Anda di halaman 1dari 9

PENGUKURAN DAN KALIBRASI

DOSEN PEMBIMBING : RITA JULIANI S.Pd, M.Pd

OLEH:

ESRAMEISA GINTING

J ANGGI SITANGGANG

JESIKA BR SEBAYANG

MEI CRISTIN N TARIGAN

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2017
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1

1.1 Latar belakang………………………………………………………….1


1.2 Rumusan masalah………………………………………………………1
1.3 Tujuan …………………………………………………………………..1
1.4 Manfaat………………………………………………………………….1

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………..2

2.1 Tinjauan teori……………………………………………………………..2

Pengertian kalibrasi……………………………………………………………3

Pengertian ketidakpastian……………………………………………………..4

Kesalahan dalam pengkuran…………………………………………………..5

BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………6

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..6
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1. Pengukuran merupakan suatu proses membandingkan antara objek ukur dengan alat ukur.
Sehingga dapat besaran yang didapat dari suatu pengukuran dapat diwakilkan dalam
bentuk angka – angka yang dapat memudahkan pengamatan dan pengolahan lebih lanjut.
Di dalam dunia industri proses ini digunakan untuk mencari nilai dari suatu besaran
misalnya pengukuran massa, temperatur, kecepatan, laju reaksi, hambatan listrik, dan
lain-lain. Pengukuran tersebut bertujuan untuk menjaga kualitas suatu produk agar sesuai
dengan stándar baku . Sebagai contoh dalam pembuatan resistor, pengukuran dilakukan
untuk menentukan nilai hambatan dari resistor beserta toleransinya.
2. Dalam pengukuran tidak mungkin mendapatkan true value mutlak dari input instrumen
yang diukur. Karakteristik statis dan dinamis dari suatu alat ukur menyebabkan terjadinya
error dalam pengukuran. Karakteristik ini misalnya non linearity, hysteresis, dan lain-
lain. Error juga disebabkan oleh faktor dari luar yang mempengaruhi keakuratan alat ukur
seperti pengaruh lingkungan. Meskipun error dalam pengukuran tidak dapat dihindari,
tetapi bisa diminialisir. Salah satu caranya dengan melakukan kalibrasi alat ukur.
Kalibrasi merupakan serangkaian operasional yang dibentuk dalam kondisi yang spesifik
untuk menentukan hubungan antara nilai output dari alat ukur dengan nilai ideal yang
sesuai dengan standar.
3. Dalam dunia industri maupun pada laboratorium penelitian, kalibrasi sangat penting
untuk melakukan perawatan terhadap alat ukur sehingga akurasinya tinggi dan menjaga
kualitas produk maupun keakuratan penelitian. Operasional dalam kalibrasi harus
memenuhi prosedur yang sesuai dengan standar nasional maupun internasional. Ada
sertifikasi pada alat ukur yang telah lulus uji kalibrasi. Mengingat pentingnya kalibrasi,
maka dilakukan praktikum pengukuran dan kalibrasi, dalam praktikum ini dilakukan
kalibrasi terhadap timbangan analitik
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengetahui bagian- bagian alat ukur ?


2. Bagaimana mengoperasikan alat ukur ?
3. Bagaimana cara mengkalibrasi?
4. Bagaimana mengidentifikasi ketidakpastian?

1.3 Tujuan

1. mengoperasikan beberapa alat ukur dasar.


2. menentukan ketidakpastian pada hasil pengukuran tunggal.
3. menentukan ketidakpastian pada hasil pengukuran
berulang.
.
1.4 Manfaat
1. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar
2. Menentukan ketidakpastian dalam pengukuran serta menuliskan hasil
pengukuran secara benar
3. Memahami dan menggunakan metode kuadrat terkecil dalam pengolahan
Data
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Teori

PENGUKURAN DAN KALIBRASI


Keberhasilan pengukuran tergantung:
 KALIBRASI alat ukur yang digunakan dan KETERLUSURANNYA (traceability)

1. KALIBRASI
 adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang akan ditunjukkan
alat ukur atau sistem ukur atau nilai yang diwakili bahan ukur dengan nilai yang bersangkutan
yang diwujudkan oleh standar.
 adalah perbandingan antara penunjukan suatu alat ukur dengan nilai suatu standar yang
diketahui.

Hasil kalibrasi:
koreksi alat ukur KA dan ketidakpastiannya UA

K A  PS  PA  U A

Ps : penunjukan standar; PA = penunjukan alat ukur

Mengapa KALIBRASI ?
Bertambahnya umur komponen dan alat berubah karena suhu atau tekanan mekanis terus-
menerus  degradasi kinerja alat (drift)  tidak bisa dihilangkan, tapi bisa dideteksi melalui
proses kalibrasi.

Alat ukur yang terkalibrasi dg benar akan memberi keyakinan (confidence) bahwa produk/jasa
tersebut memenuhi spesifikasi
TUJUAN KALIBRASI
 meningkatkan mutu produk
 mengoptimalkan sumberdaya
 menjamin konsistensi
 memastikan pengukuran sesuai dengan yang dibuat dimanapun

2. KETELUSURAN
 adalah hasil pengukuran atau nilai standar yang dapat dihubungkan ke acuan yang dinyatakan,
biasanya standar nasional/internasional, melalui rantai perbandingan tak terputus yang setiap
mata rantai mempunyai ketidakpastian yang dinyatakan.

 kalibrasi = mekanisme formal ketelusuran

Elemen ketelusuran pengukuran


 rantai perbandingan tak terputus
 ketidakpastian pengukuran pada tiap mata rantai
 dokumentasi prosedur & hasil pada tiap mata rantai
 kompetensi organisasi pada tiap mata rantai
 acuan SI
 kalibrasi & kalibrasi ulang dengan interval yang tepat

SELANG WAKTU KALIBRASI


 JENIS ALAT UKUR
 FREKUENSI PEMAKAIAN
 PEMELIHARAAN

Selang waktu kalibrasi: tergantung pada karakteristik & tujuan pemakaiannya.


Berdasarkan Karakteristiknya  makin tinggi kualitas metrologies makin panjang
selang waktru kalibrasinya;
Berdasarkan Tujuan  semakin kritis dampak hasil ukurannya semakin pendek selang
kalibrasinya.

MAMPU TELUSUR (TRACEABILITY)


 bahwa alat ukur yang digunakan untuk melakukan suatu pengukuran harus terkalibrasi
terhadap alat ukur lain yang sejenis yang dapat berfungsi sebagai acuan

 selanjutnya alat ukur tersebut harus terkalibrasi terhadap acuan yang lebih akurat, dan
seterusnya sampai ke yang paling akurat (standar nasional)

 ketelusurannya terdokumentasi (siapa Swasta/Pemerintah, alatnya apa, ketidakpastiannya


berapa, oleh organisasi yang berkompeten mana)
KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

A. Pengukuran kuantitatif

 bila mengadakan pengukuran kuantitatif, nilai yang diperoleh merupakan suatu perkiraan
terhadap nilai benar (true value) dari sifat yang diukur

 fakktor-2 yang mempengaruhi penyimpangan (deviasi)

 ketidaksempurnaan alat ukur


 ketidaksempurnaan metode penguukuran
 pengaruh operator
 kondisi lingkungan

 hasil pengukuran kuantitatif merupakan perkiraan, namun berguna untuk mencek suatu
produk terhadap persyaratannya/ mutu

B. Ketidakpastian
 adalah suatu parameter yang menetapkan rentang nilai yang di dalamnya diperkirakan terletak
nilai kuantitas yang diukur/dianalisis, artinya hasil pengukuran kuantitatif tidak tepat bila
dilaporkan sebagai angka atau nilai tunggal.

 pengguna menghendaki nilai benar (true value)

 nilai benar adalah konsep hipotesis


 lebih baik melaporkan rentang suatu nilai yang merupakan batas-batas perkiraan bahwa
nilai benar terletak di dalam rentang itu
 menghitung rentang ini disebut menentukan nilai ketidakpastian atau “uncertainty
measurement”
 KESALAHAN (ERROR)
o adalah perbedaan antara suatu hasil individual dan nilai benar dari suatu kuantitas yang
diukur
o nilai benar tidak diketahui, jadi kesalahan juga tidak diketahui secara pasti
o Ketidakpastian dan kesalahan adalah dua hal yang punya konsep berbeda

Kesalahan acak (random)


 adalah kesalahan yang bersumber dari variasi yang bersifat acak dan berbeda di luar
kendali personil yang melakukan pengukuran
 kesalahan acak dapat dikurangi dengan melakukan lebih banyak pengulangan pengukuran
Kesalahan sistematik
 kesalahan sistematik (bias) adalah konstan atau bervariasi dalam cara yang dapat diramalkan
pada suatu seri pengukuran
 kesalahan ini tidak dapat dikurangi dengan cara melakukan banyak pengukuran
 dapat dikoreksi tapi tidak bisa tepat (eksak), tidak bisa dielakkan adanya ketidakpastian nilai
tepat dari kesalahan sistematik ini
 Nilai kesalahan sistematik ini (bila dapat dihitung) dapat digunakan untuk mengoreksi hasil
pengukuran tetapi setiap koreksi tidak mungkin tepat, maka nilai koreksi juga harus
diperkirakan.
 Perkiraan itu digunakan dalam perhitungan ketidakpastian
 Suatu nilai bias adalah nilai tunggal yang menunjukkan seberapa jauh letak suatu hasil
pengukuran individu dari nilai benar
 karena lebih dari satu kejadian atau faktor dari setiap jenis kesalahan dapat diterapkan dalam
suatu pengukuran, maka kesalahan-2 ini mampu untuk mepresentasikan mutu hasil
pengukuran
 sebaliknya nilai ketidakpastian bisa untuk kesalahan yang diketahui, menjadi suatu rentang
tunggal
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mengukur itu sangat penting untuk dilakukan. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha
untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika
dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka
pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya.
Pengukuran harus dilakukan dengan kecermatan yang tinggi(dikalibrasi) dan dilakukan
dengan alat yang sesuai agar hasil pengukuran meminimalisirkan kesalahan.
Hasil Pengukuran harus dituangkan dalam bentuk tabel dengan baik agar tidak perlu
dilakukan pengukuran ulang yang mengaibatkan lamanya proses perhitungan data
kembali.

Anda mungkin juga menyukai