Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS MANAJEMEN ASET PADA SATUAN KERJA

PEMERINTAH PUSAT DI KOTA PALU

Doan Octanary¹, Ridwan dan Muh. Ikbal A.²


octanary@gmail.com
¹Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Tadulako
²Dosen Program Studi Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
The regulation No. 6, 2006 that rules the management of state/ local properties has changed
the management of state assets. It is hoped that this rules can set a better asset structure and
management. Fixed assets such as land and buildings are special concerns for the government. The
value of land and building by 66% of total fix assets listed on LKPP 2015 illustrates their
potentials. A well-managed assets is certainly necessary so that the assets can be organized
effectively, efficiently, and provide added value. This study aims to determine the process of asset
inventory, legal audit, asset valuation, asset optimization, as wel as the supervision and control of
land and buildings in the central government units of Palu City. This is a qualitative research.
Questionners distributed to 64 working units that manage land and buildingss. The result conclude
that the inventory of assets, legal audit, asset valuation, also monitoring and control of land and
buildings have been implemented very well. While the implementation of the asset optimization are
at moderate level.
Keywords: asset, fix asset, asset management, asset inventory, legal audit, asset valuation, asset
optimization, monitoring and controlling, land, buildings, State-owned properties

Perubahan dalam pengelolaan barang meningkatkan kepercayaanmasyarakat


milik/aset negara dimulai dengan maupun stakeholderkepada pemerintah dalam
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor pengelolaan keuangan /aset. Sebagai bukti
6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang keseriusan pemerintah dalam pengelolaan aset
Milik Negara/ Daerah (BMN/BMD). negara, dibentuklah sebuah unit organisasi
Peraturan tersebut merupakan turunan dari 3 setingkat eselon I di bawah naungan
(tiga) paket undang-undang yang telah terbit Kementerian Keuangan yang memiliki tugas
terlebih dahulu, yaitu Undang Undang Nomor dan fungsi di bidang pengelolaan kekayaan
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, negara yaitu Direktorat Jenderal Kekayaan
Undang Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Negara (DJKN).
Perbendaharaan Negara, dan Undang Undang Aset dapat diartikan sebagai barang
Nomor15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan /benda yang dapat dimiliki dan mempunyai
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan nilai ekonomis (economic value), nilai
Negara. Belakangan peraturan tersebut telah komersial atau nilai pertukaran yang dimiliki
diperbaharui melalui Peraturan Pemerintah atau digunakan suatu badan usaha, lembaga
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan atau perorangan. Aset adalah barang tidak
Barang Milik Negara/ Daerah (BMN/ BMD). bergerak dan barang bergerak yang dibeli atas
Hal ini tentu memunculkan harapanserta beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
semangat baru dalam penataan dan Negara dan perolehan lain yang sah, yang
pengelolaan aset yang lebih tertib, akuntabel, dimiliki/dikuasai oleh kementerian/ lembaga,
dan transparan. Pengelolaan aset yang modern badan-badan, tidak termasuk kekayaan yang
dengan mengutamakan good dipisahkan dan bukan kekayaan pemerintah
governancediharapkan akan dapat daerah. Untuk itu, pemerintah harus benar-

30
31 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 1Januari 2018 hlm 30-40 ISSN: 2302-2019

benar memahami apa saja yang harus yang akan datang. Untuk itu diperlukan
dilakukan sehingga dapat mengoptimalkan pengawasan dan pengendalian dari Satker
aset-aset yang dimiliki guna meningkatkan agar aset yang dikuasai dapat terjamin
pendapatan pemerintah khususnya dalam hal keamanannya.
ini adalah aset tetap tanah dan bangunan. Aset tetap berupa tanah dan bangunan
Menurut Siregar (2004: 518-519) ada menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah.
beberapa tahap manajemen aset yang dapat Nilai tanah dan bangunan yang memiliki
dilakukan guna meningkatkanaset-aset yang komposisi sebesar 66% dari keseluruhan nilai
dimiliki yaitu inventarisasi aset, legal audit, aset tetap yang tercantum dalam LKPP tahun
penilaian aset, optimalisasi aset, serta 2015 menjadi salah satu pertimbangan. Di
pengawasan dan pengendalian aset. Di mana Kota Palu sendiri dari keseluruhan Satker
jika kelima tahapan manajemen aset ini yang ada diperkirakan menguasai tanah seluas
dijalankan dengan baik maka akan 26.428.618 m²dengan nilai
memberikan manfaat yang besar bagi Rp2.865.783.302.291,-serta sebanyak 3.148
pemerintah dalam meningkatkan efisiensi, unit bangunan dengan nilai
efektivitas dan menciptakan nilai tambah sebesarRp1.281.793.213.057,- sehingga total
dalam mengelola aset yang tertib, akuntabel nilai tanah dan bangunan adalah sebesar
dan transparan. Rp4.147.576.515.348,- (Empat Trilyun
Aset pemerintah tersebar secara merata Seratus Empat Puluh Tujuh Milyar Lima
di seluruh penjuru nusantara. Hal ini Ratus Tujuh Puluh Enam Juta Lima Ratus
dikarenakan pemerintah harus hadir di setiap Lima Belas Ribu Tiga Ratus Empat Puluh
aspek kehidupan masyarakat melalui instansi Delapan Rupiah).
instansi terkait. Instansi ini dalam kaitannya Dengan potensi sebesar itu timbul
dengan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat pertanyaan apakah aset berupa tanah dan
disebut dengan Satuan Kerja. Satuan Kerja, bangunan tersebut telah dikelola dengan baik.
biasa disingkat dengan Satker, adalah kuasa Tanah dan bangunan tidak hanya dapat
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang yang digunakan dalam kegiatan penyelenggaraan
merupakan bagian dari suatu unit organisasi pemerintahan semata. Apabila digarap dengan
pada kementerian negara/lembaga yang baik, tanah dan bangunan memiliki potensi
melaksanakan satu atau beberapa kegiatan untuk dapat menambah pedapatan Negara
dari suatu program. Begitu pula di Kota Palu, melalui cara pemanfaatan BMN. Apalagi
terdapat sejumlah 202 Satker Pemerintah selama ini beredar anggapan bahwa
Pusat yang berada di kota ini.Secara umum, pengelolaan aset pemerintah pusat lebih baik
semua Satker telah melaksanakan daripada pengelolaan aset pada pemerintah
inventarisasi dengan baik. Perlu diketahui daerah. Hal inilah yang menarik minat penulis
pemerintah secara nasional telah melaksakan untuk melakukan penelitian terhadap aset
inventarisasi dan penilaian terhadap asetnya berupa tanah dan bangunan.
mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2010
sehingga data yang tersaji sekarang METODE
merupakan data terbaru yang dihasilkan dari
proses inventarisasi dan penilaian. Namun Penelitian ini dilaksanakan selama tiga
dari hasil inventarisasi tersebut ditemukan bulan yaitu Oktober 2016 – Januari 2017.
fakta bahwa tidak semua aset, terutama aset Lokasi Penelitian ini dilakukan pada satuan
tetap, yang dikuasai Satker memiliki alas hak kerja pemerintah pusat di Kota Palu. Data
yang sah. Masih banyak tanah dan bangunan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
yang belum memiliki alas hak sehingga dapat data primer dan sekunder. Data primer
menimbulkan potensi permasalahan di masa diperoleh dan dikumpulkan langsung dari 64
Doan Octanary, dkk. Analisis Manajemen Aset Pada Satuan Kerja Pemerintah Pusat Di Kota Palu............................32

responden dan informan kunci di lapangan, - Jika nilai antara 3,41 - 4,20 berarti kriteria
melalui kuesioner yang telah disiapkan penilaian Baik
sebelumnya serta melalui observasi di - Jika nilai antara 4,21– 5,0 berarti kriteria
lapangan. Data sekunder didapat dengan penilaian Sangat Baik(Umar, 2008)
menganalisis dokumentasi yang didapat dari Analisis Kualitatif ini penulis gunakan untuk,
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan menggambarkan atau menginterpretasikan
Lelang (KPKNL) Palu. data atau informasi yang diperoleh dari
Analisis statistik digunakan untuk penyebaran daftar pertanyaan (kuesioner)
mengolah dan mengorganisasikan data maupun hasil wawancara. Dalam hal ini, hasil
tersebut serta merumuskan hasil yang dapat di analisis menjelaskan suatu kondisi, proses,
interpretasikan dengan mencari nilai-nilai karakteristik dari suatu variabel, serta
secara terperinci tentang distribusi frekuensi memberikan interprestasi dari data tersebut.
serta rata-rata hitung (mean) dari masing-
masing variabel yang diuji dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian.Untuk menginterpretasikan nilai
mean masing-masing variabel dalam suatu Berikut merupakan hasil penelitian
kriteria tertentu, maka terlebih dahulu mengenai Manajemen Aset tanah dan
ditentukan interval antara satu kriteria dengan bangunan pada satuan kerja pemerintah pusat
kriteria lainnya. Batasan kriteria penafsiran di kota Palu. Untuk melihat gambaran secara
masing-masing variabel penelitian dapat umum hasil penelitian terhadap Inventarisasi
ditentukan : Aset, Legal Audit, Penilaian Aset,
- Jika nilai antara 1,0 - 1,80 berarti kriteria Optimalisasi Aset dan Pengawasan dan
penilaian Sangat Tidak Baik Pengendalian maka dapat dilihat dari tabel
- Jika nilai antara 1,81 - 2,60 berarti kriteria berikut ini.
penilaian Tidak Baik
- Jika nilai antara 2,61 - 3,40 berarti kriteria
penilaian Sedang

Tabel 1. Hasil Penelitian Manajemen Aset


Tanggapan Respoden
No Manajemen Aset SS S RR KS TS Mean
f % f % f % f % f %
1. Inventarisasi Aset 399 53,8 264 35,6 52 7,0 15 2,0 12 1,6 4,38
2. Legal Audit 398 68,3 137 23,5 28 4,8 9 1,5 11 1,9 4,55
3. Penilaian Aset 232 62,5 118 31,8 19 5,1 1 0,3 1 0,3 4,56

4. Optimalisasi Aset 186 25,1 132 17,8 28 3,8 28 3,8 368 49,6 2,65

Pengawasan dan
5. 249 52,2 170 35,6 33 6,9 3 0,6 22 4,6 4,30
Pengendalian
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2017

Berdasar data ditemukan bahwa nilai kategori antara 4,21 - 5,0 yang berarti berada
rata-rata atau “mean” dari variabel pada kriteria penilaian “Sangat Baik”.
Inventarisasi Aset menunjukan nilai sebesar Kemudian mendasarkan pada
4,38. Nilai ini apabila ditransformasikan perhitungan tabulasi juga ditemukan bahwa
dalam skala interval menunjukkan nilai pada nilai rata-rata atau “mean” dari variabel Legal
33 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 1Januari 2018 hlm 30-40 ISSN: 2302-2019

Audit menunjukan nilai sebesar 4,55. Nilai ini BMN. Baiknya pelaksanaan pencatatan ini tak
apabila ditransformasikan dalam skala lepas dari baiknya pelaksanaan tahap awal
interval menunjukkan nilai pada kategori inventarisasi yang diawali dengan
antara 4,21 - 5,0 yang berarti berada pada pembentukan tim inventarisasi pada masing
kriteria penilaian “Sangat Baik”. masing satker. Pembentukan tim inventarisasi
Selanjutnya pada perhitungan tabulasi ini kemudian diikuti dengan proses
juga ditemukan bahwa nilai rata-rata atau inventarisasi itu sendiri yaitu penghitungan
“mean” dari variabel Penilaian Aset jumlah tanah dan bangunan, penelitian
menunjukan nilai sebesar 4,56. Nilai ini kondisi tanah dan bangunan di lapangan,
apabila ditransformasikan dalam skala pencatatan hasil inventarisasi, pemasangan
interval menunjukkan nilai pada katagori label, proses pelaporan sampai dengan proses
antara 4,21 - 5,0 yang berarti berada pada rekonsiliasi hasil inventarisasi.
kriteria penilaian “Sangat Baik”. Pelaksanaan Inventarisasi Aset tanah
Disisi lain, mendasarkan pada dan bangunan pada satuan kerja pemerintah
perhitungan tabulasi juga ditemukan bahwa pusat di Kota Palu telah dilaksanakan sejak
nilai rata-rata atau “mean” dari variabel tahun 2007 yang merupakan bagian dari
Optimalisasi Aset menunjukan nilai sebesar proses penertiban Barang Milik Negara yang
2,65. Nilai ini apabila ditransformasikan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
dalam skala interval menunjukkan nilai pada Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan
katagori antara 2,61 - 3,40 yang berarti berada beserta seluruh Kementerian/ Lembaga
pada kriteria penilaian “Sedang”. pemerintah pusat. Pelaksanaan Penertiban
Terakhir, berdasarkan pada perhitungan BMN ini merupakan jawaban atas masih
tabulasi juga ditemukan bahwa nilai rata-rata buruknya opini Laporan Keuangan
atau “mean” dari variabel Pengawasan dan Pemerintah Pusat oleh BPK. Pada kurun
Pengendalian menunjukan nilai sebesar 4,30. waktu 2004 sampai dengan 2008 BPK
Nilai ini apabila ditransformasikan dalam mengeluarkan opini Tidak Menyatakan
skala interval menunjukkan nilai pada Pendapat atau Disclaimer terhadap Laporan
kategori antara 4,21 - 5,0 yang berarti berada Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP 2004 s.d.
pada kriteria penilaian “Sangat Baik”. 2008 Audited). Salah satu penyebab utama
Dengan demikian, dari data tersebut BPK mengeluarkan opini Disclaimer adalah
dapat menjelaskan secara umum bahwa masih banyaknya permasalahan yang terkait
Inventarisasai Aset, Legal Audit, Penilaian dengan aset. Aset pemerintah pusat pada saat
Aset serta Pengawasan dan Pengendalian itu masih banyak yang belum teridentifikasi
telah dilaksanakan dengan sangat baik pada dan belum memiliki nilai buku yang layak.
satuan kerja pemerintah pusat di Kota Palu. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi
Akan tetapi Optimalisasi Aset dilaksanakan kualitas laporan keuangan pemerintah pusat.
pada taraf sedang. Maka pada tahun 2007, sesuai dengan mandat
oleh UU No.1 tahun 2004 tentang
Pelaksanaan Inventarisasi Aset Perbendaharaan Negara juncto Peraturan
Berdasarkan hasil penelitian Pemerintah No.6 tahun 2006 tentang
pelaksanaan inventarisasi aset tanah dan Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah,
bangunan pada satuan kerja pemerintah pusat Menteri Keuangan sebagai Pengelola Barang
di Kota Palu dikategorikan sangat baik. melakukan penertiban BMN yang terdiri dari
Secara umum hal ini dikarenakan pertama kegiatan inventarisasi dan penilaian atas
dikarenakan telah dilaksanakannya pencatatan BMN bersama sama dengan Pengguna
hasil inventarisasi tanah dan bangunan pada Barang pada Kementerian/Lembaga.
KIB yang terdapat pada aplikasi SIMAK
Doan Octanary, dkk. Analisis Manajemen Aset Pada Satuan Kerja Pemerintah Pusat Di Kota Palu............................34

Secara umum proses pelaksanaan pemerintah pusat di Kota Palu dapat


inventarisasi aset berupa tanah dan bangunan memenuhi kewajiban tersebut dengan segera
pada satuan kerja pemerintah pusat di Kota melaksanakan pemberian label tanda barang
Palu sejalan dengan definisi inventarisasi pada setiap tanah dan bangunannya.
menurut Sugiama (2013) yaitu serangkaian
kegiatan untuk melakukan pendataan, Pelaksanaan Legal Audit
pencatatan, pelaporan hasil pendataan aset, Berdasarkan hasil penelitian
dan mendokumentasikannya, baik aset pelaksanaan Legal Audit tanah danbangunan
berwujud maupun aset tidak berwujud pada pada satuan kerja pemerintah pusat di Kota
suatu waktu tertentu. Tidak hanya itu, Palu dikategorikan sangat baik. Sangat
pelaksanaan inventarisasi adalah bukti bahwa baiknya pelaksanaan Legal Audit ini pertama
satuan kerja pemerintah pusat di Kota Palu dikarenakan telah tercatatnya seluruh tanah
telah menjalankan amanat dari UU Nomor 1 pada aplikasi SIMAK BMN. Pencatatan tanah
tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. melalui aplikasi SIMAK BMN ini menuntut
Untuk mempermudah proses satker untuk dapat membenahi tata kelola
pencatatan, pelaporan serta pendokumentasian tanah dan bangunan khususnya dari sisi
aset terdapat sebuah alat yang telah administrasi. Telah bersertifikatnya mayoritas
disediakan oleh Kementerian Keuangan tanah milik satker juga menjadi penunjang
selaku Pengelola Barang. Alat tersebut adalah sangat baiknya pelaksanaan Legal Audit pada
Aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan satuan kerja pemerintah pusat. Karena
Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK- sertifikat merupakan dasar bagi satker untuk
BMN). Aplikasi ini merupakan subsistem dari dapat menguasai tanah yang dimilikinya dan
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang sebagai salah satu jaminan bahwa bangunan
merupakan rangkaian prosedur yang saling yang berdiri di atasnya tidak dapat diklaim
berhubungan untuk mengolah dokumen pihak lain. Dengan adanya sertifikat maka
sumber dalam rangka menghasilkan informasi akan dapat mengurangi potensi permasalahan
untuk penyusunan neraca dan laporan BMN hukum terhadap tanah dan bangunan seperti
serta laporan manajerial lainnya sesuai terjadinya sengketa.
dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan hasil wawancara
Namun masih ada permasalahan dalam didapatkan fakta bahwa dalam pengamanan
Inventarisasi Aset yaitu pemasangan label aset, satuan kerja pemerintah pusat di Kota
tanda barang pada tanah dan bangunan. Hal Palu menerapkan prinsip 3T. Adapun yang
ini disebabkan karena ada beberapa satuan dimaksud dari 3T adalah 1) Tertib Fisik; 2)
kerja yang belum sepenuhnya melaksanakan Tertib Administrasi dan 3) Tertib Hukum.
pemasangan label tanda barang pada tanah Penerapan tertib fisik dan tertib
dan bangunan. Penyebab utama masih belum administrasi sebagian telah tercakup pada
tertibnya satuan kerja melaksanakan proses Inventarisasi Aset. Namun perlu
pemasangan label tanda barang terhadap aset disadari bahwa proses Inventarisasi Aset
tanah dan bangunannya adalah kesulitan hanyalah permulaan dari proses manajemen
dalam pembuatan label tanda, banyaknya aset aset secara utuh.
yang ada serta anggaran yang tidak tersedia. Dengan adanya proses Inventarisasi
Kewajiban Pengguna Barang untuk Aset, satuan kerja pemerintah pusat di Kota
memasang label tanda barang sudah Palu dapat mengetahui secara baik mengenai
disebutkan dalam Peraturan Menteri asetnya. Khusus untuk aset tanah dan
Keuangan Nomor 120 tahun 2007 tentang bangunan, satker dapat mengetahui kondisi
Penatausahaan Barang Milik Negara. aset baik dari segi fisik, administrasi serta
Sehingga sudah selayaknya satuan kerja segi hukumnya. Dari segi fisik adalah
35 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 1Januari 2018 hlm 30-40 ISSN: 2302-2019

mengenai lokasi aset tersebut, bagaimana Sinergi antara KPKNL Palu sebagai
kondisinya serta bagaimana status perwakilan dari Kementerian Keuangan
penguasaannya. Dari segi administrasi dengan seluruh satuan kerja pemerintah pusat
menyangkut apakah aset tersebut telah dicatat, di Kota Palu dan Kantor Pertanahan Kota
dilaporkan serta didokumentasikan dengan Palu memegang peranan yang sangat penting
baik. Sedangkan dari segi hukum, khusus sehingga setelah berjalan dari tahun 2009,
untuk aset tanah dan bangunan, adalah kegiatan sertifikasi tanah BMN di Kota Palu
bagaimana mengenai dasar hukum atau tanda telah menunjukan hasil positif. Khusus untuk
bukti penguasaan haknya dan apakah aset satuan kerja pemerintah pusat di Kota Palu,
tersebut telah bebas dari permasalahan sebagian besar tanahnya telah bersertifikat.
hukum. Ketiganya harus dapat dipenuhi Pada proses legal audit masih terdapat
dengan baik guna terciptanya pengelolaan beberapa kekurangan. Berdasarkan hasil
aset yang baik pula. penelitian, terdapat dua poin yang memiliki
Untuk aset berupa tanah, tanda bukti nilai yang paling rendah. Kedua poin tersebut
penguasaan hak yang diterbitkan oleh adalah mengenai unit khusus penanganan
pemerintah adalah sertifikat. Menurut pasal 1 hukum untuk aset dan IMB untuk bangunan
butir 20 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Hal ini disebabkan karena ada beberapa
tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah satuan kerja yang belum melaksanakan hal
“sertifikat adalah surat tanda bukti hak tersebut.
sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat Untuk unit khusus penanganan masalah
(2) huruf (c) Undang-undang Pokok Agraria hukum, memang tidak semua satuan kerja
untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah memilikinya secara khusus. Namun secara
wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan organisasi, unit tersebut biasanya terdapat di
hak tanggungan yang masing-masing sudah level pusat satuan kerja tersebut.
dibukukan dalam buku tanah yang Masalah berikutnya adalah mengenai
bersangkutan”. Sertifikat hak atas tanah kepemilikan IMB terhadap BMN berupa
merupakan hasil akhir proses pendaftaran bangunan. Memang belum seluruh satuan
tanah yang memuat data fisik (keterangan kerja menyadari pentingnya kepemilikan
tentang letak, batas, bidang tanah, serta IMB, padahal IMB merupakan dasar legalitas
bangunan yang ada di atasnya) dan data atas berdirinya sebuah bangunan. Berdasarkan
yuridis (keterangan tentang status tanah dan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002
bangunan yang didaftar, pemegang hak atas tentang Bangunan Gedung menyatakan
tanah dan hak-hak pihak lain serta beban- bahwa memiliki IMB merupakan kewajiban
beban lain yang berada di atasnya) yang dari pemilik bangunan gedung (Pasal 40 ayat
merupakan tanda bukti yang kuat. 2 huruf b).
Pentingnya sertifikat sebagai tanda Tidak seperti sertifikat tanah yang
bukti hak atas tanah disadari betul oleh menjadi perhatian khusus dari Kementerian
Kementerian Keuangan sebagai Pengelola Keuangan sebagai Pengelola Barang,
Barang. Untuk itu Kementerian Keuangan kepemilikan IMB untuk BMN bangunan
bersama dengan Badan Pertanahan Nasional belumlah menjadi prioritas. Hal ini dapat
menjalin kerjasama yang tertuang dalam dilihat dari belum adanya program khusus
Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan untuk pengadaan IMB bagi BMN bangunan.
Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor Usaha yang dilakukan oleh KPKNL untuk
186/PMK.06/2009, Nomor 24 Tahun 2009 mendorong agar satuan kerja dapat memiliki
tentang Pensertipikatan Barang Milik Negara IMB adalah menjadikan kepemilikan IMB
Berupa Tanah. Kegiatan ini lebih dikenal sebagai salah satu syarat kelengkapan dalam
secara umum dengan istilah sertifikasi BMN. proses Penetapan Status Penggunaan BMN.
Doan Octanary, dkk. Analisis Manajemen Aset Pada Satuan Kerja Pemerintah Pusat Di Kota Palu............................36

Perlu diketahui bahwa Penetapan Status perolehannya. Dapat dibayangkan apabila aset
Penggunaan BMN diwajibkan bagi seluruh tanah yang diperoleh 30 tahun yang lalu
BMN yang digunakan oleh Pengguna Barang. bahkan lebih, tentu saja nilai yang tercatat
Apabila Pengguna Barang tidak mengajukan pada laporan keuangan tidak mencerminkan
Penetapan Status Penggunaan BMN maka nilai aset yang sebenarnya. Ada pula aset
konsekuensi yang didapat adalah segala yang tidak diketahui nilai perolehannya,
permohonan terkait BMN bersangkutan yang sehingga untuk memenuhi kaidah pencatatan
diajukan kepada Pengelola Barang tidak dapat maka nilainya tercatat sebesar Rp.1,-. Hal-hal
diproses. ini tentu saja dapat mempengaruhi kualitas
Selain pendekatan tersebut dibutuhkan laporan keuangan pemerintah pusat sehingga
pembinaan yang intensif dari KPKNL agar diperlukan adanya penilaian ulang atau
seluruh satuan kerja yang belum memiliki revaluasi guna kepentingan penyusunan
IMB dapat melengkapinya dengan segera. Hal neraca pemerintah pusat.
ini dikarenakan pentingnya IMB sebagai Maka pada tahun 2007 Menteri
dasar legalitas sebuah bangunan. Keuangan sebagai Pengelola Barang
melakukan penertiban BMN yang terdiri dari
Pelaksanaan Penilaian Aset kegiatan inventarisasi dan penilaian atas
Berdasarkan data hasil penelitian, BMN bersama sama dengan Pengguna
pelaksanaan penilaian aset tanah dan Barang pada Kementerian/ Lembaga.Khusus
bangunan pada satuan kerja pemerintah pusat untuk kegiatan penilaian BMN, hanya dapat
di Kota Palu dapat dikategorikan sangat baik. dilakukan oleh Penilai Pemerintah dalam hal
Hal ini dikarenakan seluruh nilai wajar dari ini Penilai Pemerintah pada DJKN. Hal ini
tanah dan bangunan telah dicatat pada aplikasi disebutkan dalam pasal 6 PMK Nomor
SIMAK BMN. Tercatatnya nilai wajar tanah 166/PMK.06/2015 tentang Penilaian Barang
dan bangunan pada aplikasi SIMAK BMN ini Milik Negara sebagai berikut yang
dikarenakan seluruh tanah dan bangunan pada menyebutkan bahwa Penilaian Barang Milik
satker pemerintah pusat telah memiliki nilai Negara berupa (a) tanah dan/atau bangunan;
wajar. Adapun nilai wajar ini didapatkan (b) selain tanah dan/atau bangunan dalam
salah satunya adalah dari pelaksanaan rangka penyusunan neraca Pemerintah Pusat
penilaian tanah dan bangunan oleh Penilai dan pelaksaaan kegiatan lain sesuai ketentuan
Pemerintah. Secara umum penilaian telah Peraturan Perundang-undangan, dilakukan
dilakukan terhadap seluruh tanah dan oleh Penilai Direktorat Jenderal.
bangunan pada satker pemerintah pusat di Hasil proses penilaian aset ini kemudian
Kota Palu. dituangkan ke dalam Laporan Penilaian.
Proses Penilaian Aset pada satker Laporan Penilaian sekurang-kurangnya
pemerintah pusat di Kota Palu dalam hal ini memuaturaian objek Penilaian; tujuan
penilaian BMN berupa tanah dan bangunan Penilaian; tanggal survei lapangan; tanggal
pertama kali dilakukan pada tahun 2007 yang Penilaian; hasil analisis data; pendekatan
merupakan bagian dari proses penertiban Penilaian; dansimpulan nilai. Setelah
Barang Milik Negara yang dilaksanakan oleh didapatkan simpulan nilai dalam hal ini nilai
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, wajar aset tanah dan bangunan, satuan kerja
Kementerian Keuangan beserta seluruh melaui operator SIMAK-BMN dapat
Kementerian/Lembaga pemerintah pusat. Aset langsung melakukan perekaman pada
pemerintah pusat pada saat itu masih banyak Aplikasi SIMAK-BMN. Setelah hasil
yang belum memiliki nilai buku yang layak. penilaian direkam ke dalam Aplikasi SIMAK-
Masih banyak aset tanah dan bangunan yang BMN maka nilai aset pada laporan keuangan
masih tercatat dengan nilai awal akan terbaharui. Hal ini tidak sejalan dengan
37 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 1Januari 2018 hlm 30-40 ISSN: 2302-2019

penelitian Agustina (2005) pada Kabupaten bangunan telah menunjukkan optimalisasi


Pontianak yang menyatakan bahwa nilai aset tersebut. Yang menjadi perhatian khusus
yang dicantumkan dalam SIMBADA adalah masih rendahnya optimalisasi ekonomi
Kabupeten Pontianak masih merupakan nilai yang telah dilaksanakan oleh satuan kerja
historis (nilai perolehan, nilai buku atau pemerintah pusat di Kota Palu terhadap aset
NJOP). tanah dan bangunan yang dimilikinya.
Dari hasil wawancara disimpulkan
Pelaksanaan Optimalisasi Aset bahwa optimalisasi aset dapat dilaksanakan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap suatu aset tanah dan bangunan
pelaksanaan Optimalisasi Aset tanah dan sepanjang aset tersebut tidak digunakan oleh
bangunan pada satuan kerja pemerintah pusat satuan kerja untuk menjalankan tugas dan
di Kota Palu masuk dalam kategori sedang. fungsi pokoknya. Mengenai hal tersebut
Penyebab belum berjalannya Optimalisasi sebenarnya telah disebutkan pada Peraturan
Aset dengan baik adalah masih kurangnya Pemerintah Nomor 27 tahun 2014 tentang
pemanfaatan aset berupa tanah dan bangunan Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah
untuk digunakan pada kegiatan di luar tugas dengan istilah Pemanfaatan. Pengertian
dan fungsi pokok satuan kerja. Berdasarkan Pemanfaatan berdasarkan peraturan tersebut
data hasil penelitian, pelaksanaan adalah pendayagunaan Barang
pemanfaatan tanah dan bangunan dalam MilikNegara/Daerah yang tidak digunakan
bentuk BGS, BSG, kerja sama pemanfaatan untukpenyelenggaraan tugas dan fungsi
serta pinjam pakai amat jarang terjadi bahkan Kementerian/ Lembaga/ satuan kerja
cenderung tidak pernah dilaksanakan. perangkat daerah dan/atau
Sedangkan pelaksanaan pemanfaatan tanah optimalisasi Barang Milik Negara/ Daerah
dan bangunan dalam bentuk sewa amat jarang dengan tidakmengubah status kepemilikan.
dilaksanakan. Selama ini penggunaan aset Bentuk Pemanfaatan menurut Peraturan
berupa tanah dan bangunan oleh satker Pemerintah Nomor 27 tahun 2014 dapat
pemerintah pusat cenderung hanya untuk berupa: 1) Sewa; 2) Pinjam Pakai; 3) Kerja
melaksanakan kegiatan yang sesuai tugas dan Sama Pemanfaatan; 4) Bangun Guna Serah;
fungsi pokok satker tersebut. Tanah dan 5) Bangun Serah Guna; dan 6) Kerja Sama
bangunan digunakan sesuai dengan tujuan Penyediaan Infrastruktur. Apabila melihat
peruntukannya dan masih jarang satker yang data hasil penelitian, bentuk pemanfaatan
menggunakannya di luar peruntukannya yang paling banyak dilakukan oleh satuan
sebagai penunjang tugas dan fungsi pokok kerja pemerintah pusat di Kota Palu adalah
satker. sewa serta pinjam pakai.
Siregar (2004) menyatakan bahwa Berdasarkan pengamatan, pelaksanaan
optimalisasi aset merupakan proses kerja pemanfaatan berupa pinjam pakai telah
dalam manajemen aset yang bertujuan untuk berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan
mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, yang ada. Namun dalam pelaksanaan sewa,
jumlah/volume, legal dan ekonomi yang masih terdapat permasalahan yang
dimiliki aset tersebut. Berdasarkan hasil mengganggu. Salah satunya adalah tidak
penelitian, secara keseluruhan, pelaksanaan tertibnya satuan kerja dalam melaksanakan
optimalisasi fisik, lokasi, nilai, jumlah dan pemanfaatan. Banyak satuan kerja yang telah
legal aset tanah dan bangunan telah melaksanakan sewa namun tidak sesuai
dilaksanakan secara baik oleh satuan kerja dengan peraturan yang ada.
pemerintah pusat di Kota Palu. Pembahsan Sepanjang tahun 2012-2016 atau pasca
pada poin pelaksanaan Inventarisasi Aset, penertiban BMN, tercatat hanya tiga surat
Legal Audit dan Penilaian Aset tanah dan persetujuan sewa yang telah diterbitkan
Doan Octanary, dkk. Analisis Manajemen Aset Pada Satuan Kerja Pemerintah Pusat Di Kota Palu............................38

KPKNL Palu terhadap satuan kerja. Hal ini Pelaksanaan Pengawasan dan
tentunya sangat berbeda apabila dibandingkan Pengendalian
pada data penelitian yang menunjukan bahwa Berdasarkan data hasil penelitian,
pelaksanaan sewa melebihi angka persetujuan pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian
tersebut.Berdasarkan hasil observasi yang aset tanah dan bangunan pada satuan kerja
dilakukan, banyak bentuk pemanfaatan pemerintah pusat di Kota Palu dapat
berupa sewa yang tidak terdapat pada data dikategorikan sangat baik. Hal ini
KPKNL Palu tersebut. Yang berarti masih dikarenakan telah dilaksanakannya Aplikasi
banyak pemanfaatan berupa sewa yang belum Sistem Informasi Manajemen Aset Negara
memenuhi prosedur yang ada. (SIMAN) oleh satuan kerja pemerintah pusat
Terkait belum tertibnya pemanfaatan di Kota Palu. Aplikasi SIMAN merupakan
aset di Kota Palu, perlu dilakukan usaha alat utama dalam pelaksanaan Pengawasan
penertiban oleh pihak pengelola barang dalam dan Pengendalian dikarenakan dalam aplikasi
hal ini KPKNL Palu. Karena apabila terus ini memuat informasi dan dapat
dibiarkan akan mengganggu potensi menggambarkan keadaan tanah dan bangunan
penerimaan Negara dari aset berupa tanah dan yang sesuai dengan keadaan di lapangan.
bangunan tersebut. Selama ini usaha Dengan pelaksanaan aplikasi SIMAN ini,
penertiban yang dilakukan terkesan belum dapat memicu terlaksananya proses
maksimal. Sampai dengan saat ini, usaha pengawasan dan pengendalian tanah
untuk menertibkan pemanfaatan sewa yang bangunan serta pelaksanaan pelaporan
dilakukan oleh KPKNL Palu hanya berupa pengawasan dan pengendalian tanah
himbauan. Himbauan ini dikeluarkan terhadap bangunan secara berkala.
satuan kerja yang berdasarkan hasil Aplikasi SIMAN merupakan aplikasi
pemantauan belum melaksanakan yang digunakan untuk mendukung proses
pemanfaatan secara benar. Padahal menurut pengelolaan BMN, yang meliputi
ketentuan PMK Nomor 244/PMK.06/2012 perencanaan, penggunaan, pemanfaatan,
tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan pemeliharaan, penatausahaan, penghapusan,
dan Pengendalian Barang Milik Negara dan pemindahtanganan aset negara berbasis
sebagaimana telah diubah dengan PMK internet yang dapat diakses oleh Pengelola
Nomor 52/PMK.06/2016, Pengelola Barang dan Pengguna Barang. Pengguna aplikasi ini
dalam hal ini KPKNL Palu dapat terdiri dari Unit Akuntansi Pengguna Barang
melaksanakan investigasi apabila dari hasil (UAPB), Unit Akuntansi Pembantu
pemantauan terdapat indikasi adanya Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPB-E1),
penyimpangan. Apabila dari hasil Investigasi Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang
terdapat indikasikerugian negara, Pengelola Wilayah (UAPPB-W), Unit Akuntansi Kuasa
Barang dapat memintaaparat pengawasan Pembantu Pengguna Barang (UAKPB),
intern pemerintah untukmelakukan audit. Kantor Pusat DJKN, Kantor Wilayah DJKN
Hasil dari audit inilah yang nantinya akan serta Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
menentukan apakah pemanfaatan tersebut Lelang (KPKNL).
betul menyimpang atau tidak. Tujuan penggunaan dari Aplikasi
Selain penegakan aturan oleh KPKNL SIMAN ini adalah agar proses pengelolaan
diperlukan juga kesadaran dari pihak satuan BMN menjadi lebih cepat, efisien dan
kerja maupun Kementerian/ Lembaga yang terdokumentasi secara digital; agar proses
menaunginya. Apabila memang satuan kerja pengelolaan BMN dapat dimonitor secara
memiliki kesadaran dalam pemanfaatan aset, online oleh Pengguna dan Pengelola;
maka diharapkan dapat memberikan efek melengkapi data BMN untuk kebutuhan
yang baik dalam penerimaan Negara. manajemen aset; serta mengintegrasikan
39 e Jurnal Katalogis, Volume 6 Nomor 1Januari 2018 hlm 30-40 ISSN: 2302-2019

proses pengelolaan BMN kedalam satu dan Pengendalian Barang Milik Negara
sistem. Dengan adanya aplikasi ini maka sebagaimana telah diubah dengan PMK
pengelolaan BMN dapat berjalan lebih efisien Nomor 52/PMK.06/2016. Menurut peraturan
dan data-data terkait aset menjadi lebih ini baik Pengguna Barang maupun Pengelola
mudah untuk diakses. barang wajib untuk melaksanakan
Aplikasi ini bekerja dengan pengawasan dan pengendalian. Pengawasan
memanfaatkan basis data yang telah terekam dan pengendalian BMN tersebut dilakukan
pada Aplikasi SIMAK BMN dan data-data terhadap BMN; pelaksanaan pengelolaan
yang direkam pada Aplikasi SIMAN sendiri. BMN; dan/atau pejabat/pegawai yang
Data SIMAN bersumber dari data SIMAK melakukan pengelolaan/pengurusan BMN.
BMN. Aplikasi SIMAN kemudian
menyiapkan fitur untuk melengkapi data KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
SIMAK BMN dengan atribut aset dalam
rangka mendukung pengelolaan Barang Milik Kesimpulan
Negara, seperti: identitas aset, riwayat Berdasarkan hasil dan pembahasan,
pengelolaan, riwayat pemeliharaan, riwayat maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
penilaian, riwayat pemakai, riwayat mutasi, berikut.
lokasi posisi GPS, foto dan dokumen digital. 1) Pelaksanaan Inventarisasi Aset; Legal
Aplikasi SIMAK BMN dan Aplikasi SIMAN Audit; Penilaian Aset tanah dan
saling berkaitan, karena SIMAK BMN Pengawasan dan Pengendalian tanah dan
merupakan sumber data dari SIMAN. bangunan pada satuan kerja pemerintah
Aplikasi yang dapat diakses secara online ini pusat di Kota Palu telah dilaksanakan
juga dapat memberikan data yang paling dengan Sangat Baik.
mutakhir terkait aset tanah dan bangunan. 2) Pelaksanaan Optimalisasi Aset tanah dan
Proses pengawasan dan pengendalian, bangunan pada satuan kerja pemerintah
pelaporan serta rekonsiliasi data menjadi lebih pusat di Kota Palutelah dilaksanakan
mudah. dalam taraf moderat.
Selanjutnya, masih terdapat
permasalahan dalam pelaksanaan pengawasan Rekomendasi
dan pengendalian, permasalahan tersebut 1) Pada pelaksanaan Inventarisasi Aset
adalah pelaksanaan pengawasan dan masih terdapat hal yang perlu ditingkatkan
pengendalian oleh suatu badan/unit kerja yaitu pemberian label tanda barang pada
khusus aset terhadap tanah dan bangunan. tanah dan bangunan. Hal ini perlu
Hal ini disebabkan karena memang secara dilakukan guna pengamanan serta
umum, pembentukan unit khusus untuk pengidentifikasian tanah dan bangunan.
melaksanakan fungsi Pengawasan dan 2) Satuan kerja perlu untuk melengkapi
Pengendalian masih belum menjadi fokus kelengkapan administrasi pada bangunan
utama satker. Fungsi Pengawasan dan yaitu berupa Izin Membangun Bangunan
Pengendalian tanah bangunan masih (IMB).
dilaksanakan oleh bagian yang bertanggung 3) Perlu dilaksanakan penilaian kembali
jawab terhadap administrasi pengelolaan khususnya terhadap aset berupa tanah. Hal
BMN. Adapun unit khusus pelaksanaan ini dikarenakan penilaian terakhir kali
Pengawasan dan Pengendalian terdapat pada dilaksanakan pada tahun 2009. Nilai tanah
pengelola barang atau KPKNL. yang update diperlukan untuk penyajian
Tata caraPengawasan dan Pengendalian laporan keuangan yang baik.
terdapatpada PMK Nomor 244/PMK.06/2012 4) Perlu dilaksanakan penertiban terhadap
tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan satuan kerja yang belum melakukan
Doan Octanary, dkk. Analisis Manajemen Aset Pada Satuan Kerja Pemerintah Pusat Di Kota Palu............................40

pemanfaatan tanah dan bangunan sesuai Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian
dengan aturan yang ada. Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
5) Perlu dilaksanakan sosialisasi mengenai Raja Grapindo Persada.
peraturan di bidang pemanfaatan BMN -------, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
dan memberikan pemahaman mengenai tentang Perbendaharaan Negara.
implementasi pemanfaatan BMN. -------, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2006
6) Perlu ditingkatkan kerjasama antara tentang Pengelolaan Barang Milik
KPKNL Palu dan satuan kerja di Kota Negara/Daerah.
Palu terkait pelaksanaan pengawasan dan -------, Undang Undang Nomor 28 Tahun
pengendalian aset terutama berupa tanah 2002 tentang Bangunan Gedung
dan bangunan. -------, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
7) Bagi peneliti selanjutnya yang hendak 2006 jo. Peraturan Pemerintah Nomor
meneliti mengenai Manajemen Aset, 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
penulis menyarankan agar dapat menggali Barang Milik Negara/ Daerah.
lagi mengenai permasalahan yang ada -------, Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
dalam pelaksanaan Optimalisasi Aset. 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
-------, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
DAFTAR RUJUKAN 57/PMK.06/2016 tentang Tata Cara
Pemanfaatan Barang Milik Negara
Agustina, Maria. 2005. Manajemen Aset Berupa Sewa
Tanah dan Bangunan (Studi Kasus di -------, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Kabupaten Pontianak). Tesis. 186/PMK.06/2009 tentang
Yogyakarta: Program Pascasarjana Pensertipikatan Barang Milik Negara
UGM. Berupa Tanah.
Siregar, Doli Diapary. 2004. Manajemen Aset -------, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Strategi Strategi Penanataan Konsep 120/PMK.06/2007 tentang
Pembangunan Berkelanjutan secara Penatausahaan Barang Milik Negara.
Nasional Dalam Konteks Kepala -------,Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Daerah Sebagai CEO’s Pada Era 166/PMK.06/2015 tentang Penilaian
Globalisasi dan Otonomi Daerah.Jakarta Barang Milik Negara.
: PT. Gramedia Pustaka Utama. -------, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Sugiama, A Gima. 2013. Manajemen Aset 244/PMK.06/2012 tentang Tata Cara
Pariwisata. Bandung: Guardaya Pengawasan dan Pengendalian Barang
Intimarta. Milik Negara.

Anda mungkin juga menyukai