Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Terapi kognitif merupakan suatu bentuk psikoterapi yg terstruktur, yg bertujuan


meredakan gejala dan penyakit serta membantu klien mempelajari cara- cara yg lebih
efektif untuk mengatasi kesulitan- kesulitan yg menyebabkan penderitaan mereka dan
berrtujuan untuk merubah kesalahan (error) atau penyimpangan (bias) dalam pikiran
klien.

Terapi kognitif ini untuk mengatasi penderita yang mengalami kecemasan


komunikasi antar pribadi, Markman pada tahun 1977 (dalam Kanfer dan Goldstein, 1986)
melakukanteknik modifikasi perilaku-kognitif dan hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa modifikasi perilaku-kognitif ternyata efektif untuk mengatasi kecemasan
komunikasi antar pribadi yang dilakukan pada subjek remaja.

Teknik modifikasi perilaku-kognitif merupakan teknik yang sedang


berkembang pesat sejak dekade yang lalu. Meichenbaum (dalam Ivey, 1993)
menggabungkan antara modifikasi perilaku dan terapi kognitif. Modifikasi perilaku-
kognitif didasarkan pada asumsi bahwa perilaku manusia secara resiprok dipengaruhi
oleh pemikiran, perasaan, proses fisiologis, serta konsekuensinya pada perilaku. Jadi
bila ingin mengubah perilaku yang maladaptive dari manusia, maka tidak hanya sekedar
mengubah perilakunya saja, namun juga menyangkut aspek kognitifnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari terapi kelompok?
2. Apakah jenis dari terapi kelompok?
3. Apakah pengertian dari TAK stimulasi kognitif/persepsi?
4. Apakah manfaat dari TAK stimulasi kognitif/persepsi?
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Klien dapat mengenal halusinasinya dan klien dapat meningkatkan kemampuan diri
dalam mengontrol halusinasi dalam kelompok secara bertahap.
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.

D. Manfaat
TAK ini di harapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut ini:
1. Manfaat Akademis
Merperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan, khususnya dalam hal keperawatan
tentang Terapi Aktivitasi Kelompok Stimulasi Persepsi pada klien Halusinasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Jiwa
Memberikan masukan bahwa program pelaksanaan Terapi Aktivitasi Kelompok
dapat mempengaruhi kemampuan mempersepsikan sesuatu terhadap apa yang
telah dilihatnya.
b. Bagi perawat
Memberikan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dengan
memberi pelayanan terapi aktivitas kelompok pada klien halusinasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi : Kognitif / Persepsi


Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus
terapi kelompok adalah membuat sadar diri (self-awerness), peningkatan hubungan
interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya.
Terapi kognitif adalah suatu sistem psikoterapi yang didasarkan pada teori
gangguan emosi. Disamping itu, terapi kognitif merupakan suatu bentuk psikoterapi yg
terstruktur, yang bertujuan meredakan simtom penyakit & membantu klien mempelajari
cara-cara yg lebih efektif utk mengatasi kesulitan yg menyebabkan penderitaan mereka

B. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok


1. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sosialisasi
2. Terapi aktivitas kelompok stimulasi orientasi realitas
3. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
4. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi

C. Konsep TAK stimulus persepsi


1. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas yang mempersiapkan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman
dengan kehidupan untuk d diskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat
berupa kesepakatan perswefsi atau alternatif penyelesaian masalah.
2. Sesi – sesi dalam TAK halusinasi
Dalam terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi di bagi dalam 5 sesi,
yaitu
a. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
b. Sesi II: mengontrol halusinasi dengan cara mengardrik
c. Sesi III: Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal..
d. Sesi IV: Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap.

D. Model Terapi Aktivitas Kelompok


Ada 4 model terapi aktivitas kelompok, diantaranya :
1. Focal conflict model
Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan berfokus pada
kelompok individu. Tugas leader adalah membantu kelompok memahami konglik
dan membantu penyelesaian masalah.
2. Model komunikasi
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa tidak efektifnya
komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas. Tujuan membantu
meningkatkan keterampilan interpersonal dan sosial anggota kelompok. Tugas
leader adalah memfasilitasi komunikasi yang efektif antar anggota dan
mengajarkan pada kelompok bahwa perlu adanya komunikasi dalam kelompok,
anggota bertanggung jawab tarhadap apa yang diucapkan, komunikasi pada
semua jenis: verbal, non verbal, terbuka dan tertutup, serta pesan yang
disampaikan harus dipahami orang lain.
3. Model interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui hubungan
interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga menggambarkan sebab akibat
tingkah laku anggota, merupakan akibat dari tingkah laku anggota lain. Therapis
bekerja dengan individu dan kelompok, anggota belajar dari interaksi antar
anggota dan therapist. Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat
dikoreksi dan dipelajari
4. Model psikodrama
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai
dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu, sesuai peran yang
diperagakan. Anggota diharapkan dapat memainkan peran sesuai peristiwa yang
pernah dialami.
E. Tahap – Tahap Dalam Terapi Aktivitas Kelompok
Menurut Yalom yang dikutif oleh stuart dan sundeen 1995, fase – fase dalam terapi
aktifitas kelompok adalah sebagai berikut :
1. Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota,
dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada
anggota dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok
seperti proyektor dan jika memungkinkan biaya dan keuangan.
2. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik
atau kebersamaan.
a). Orientasi
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader
mulai menunjukan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
b). Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa
yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling
ketergantungan yang akan terjadi.
c). Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
3. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan negative dikoreksi
dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerja untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas
kelompok, serta penyelesaian masdalah yang kreatif.
4. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi ( akhir dan sementara ). Anggota kelompok mungkin
mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
F. Peran Perawat dalam Terapi Aktivitas Kelompok
1. Mempersiapkan program terapi aktifitas kelompok.
2. Sebagai leader dan co leader.
Sebagai role model, menyusun rencana, mengarahkan kelompok dalam mencapai
tujuan, memotivasi anggota, mengatur jalannya kegiatan, menjelaskan aturan
kegiatan dan memimpin jalannya kegiatan.
3. Sebagai fasilitator
Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan membantu leader
dalam memotivasi anggota.
4. Sebagai observer
Mengobservasi respon tiap klien dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua
perubahan perilaku klien.
5. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan.

G. Aktivitas Terapi Kognitif / Persepsi


1. Aktivitas mempersiapkan stimulus nyata sehari – hari.
a. TAK stimuilasi kognitif/persepsi : menonton televisi.
b. TAK stimulasi kognitif/persepsi : membaca majalah/Koran/artikel.
c. TAK stimulasi kognitif/persepsi : melihat gambar.
2. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata dan respons yang dialami dalam kehidupan.
a. TAK stimulasi kognitif/persepsi : mengenal kekerasan yang biasa dilakukan (
penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, dan akibat perilaku kekerasan).
b. TAK stimulasi kognitif/persepsi : mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi
social asertif.
c. TAK stimulasi kognitif/persepsi : mencegah perilaku kekerasan melalui patuhan
minum obat.
d. TAK stimulasi kognitif/persepsi : mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan
ibadah.
3. Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respons yang dialami dalam
kehidupan.
a. TAK stimulasi kognitif/persepsi : mengenal halusinasi.
b. TAK stimulasi kognitif/persepsi : mengusir/menghardik halusinasi.
c. TAK stimulasi kognitif/persepsi : mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan.
d. TAK stimulasi kognitif/persepsi : mengontrol halusinasi dengan patuh minum
obat.
4. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyatan yang menyebabkan harga diri rendah.
a. TAK stimulasi kognitif/persepsi : mengidentifikasi aspek yang membuat harga
diri rendah dan aspek positif kemampuan yang dimiliki selama hidup (di rumah
atau di rumah sakit).
b. TAK stimulasi kognitif/persepsi : melatih kemampuan yang dapat digunakan di
rumah sakit dan di rumah.

Anda mungkin juga menyukai