitas yang dikaitkan dengan peningkatan volume intravaskular,
aterosklerosis (penyempitan arteri dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah), merokok (nikotin dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah), konsumsi kadar garam tinggi (natrium dapat
membbuat retensi air yang menyebabkan volume darah meningkat),
konsumsi alcohol yang dapat menyebabkan plasma katekolamin
meningkat, dan stress emosi yang merangsang sistem saraf simpatis.

2. Hipertensi sekunder
a. Stress akut (alkoholisme, gejala putus alcohol akut, luka bakar,
respons vasovagal intermitten kronis, hiperventilasi, hipoglisemia,
dan psiogenis).
b. Gangguan vaskular (ateroklerosis, koarktasi, meningkatnya
volume intravaskular, krisis sel sabit, dan disesksia aneurisma
aorta).
c. Gangguan endokrin (akromegali, gangguan adrenal, korteks,
sindrom chusing, aldostrenomisme primer, medulari, pankretitis,
feokromositoma, hipotiroidisme, hipertriodisme).
d. Gangguan neurologis (disrefleksia otonom, meningkatnya tekanan
intracranial, tumor otak, ensafalitis, asidosis respiratorik, dan
apnea tidur).
e. Obat-obatan (putus obat tiba-tiba, penggunaan amfetamin, steroid
anabolis dan adregonesis, antihistamin/dekongestan, pengguan
kokain, siklosporin, alkaloid ergot, eritropoietin, glukokortikoid,
rancun tinggi metal, mineralokortikoid, monoamine oksida
inhibitor, NSAID, kontrasepsi oral, simpatomometik, efedrin,
fenilefrin, dan adenosisn trisiklik).
f. Masalah dengan kehamilan (kehamilan yang mengakibatkan
hipertensi, dan eklampsia).

Universitas Sumatera Utara


g. Gangguan renal (stenosis arteri renal, penyakit parenkimal renl,
glomerulonefritis akut, pielonefritis kronis, penyakit jaringan ikat,
diabetes nefrotipatik, hidronefrosis, penyakit polisistik, renin yang
menghasilakan renin, penyakit renovaskular, ateroskleresis,
vaskulitis).
h. Anemia berat
i. Makanan yang mengandung tiamin (keju tua, bir anggur, hati
ayam, ekstrak ragi).

Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, tepatnya di medulla otak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan
keluar dari kelumna medulla spinalis ke ganglia spimpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melauli saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neorun preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglian ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskanya
neropinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Pada saat bersamaan
dimana sistem saraf simpatis merangsang ekskresi epinefrin, yang
meyebabkan pembuluh darah sebagai respon rangsangan emosi, kelenjar
adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi,
medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi,
korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya yang dapat
memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokontriksi menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Renin merangssang pembentukan angiotensin
I yang kemudian berubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat,
yang pada gilirannya merangsang sekresi aldesteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebankan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,

Universitas Sumatera Utara


menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut
cendrung mencetus terjadinya hipertensi (Black, 2014)

Manifestasi Klinis menurut (Black, 2014) :


1. Sakit kepala (rasa berat di tengkuk)
2. Palpitasi
3. Kelelahan
4. Nausea
5. Epitaksis
6. Pandangan kabur atau ganda
7. Tinnitus (telinga berdering)

Penatalaksanaan Medis
Menurut Black (2014) tujuan penatalaksanaan medis pada klien dengan
hipertensi adalah mencegah terjadinya morbilitas dan mortalitas penyerta
dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90
mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi,
komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
1. Terapi Nonfarmakologi
Beberapa penelitian menunjukkan pendekatan nonfarmakologi yang
dapat mengurangi hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Teknik-teknik mengurangi stress
b. Penurunan berat badan
c. Pembatasan alcohol, natrium, dan tembakau
d. Olahraga/latihan (meningkatkan lipoprotein berdensitas
tinggi)
e. Relaksasi intervensi wajib yang harus dilakukan pada
setiap terapi antihipertensi.
Klien dengan hipertensi ringan yang berada pada risiko tinggi
(pria,perokok) atau bila tekanan diastoliknya menetap diatas 85 atau

Universitas Sumatera Utara


95 mmHg dan sistoliknya diatas 130 atau 139 mmHg, perlu dimulai
terapi obat-obatan.
2. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi yang digunakan untuk terapi antihipertensi
dapat di klasifikasikan menjadi lima katagori :
a. Diuretik
Diuretik yang sering diresepkan untuk mengobati
hipertensi ringan adalah hidroklorotiazid.
b. Simpatolitik
Simpatolitk bertujuan sebagai penghambat (adrenergeik
bekerja di sentral simpatolitik), penghambat adrenergik
alfa, beta, dan penghambat neuron adrenergeik. Reserpine
dan guanetidine dipakai untuk mengendalikan hipertensi
berat.
c. Vasodilator arteriol yang berkerja lansung
Vasodilator yang berkerja langsung adalah obat tahap
ketiga yang bekerja dengan merelaksasikan otot – otot
polos pembuluh darah sehingga menyebabkan vasodilatasi.
d. Antagonis angiotensin (ACE Inhibitor)
Obat dalam golongan ini bertujuan menghambat enzim
angiotensin, yang bertujuan menghambat pembentukan
angiotensin II dan aldesteron. Kaptopril, enalapril,
lisinopril adalah ketiga antagonis angiotensin.
e. Penghambat saluran kalsium (blocker calcium antagonis)

1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis
besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah :

Universitas Sumatera Utara


1) Data umum :
a) Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan
status imunisasi masing-masing keluarga serta genogram.
b) Type keluarga.
c) Suku bangsa.
d) Agama.
e) Status sosial ekonomi keluarga.
f) Aktivitas rekreasi keluarga.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan pada tahap ini.
b) Tahap keluarga yang belum dipenuhi.
c) Riwayat keluarga inti.
3) Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah.
b) Karakteristik tetangga.
c) Mobilitas geografis keluarga.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga.
4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga.
b) Struktur kekuatan keluarga.
c) Struktur peran.
d) Nilai atau norma keluarga.
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
b) Fungsi sosialisasi
c) Fungsi repruduksi
d) Fungsi ekonomi
e) Fungsi perawatan kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


6) Stress dan koping keluarga
a) Stressor jangka pendek
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau
stressor.
c) Strategi koping yang digunakan.
d) Strategi adaptasi disfungsional.
e) Harapan keluarga
7) Pemeriksaan fisik.(Mubarrak,2011).
2. Analisa Data
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.
Dari informasi yang terkumpul, didaptkan data dasar tentang masalah-
masalah yang dihadapi oleh klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, merencanaan asuhan keperawatan, serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
(Mubarrak,2011)
3. Rumusan Masalah

Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap


adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga baik yang
bersifat aktual, resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki
kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan
bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkam kemampuan dan sumber day
keluarga. Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan dat yang
didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosis keperawatan meliputi :
1) Problem atau masalah (P)
2) Etiologi atau penyebab (E)
3) Sign atau tanda (S)
Tipologi dari diagnosis keperawatan :
1) Diagnosis aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan). Dari
hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari

Universitas Sumatera Utara


gangguan kesehatan dimana masalah kesehatan yang dialami oleh
keluarga memerlukan bantuan utuk segera ditangani dengan cepat.

2) Diagnosis resiko tinggi (ancaman kesehatan). Sudah ada data yang


menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda tersebut
menjadi masalah aktual apabila tidak segera mendapatkan bantuan
pemecahan dari tim kesehatan atau keperawatan.

3) Diagnosis potensial (keadaan sejahtera “wellness”). Suatu keadaan


dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan.

Sesuai dalam tinjauan teori diatas diagnose keperawatan Hipertensi


dalam NANDA NIC-NOC 2015 : memunculkan 7 diagnosa keperawatan
yaitu : 1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan iskemia miokard 2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah
baring dan imobilitas 3) Nyeri akut: sakit kepala berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler selebral 4) Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebihan 5) Defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi 6)Ansietas 7)resiko
cidera (Mubarrak,2011).

4. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau
mengatasi masalah kesehatan/masalah keperawatan yang telah
diidentifikasi.(Mubarrak, 2011)

Universitas Sumatera Utara


B. Asuhan Keperawatan Kasus

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN PASIEN
A. Data Umum
a. Initial Kepala Keluarga :Ny. W
b. Usia : 64 tahun
c. Pendidikan : SMP
d. Agama : Islam
e. Suku : Jawa
f. Alamat : Jln. Teratai No.47 Medan
polonia.
g. Tipe Keluarga : Extended family
h. Komposisi Keluarga :

N Nama Jenis Hubungan Umu Pendidik Status Status


o Kelam dengan r an Perkawin Imunisa
in KK an si
1 An.N L Anak 36 SMP Menikah -
2 An.R P Anak 34 SMP Menikah -
3 An.A L Anak 32 SMP Menikah -
4 An.AR P Anak 30 SMP Menikah -
5 An.AB L Anak 28 SMA Menikah -

Universitas Sumatera Utara


Genogram

1 2 3 4
5

Ket :

: laki –laki : laki-laki meninggal

: perempuan : perempuan meninggal

i. Status Ekonomi Keluarga :


Ny. W adalah seorang ibu rumah tangga dan penganguran, untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari Ny.W dibantu oleh anak-
anaknya ditambah berjualan kecil-kecilan di rumahnya, sekaligus
merawat cucunya. Penghasilan Ny.W kurang lebih Rp
400.000,00/bulan.

Universitas Sumatera Utara


j. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Aktivitas rekreasi keluarga Ny.W hanya di sekitaran lingkungan
rumah,merawat cucu-cucunya, menonton TV, dan sesekali
kumpul dengan sanak saudaranya.

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Ny.W saat ini berada pada tahap
keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan ditandai dengan
anak semua dari Ny.W sudah menikah dan sudah memiliki
keluarga masing-masing.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
-
c. Riwayat keluarga inti
Ny.W tidak memiliki penyakit menular atau belum pernah di
rawat di rumah sakit dan begitu juga dengan anak-anaknya.
Hanya saja Ny.W mengeluhkan sering sakit kepala dan merasa
berat di tengkuknya. Ny.W menderita penyakit hipertensi.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Ayah dari Ny.W adalah penderita hipertensi.

C. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
1. Luas rumah : 12 x 23 m²
2. Tipe rumah : Semipermanen
3. Kepemilikan rumah : Milik Pribadi
4. Jumlah kamar : 2 kamar tidur, 1 kamar
mandi.
5. Ventilasi jendela : cukup
.

Universitas Sumatera Utara


6. Pemanfaatan Ruangan : baik dengan kondisi
penerangan yang cukup.
7. Septi tank : ± 1 meter dari rumah
8. Sumber air : sumur bor .
9. Kamar mandi/WC : terdapat 1 dan menyatu
denganWC.
10. Sampah : ada temapt sampah di
depan rumah.
.
b. Denah rumah :

Keterangan:
1
2 3 1. Kamar mandi
2. dapur
5 4 3. kamar tidur
4. Kamar tidur
6 5. Ruang tamu
6. Warung

c. Karakteristik lingkungan :
Keluarga Ny.W dengan dengan tetangga sekitar rumah cukup
baik. Keluarga Ny.W berada dilingkungan komunitas suku jawa.
d. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga Ny.W tidak sering keluar rumah dan lebih sering
berinteraksi dengan tetangga sekitarnya. Keluarga Ny.W belum
pernah pindah rumah, mereka selalu menetap di lingkungan
tersebut.
e. Perkumpuan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Ny.W sering berkumpul bersama dengan sanak
saudaranya, keluarga Ny.W juga mengikuti kegiatan sosial yang

Universitas Sumatera Utara


ada di lingkungan tersebut dan cukup terbilang ramah dengan
masyarakat sekitar.
f. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Ny.W didukung sepenuhnya oleh anak-anaknya,
apabila ada masalah mereka berkumpul bersama untuk
memecahan masalah tersebut.
D. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Diantara anggota keluarga Ny.W terbina hubungan yang
harmonis. Dalam menghadapi suatu permasalahan selalu
dilakukan dengan cara bermusyawarah keluarga sebelum
diputuskan. Dan komunikasi dilakukan dengan cara terbuka.
b. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Ny.W saling menghargai, membantu, dan mendukung
satu sama lain.
c. Struktur peran
1. Ny.W : kepala keluarga sekaligus ibu.
2. An.N : anak pertama.
3. An.R : anak kedua yang tinggal bersama Ny.W.
4. An.A : anak ketiga.
5. An.AR : anak keempat yang tinggal bersama Ny.W.
6. An.AB : anak kelima.
d. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga Ny.W disesuaikan
dengan ajaran agama Islam yang dianut serta norma masyarakat
sekitar.
E. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Hubungan antara keluarga baik,saling mendukung, dan saling
tolong menolong satu sama lain.

Universitas Sumatera Utara


b. Fungsi sosial
Setiap hari keluarga berinteraksi dengan orang yang disekitarnya
dan mereka terbilang ramah dilingkunganya.
c. Fungsi reproduksi
Jumlah anak Ny.W ada 5 orang, dan semua anaknya sudah
menikah. Ny.W sudah tidak memakai KB lagi.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi Ny.W didukung dan dibantu oleh anak-anaknya
serta dibantu oleh penghasilan dari jaulan kecil-kecilanya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga belum mampu mengenal masalah kesehatan dan
perawatan keluarga yaitu cara merawat anggota keluarga yang
sakit yaitu Ny.W yang sudah lama menderita hipertensi dan
belum mampu memutuskan perawatan yang akan diberikan
kepada Ny.W. keluarga sudah mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada disekitaranya ditandai dengan Ny.W
mengatakan jika ada keluarga yang sakit akan dibawa ke
pelayanan kesehatan yang terdekat. Dari hasil pemeriksaan fisik
yang dilakukan pada tanggal 22 Mei 2017 pada Ny.W
didapatkan data : TD : 140/100 mmHg, RR : 20 x/menit, H
:89x/menit, dan BB : 61 Kg. dan Ny.W mengatakan sering sakit
kepala dan terasa berat di bagian tengkuk dan apabila kambuh
Ny.W tidak mampu melakukan aktivitas secara mandiri.
F. Stres dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
-
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
-
c. Strategi koping yang digunakan
-

Universitas Sumatera Utara


d. Strategi adaptasi disfungsional
-
e. Harapan keluarga
Keluarga berharap Ny.W sembuh dari penyakitnya dan berharap
agar tidak mengalami penyakit yang sama yang diderita oleh
Ny.W.

G. Riwayat Kesehatan Sekarang

No Area Anggota Keluarga yang Tinggal Ket


Pemeriksaan Serumah
Fisik Ny.W
1. Kesadaran CM
2. TTV :
TD 140/100 mmHg
HR 89 x/menit
RR 20 x/menit

3. BB 61Kg
4. Kepala dan Kepala simetris ,
rambut rambut panjang
berwarna hitam
dan beruban
5. Mata Memiliki
masalah
penglihatan di
mata kiri.
6. Hidung Fungsi
penciuman baik
dan tidak terdapat

Universitas Sumatera Utara


kelainan
7. Mulut Gigi masih utuh
dan bersih
8 ektremitas Tidak terdapat
kelaian

H. Tipologi Masalah Kesehatan


a. Kurang/tidak sehat
Nyeri Akut
Intoleransi Aktivitas
b. Ancaman kesehatan
Risiko Penurunan Curah Jantung
c. Krisis
-

2.Analisa Data

Data Masalah Kesehatan Masalah Keperawatan


Keluarga
DS : Nyeri akut Ketidakmampuan merawat
Ny.W mengatakan sering anggota keluarga yang
sakit kepala,pusing dan sakit.
terasa berat di tengkuk.
Ny.W mengatakan sudah
dialami kurang lebih 1
tahun yang lalu dan sering
kambuh.
DO :
Kesadaran : CM
TD : 140/110, HR : 89 x i

Universitas Sumatera Utara


RR : 20 x i
Ny.W tampak sering
memegang tengkuk.
Saat ditanya keluarga
tidak paham betul
mengenai cara merawat
Ny.W.
DS : Risiko Tinggi Stroke Ketidakmampuan keluarga
Ny.W mengatakan sering mengenal masalah
sakit kepala,pusing , kesehatan.
terasa berat di tengkuk
dan dada terasa berdebar-
debar.
DO :
Kesadaran : CM
TD : 140/110, HR : 89 x i
RR : 20 x i
Saat ditanya keluarga
tidak tahu apa penyebab
masalah yang dialami oleh
Ny.W

DS : Intoleransi aktivitas Ketidakmampuan merawat


Keluarga Ny.W mengata anggota keluarga yang
kan jika kambuh, Ny.W sakit
tidak mampu melakukan
aktivitas secara mandiri

Universitas Sumatera Utara


karena nyeri.
DO :
3. Hasil
S pengkajian keluarga
k bagaimana merawat
tahu
r
Ny.W saat kambuh untuk
o
memenuhi kebutuhan.
r
3. Skoring Masalah
a. Nyeri akut
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Ny.W sering sakit kepala
tidak/kurang sehat , pusing dan terasa berat
• Tidak/kurang di tengkuk
sehat
• Ancaman
kesehatan
• krisis

2 Kemungkinan 2/2 x 2 2 Keluarga dapat


masalah di ubah : mengatasinya dengan
dengan mudah membeli obat ke warung
• dengan mudah ,berobat ke dokter atau
• hanya pelayanan kesehatan
sebagian terkdekat.
• tidak dapat
3 Potensi masalah untuk 2/3 x 1 0.67 Mengontrol makanan
dicegah : cukup dapat mencegah
• tinggi terjadinya kekambuhan
• cukup berulang

Universitas Sumatera Utara


• rendah
4 Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Keluarga memberi
: harus segera pertolongan/ pengobatan
ditangani dengan membeli obat di
• masalah berat warung, berobat ke
harus dokter atu pelayanan
ditangani kesehatan terdekat
• masalah tidak menandakan keluarga
perlu segera ingin segera teratasi tetapi
ditangani tidak tahu bagaimana cara
• masalah tidak meraatnya
dirasakan
Skor Total 4.67

b. Risiko tinggi stroke


No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : 2/3 x1 0.67 Ny.W sering merasakan
ancaman kesehatan daerah dada nya berdebar-
• Tidak/kurang debar terutama saat
sehat kambuh.
• Ancaman
kesehatan
• krisis

2 Kemungkinan 1/2 x 2 1 Ny. W tidak tahu


masalah di ubah : penyebabnya dan hanya
hanya sebagian diatasi dengan istirahat.
• dengan mudah Ny.W belum pernah
• hanya memeriksakanya ke

Universitas Sumatera Utara


sebagian dokter
• tidak dapat
3 Potensi masalah 3/3 x 1 1 Keinginan untuk
untuk dicegah : tinggi berobat/memeriksakannya
• tinggi ke dokter sangat tinggi
• cukup tetapi takut kepikiran jika
• rendah di periksa
4 Menonjolnya masalah 2/2 1 1 Masalah yang harus
• masalah berat segera ditangani karena
harus akan menimbulkan
ditangani komplikasi masalah
• masalah tidak kesehatan yang lain.
perlu segera
ditangani
• masalah tidak
dirasakan
Skor Total 3,67

c. Intoleransi aktivitas
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : tidak / 3/3 x 1 1 Keluarga mengatakan
kurang sehat jika kambuh, Ny.W tidak
• Tidak/kurang dapat melakukan aktifitas
sehat secara mandir
• Ancaman
kesehatan
• krisis

2 Kemungkinan 1/2 x 2 1 Keluarga membantu

Universitas Sumatera Utara


masalah di ubah : untuk memenuhi
hanya sebagian kebutuhan Ny.W jika
• dengan mudah mengalami kekambuhan
• hanya
sebagian
• tidak dapat
3 Potensi masalah untuk 2/3 x 1 0.67 Keluarga mampu
dicegah : cukup memberikan kebutuhan
• tinggi yang dibutuhkan oleh
• cukup Ny.W
• rendah
4 Menonjolnya masalah 0/2 x 1 0 Keluarga masih mampu
: masalah tidak memenuhi kebutuhan
dirasakan Ny.W tapi tidak begitu
• masalah berat tahu cara merawatnnya
harus
ditangani
• masalah tidak
perlu segera
ditangani
• masalah tidak
dirasakan
Skor Total 2.67

Universitas Sumatera Utara


4.Daftar Prioritas Diagnosa
1. Nyeri akut pada keluarga Ny.W khususnya Ny.W berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit ditandai dengan Ny.W sering sakit kepala, pusing,
terasa berat di tengkuk dan sering kambuh.
2. Risiko tinggi stroke pada keluarga Ny.W khususnya Ny.W
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan ditandai dengan takanan darah Ny.W 140/100
mmHg dan sering merasakan dadanya berdebar debar.
3. Intoleransi aktivitas pada keluarga Ny.W khususnya Ny.W
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ny.W tidak dapat
melakukan aktifitas dengan mandiri jika kambuh karena nyeri
dan keluarga membantu untuk memenuhi kebutuhan Ny.W.

5.Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Kep. Umum Khusus Kriteria Standar
Keluarga
1 Nyeri akut Setelah Keluarga Verbal Keluarga 1. Ajarkan
pada dilakukan mengetahui dapat keluarga
keluarga tindakan bagaimana menjawab bagaimana
Ny.W keperawatan cara pertanyaan cara
khususnya selama 3x merawata yang perawatan
Ny.W 24 jam anggota diberikan. bagi
berhubunga diharapkan keluarga penderita
n dengan nyeri yang sakit Keluarga hipertensi.
ketidakmam teratasi atau Sikap dapat 2. Ajarkan

Universitas Sumatera Utara


puan hilang membawa klien dan
keluarga ditandai keluarga keluarga
merawat dengan yang sakit untuk pola
anggota pasien tidak ke tempat hidup
keluarga sering sakit pelayanan sehat dan
yang sakit kepala atau kesehatan. cara mium
ditandai pusing obat
dengan Keluarga dengan
Ny.W sering Psiko- mampu teratur.
sakit kepala, motor merawat 3. Anjurkan
pusing, amggota klien
terasa berat keluarga untuk
di tengkuk yang sakit. minum
dan sering obat
kambuh. dengan
teratur.
4. Ajarkan
keluarga
bagaimana
cara
mengkaji
skala nyeri
untuk
pencegaha
n dini.
2. Risiko tinggi Keluarga Keluarga Verbal Keluarga 1. Berikan
stroke pada mampu mampu mampu penjelasa
keluarga berpartisipa mengenal menjawab n tentang
Ny.W si dalam hipertensi, pertanyaan hipertensi

Universitas Sumatera Utara


khususnya aktifitas penyebab, yan dan
Ny.W yang tanda, gejala diberikan. dampak
berhubunga menurunkan dan cara hipertensi
n dengan tekanan memper Sikap Keluarga bagi
ketidakmam darah atau tahankan mampu kepada
puan beban kerja tekanan membawa keluarga.
keluarga jantung. darah dala keluarga 2. Kaji
mengenal keadaan yang sakit pengetah
masalah normal ke uan
kesehatan pelayanan keluarga
ditandai kesehatan. tentang
dengan hipertensi
takanan Keluarga atau
darah Ny.W Psiko- memotivasi penyakit
140/100 motor untuk yang
mmHg dan berobat ke berkaitan
sering dokter atau dengan
merasakan pelayanan hipertensi
dadanya kesehatan. .
berdebar 3. Ajarkan
debar. keluarga
pola
hidup
sehat
untuk
penderita
hipertensi
.
3. Intoleransi Setelah Keluarga Verbal Keluarga 1. Berikan

Universitas Sumatera Utara


aktivitas dilakukan mampu mampu penjelasan
pada tindakan merawat menjawab tentang
keluarga keperawatan dan pertanyaan manfaat
Ny.W mobilitas memenuhii yang olahraga
khususnya klien tidak kebutuhan diberikan. bagi
Ny.W terhambat dasar penderita
berhubunga dan sudah anggota Sikap Keluarga hipertensi.
n dengan tidak keluarga dapat 2. Anjurkan
ketidakmam banyak yang sakit. Memenuhi keluarga
puan istirahat. kebutuhan untuk
keluarga keluarga memotiva
merawat yang sakit. si klien
anggota untuk
keluarga Keluarga melakuka
yang sakit mampu n aktivitas
ditandai Psiko- merawat dengan
dengan motor anggota mandir.
Ny.W tidak keluarga 3. Ajarkan
dapat yang sakit. kepada
melakukan keluarga
aktifitas cara
dengan merawat
mandiri jika pasien
kambuh untuk
karena nyeri memenuhi
dan keluarga kebutuhan
membantu dasarnya.
untuk 4. Beri
memenuhi dukungan

Universitas Sumatera Utara


kebutuhan spiritual
Ny.W. kepada
klien dan
keluarga.

6.Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga

No.Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi


dan Waktu
1 dan 2 22 Mei 2017 • Memberikan S : keluarga
10.15 WIB pendidikan mengatakan paham
kesehatan tentang terhadap apa yang
hipertensi. dijelasakan.
• Mengajarkan
keluarga tentang cara O : keluarga mampu
merawat anggota menjawab
keluarga yang sakit. pertanyaan yang
diberikan.

A : masalah teratasi
sebagian

P : intervensi
dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara


1 dan 2 23 Mei 2017 • Mengarjakan S : keluarga
09.45 WIB keluarga cara mengatakan paham
mengkaji skala nyeri. terhadap apa yang
• Memberikan dijelaskan.
penjelasan tentang Klien mengatakan
pola hidup sehat bagi nyeri sudah mulai
penderita hipertensi. berkurang.

O : keluarga paham
bagaimana cara
mengkaji nyeri.
Tekadan darah
Ny.W turun menjadi
130/90

A : masalah teratasi

P : intervensi
dilanjutkan

3 24 Mei 2017 • Memberikan S : klien dan


10.37 WIB penjelasan tentang keluarga
manfaat olahraga mengatakan paham
bagi penderita terhadap apa yang
hipertensi. dijelaskan.
O : keluarga terlihat
• Memotivasi klien paham dan mampu
dan keluarga untuk menjawab
hidup sehat. pertanyaan yang

Universitas Sumatera Utara


• Memberikan diberikan.
dukungan spiritual A : masalah teratasi
kepada klien dan P : intervensi selesai
keluarga.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari kasus keluarga dengan masalah hipertensi baik
tinjauan secara teori maupun pelaksaan asuhan keperawatan pada keluarga
Ny.W terkhusu bagi Ny.W maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam pengkajian Ny.W mengalami hipertensi primer, pada saat
pengkajian Ny.W mengatakan sering sakit kepala, pusing, terasa berat di
tengkuk dan bagian dada sering berdebar- debar. Jika pusing tidak
mampu melakukan aktivitas secara mandiri, untuk memenuhi kebutuhan
dibantu oleh keluarga. Keluarga belum mengetahui bagaimana cara
perawatan hipertensi yang benar.
2. Sesuai dengan data yang didapatkan saat pengkajian di dapatkan 3
diagnosa keperawatan keluarga, yaitu : 1). Nyeri akut pada keluarga
Ny.W khususnya Ny.W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ny.W sering sakit
kepala, pusing, terasa berat di tengkuk dan sering kambuh. 2).Risiko
tinggi stroke pada keluarga Ny.W khususnya Ny.W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan ditandai dengan
takanan darah Ny.W 140/100 mmHg dan sering merasakan dadanya
berdebar debar. 3 ). Intoleransi aktivitas pada keluarga Ny.W khususnya
Ny.W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit ditandai dengan Ny.W tidak dapat melakukan
aktifitas dengan mandiri jika kambuh karena nyeri dan keluarga
membantu untuk memenuhi kebutuhan Ny.W.
3. Perencanaan dirumuskan berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi
sekaligus memperhatikan kondisi Ny.W serta kesanggupan keluarga
dalam bekerja sama.

Universitas Sumatera Utara


4. Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan implementasi dari
rencana keperawatan yang telah disusun. Pelaksanaan saat bergantung
pada sikap dan ketrampilan yang dimiliki oleh perawat. Kepercayaan
klien terhadap perawat menimbulkan sikap kooperatif dalam
menjalankan tindakan keperawatan. Ny.W dan keluarga dapat
berpartisipasi dan menerima terhadap pelaksanaan tindakan keperawatan
yang telah direncanakan.
5. Setelah dilakukan implementasi memberikan pendidikan kesehatan
tentang hipertensi, pola hidup sehat ,cara minum obat dengan teratur, dan
manfaat olahraga bagi penderita hipertensi kepada Ny.W dan keluarga
Ny.W dengan metode penyampain ceramah, Ny.W dan keluarga paham
terhadap apa yang dijelaskan dan mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan. Dan dalam pelaksanaan implementasi mengajarkan keluarga
cara merawat anggota keluarga yang sakit , dan bagaimana cara mengkaji
skala nyeri bagi penderita hipertensi, Ny.W dan keluarga juga paham dan
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan. Kemudian dilakukan
implementasi dengan memotivasi klien dan keluarga untuk hidup sehat
dan minum obat dengan teratur, Ny.W dan keluarga bertekad untuk
melaksanakannya.

B. Saran
1. Pendidikan Keperawatan
Senantiasa meningkatkan mutu pendidian yang berkualitas dan professional
sehingga dapat tercipta perawat professional, terampil, dan bermutu yang
mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyuluruh berdasarkan
kode etik keperawatan.
2. Pelayanan Keperawatan
Lebih meningkatkan pelayanan keperawatan terkhusus yang bergerak
dibidang komunitas, dengan meningkatkan pelayanan homecare dan

Universitas Sumatera Utara


pendidikan kesehatan untuk mendukung kesembuhan dan kesejahteraan
kesehatan masyarakat komunitas.
3. Masyarakat
Senantiasa meningkatkan kualitas kesehatan dengan memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada di sekitar serta mendukung program-
program yang diberikan oleh pelayanan kesehatan sekitar.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Asmadi.2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Black, Joyce M & Hawks, Jane Hokanson. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8. Singapore: Elsevier.

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan: Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Medan.2013. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2013.
Medan

Friedman. 2010. Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik. Jakarta : EGC.

Harnilawati.2013.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan :


Pustaka As-Salam

Mubarrak, dkk. 2011. Ilmu Kperawatan Komunitas 2 ; Konsep dan Aplikasi.


Jakarta:Salemba Medika.

Muhlisin, A. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Murwarni, A. 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam.Yogyakarta : Gosyen


Publishing.
WHO. 2013. Q&As on hypertension. Available:http://apps.who.int/iris/ bitstream/
10665/81965/1/9789241564588_eng.pdf. Diakses tanggal 13 Juli 2017.
Wilkonson, J. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Hipertensi


Sub pokok bahasan :
1. Pengertian hipertensi
2. Faktor risiko hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Komplikasi hipertensi
5. Pencegahan dan perawatan hipertensi
Hari/tanggal : Senin/ 22 Mei 2017
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Ny.W
Sasaran : Ny.W dan Keluarga

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi selama 30 menit
keluarga Ny.W mampu memahami tentang hipertensi.

B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi pada keluarga Ny.W
diharapakan keluarga Ny.W mampu :
1. Menyebutkan pengertian hipertensi
2. Menyebutkan faktor risiko hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Menyebutkan komplikasi hipertensi
5. Menyebutkan cara pencegahan dan perawatan hipertensi.

Universitas Sumatera Utara


C. Isi Materi :
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan tekanan
darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
2. Faktor Risiko Hipertensi
a. Keturunan
b. Pola hidup tidak sehat (kegemukan, kurang aktivitas/olahraga, diet
yang tidak sehat, merokok, minum alkohol, dan stress ).
c. Komplikasi penyakit lain, seperti penyakit ginjal, atau kelainan
hormone.
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
Sering kali hipertensi tidak menimbulkan gejala, sehingga penderita tidak
merasakan sakit. Pada umumnya tanda dan gejala hipertensi sebagai
berikut :Sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,sesak napas, pandangan
mulai kabur, mata berkunang-kunang, mudah marah, telinga berdengung,
sulit tidur, dan rasa berat di tengkuk
4. Komplikasi Hipertensi
Beberapa komplikasi yang disebabkan oleh hipertensi yaitu : stroke,
penyakit jantung koroner, gagal jantung, atau gagal ginjal.
5. Pencegahan dan Perawatan Hipertensi
Adapun cara mengurangi dan memodifikasi faktor risiko hipertensi adalah
sebagai berikut :
a. Tidak merokok.
b. Melakukan aktifitas fisik/olahraga dengan teratur minimal 30
menit/hari.
c. Mengatur pola makan dan seimbangan dengan membatasi
konsumsi garam :
- Hipertensi ringan :1/2 sendok perhari
- Hipertensi sedang : 1/4 sendok perhari
- Hipertensi berat : tanpa garam

Universitas Sumatera Utara


d. Mengkonsumsi buah
e. Melakukan pemeriksaan kesehatan dengan rutin
f. Terapi alternatif/tradisional
- Dua buah timun dimakan pagi dan soe atau diparut, diperas
dan diambil airnya diminum pagi dan sore hari .
- Sepuluh lembar daun salam direbus dalam dua gelas air
sampai airnya tinggal satu gelas diminum pagi dan sore .
- Sepuluh lembar daun alpukat direbus dalam dua gelas air
sampai airnya tinggal satu gelas diminum pagi dan sore.
D. Metode : ceramah dan diskusi
E. Media : leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan :

No Uraian Kegiatan Metode Media Waktu


1 Pendahuluan : Ceramah Lisan 5 menit
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu

2 Pelaksanan : Ceramah Leaflet 15 menit


a. Menjelaskan pengertian Diskusi
hipertensi
b. Menjelaskan faktor
risiko
c. Menjelaskan tanda dan
gejala hipertensi
d. Menjelaskan komplikasi
hipertensi

Universitas Sumatera Utara


e. Menjelaskan cara
pencegahan dan
perawatan hipertensi

3 Penutup : Ceramah Lisan 10 menit


a. Melakukan diskusi
b. Menyampaikan
kesimpulan materi
c. Memberikan evaluasi
d. Memberi salam

G. Evaluasi
Prosedur : post test
Bentuk : lisan
Jenis pelaksanaan : Tanya jawab
Butir pertanyaan :
1. Sebutkan pengertian hipertensi ?
2. Sebutkan faktor risiko hipertensi ?
3. Apa saja tanda dan gejala hipertensi ?
4. Komplikasi apa saja yang diakibatkan oleh hipertensi :
5. Bagaimana pencegahan hipertensi ?

Sumber
Aris, S. 2007. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta:PT Intisari Mediatam

Universitas Sumatera Utara


HIPERTENSI 1.PENGERTIAN penderita tidak merasakan sakit.
Pada umumnya tanda dan gejala
Hipertensi adalah suatu keadaan
dimana terjadinya peningkatan hipertensi sebagai berikut :Sakit

tekanan darah sistolik diatas 140 kepala, kelelahan, mual,

mmHg dan tekanan diastolik diatas muntah,sesak napas, pandangan

90 mmHg. mulai kabur, mata berkunang-


kunang, mudah marah, telinga
2. FAKTOR RISIKO
berdengung, sulit tidur, dan rasa
a. Keturunan
berat di tengkuk.
b. Pola hidup tidak sehat
(kegemukan,kurang
4.KOMPLIKASI HIPERTENSI
aktivitas/olahraga, diet yang Beberapa komplikasi yang

tidak sehat, merokok, minum disebabkan oleh hipertensi yaitu :

alkohol, dan stress ). stroke, penyakit jantung koroner,


PROGRAM STUDI D-III c. Komplikasi penyakit lain, gagal jantung, atau gagal ginjal.
KEPERAWATAN 5. PENCEGAHAN dan
seperti penyakit ginjal, atau
FAKULTAS KEPERAWATAN kelainan hormon.
PERAWATAN
Adapun cara mengurangi dan
UNIVERSITAS SUMATERA 3. TANDA dan GEJALA
UTARA memodifi- kasi faktor risiko
Sering kali hipertensi tidak
hipertensi adalah se- bagai berikut
2017 menimbulkan gejala, sehingga
:

Universitas Sumatera Utara


a. Tidak merokok. diminum pagi dan sore
b. Melakukan aktifitas hari.
fisik/olahraga dengan teratur - Sepuluh lembar daun
minimal 30 menit/hari. salam direbus dalam dua
c. Mengatur pola makan dan gelas air sampai airnya
seimbangan dengan tinggal satu gelas diminum
membatasi konsumsi garam : pagi dan sore .
- Hipertensi ringan :1/2 - Sepuluh lembar daun
sendok perhari alpukat direbus dalam dua
- Hipertensi sedang : 1/4 gelas air sampai airnya
sendok perhari tinggal satu gelas diminum
- Hipertensi berat : tanpa pagi dan sore.
garam
d. Mengkonsumsi buah
e. Melakukan pemeriksaan
kesehatan dengan rutin
f. Terapi alternatif/tradisional :
- Dua buah timun dimakan
pagi dan soe atau diparut,
diperas dan diambil airnya

Universitas Sumatera Utara


Gambar 1 : Pemeriksaan Tekanan Darah Ny.W

Gambar 2 : penyuluhan/ pendidikan kesehatan tentang hipertensi

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3 : foto bersama dengan Ny.W setelah pemberian asuhan keperawatan

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai