Anda di halaman 1dari 6

VIGOR: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika 1 (1) : 1 - 6 (2016)

PRODUKTIVITAS CAISIM (Brassica juncea, L.) AKIBAT PENGOLAHAN


TANAH DAN FREKUENSI PENANAMAN

Budi Sambodo1), Gembong Haryono2), Yulia Eko Susilowati3)

Abstract
Research on productivity caisim (Brassica juncea, L.) due to cultivation soil and frequency of
planting, conducted from May to August 2015 in the village of Lebak District Grabag,
Magelang. Altitude of 500 meters with Latosol soil type and soil pH 6. The research was
conducted in a factorial experiment ( 3 x 3 )arranged in a complete randomized block design
with three replications. The first factor is tillage frequency: once, twice and three times. The
second factor is the frequency of replanting: the first,second, and third planting. The result
showes that tillage do not influence crop yields. Frequencies of replanting increase the number
of leaves and fresh weight of consumption per plot. Tillage frequency on planting frequency
responded similarly to the parameters.

Keywords: Caisim, Soil Processing, Cultivation

1. PENDAHULUAN sisa tanaman. Dengan terciptanya kondisi


Tanaman caisim (Brassica juncea, L.) tanah yang baik dan ideal untuk pertumbuhan
sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. tanaman, baik dalam penyerapan air dan hara
Konsumsi sayuran caisim akhir-akhir ini (Rukmana, 1997). Menurut Ghildyal (1984),
menunjukkan peningkatan, sesuai dengan pengolahan tanah merupakan salah satu
pertumbuhan penduduk, meningkatnya daya faktor terpenting dalam mencapai hasil yang
beli, mudahnya sayuran ini ditemukan di optimal dan berkelanjutan. Oleh karena itu,
pasar, serta untuk memenuhi kebutuhan gizi. pengolahan tanah harus diupayakan tanpa
Caisim mengandung beragam zat gizi, dalam menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan
setiap 100 g basah terdapat 2.3 g protein, 0.3 maupun menurunkan kualitas sumber daya
g lemak, 4.0 g karbohidrat, 220.0 mg Ca, lahan dan sebaiknya diarahkan untuk
38.0 mg P, 2.9 mg Fe, 1.940 mg vitamin A, perbaikan fisik tanah (stabilitas agregat,
0.09 mg vitamin B, 102 mg vitamin C. struktur, dan porositas tanah karena
Caisim sebagai sayuran yang berserat dapat kerapatan massa tanah menjadi berkurang),
memperbaiki dan memperlancar pencernaan, kimia tanah (unsur hara dalam kondisi
memperbaiki fungsi kerja ginjal dan tersedia) dan biologi tanah (meningkatkan
pembersih darah, sehingga caisim banyak aktivitas mikroba tanah dan menghambat
digemari oleh masyarakat Indonesia pertumbuhan gulma).
(Haryanto, dkk., 2007). Lahan yang selalu diusahakan secara
Pengolahan tanah bertujuan untuk intensif sepanjang musim akan mengalami
memperoleh tanah yang gembur untuk penurunan kadar pupuk organik dan unsur
penetrasi akar, sehingga pertumbuhan akar hara bagi tanaman terutama N, P dan K
menjadi lebih leluasa, memperbaiki drainase (Anonim, 2001). Penurunan bahan-bahan
dan aerasi tanah, menghancurkan dan tersebut akan lebih cepat apa bila penanaman
membunuh gulma, mengendalikan hama yang dilakukan dengan menanam satu jenis
yang berada dalam tanah, meningkatkan tanaman yang sama pada setiap musimnya,
aktifitas jasad renik dalam tanah yang akan maka perlu dilakukan pemupukan organik.
membantu penyimpanan dan peningkatan Sifat pupuk organik yang slow release atau
ketersediaan hara bagi tanaman, pupuk lepas terkendali dan tidak habis untuk
meningkatkan bahan organik dalam tanah satu kali musim tanam, akan memberi efek
dengan mencampur atau membenamkan sisa- yang berkelanjutan pada tanah dan tanaman,
baik dalam penyediaan unsur hara, perbaikan

1
VIGOR: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika 1 (1) : 1 - 6 (2016)

sifat-sifat tanahnya dan memiliki efek yang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


lebih lama bagi tanaman, dibandingkan Tabel 1. Sidik ragam seluruh parameter
dengan pupuk anorganik atau dapat pengamatan
dikatakan bahwa unsur hara yang terkandung Perlakuan
dalam pupuk organik tidak langsung habis
(Kresnatita, dkk., 2013). Namun demikian Pengolah
penggunaan pupuk organik belum bisa an Tanah
digunakan secara maksimal oleh tanaman. Parameter Pengolah Frekuensi X
Penanam
Sifat pupuk organik yang slow release perlu an Tanah Frekuensi
diuji dengan penanaman caisim secara an
Penanam
berulang-ulang atau dengan kata lain setelah an
caisim dipanen kemudian ditanami caisim
lagi sampai tiga kali musim tanam. Diduga Panjang
pengolahan tanah tiga kali dengan tiga kali batang 0,27 ns 3,09 ns 1,29 ns
masa tanam akan diperoleh pertumbuhan dan (cm)
hasil tanaman caisim (Brassica juncea, L.)
Panjang
yang paling baik.
akar 0,14 ns 0,91 ns 1,50 ns
2. METODE PENELITIAN (cm)
Penelitian dilaksanakan di lapang.
Penelitian faktorial yang disusun rancangan Berat
acak kelompok lengkap (RAKL) dan segar
menggunakan tiga ulangan. Data hasil konsums
4,04 ns 1,35 ns 0,71 ns
pengamatan dianalisis dengan sidik ragam. i per
Uji lanjut menggunakan BNT dengan taraf 1 tanaman
% atau 5 %. Penelitian dilakukan mulai bulan (g)
Februari 2015 sampai bulan Juli 2015.
Bertempat di Dusun Pandak, Desa Lebak, Panjang
Kabupaten Magelang. Ketinggian tempat 500 daun
m dpl, jenis tanah latosol dengan pH 6. Alat 2,44 ns 3,90 ns 0,97 ns
terpanja
yang digunakan yaitu : cangkul, gembor, ng (cm)
ember, sabit, sprayer, meteran, timbangan,
patok bambu, tali rafia dan soil tester. Bahan
Berat
yang digunakan yaitu : benih caisim varitas
segar
tosakan, pupuk kandang sapi, tanah, Urea,
konsums
Furadan 3G dan Topsin M 70 WP. Parameter 2,28 ns 39,52 ** 2,10 ns
i per
yang diamati adalah panjang akar (cm),
petak
panjang batang (cm), jumlah daun (helai),
(cm)
panjang daun terpanjang (cm), berat segar
konsumsi per tanaman (g). berat segar Keterangan
konsumsi per petak (g). :
** : Berbeda sangat nyata
* : Berbeda nyata
ns : Tidak beda nyata
a. Pengolahan tanah
Hasil analisis menunjukkan bahwa
pengolahan tanah sekali, dua kali dan tiga
kali tidak memberikan pengaruh terhadap
semua parameter. Hal tersebut disebabkan
karena tanaman caisim ditanam pada musim

2
VIGOR: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika 1 (1) : 1 - 6 (2016)

yang sesuai. Pengolahan tanah yang memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah
dilakukan berpengaruh terhadap keadaan (Primantoro, 1999).
tanah untuk budidaya sehingga umur panen Faktor lain yang menyebabkan hasil
menjadi singkat. Kondisi tersebut dapat penelitian tidak berbeda nyata adalah
terjadi karena dengan pengolahan tanah maka pemberian pupuk susulan dengan pupuk
tanah menjadi lebih remah sehingga anorganik berupa (urea) dengan dosis 0,6 g
pertumbuhan benih dan akar tanaman akan /tanaman, yaitu pada saat tanaman berumur
tumbuh dengan cepat, daya resap air oleh 10 hari. Hal tersebut menyebabkan
tanah juga semakin meningkat, pertukaran air pertumbuhan menjadi sangat optimal
dan udara di dalam tanah juga semakin baik sehingga tanaman caisim dipanen pada umur
dan memperkecil hambatan terhadap akar 21 hari, lebih cepat dari deskripsinya.
untuk menembus tanah lebih dalam sehingga Dengan penambahan unsur nitrogen yang
banyak unsur hara yang bisa diserap oleh tinggi akan meningkatkan fase pertumbuhan
akar tanaman yang merupakan keadaan fisik vegetatif tanaman. Unsur nitrogen dapat
tanah. Hal ini sejalan dengan pendapat meningkatkan pertumbuhan tanaman
Cahyono (2006), bahwa dengan pengolahan (Lingga, 1986). Menurut Sutejo (1992),
tanah yang baik dan optimal akan nitrogen sangat dibutuhkan tanaman untuk
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi pertumbuhan dan perkembangan bagian
tanaman. Dengan pengolahan tanah yang tanaman seperti akar, batang dan daun.
baik maka akan tercipta sifat fisik tanah yang
b. Frekuensi penanaman
baik karena dengan sifat fisik tanah yang
Hasil analisis menunjukkan bahwa
baik dapat menjamin pertumbuhan tanaman
penanaman yang berulang tidak memberikan
dan produksinya tinggi, karena pertumbuhan
pengaruh terhadap panjang batang, panjang
dan perkembangan akar akan menjadi lebih
akar, berat segar konsumsi pertanaman dan
baik sehingga penyerapan zat-zat makanan di
panjang daun terpanjang. Keempat parameter
dalam tanah akan menjadi optimal.
tersebut tanaman memberikan respon yang
Kesuburan tanah yang cukup tinggi
sama. Tanah yang digunakan adalah tanah
karena sebelum penelitian ini lahan tersebut
latosol dengan kandungan nitrogen yang
digunakan untuk budidaya padi yang dikelola
tinggi, sehinga kesuburannya juga tinggi
dengan baik juga menjadi faktor yang
(Sarief, 1989). Jadi kebutuhan nitrogen untuk
mempengaruhi hasil caisim. Pemupukan
pertumbuhan akar, batang, dan daun
dasar berupa pupuk kandang sapi yang
terpenuhi dengan baik. Hal lain yang
memiliki sifat slow release atau melepas
membuat kesuburan tanah menjadi tinggi
unsur hara secara perlahan, sehingga
karena sebelum penelitian ini dilakukan
kebutuhan unsur hara tanaman selama
lahan tersebut digunakan untuk budidaya
pertumbuhan tercukupi. Hal tersebut dapat
padi yang dikelola dengan sangat baik.
dilihat pada pertumbuhan tanaman yang
Penambahan pupuk dasar berupa pupuk
optimal dan tidak berbeda. Kandungan pupuk
kandang sapi yang memiliki sifat slow
organik yang lengkap dan pupuk yang
release atau melepas unsur hara secara
digunakan sudah dalam keadaan matang
perlahan, maka kebutuhan tanaman akan
sehingga kebutuhan unsur hara untuk
unsur hara selama pertumbuhan tercukupi
pertumbuhan caisim terpenuhi secara
dengan baik. Dengan penambahan pupuk
optimal.
kandang sapi yang sudah dalam kondisi
Pertumbuahan caisim menjadi menjadi
terdekomposisi dengan sempurna sehingga
tidak berbeda walaupun diolah sekali, dua
unsur hara dalam keadaan tersedia bagi
kali ataupun tiga kali karena pengaruh
tanaman caisim dapat dimanfaatkan untuk
penambahan pupuk organik memiliki pertumbuhan, dan menyebabkan hasil
beberapa keunggulan di antaranya fotosintesis menjadi optimal. Penambahan
mengandung unsur hara yang lengkap baik pupuk organik akan menambah unsur hara
makro ataupun mikro, pupuk organik dapat makro ataupun mikro, memperbaiki sifat

3
VIGOR: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika 1 (1) : 1 - 6 (2016)

fisik, kimia dan biologi tanah (Primantoro, penanaman pertama dan kedua menunjukkan
1999). hasil paling tinggi.
Kandungan unsur hara tanah yang tinggi Pupuk organik memiliki beberapa
dengan adanya pemupukan terutama keunggulan di antaranya mengandung unsur
nitrogen, yang berfungsi untuk meningkatkan hara yang lengkap baik makro ataupun
pertumbuhan tanaman (Lingga, 1986). mikro, pupuk organik dapat memperbaiki
Dengan kandungan nitrogen yang tinggi sifat fisik, kimia dan biologi tanah
yaitu pada urea sebesar 46% dan pupuk (Primantoro, 1999). Keunggulan yang
kandang sapi 0,4% mengakibatkan laju dimiliki oleh pupuk organik maka akan
fotosintesis tinggi, yang digunakan untuk mengakibatkan pertumbuhan caisim pada
pembentukan batang, akar dan daun penanaman pertama dan kedua menjadi
mengakibatkan pertumbuhan caisim menjadi optimal. Dengan tersedianya unsur hara
optimal, sehingga respon keempat parameter dalam tanah mengakibatkan laju fotosintesis
tersebut sama. Hal ini menyebabkan meningkat sehingga fotosintat yang
frekuensi penanaman direspon sama oleh dihasilkan akan tinggi maka pertumbuhan
panjang batang, panjang akar, berat segar caisim akan optimal.
konsumsi pertanaman dan panjang daun Pada penanaman ke tiga jumlah daun
terpanjang. rendah apbila dibandingkan dengan
Hasil sidik ragam menunjukkan penanaman yang pertama dan kedua. Hal ini
pengaruh yang sangat nyata pada frekuensi disebabkan karena kandungan hara dalam
penanaman. Hasil uji LSD 1% terhadap tanah sudah berkurang, sehingga hasil
jumlah daun caisim dapat dilihat pada Tabel caisim menjadi menurun. Hal ini sesuai
2, sebagai berikut : dengan pernyataan Tohir (1983), tanah yang
Tabel 2. Jumlah daun pada frekuensi selalu ditanamai satu jenis tanaman secara
penanaman (helai) terus-menerus, maka penyerapan hara akan
Frekuensi Penanaman Rata–Rata sama baik makro ataupun mikro. Pada
P1(Penanaman pertama) 8,69 a akhirnya akan menurunkan kesuburan tanah
P2 (Penanaman kedua) 8,17 ab dan menurunkan produksi tanaman.
P3 (Penanaman ketiga) 7,50 b Hasil sidik ragam terhadap berat segar
Keterangan : angka yang diikuti huruf konsumsi perpetak menunjukkan pengaruh
sangat nyata pada frekuensi penanaman. Uji
yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata berdasarkan pada uji LSD 1% = LSD 1% terhadap berat segar konsumsi per
0,75 petak dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai
berikut :
Hal ini dimungkinkan karena
pembentukan daun dipengaruhi oleh unsur Tabel 3. Berat segar konsumsi per petak
nitrogen yang terdapat dalam pupuk organik pada frekuensi penanaman (g)
dan pupuk urea. Dengan pemberian unsur
nitrogen yang tinggi akan meningkatkan Frekuensi Penanaman Rata – Rata
pertumbuhan vegetatif tanaman. Menurut P1 (Penanaman pertama) 2,56 a
Lingga (1986), nitrogen berfungsi untuk P2 (Penanaman kedua) 2,32 a
meningkatkan pertumbuhan tanaman
P3 (Penanaman ketiga) 1,78 b
terutama daun. Kesuburan tanah yang cukup
tinggi, dengan pemupukan dasar berupa
Keterangan : angka yang diikuti huruf
pupuk kandang sapi yang memiliki sifat slow
yang
release atau melepas unsur hara secara
perlahan. Kandungan nitrogen dalam pupuk sama menunjukkan tidak berbeda nyata
yang tinggi yaitu pada urea sebesar 46% dan berdasarkan pada uji LSD 1% = 0,26
pada pupuk kandang sapi 0,4%, Pada penanaman pertama dan kedua
mengakibatkan pertumbuhan caisim pada merupakan hasil yang paling tinggi dan hasil
yang paling rendah adalah pada penanaman

4
VIGOR: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika 1 (1) : 1 - 6 (2016)

ke tiga. Hal tersebut disebabkan kesuburan frekuensi penanaman tidak memberikan


tanah yang cukup tinggi, pemberian pupuk pengaruh terhadap semua parameter,
dasar berupa pupuk kandang sapi, yang sehingga hasil penelitian tidak sesuai dengan
mempunyai kandungan nitrogen sebesar hipotesis yaitu pengolahan tanah tiga kali
0,4% yang memiliki sifat slow release. dengan tiga kali masa tanam akan diperoleh
Dengan tercukupi unsur hara dapat pertumbuhan dan hasil tanaman caisim
memenuhi kebutuhan tanaman selama (Brassica juncea, L.) yang paling baik. Hal
pertumbuhan sehingga pertumbuhan tanaman ini dimungkinkan karena pengolahan tanah
optimal terutama berat segar perpetak. Berat dan frekuensi penanaman direspon sama.
segar konsumsi mencerminkan kandungan
air protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan 4. SIMPULAN
mineral yang mampu diserap oleh tanaman di Berdasarkan hasil analisis penelitian yang
dalam batang dan daun. Menurut Lakitan telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
(1994), air merupakan salah satu faktor sebagai berikut:
lingkungan yang mempengaruhi * Pengolahan tanah tidak meningkatkan hasil
pertumbuhan dan perkembangan daun. tanaman caisim (Brassica juncea, L.)
Ketersediaan air yang cukup akan * Frekuensi penanaman meningkatkan
meningkatkan pembentukan daun. Berat jumlah daun dan berat segar konsumsi per
segar tanaman caisim sangat dipengaruhi petak.
oleh jumlah air dan unsur hara yang mampu * Kombinasi antara pengolahan tanah dan
di absorbsi oleh akar tanaman. Air dan unsur frekuensi penanaman direspon sama pada
hara digunakan untuk proses fotosintesis hasil caisim (Brassica juncea, L.)
yang hasilnya didistribusikan ke seluruh
bagian tanaman termasuk pada daun 5. REFERENSI
(Dwidjoseputro, 1983). Tumbuhan Anonim. 2001. Pengelolaan Tanaman
membutuhkan air untuk mempertahankan Terpadu : Pendekatan Inovatif
turgor dalam setiap sel, sehingga seluruh Sistem Produksi Padi. Warta
tubuh tanaman tidak lemah untuk Penelitian dan Pengembangan
melangsungkan fotosintesis (Rismunandar, Pertanian. 23 (2) : 3 – 5. Badan
2003). Adanya penambahan pupuk organik Litbang Pertanian.
dalam tanah menyebabkan daya ikat air akan
meningkat, sehingga dapat diserap oleh Cahyono, B. 2006. Timun. Aneka Ilmu.
tanaman untuk pertumbuhan dan Semarang. 134 h.
perkembangannya. Dalam hal ini adalah
untuk proses fotosintesis sehingga hasil Dwidjoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi
fotosintat menjadi tinggi. Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. 200
Perbedaan yang terjadi pada berat segar h.
konsumsi per petak, dipengaruhi oleh hasil
jumlah daun, karena jumlah pada penanaman Ghildyal B. P. 1984. Rethinking Soil Physics
pertama maupun kedua menunjukkan hasil Research. J. Indian Soc. Soil. Sci
tertinggi, yang menunjukkan perbedaan 32:556 – 574. Haryanto, E., T.
Suhartini, E. Rahayu, dan H.
sangat nyata. Jadi semakin bertambah jumlah
Sunarjono. 2007. Sawi dan Selada.
daun dari tanaman caisim maka berat segar
Penebar Swadaya. Jakarta. 131 h
konsumsi akan ikut meningkat. Dengan
demikian jumlah daun tersebut meningkatkan
Kresnatita, S., Koesriharti, dan M. Santoso.
berat segar konsumsi per petak.
2013. Pengaruh Rabuk Organik
c. Interaksi Antara Pengolahan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Dan Frekuensi Penanaman Tanaman Jagung Manis. Program
Hasil analisis menunjukkan bahwa Magister Ilmu Tanaman, Program
interaksi antara pengolahan tanah dan Pascasarjana, Universitas Brawijaya

5
VIGOR: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika 1 (1) : 1 - 6 (2016)

2 Jurusan Budidaya Pertanian,


Fakultas Pertanian, Universitas
Brawijaya Indonesian Green
Technology Journal.Vol. 2 No. 1.
http://igtj.ub.ac.id/index.php/igtj/arti
cle/view/10 8. Diunduh 25 Februari
2015, jam 11:54 wib.

Lakitan, B. 1994. Dasar-dasar


Klimatologi. Raja Grafindo
Persada. Jakarta. 193 h.
Prihmantoro, Heru. 1999. Memupuk
Tanaman Sayuran. Penebar
Swadaya. Jakarta. Rismunandar.
2003. Pengetahuan Dasar Tentang
Perabukan. Sinar Baru. Bandung.
154 h.

Rukmana, R. 1997. Ubi Kayu, Budidaya dan


Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta.
85 h. Sarief. 1989. Kesuburan dan
Pemupukan Lahan Tanah
Pertanian. Pustaka Buana.
Bandung. 123 h.

Sutejo, M, M. 1992. Pupuk dan Cara


Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
177 h.

Tohir, Kaslan. 1983. Seuntai Pengetahuan


Tentang Usaha Tani Indonesia.
Bina Aksara. Jakarta. 182 h.

Anda mungkin juga menyukai