Abstract
Research on productivity caisim (Brassica juncea, L.) due to cultivation soil and frequency of
planting, conducted from May to August 2015 in the village of Lebak District Grabag,
Magelang. Altitude of 500 meters with Latosol soil type and soil pH 6. The research was
conducted in a factorial experiment ( 3 x 3 )arranged in a complete randomized block design
with three replications. The first factor is tillage frequency: once, twice and three times. The
second factor is the frequency of replanting: the first,second, and third planting. The result
showes that tillage do not influence crop yields. Frequencies of replanting increase the number
of leaves and fresh weight of consumption per plot. Tillage frequency on planting frequency
responded similarly to the parameters.
1
VIGOR: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika 1 (1) : 1 - 6 (2016)
2
VIGOR: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika 1 (1) : 1 - 6 (2016)
yang sesuai. Pengolahan tanah yang memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah
dilakukan berpengaruh terhadap keadaan (Primantoro, 1999).
tanah untuk budidaya sehingga umur panen Faktor lain yang menyebabkan hasil
menjadi singkat. Kondisi tersebut dapat penelitian tidak berbeda nyata adalah
terjadi karena dengan pengolahan tanah maka pemberian pupuk susulan dengan pupuk
tanah menjadi lebih remah sehingga anorganik berupa (urea) dengan dosis 0,6 g
pertumbuhan benih dan akar tanaman akan /tanaman, yaitu pada saat tanaman berumur
tumbuh dengan cepat, daya resap air oleh 10 hari. Hal tersebut menyebabkan
tanah juga semakin meningkat, pertukaran air pertumbuhan menjadi sangat optimal
dan udara di dalam tanah juga semakin baik sehingga tanaman caisim dipanen pada umur
dan memperkecil hambatan terhadap akar 21 hari, lebih cepat dari deskripsinya.
untuk menembus tanah lebih dalam sehingga Dengan penambahan unsur nitrogen yang
banyak unsur hara yang bisa diserap oleh tinggi akan meningkatkan fase pertumbuhan
akar tanaman yang merupakan keadaan fisik vegetatif tanaman. Unsur nitrogen dapat
tanah. Hal ini sejalan dengan pendapat meningkatkan pertumbuhan tanaman
Cahyono (2006), bahwa dengan pengolahan (Lingga, 1986). Menurut Sutejo (1992),
tanah yang baik dan optimal akan nitrogen sangat dibutuhkan tanaman untuk
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi pertumbuhan dan perkembangan bagian
tanaman. Dengan pengolahan tanah yang tanaman seperti akar, batang dan daun.
baik maka akan tercipta sifat fisik tanah yang
b. Frekuensi penanaman
baik karena dengan sifat fisik tanah yang
Hasil analisis menunjukkan bahwa
baik dapat menjamin pertumbuhan tanaman
penanaman yang berulang tidak memberikan
dan produksinya tinggi, karena pertumbuhan
pengaruh terhadap panjang batang, panjang
dan perkembangan akar akan menjadi lebih
akar, berat segar konsumsi pertanaman dan
baik sehingga penyerapan zat-zat makanan di
panjang daun terpanjang. Keempat parameter
dalam tanah akan menjadi optimal.
tersebut tanaman memberikan respon yang
Kesuburan tanah yang cukup tinggi
sama. Tanah yang digunakan adalah tanah
karena sebelum penelitian ini lahan tersebut
latosol dengan kandungan nitrogen yang
digunakan untuk budidaya padi yang dikelola
tinggi, sehinga kesuburannya juga tinggi
dengan baik juga menjadi faktor yang
(Sarief, 1989). Jadi kebutuhan nitrogen untuk
mempengaruhi hasil caisim. Pemupukan
pertumbuhan akar, batang, dan daun
dasar berupa pupuk kandang sapi yang
terpenuhi dengan baik. Hal lain yang
memiliki sifat slow release atau melepas
membuat kesuburan tanah menjadi tinggi
unsur hara secara perlahan, sehingga
karena sebelum penelitian ini dilakukan
kebutuhan unsur hara tanaman selama
lahan tersebut digunakan untuk budidaya
pertumbuhan tercukupi. Hal tersebut dapat
padi yang dikelola dengan sangat baik.
dilihat pada pertumbuhan tanaman yang
Penambahan pupuk dasar berupa pupuk
optimal dan tidak berbeda. Kandungan pupuk
kandang sapi yang memiliki sifat slow
organik yang lengkap dan pupuk yang
release atau melepas unsur hara secara
digunakan sudah dalam keadaan matang
perlahan, maka kebutuhan tanaman akan
sehingga kebutuhan unsur hara untuk
unsur hara selama pertumbuhan tercukupi
pertumbuhan caisim terpenuhi secara
dengan baik. Dengan penambahan pupuk
optimal.
kandang sapi yang sudah dalam kondisi
Pertumbuahan caisim menjadi menjadi
terdekomposisi dengan sempurna sehingga
tidak berbeda walaupun diolah sekali, dua
unsur hara dalam keadaan tersedia bagi
kali ataupun tiga kali karena pengaruh
tanaman caisim dapat dimanfaatkan untuk
penambahan pupuk organik memiliki pertumbuhan, dan menyebabkan hasil
beberapa keunggulan di antaranya fotosintesis menjadi optimal. Penambahan
mengandung unsur hara yang lengkap baik pupuk organik akan menambah unsur hara
makro ataupun mikro, pupuk organik dapat makro ataupun mikro, memperbaiki sifat
3
VIGOR: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika 1 (1) : 1 - 6 (2016)
fisik, kimia dan biologi tanah (Primantoro, penanaman pertama dan kedua menunjukkan
1999). hasil paling tinggi.
Kandungan unsur hara tanah yang tinggi Pupuk organik memiliki beberapa
dengan adanya pemupukan terutama keunggulan di antaranya mengandung unsur
nitrogen, yang berfungsi untuk meningkatkan hara yang lengkap baik makro ataupun
pertumbuhan tanaman (Lingga, 1986). mikro, pupuk organik dapat memperbaiki
Dengan kandungan nitrogen yang tinggi sifat fisik, kimia dan biologi tanah
yaitu pada urea sebesar 46% dan pupuk (Primantoro, 1999). Keunggulan yang
kandang sapi 0,4% mengakibatkan laju dimiliki oleh pupuk organik maka akan
fotosintesis tinggi, yang digunakan untuk mengakibatkan pertumbuhan caisim pada
pembentukan batang, akar dan daun penanaman pertama dan kedua menjadi
mengakibatkan pertumbuhan caisim menjadi optimal. Dengan tersedianya unsur hara
optimal, sehingga respon keempat parameter dalam tanah mengakibatkan laju fotosintesis
tersebut sama. Hal ini menyebabkan meningkat sehingga fotosintat yang
frekuensi penanaman direspon sama oleh dihasilkan akan tinggi maka pertumbuhan
panjang batang, panjang akar, berat segar caisim akan optimal.
konsumsi pertanaman dan panjang daun Pada penanaman ke tiga jumlah daun
terpanjang. rendah apbila dibandingkan dengan
Hasil sidik ragam menunjukkan penanaman yang pertama dan kedua. Hal ini
pengaruh yang sangat nyata pada frekuensi disebabkan karena kandungan hara dalam
penanaman. Hasil uji LSD 1% terhadap tanah sudah berkurang, sehingga hasil
jumlah daun caisim dapat dilihat pada Tabel caisim menjadi menurun. Hal ini sesuai
2, sebagai berikut : dengan pernyataan Tohir (1983), tanah yang
Tabel 2. Jumlah daun pada frekuensi selalu ditanamai satu jenis tanaman secara
penanaman (helai) terus-menerus, maka penyerapan hara akan
Frekuensi Penanaman Rata–Rata sama baik makro ataupun mikro. Pada
P1(Penanaman pertama) 8,69 a akhirnya akan menurunkan kesuburan tanah
P2 (Penanaman kedua) 8,17 ab dan menurunkan produksi tanaman.
P3 (Penanaman ketiga) 7,50 b Hasil sidik ragam terhadap berat segar
Keterangan : angka yang diikuti huruf konsumsi perpetak menunjukkan pengaruh
sangat nyata pada frekuensi penanaman. Uji
yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata berdasarkan pada uji LSD 1% = LSD 1% terhadap berat segar konsumsi per
0,75 petak dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai
berikut :
Hal ini dimungkinkan karena
pembentukan daun dipengaruhi oleh unsur Tabel 3. Berat segar konsumsi per petak
nitrogen yang terdapat dalam pupuk organik pada frekuensi penanaman (g)
dan pupuk urea. Dengan pemberian unsur
nitrogen yang tinggi akan meningkatkan Frekuensi Penanaman Rata – Rata
pertumbuhan vegetatif tanaman. Menurut P1 (Penanaman pertama) 2,56 a
Lingga (1986), nitrogen berfungsi untuk P2 (Penanaman kedua) 2,32 a
meningkatkan pertumbuhan tanaman
P3 (Penanaman ketiga) 1,78 b
terutama daun. Kesuburan tanah yang cukup
tinggi, dengan pemupukan dasar berupa
Keterangan : angka yang diikuti huruf
pupuk kandang sapi yang memiliki sifat slow
yang
release atau melepas unsur hara secara
perlahan. Kandungan nitrogen dalam pupuk sama menunjukkan tidak berbeda nyata
yang tinggi yaitu pada urea sebesar 46% dan berdasarkan pada uji LSD 1% = 0,26
pada pupuk kandang sapi 0,4%, Pada penanaman pertama dan kedua
mengakibatkan pertumbuhan caisim pada merupakan hasil yang paling tinggi dan hasil
yang paling rendah adalah pada penanaman
4
VIGOR: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika 1 (1) : 1 - 6 (2016)
5
VIGOR: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika 1 (1) : 1 - 6 (2016)