PENDAHULUAN
ini seringkali disebut silent killer karena tidak adanya gejala dan tanpa disadari
dan konsumsi garam yang berlebihan. Dalam berbagai hasil studi diketahui faktor
yang memicu terjadinya hipertensi yaitu riwayat keluarga, jenis kelamin, usia,
hipertensi berbanding lurus dengan usia seseorang. Usia yang rawan terkena
riwayat keluarga hipertensi memilki risiko dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
perubahan pola makan seseorang. Pola makan erat dengan frekuensi makanan
infeksi. Selain itu asupan garam yang berlebihan akan mengakibatkan hipertensi.
Pola makan yang yang kurang sehat dapat memicu terjadinya penyakit hipertensi.
seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk bumi menghidap
hipertensi dengan perbandian 26,65 pria dan 26,1% wanita. Hasil riset kesehatan
hipertensi di Indonesia yaitu 25,8% dan hanya sekitar 9,5% penduduk yang sudah
Jawa Timur tahun 2013 mempunyai prevalensi sebesar 37,4%. Disusul Kota
Surabaya peringkat ke-2 sejumlah 28.970 penderita (Tohari & Umdatus, 2016).
hipertensi di Puskemas Kenjereran tahun 2017 dari usia 15 tahun sampai 65 tahun
ada 1.106 penderita. Hasil wawancara dari petugas puskesmas didapatkan data
penderita dari usia 15-44 tahun terdapat 111 penderita, usia 45-55 tahun terdapat
181 penderita, usia 56-64 tahun terdapat 300 penderita, dan usia 65 tahun terdapat
505 penderita.
Banyak penderita hipertensi yang tidak sadar dengan karakter penyakit ini
yang hilang timbul. Pada wilayah pesisir banyak masyarakat yang mengalami
pesisir pantai. Makanan dari laut cenderung menjadi makanan sehari-hari bagi
tinggi natrium dan tinggi kolesterol pada masyarakat di pesisir tanpa disadari
yang tidak sehat seperti merokok, minum alkohol, mengkonsumsi makanan yang
tidak baik, dan kurang beraktifitas. Akibat dari kebiasaan ini menyebabkan
Asupan ikan dan hasil laut yang adalah 4-6 kali perminggu, masing-masing
terbanyak 115-170gr. konsumsi ikan minimal 2-3 kali dalam sehari efeknya dapat
mencegah penyakit, menjadi cerdas dan sehat. Ikan juga mengandung faktor anti-
oksidan yang melindungi asam lemak tak jenuh dari oksidasi sebelum dan
sesudah proses pencernaan. Selain gaya hidup yang tidak benar seperti merokok,
obat-obatan maka makanan laut merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya
setiap kehidupannya maka akan sulit untuk mengontrol tekanan darah karena
dari tangkapan mereka sendiri. Selain itu ikan laut sendiri mengandung tinggi
natrium dan tinggi kolesterol. Jika setiap hari dikonsumsi secara terus menurus
akan berisiko terjadinya hipertensi. Pola makan yang tidak sehat seperti
mengkonsumsi tinggi kolesterol dan tinggi natrium sudah menjadi kebiasaan bagi
mayarakat di pesisir agar memperhatikan pola hidup yang baik termasuk merubah
perilaku konsumsi makanan yang tidak baik, menjauhi stres, serta rajin
adakah hubungan tingkat konsumsi natrium dengan pola makan terhadap kejadian
Kenjeran Surabaya.
masukan bagi responden agar mengetahui dampak pola makan yang tidak sehat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dan bahan
sama.
1.4.3 Bagi Profesi Keperawatan
hipertensi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
darah siastolik maupun tekanan darah diastolik ≥140/90 mmHg. Menurut The
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau
tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (Hapsari, 2016). Hipertensi adalah suatu
(RISKESDAS, 2013).
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
merupakan penyakit yang lebih dikenal sebagai peningkatan tekanan darah yang
mempunyai faktor resiko utama dari perkembangan penyakit jantung dan stroke
(Tohari & Umdatus, 2016). Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer”
sekita 90% penyebab hipertensi tidak diketahui dan faktor turunan memegang
peranan besar. Hipertensi jenis ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau
hipertensi primer. Ada juga hipertensi yang penyebabnya diketahui, yang disebut
hipertensi sekunder.
1. Hipertensi Esensial
Merupakan 90% dari kasus penderita hiperensi. Dimana sampai saat ini
dalam terjadinya hipertensi esensial, seperti; faktor genetic, stress dan psikologi,
terlihat setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti ginjal, mata, otak dan
jantung.
2. Hipertensi Sekunder
adrenal, kelainan aorta, kelainan endokrin lainnya sperti obesitas, retensi insulin,
kortikosteroid.
Tabel 2.1 klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa (Panjaitan, 2015: 11)
Tekanan Darah
Kategori Tekanan Darah Diastolik
Sistolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (Hipertensi 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Rimgan)
Stadium 2 (Hipertensi 160-179 mmHg 10-109 mmHg
Sedang)
Stadium 3 (Hipertensi 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Berat)
Stadium 4 (Hipertensi 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
Maligna)
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang dianggap tidak dapat
ditularkan atau disebabkan dari seseorang kepada orang lain, sehingga bukan
merupakan sebuah ancaman bagi orang lain. PTM merupakan beban kesehatan
WHO mengenai PTM di Asia Tenggara terdapat lima PTM dengan tingkat
mempunyai prevalensi tinggi pada orang yang berusia lanjut (Irwan, 2016: 7).
yang penting sehingga dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM
makin meningkat. Oleh karena itu PTM menjadi beban ganda dan tantangan yang
penyakit tidak menular yang menyerang masyarakat saat ini adalah penyakit
hipertensi. Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah karena beberapa hal
antara lain, meningkatkan prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien
hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sydah diobati tetapi
tekanan darahnya belum mencapai target serta adanya penyakit lain yang
Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur,
jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi
stress, obesitas, aktifitas fisik, dan nutrisi atau pola makan (Santi, 2015: 10-16) :
1. Faktor Geneik
terhadap sodium individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko
dua kali lebuh besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak
2. Umur
yang berumur diatas 60 tahun, 50 – 60% mempunyai tekanan darah lebih besar
atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruhdegenerasi yang
tahun, dinding artei akan mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan
zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur
tekanan darah diastolik meningkat sampai decade kelima dan keenam kemudian
beberapa perubahan fisiologi, pada usia lajut terjadi peningkatan resistensi perifer
dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu refleks baroreseptor pada
usia lanjut sensivitasnya sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga sedah
berkurang dimana aliran darah ginjal dn laju ginjal filtrasi glomerulus menurun.
3. Jenis Kelamin
wanita mulai kehilangan sedikit dmi sedikit hormone esterogen yang selama ini
melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana
secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun.
4. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang
berulit putih. Sampai saat ini, belum ketahui secara pasti penyebabnya. Namun
pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensifitas
5. Obesitas
kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Prevalensi tekanan darah tinggi pada
orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria
dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17%
untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25. Perubahan fisiologi dapat menjelaskan
hubungan antara kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya
resistensi insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan sistem renin-
angiotensin, dan perubahan fisik pada ginjal. Peningkatan konsumsi energy juga
menerus.
6. Konsumsi Garam
hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100
mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium
dapur (mengandung iodium) yang dianurkan tidak lebih dari 6 gram per hari,
setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataanya, konsumsi berlebih karena
7. Stress
koping dan adaptasi. Sindrom adaptasi umum atau teori selye, menggambarkan
stress sebagai kerusakan yang terjadi pada tubuh tanpa memperdulikan apakah
penyebab stress tersebut positif atau negatif. Respons tubuh dapat diprediksi tanpa
pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas
saraf simpatis.adapun stress ini dapat berhubungan dngan pekerjaan, kelas social,
pribadi.
9. Kebiasaan Merokok
Hipertensi juga dirangsang oleh adanya nikotin dalam batang rokok yang
terkandung dalam suatu batang rokok sangat berbahaya, terutama nikotin dan
karbon monoksida. Zat kimia tersebut dihisap dan kemudian masuk ke dalam
aliran darah. Zat beracun tersebut dapat merusak pembuluh darah yang akan
yang akan menyebabkan tekanan dalam dinding arteri meningkat. Jika merokok
dimulai usi muda, berisiko mendapat serangan jantung menjadi dua kali lebih
sering disbanding tidak merokok. Serangan sering terjadi sebelum usia 50 tahun
Bahaya efek lansung dari merokok yaitu hubungan langsung dengan aktifitas
berlebih saraf simpatik, yang meningkat kebutuhan oksigen pada miokardial yang
kemudian diteruskan dengan peningkatan pada tekanan darah, denyut jantung, dan
renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiostensin I. oleh ACE yang
II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui
danrasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (Kelenjar Piutari) dan bekeja pada
ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urine. Meingkatkan ADH, sangat
darah.
pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis hipertensi esensial dapat dipicu
oleh beberapa faktor meliputi faktor genetic, asupan garam dalam diet, tingkat
arteri yang membawa darah dan oksign ke otak, hal ini disebabkan karena
darah orak dan akan mengakibatkan kematian pada bagian otak yang kemudian
dapat menimbulkan stroke. Komplikasi lain yaitu rasa sakit ketika berjalan
kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada organ mata yang dapat mengakibatkan
sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja, muh lelah,
penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil
terutama dimalam hari telinga berdenging (tinitus) dan dunia terasa berputar.
2.1.7 Pengukuran Tekanan Darah (Artiyaningrum, 2015: 20-22) :
menggunakan air raksa (merkuri), aneroid dan elektrik. Tipe air raksa adalah jenis
elektronik merupakan pengukur tekanan darah terbaru dan lebih mudah digunakan
disbanding model standar yang menggunakan air raksa, tetapi akurasinya juga
relative rendah.
yaitu :
yang cukup, yaitu sesudah berbaring paling sedikit 5 menit. Pengukuran dilakukan
pada posisi terbaring, duduk dan berdiri sebanyak 2 kali atau lebih dengan interval
2 menit. Ukuran manset harus sesuaidengan ukuran lengan atas. Manset harus
melingkar paling sedikit 80% lengan atas atau 3 cm diatas lengan atas dan
lebarnya minimal 40% dari lingkar lengan dan di bawah kontrol manometer.
Balon dipompa hingga kira-kira 30 mmHg di atas nilai saat pulsasi radialis yang
lipat siku, di sisi bawah manset. Kemudian tekanan manset diturunkan perlahan-
lahan dengan kecepatan 2-3 mHg tiap denyut jntung. Tekanan sistolik tercaatat
pada saat terdengar bunyi yang pertama (korotkoff I), sedangkan tekanan diastolic
Hipertensi dalam jangka waktu lama akan merusak endotel arteri san
tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi
transient iskemic attack, penyakit arteri coroner yaitu infark miokard angina,
penyakit gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi
bermakna untuk penyakit koroner, stroke, prnyakit atreri perifer, dan gagal
1. Setelah umur 30 tahun, tekanan darah diperiksa setiap tahun terutama bagi
2.1.10 Penatalaksanaan
1. Nonfarmakologi
Terapi nonfarmakologi harus dlaksanakan oleh semua pasien hipertensi
serta penyakit penyerta lainnya. terapi non farmakologis dapat dilakukan dengan
Bila pasien tidak dapat melakukan olahraga secara khusus, dianjurkan untuk
berjalan kaki, mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam aktivitas rutin
sehari-hari.
d. Mengurangi konsumsi alcohol sangat membantu dalam penurunan tekanan
darah. Konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas
hipertensi dimulai dengan obat tunggal, masa kerja yang panjang, doosis sekali
sehari dan dittrasi. Obat berikutnya mungkin dapat ditambahkan selama beberapa
bulan pertama selama terapi. Pemilihan obat atau kombinasi yang cocok
a. Diuretik
pompa jantung menjadi lebih ringan dan efeknya turunnya tekanan darah.
b. Penghambat simpatis
c. Beta blocker
d. Vasodilator
Obat ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos.
valsaratan.
setiap hari. Garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk Kristal yang
berarti mudah menyerap air, bulk density (Tingkat Kepadatan) sebesar 0.8-0,9 dan
tidak keluar dari darah dan masuk kedalam sel. Bila jumlah natrium di dalam sel
meningkat secara berlebihan, air akan masuk ke dalam sel, akibatnya sel akan
kepekaan otot saraf, yaitu berperan dalam transmisi saraf yang menghasilkan
terjadinya kontaksi otot, berperan dalam absorpsi glukosa dan berperan sebagai
alat angkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus
Natrium adalah zat gizi mikro, yang bukan hanya bersumber dari garam
dapur saja, tetapi juga banyak terdapat di dalam bahan makanan lain yang
Asupan natrium yang tinggi diperoleh dari bahan makanan seperti garam
dapur, kecap, saus tomat, MSG (monosodium glutamat), makanan olahan yang
diawetkan seperti ikan asin, makanan kaleng (corned beef, ham), buah kaleng,
biskuit, kaleng, sosis,, keju, lemak babi, jeroan. Di antara makanan yang belum
diolah, sayuran dan buah mengandung paling sedikit natrium (Afifah, 2016: 45-
46).
Tabel 2.5 daftar tinggi natrium bahan penyedap (Menkes RI, 2014: 38) :
Ukuran Rumah
Kandungan
Nama Makanan Tangga
Natrium
(URT)
Garam meja 1 Sendok The 2000 mg
Acar bawang merah 1 Sendok The 1620 mg
Acar bawang putih 1 Sendok The 1850 mg
MSG (Vetsin) 1 Sendok The 492 mg
Kecap 1 Sendok The 343 mg
Meat Tenderizer (pelunak Daging ) 1 Sendok The 1750 mg
Tabel 2.6 daftar tinggi natrium makanan siap saji (Menkes RI, 2014: 39) :
Nama Makanan Berat dalam Gram Kandungan Natrium
Chicken Breast 210 1340 mg
Sandwich
Double Beef Whopper 374 1353 mg
ang Cheese
Ham and Cheese 230 1534 mg
Hot Dog 100 830 mg
Roasted Beef 247 1288 mg
Super Hot Dog with 196 1605 mg
Cheese
Tabel 2.7 Zat Adiktif Makanan Berbasis Natrium (Sutomo, 2009: 33-34) :
tekanan darah yang dapat mengarah pada risiko kematian di seluruh dunia.
Meningkatnya tekanan darah menjadi pemicu kematian dini dan konsumsi garam
yang berlebihan meningkatkan tekanan darah pada bayi dan anak-anak, orang
dengan tekanan darah normal dan orang dewasa yang memiliki hopertensi.
Asupan garam pada masyarakat telah meningkat hingga 10 kali lipat dalam
beberapa ratu tahun terakir. Tingginya asupan garam (natrium) yang tinggi
merupakan pencetus dari kanker usus, osteoporosis, keparahan asma, batu ginjal,
ptpt halus pada dinding arteriol. Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam
tubuh karena menarik cairan diluar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan
kandungan gula, garam, dan lemak serta pesan kesehatan untuk pangan olahan
dan pangan siap saji. Pesan kesehatan yang dimaksud adalah konsumsi gula lebih
dari 50 gram, natrium lebih dari 2000 miligram (mg), atau lemak total lebih dari
67 gram per orang per hari berisiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan
jantung. Menurut WHO batas asupan natrium yang dianjurkan adalah kurang dari
Natrium memegang peran penting dalam tubuh manusia. Namun, konsumsi yang
berlebi akan berdampak negative bagi tubuh. Hampir semua bahan makanan
menurun sehingga tekanan darah ikut turun, denyut jantung meningkat, pusing
kadang-kadang disertai kram otot lemas, lelah, kehilangan selera makan, daya
ingat menurun, daya tahan terhadap infeksi rendah, luka sulit untuk disembuhkan,
Pola makan adalah cara bagaimana kita mengatur asupan gizi yang
seimbang serta yang di butuhkan oleh tubuh. Mengatur pola makan atau disebut
diet adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa efek samping yang
dengan obat penurun tekanan darah yang dapat membuat pasiennya menjadi
mengenai macam dan model bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari
1. Frekuensi makanan
Frekuensi makanan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik kualitatif
dan kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-alat
pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung
tergantung sifat dan jenis makanan. Jika dirata-rata, umumnya lambung kosong
2. Jenis makanan
Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan, dicerna,
dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan seimbang.
rasa bosan. Seseorang akan merasa bosan apabila dihidangkan menu yang itu-itu
sempurna terdiri dari bahan pokok (nasi, ikan, sayuran, buah dan susu). Variasi
menu tersusun oleh kombinasi bahan makanan yang diperhitungkan dengan tepat
akan memberikan hidangan sehat baik secara kualitas maupun kuantitas. Teknik
pengelolaan makanan adalah guna memperoleh intake yang baik dan bervariasi
3. Jumlah makanan
Adalah banyaknya asupan makanan yang dimakan dalam sehari (Anisah &
Umdatus, 2011)
4. Kesukaan terhadap jenis makanan
saja maka akan berakibat pemenuhan gizi akan menurun (Anisah & Umdatus,
2011).
5. Pantangan pada makanan tertentu
6. Selera makan
ini disebabkan karena selera makanan dipacu oleh sistem tubuh dan pengelolahan
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan antara lain faktor
1. Budaya
Sebagai contoh, nasi untuk orang-orang Asia dan Orientalis, pasta untuk orang-
orang Italia. Curry (kari) untuk orang-orang India merupakan makanan pokok,
selain makanan laut banyak disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika
gorengan-gorengan.
2. Agama/kepercayaan
Agama/kepercayaan juga mempengauhi jenis makanan yang dikonsumsi.
Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Orthodoks mengharamkan daging babi.
Agama Roma Katolik melarang makan daging setiap hari, dan beberapa aliran
oleh status status sosial dan ekonomi. Sebagai conoh, orang kelas menengah ke
bawah atau orang miskin di esa tidak sanggup membeli makanan jadi, daging,
buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan akan membatasi seseorang untuk
berpengaruh terhadap kebiasaan makan, misalnya kerang dan siput disukai oleh
4. Personal preference
sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah tidak suka makan
ikan, begitu pula dengan anak laki-lakinya. Ibu tidak suka makan kerang, begitu
pula anak perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap
untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar, nasu makan
dan rasa kenyang dilakukan oleh sistem saraf pusat, yaitu hipotalamus.
6. Kesehatan
Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih makanan
yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitan menelan, memilih menahan lapar
sehat. Padahal, waktu itu belum ada teori mengenai pengertian pola hidup sehat.
Anehnya, mereka justru jarang terkena penyakit dan berusia relative lebih panjang
di usia muda dengan berbagai komplikasi penyakit. Menurut data WHO, tujuh
puluh persen kematian dini disbabkan oleh penyakit jantung, stroke, kanker, dan
diabetes. Separuh dari jumlah tersebut terkait dengan pola makan yang buruk.
stroke, dan sebagainya. Beberapa pola makan modern yang tidak sesuai dengan
mengkonsumsi serat.
b. Sering menyantap fast food (makanan cepat saji) yang banyak mengandung
Dalam pola makan yang sehat, terkandung pengertian bahwa konsumsi zat
gizi harus berimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sumber bahan pangan
yang diperlukan oleh tubuh. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral
harus dalam jumlah dan kualitas yang cukup dan seimbang. Makanan yang
beragam dijamin dapat memberi manfaat yang lebih besar terhadap kesehatan.
Pola makan yang sehat dan berimbang dapat mencegah penyakit jantung dan
Pola makan yang sehat adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan
mengatur tekanan darah. Tetapi bila asupannya berlebihan, tekanan darah akan
telah menggantikan bahan makanan segar. Gaya hidup serba cepat menuntut
segala sesuatunya serba instan, termasuk konsumsi makanan. Padahal makanan
Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan Model Self
kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan pada
Model self care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yan ada
menghendak adanya self caredan sebagai bagian dari kebutuhan dasar manusia,
seseorang mempunyai hak dan tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri dan
orang lain dalam memelihara kesjahteraan, self care juga merupakan perubahan
tingkah laku secara lambat dan terus menerus di dukung atas pengalaman sosial
sebagai hubungan interpersonal, self care akan meningkatkan harga dir seseorang
kebutuhan akan pencegahan risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi:
pertama, self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dai indivdu
lain-lain; ketiga, adaanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri
dengan mengguakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat; keempat,
kebutuhan self care merupakn suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan
kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh, self care
mengelompokkan kea lam kebutuhandasar manusia. Sifat dari self car selanjutnya
Menurut teori dari buku karangan Beaver (2008) yang me yatakan bahwa
konsumsi makanan yang sehat seperti, buah-buahan, sayuran dan konsumsi garam
memiliki efek langsung terhadap tekanan darah. Konsumsi garam yang tinggi
otot halus pada dining arteriol, kadar sodum yang tinggi, memudahkan masuknya
menyempit pada lingkar dalamnya. Selain itu menurut teori dari buku karangan
pemakaian garm sampai kurangdari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida
perawatan yang dapat dilakukan sendiri oleh individu dalam memenuhi kebutuhan
self care dalam keperawatan yang seharusnya dilakukan menurut Orem antara lain
penyakit. Di puskema Kenjeran terdapat banyak penderita hipertensi dari usia 15-
44 tahun berjumlah 111 pnerita, usia 45-55 tahun berjumlah 181, usia 56-64
berjumlah 300 penderita, dan usia 65 tahun berjumlah 505 penderita. Pada hal ini
BAB 3
Kejadian hipertensi
Keterangan :
: Diteliti : Berhubungan
Surabaya.
3.2 Hipotesis
METODE PENELITIAN
menggunakan metode kelmuan, pada bab ini akan disajikan antara lain: 1) Desain
ini bersifat menekankan pengukuran atau observasi data variabel independen dan
dependen hanya satu kali pada satu saat. Pengukuran dilakukan dengan survey
Variabel 1
Deskripsi Uji Interpretasi
Variabel 2
variabel Hubungan makna/arti
Variabel 3
Sectional.
Populasi
Penderita berusia 15-44 tahun diwilayah kerja puskesmas kenjeran Surabaya
berjumlah 60 penderita.
Tehnik Sampling
Probability Sampling dengan metode Simple Random Sampling
Sampel
Penderita berusia 15-44 tahun diwilayah kerja Puskesmas Kenjeran Surabaya
berjumlah 52 penderita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
Pengumpulan Data
Kueisioner untuk data demografi, dan format Semi Quantitative Food
Frequency Questionnaire
Pengelolaan Data
Data yang diperoleh dilakukan editing, coding, prossesing, cleaning
Analisa Data
Menggunakan uji kolerasi Spearman Rank
Hasil dan Pembahasan
Penelitian
Kesimpulan
bulan Maret sampai 30 Maret 2018. Pemilihan tempat ini dikarenakan memenuhi
Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat pesisir dengan usia 15-44
penderita.
1. kriteria Inklusi
a. Penerita hipertensi usia 15-44 tahun
b. Bersedia menjadi Responden
c. Pendengaran baik
2. Kriteria Eksklusi
a. Responden tidak ada ditempat selama Penelitian
b. Menderita gangguan jiwa
c. Hipertensi gravidarum
d. Responden yang menderita penyakit yang dapat mempengarugi
Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh penderita hipertensi usia 15-44
n= N
1 + N (d2)
Keterangan :
N = besar populasi
n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan yang diingin
jadi, besar sampel :
n= N = 60 = 60
1 + N (d2) 1 + 60 (0,05)2 1,15
n = 52
teknik Simple Random Sampling. Sampling pada responden diambil dengan cara
mendata calon responden yang sesuai dengan kriteria peneliti terdapat sebanyak
60 penderita dengan usia 15-44 tahun kemudian dihitung besar sample ditemukan
hasil sample sebanyak 52 penderita usia 14-55 tahun dengan diberi nomor urut
kemudian nomor urut tersebut sebanyak 60 dipilih secara acak 8 angka. Jadi
sebagai sampel.
4.5 Identifikasi Variabel
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu tingkat konsumsi natrium dengan
pola makan.
2. Vaeiabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi.
Kenjeran Surabaya.
Definisi
Variabel Indikator Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Variabel
Independen :
1. Tingkat Jumlah asupan Kandungan 1. Semi Ordinal 1. Tinggi : bila
konsumsi natrium yang zat natrium Quantita asupan
natrium terkandung di yang tive- garam ≥ 6
dalam dikonsumsi FFQ gram/hari
makanan dan tidak lebih 2. AKG 2. Rendah : bila
dikonsimsi dari 6 gram 3. Foto ≤ 6 gram/hari
melebihi 6 per hari model (Santi, 2015)
gram atau makanan
setara 1 4. Ukuran
sendok the per rumah
hari tangga
(URT)
5. Nutrisur
vey
1. Instrument penelitian
oleh peneliti dengan berpedoman dari kerangka konsep dan tinjauan pustaka sera
konsumsi natrium dan pola makan menggunakan format FFQ dengan wawancara .
Surabaya.
d. Setelah mendapat ijin dari puskesmas kenjeran, peneliti melaksanakan
mengjindari kesalahpahaman.
f. Peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum dipahami. Jika calon responden bersedia untuk menjadi
Concent).
g. Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah responden. Setelah itu
1. Pengelolaan data
Pengumpulan data menggunakan kueisioner dikumpulkan kemudian diolah
kelengkapan jawaban.
b. Coding
yang telah ditentukan dengan tanda kode berbentuk angka pada masing-masing
1) Data demografi
a) Karakteristik usia responden :
Kode 1 (15 tahun), kode 2 (> 15 – 25 tahun), kode 3 (> 25 – 35 tahun), kode 4
≥160/≥100)
2) Tingkat konsumsi natrium
Kode 1 (tinggi: bila asupan garam ≥ 6 gram/hari), kode 2 (rendah: ≤ 6
gram/hari)
3) Pola makan
Frekuensi makan :
Kode 1 (sering: > 1 kali/hari, 1 kali/hari, 3-6 kali/hari), kode 2 (jarang: 1-2
data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan
menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan.
natrium yang dikonsumsi responden selama 1 hari dalam 1 bulan, dan yang
kesalahan.
2. Analisa Statistik
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
dependen. Uji yang digunakan adalah spearman. Data yang digunakan untuk
asumsi adanya hubungan linier dalam variabel yang diukur dan tidak perlu
ordinal. Asumsi yang digunakan dalam korelasi ini adalah tingkat (rank)
berikutnya harus menunjukkan posisi jarak yang sama pada variabel-variabel yang
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat surat rekomendasi dari Stikes Hang
1. Lembar Persetujuan
Lembar Persetujuan diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan agar
data yang diisi oleh responden untuk menjaga kerahasian identitas responden.
3. Kerahasian
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dar subjek dijamin
kerahasiaannya kelompok data tertentu saja yang hanya akan disajikan atau