Kecemasan merupakan kondisi dimana seseorang mengalami ancaman akibat perasaan yang tertekan jika terjadi masalah atau problem kehidupan. Pada umumnya kecemasan merupakan fenomena dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada seseorang yang mengalami pengalaman baru dan pada hal-hal yang belum dicoba, terutama pada anak yang menjalani hospitalisasi. Di Amerika Serikat, diperkirakan lebih dari 5 juta anak menjalani atau mengalami hospitalisasi karena prosedur pembedahan dan lebih dari 50% dari jumlah tersebut, anak mengalami kecemasan dan stres. Diperkirakan juga lebih dari 1,6 juta anak usia antara 2-6 tahun menjalani hospitalisasi disebabkan karena injury dan berbagai penyebab lainnya, Disease Control, National Hospital Discharge Survey (NHDS) (Apriliawati, 2011). Bagi anak dengan usia prasekolah, respon yang muncul saat hospitalisasi adalah kecemasan, meliputi kecemasan berpisah pada orang tua, kecemasan perlukaan tubuh karena prosedur di rumah sakit, termasuk kecemasan karena lingkungan asing(Ibrahim, 2012). Cemas merupakan masalah yang seringkali tidak diangkat menjadi masalah yang segera ditangani karena cenderung tidak terlihat begitu menonjol dalam pelayanan kesehatan. Kecemasan yang terjadi pada anak tidak dapat dibiarkan, anak akan merasa takut karena mereka menganggap tindakan dan prosedur perawatan mengancam integritas tubuhnya sehingga dapat berdampak buruk pada proses pemulihaan kesehatan anak (Suryani & Atik, 2017). Dampak jangka pendek dari kecemasan dan ketakutan yang tidak segera ditangani akan membuat anak melakukan penolakan terhadap tindakan perawatan dan pengobatan yang diberikan sehingga berpengaruh terhadap lamanya hari rawat, memperberat kondisi anak dan bahkan dapat