Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
METODE PENELITIAN
“Analisis Kualitas Air pada Bak-bak Tampungan Air Hujan secara Mikrobiologi”
Disusun oleh :
Asya A. Reniwuryaan
201576003
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kepentingan hidup orang banyak,
bahkan oleh semua makhluk hidup.Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh
senyawa lainnya karena hamper semua kegiatan manusia membutuhkan air. Oleh karena itu
sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta
makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi yang akan
datang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan kepada segenap
pengguna air(Khaira,2014).
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum, air mandi dan
untuk keperluan lainnya harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Republik Indonesia. Air minum memerlukan persyaratan yang ketat karena air minum langsung
berhubungan dengan proses biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia. Lebih
dari 70 % tubuh manusia terdiri dari air dan lebih dari 90 % proses biokimiawi tubuh
memerlukan air sebagai mediumnya. Bila air minum manusia berkualitas tidak baik maka akan
mengganggu proses biokimiawi tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya
(Maulana,2012).
Penyediaan air bersih merupakan kebutuhan pokok di seluruh negara di dunia baik negara maju,
berkembang maupun tertinggal. Indonesia yang terdiri dari dua musim yaitu musim penghujan
dan musim kemarau menyebabkan beberapa wilayah di Indonesia mengalami banjir di musim
penghujan dan kekeringan di musim kemarau. Hal ini diperburuk dengan pengambilan air tanah
yang berlebihan sehingga mengakibatkan terjadinya kelangkaan air bersih. Dalam kondisi yang
seperti ini alternative pemenuhan air skala rumah tangga dapat diatasi salah satunya dengan
membuat penampungan air hujan.
Air Hujan sangat bermanfaat bagi masyarakat apabila keadaan air pada daerah tersebut
mengalami kekeringan, ataupun susah mendapatkan air. Biasanya masyarakat membuat
penampungan air hujan tersebut. Untuk kebutuhan sehari-hari mereka seperti mandi, masak,
minum, mencuci dan lain sebagainya. Namun masyarakat tidak memperhatikan kualitas dari air
hujan pada penampungan tersebut,mungkin saja air hujan pada penampungan tersebut sudah
terkontaminasi dengan kotoran burung atau bangkai-bangkai pada atap rumah mereka, ataupun
terkontaminasi dengan bakteri-bakteri pathogen. Salah satu factor menurunya kulitas air hujan
tersebut dapat diketahui dari lokasi tersebut, air hujan pada daerah pedesaan jauh lebih bersih
dari pada air hujan pada daerah perkotaan, itu disebabkan oleh karena pada perkotaan udara
tersebut sudah terkontaminasi dengan banyaknya industry atau perusahan yang menyebabkan
pencemaran udara.
Kualitas air dapat menurun juga karena adanya bateri-bakteri yang terdapat dalam air
tersebut.Salah satu indikator pencemaran mikrobia adalah keberadaan bakteri coliform. Bakteri
coliform ada yang bersifat patogen yaitu bakteri yang dapat menimbulkan penyakit.
Sehingga diperlukan suatu penelitian dimana dapat menganalisi kualitas air pada bak-bak
penampungan air hujan secara mikrobiologi agar kita dapat mengetahui bakteri apa saja yang
terdapat pada air tersebut dan penyakit-penyakit yang mungkin akan timbul.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana kualitas air pada bak-bak penampungan air hujan secara mikrobiologi ?
2. Apakah terdapat bakteri pathogen pada bak-bak penampungan air ?
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka penulis merumuskan tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kualitas air pada bak-bak penampungan air hujan secara mikrobiologi
2. Untuk mengetahui bakteri pathogen apa saja yang terdapat pada air di bak-bak
penampungan air hujan
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi ilmu pengetahuan, sebagai karya ilmiah yang dapat berguna bagi pengembangan
kajian dan penelitian lebih lanjut oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi mengenai kualitas bakteriologis air hujan yang
ada pada bak penampungan air hujan rumah mereka.
3. Bagi peneliti, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam mengevaluasi kondisi
air hujan pada penampungan air hujan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air adalah suatu senyawa kimia berbentuk cairan yang tidak berwarna, tidak berbau dan
tak ada rasanya. Air mempunyai titik beku 0°C pada tekanan 1 atm, titik didih 100°C dan
kerapatan 1,0 g/cm3 pada suhu 4°C. Ukuran satu molekul air sangat kecil, umumnya bergaris
tengah sekitar 3 A (0,3 nm atau 3x10-8 cm). Wujud air dapat berupa cairan, gas (uap air) dan
padatan (es). Air yang berwujud cairan merupakan elektrolit lemah, karena di dalamnya
terkandung ion-ion dengan reaksi kesetimbangan sebagai berikut : (Susana, 2003)
Dalam dunia mahluk hidup, air identik dengan kehidupan itu sendiri. Tubuh hewan dan
manusia sendiri sebagian besar terdiri dari air, walaupun kadar air dalam tiap jaringannya
berbeda-beda. Secara keseluruhan tubuh manusia mengandung 60-85 % air. Untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia, air dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti air hujan (rain water),
air permukaan (surface water), air tanah (ground water) dan air laut (seawater). Air tersebut tidak
dapat langsung dimanfaatkan, karena tercampur dengan pengotor-pengotor tertentu yang berasal
dari bermacam-macam sumber pengotor (industri, rumah tangga, pertanian dan lain-lain). (
Susana, 2003)
Beberapa keuntungan penggunaan air hujan sebagai salah satu alternative sumber air bersih
adalah sebagai berikut : (Yulistyorini, 2011)
a) meminimalisasi dampak lingkungan ; Penggunaan instrumen yang sudah ada (atap rumah,
tempat parkir, taman, dan lain-lain) dapat menghemat pengadaan instrumen baru dan
meminimalisasi dampak lingkungan.
b) lebih bersih: air hujan yang dikumpulkan relatif lebih bersih dan kualitasnya memenuhi
persyaratan sebagai air baku air bersih dengan atau tanpa pengolahan lebih lanjut
c) kondisi darurat: Air hujan sebagai cadangan air bersih sangat penting penggunaannya pada
saat darurat atau terdapat gangguan system penyediaan air bersih, terutama pada saat terjadi
bencana alam. Selain itu air hujan bisa diperoleh di lokasi tanpa membutuhkan sistem
penyaluran air
d) sebagai cadangan air bersih: permanenan air hujan dapat mengurangi ketergantungan pada
sistem penyediaan air bersih.
e) sebagai salah satu upaya konservasi.
Kualitas air hujan umumnya sangat tinggi. Air hujan hampir tidak mengandung kontaminan,
oleh karena itu air tersebut sangat bersih dan bebas kandungan mikroorganisme. Namun, ketika
air hujan tersebut kontak dengan permukaan tangkapan air hujan (catchment), tempat pengaliran
air hujan (conveyance) dan tangki penampung air hujan, maka air tersebut akan membawa
kontaminan baik fisik, kimia maupun mikrobiologi. (Yulistyorini, 2011)
Daerah pinggiran kota atau di pedesaan, umumnya air hujan yang ditampung sangat bersih,
tetapi di daerah perkotaan dimana banyak terdapat area industry dan padatnya arus transportasi,
kualitas air hujan sangat terpengaruh sehingga mengandung logam berat dan bahan organik dari
emisi gas buang. Selain industri dan transportasi, permukaan bahan penangkap air hujan juga
mempengaruhi kualitas airnya. (Yulistyorini, 2011)
Dibawah ini beberapa cara sederhana dalam mengolah air hujan menjadi air bersih :
(Yulistyorini, 2011)
1. Permukaan tangkapan air hujan dan interior tangki penampungan airhujan harus
dibersihkan secara berkala.
2. Memasang saringan (screen) sebelum masuk ke pipa tangki penampungan air hujan .
3. Membuang beberapa liter air hujan pada beberapa menit pertama ketika
hujan tiba dengan menggunakan pipa khusus pembuangan.
4. Desinfeksi (Chlorination) merupakan cara yang umum digunakan dalam mengurangi
kontaminan mikroorganisme. Dosis klorinasi yang digunakan sebaiknya berkisar 0,4-0,5
mg/lt berupa free chlorine dalam bentuk tablet atau agas.
5. Penyaringan air dengan menggunakan saringan pasir lambat (slow sand filter).
Air hujan untuk kebutuhan air bersih mandi, cuci, kakus (MCK) sebenarnya tidak ada
masalah, hanya yang perlu diperhatikan adalah penggunaan air hujan untuk air minum.
(Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2014)
Kandungan rata-rata air hujan di Indonesia yaitu : (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2014)
1. Mineral rendah
2. Kesadahan rendah
3. PH rendah (antara 3,0- 6,0)
4. Kandungan organik tinggi (> 10)
5. Zat besi tinggi (> 0,3)
Menurut Pelzccar dan Chan (1988) pada uji MPN pemeriksaan terdiri dari tiga tahap:
1) Uji penduga, dalam uji ini setiap tabung yang menghasilkan gas dalam masa inkubasi
diduga mengandung bakteri coliform.Uji dinyatakan positif bila terlihat gas dalam tabung
durham;
2) Uji penguat,uji ini dilakukan untuk menguatkan bahwa gas terbentuk disebabkan oleh
kerjasama beberapa species sehingga menghasilkan gas. Untuk uji coliform asal tinja,
inkubasi dilakukan pada medium EMBA (Eosyne Metylin Blue Agar) yang diinkubasi
pada suhu 370C selama 24 jam.
3) Bila diperlukan dapat uji peneguhan dapat uji peneguhan dengan menggunakan media
yang menunjukkan hasil positif pada uji peneguhan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu pelaksanaan penelitian mulai tanggal 1 Agustus 2017 sampai dengan 30 desember
2017. Penelitian ini dilakukan di Jl. Putuhena, Desa Poka, tempatnya di Universitas Pattimura
Ambon dengan menggunakan fasilitas Universitas Pattimura Ambon, Fakultas MIPA jurusan
Biologi, berupa Laboratorium Mikrobiologi.
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan analisis kualitas air secara
mikrobiologi diantaranya :
1. Bahan
a) Air hujan
b) Laktosa Broth (LB) 0,5%
c) Alkohol 70%
d) BGLB (Briliant Green Lactosa Broth)
e) Endo Agar
f) NA Miring
g) Aquades
h) Gram A (kristal violet)
i) Gram B (mordan)
j) Gram C (aseton alkohol)
k) Gram D (safranin)
2. Alat
a) Minyak imersi
b) Cawan petri
c) Jarum ose
d) Inkubator
e) Bunsen
f) Korek api
g) Semprotan alkohol
h) Rak tabung reaksi
i) Tabung durham
j) Pipet volume
k) Objek glass
l) Mikroskop Cahaya Listrik
m) Kapas
n) Glasfirn pupm
o) Beaker glass
p) Pipet tetes
q) Hair dryer
1. Uji perkiraan
2. Uji Penegasan
3. Uji Lengkap
Boekoesoe, L. (2010). Tingkat kualitas bakteriologis air bersih di desa social kecamatan
paguyaman kabupaten boalemo. Google Scholer [Online], Vol 7(4), 12.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Gambiro H. Lingkungan air [internet]. Available from : http://teorikuliah.blogspot.com/
2009/08/lingkungan:air.html. Accesed January 2nd, 2014.
Pelczar, Michael, J., E.C.S Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jakarta : UI Press.
Peraturan Menteri Kesehatan RI. Persyaratan air minum [internet]. Available from : http://
depkes.go.id/downloads permenkes_492MENKESPERIV2010 : tentang _ Kualitas air
minum.pdf. Accessed February 5th ,2014.
Saparuddin. Pemanfaatan air tanah dangkal sebagai sumber air bersih dikampus bumi bahari
palu. Jurnal SMARTek: 2010; 8(2); 143-52
Suriawiria Unus. 1996. Air Dalam Kehidupan dan Lingkungan Yang Sehat.Bandung: Alumni.
Susana T. Air sebagai sumber kehidupan. Jakarta : Pusat Penelitian Oseanograsi-LIPI; 2003,
Hal. 17-25
Yulistyorini A. Permanen air hujan sebagai alternatif pengelolaan sumber daya air di
perkotaan. Jurnal Teknologi dan Kejuruan; 2011: 34(1). 107
Khaira K. (2014) Analisis kadar tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam air minum isi ulang
kemasan gallon di kecamatan lima kaum kabupaten tanah datar. Jurnal Sainstek Vol. VI
No. 2: 116-123
Maulana, Putri. 2012. Fungsi dan Manfaat Air tersedia http://.Perpustakaan.or.id. (diakses 21
Februari 2013)
Ningrum, R. (2014) Kebiasaan konsumsi air hujan terhadap status keparahan karies gigi pada
masyarakat di desa aji kuning kecamatan sebatik tengah kabupaten nunukan.. Google
scholer [skripsi], accessed November 11th,2014