Sanksi
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan
Pidana Mati, Pidana Penjara, Pidana
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Penjara Seumur Hidup, Pidana Denda.
dapat mengambil tindakan administratif
kepada fasilitas pelayanan kesehatan/ tenaga
pengobatan komplementer-alternatif /tenaga
pengobat tradisional yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan
ini. (PMK 003/10)
ASPEK IZIN EDAR
Definisi Obat adalah obat jadi yang merupakan Obat tradisional adalah bahan atau ramuan
sediaan atau paduan bahan-bahan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
termasuk produk biologi dan bahan hewan, bahan mineral, sediaan
kontrasepsi, yang siap digunakan untuk sarian (galenik), atau campuran dari bahan
mempengaruhi atau menyelidiki sistem tersebut yang secara turun temurun telah
fisiologi atau keadaan patologi dalam digunakan untuk pengobatan, dan dapat
rangka penetapan diagnosa, pencegahan, diterapkan sesuai dengan norma yang
penyembuhan, pemulihan dan berlaku di masyarakat. (UU 36/09)
peningkatan kesehatan. (PMK 1010/08)
(PKaBPOM HK.00.05.41.1384)
kategori 11 (PKaBPOM
HK.00.05.41.1384)
Syarat Izin edar sediaan farmasi dan alat Klinik Jamu terdiri dari :
Pemohon kesehatan diberikan atas dasar
a. Klinik Jamu Tipe A
permohonan secara tertulis kepada
Menteri. (PP No. 72/1998) b. Klinik Jamu Tipe B (PMK 003/10)
Pemberi Izin 1. Izin Edar diberikan oleh Menteri; Klinik Jamu harus memiliki izin dari
2. Menteri melimpahkan pemberian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kota
Izin Edar kepada Kepala Badan; setempat (PMK 003/10)
(PMKNo. 1010/2008)
Kriteria Obat yang memiliki izin edar harus Jamu harus memenuhi kriteria:
Produk memenuhi kriteria berikut:
a. aman sesuai dengan persyaratan yang
a. Khasiat yang meyakinkan dan khusus untuk itu;
keamanan yang memadai
dibuktikan melaluipercobaan b. klaim khasiat dibuktikan berdasarkan
hewan dan uji klinis atau bukti- data empiris yang ada; dan
bukti lain sesuai dengan
statusperkembangan ilmu c. memenuhi persyaratan mutu yang
pengetahuan yang bersangkutan; khusus untuk itu. (PMK 003/10)
b. Mutu yang memenuhi syarat yang
dinilai dari proses produksi sesuai
CaraPembuatan Obat Yang Baik Obat tradisional yang dapat diberikan izin
(CPOB), spesifikasi dan metoda edar harus memenuhi kriteria sebagai
pengujian terhadapsemua bahan berikut:
yang digunakan serta produk jadi e. menggunakan bahan yang memenuhi
dengan bukti yang sahih; persyaratan keamanan dan mutu;
c. Penandaan berisi informasi yang f. dibuat dengan menerapkan CPOTB;
lengkap dan obyektif yang g. memenuhi persyaratan Farmakope
dapatmenjamin penggunaan obat Herbal Indonesia atau persyaratan
secara tepat, rasional dan aman; lain yang diakui;
d. Sesuai dengan kebutuhan nyata h. berkhasiat yang dibuktikan secara
masyarakat. empiris, turun temurun, dan/atau
e. Kriteria lain adalah khusus untuk secara ilmiah; dan penandaan berisi
psikotropika harus memiliki informasi yang objektif, lengkap, dan
keunggulan kemanfaatan dan tidak menyesatkan. (PMK No.
keamanan dibandingkan dengan 007/2012)
obat standar dan obat yangtelah
disetujui beredar di Indonesia untuk Untuk dapat memiliki izin edar obat
indikasi yang diklaim. tradisional, obat herbal terstandar dan
f. Khusus kontrasepsi untuk program fitofarmaka harus memenuhi kriteria
nasional dan obat programlainnya sebagai berikut :
yang akan ditentukan kemudian,
harus dilakukan uji klinik di a. menggunakan bahan berkhasiat dan
Indonesia. bahan tambahan yang memenuhi
persyaratan mutu, keamanan dan
kemanfaatan / khasiat;
Obat untuk uji klinik harus dapat b. dibuat sesuai dengan ketentuan
tentang Pedoman Cara Pembuatan
dibuktikan bahwa obat tersebut
Obat Tradisional yang Baik atau Cara
amanpenggunaannya pada manusia. Pembuatan Obat yang Baik yang
(PMKNo. 1010/2008) berlaku; penandaan berisi informasi
yang lengkap dan obyektif yang dapat
menjamin penggunaan obat
tradisional, obat herbal terstandar dan
Produk obat yang bersumber,
fitofarmaka secara tepat, rasional dan
mengandung atau dalam proses aman sesuai dengan hasil evaluasi
pembuatannya bersinggungan dengan dalam rangka pendaftaran.
bahan tertentu dapat diberikan izin (PKaBPOM HK.00.05.41.1384)
edar jika bersifat kedaruratan.
(PerKaBPOM No.
HK.00.05.1.23.3516/2009)
Persyaratan Registrasi Obat Produksi Dalam Jamu dan/atau bahan yang digunakan
Registrasi Negeri dalam penelitian berbasis pelayanan
kesehatan harus sudah terdaftar dalam
Registrasi obat produksi dalam negeri vademicum, atau merupakan bahan yang
hanya dilakukan oleh industri farmasi ditetapkan oleh Komisi Nasional
yangmemiliki izin industrifarmasi yang Saintifikasi Jamu. (PMK 003/10)
dikeluarkan oleh Menteri.
Pelaksanaan Pendaftar yang telah mendapat izin edar Pemegang nomor izin edar wajib
Izin Edar wajib memproduksi atau mengimpor memproduksi atau mengimpor dan
danmengedarkan selambat-lambatnya 1 mengedarkan obat tradisional selambat-
(satu) tahun setelah tanggal persetujuan lambatnya 1 (satu) tahun setelah tanggal
dikeluarkan. persetujuan dikeluarkan. (PMK 007/12)
(PMKNo. 1010/2008)
Evaluasi Terhadap obat yang telah diberikan Pengujian kembali sediaan farmasi
Kembali izin edar dapat dilakukan evaluasi dan alat kesehatan yang diedarkan
kembali. dilaksanakan oleh Menteri.
Pengujian kembali sediaan farmasi
Evaluasi kembali obat yang sudah
dan alat kesehatan yang diedarkan
beredar dilakukan terhadap : dilaksanakan:
a. Obat dengan risiko efek A. secara berkala; atau
samping lebih besar B. karena adanya data atau informasi
dibandingkan baru berkenaan dengan efek
denganefektifitasnya yang samping sediaan farmasi dan alat
terungkap sesudah obat kesehatan bagi masyarakat. (PP
72/ 1998)
dipasarkan.
b. Obat dengan efektifitas tidak
(1) Terhadap Obat Tradisional yang telah
lebih baik dari plasebo. diberikan izin edar dapat dilakukan
c. Obat yang tidak memenuhi evaluasi kembali.
persyaratan ketersediaan (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai
hayati/bioekivalensi. evaluasi kembali sebagaimana
Terhadap obat yang dilakukan dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Badan.
evaluasi kembali industri
(PMK 007/12)
farmasi/pendaftar wajib menarik
obat tersebut dari peredaran.
Evaluasi kembali juga dilakukan (1) Terhadap obat tradisional, obat herbal
untuk perbaikan komposisi dan terstandar dan fitofarmaka yang telah
formula obat. (PMKNo. memiliki izin edar dapat dilakukan
penilaian kembali oleh Kepala Badan.
1010/2008)
(2) Penilaian kembali sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) dilakukan
apabila ada data dan atau informasi
baru berkenaan dengan mutu,
keamanan dan khasiat yang
berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat. (PKaBPOM
HK.00.05.41.1384)
Pembatalan Pemerintah berwenang mencabut izin Apabila hasil pengujian kembali sediaan
Izin Edar edar dan memerintahkan penarikan dari farmasi dan alat kesehatan menunjukkan
peredaran sediaan farmasi dan alat sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
kesehatan yang telah memperoleh izin bersangkutan tidak memenuhi
edar, yang kemudian terbukti tidak persyaratan mutu, keamanan, dan
memenuhi persyaratan mutu dan/atau kemanfaatan atau dapat menimbulkan
keamanan dan/atau kemanfaatan, dapat bahaya kesehatan bagi manusia, sediaan
disita dan dimusnahkan sesuai dengan farmasi dan alat kesehatan yang
ketentuan peraturan perundang- bersangkutan dicabut izin edarnya. (PP
undangan. (UU No. 36/2009) 72/ 1998)
Sanksi Yang Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Dalam rangka pembinaan dan
Akan peraturan ini dapat dikenai pengawasan Kepala Dinas Kesehatan
Diterima sanksiadministratif berupa: Kabupaten/Kota dapat mengambil
a. peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) tindakan administratif kepada fasilitas
kali; pelayanan kesehatan/ tenaga pengobatan
b. penghentian sementara kegiatan komplementer-alternatif /tenaga pengobat
produksi dan distribusi; tradisional yang melakukan pelanggaran
c. pembekuan dan/atau pembatalan terhadap ketentuan Peraturan ini. (PMK
Surat Persetujuan; 003/10)
d. penarikan produk dari peredaran
dan pemusnahan.
(PerKaBPOM No. Pelanggaran terhadap ketentuan dalam
HK.00.05.1.23.3516/2009) Peraturan Menteri ini dapat dikenakan
sanksi administrasi berupa:
a. peringatan;
b. peringatan keras;
c. perintah penarikan produk dari
peredaran;
d. penghentian sementara kegiatan; atau
e. pencabutan izin industri atau izin
usaha. (PMK 006/12)