250 495 1 SM PDF
250 495 1 SM PDF
1, Februari 2011:36-41
ABSTRACT
Non surgical periodontal therapy is the first step in periodontal therapy procedure. Elimination of biofilm and
mineral deposit from tooth surface is a basic of periodontal therapy. Clinical data showed that the success of long
term periodontal therapy depends on the result of first step compare to spesific surgical therapy. Methods used in
non surgical therapy are mechanical instrumentation, ultrasonic debridement, supragingival and subgingival
irigation, localized drugs, systemic antibiotics, and host response modulation. The successful of periodontal therapy
depends on the management of negative environment and reduction of bacterial pathogen through a combination of
better environment which is less anaerobic for good microorganism to live. The aim of non surgical therapy is to
reduce microbial etiology and factors involved in the progression of gingiva and periodontal. The end result is to
stop the disease progression and to gain healthy gingiva and tissue condition.
Keywords: periodontal theraphy, non surgical method, biofilm and mineral deposit
ABSTRAK
Terapi periodontal non-bedah adalah tahap awal rangkaian prosedur perawatan periodontal. Pembuangan biofilm
dan deposit mineral dari permukaan gigi merupakan dasar dan penentu dari terapi periodontal. Data klinis
menunjukkan keberhasilan jangka panjang perawatan lebih bergantung pada hasil dari terapi tahap pertama
dibandingkan terhadap terapi bedah spesifik. Terdapat beberapa cara perawatan non-bedah, antara lain instrumentasi
mekanis, ultrasonic debridement, irigasi supragingiva dan subgingiva, pemberian obat-obatan lokal, antibiotik
sistemik, dan modulasi respons inang. Keberhasilan terapi periodontal bergantung pada penataan lingkungan
negatif, faktor kebiasaan dan pengurangan bakteri patogen melalui kombinasi lingkungan yang lebih baik, yaitu
dengan suasana kurang anaerobik sehingga mikrobiota yang baik dapat hidup. Tujuan terapi non-bedah adalah
mengurangi etiologi mikroba dan faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan penyakit gingiva dan
periodontal. Hasil akhirnya adalah berhentinya proses perkembangan penyakit serta kembalinya kondisi gingiva dan
jaringan pada keadaan sehat.
Kata kunci: terapi periodontal, metode non-bedah, biofilm, deposit mineral.
Koresponden: Liana Zulfa, Peserta Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodontologi, Departemen
Periodontologi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.
perlu dilengkapi dengan penggunaan antimikroba, yang lebih dalam. Sat ini telah dikembangkan
sampling plak dan uji sensitivitas antibiotik.1 berbagai alat ultrasonik untuk meningkatkan
debridement permukaan akar subgingiva berupa
Ultrasonic debridement alat yang lebih tipis dan atau dengan tangkai yang
Istilah ultrasonic debridement mengarah pada lebih panjang.9
pembersihan permukaan akar dengan alat mekanis Instrumentasi ultrasonik menyebabkan
vibrasi. Prosedur ini berbeda dengan tindakan terjadinya aerosol yang mengandung darah dan
penghalusan akar, tetapi menurut beberapa bakteri. Aerosol dapat terjadi dalam jarak
penelitian didapatkan hasil yang hampir sama beberapa meter dari operator dan dapat berada di
dengan skeling dan penghalusan akar terhadap udara selama 30 menit. Klinisi harus memakai
penurunan kedalaman poket, peningkatan masker dan suction kecepatan tinggi, serta pasien
perlekatan klinis dan penurunan inflamasi klinis.4 diminta untuk menggunakan obat kumur sebelum
Renvert dkk,8 membandingkan dua metode tindakan untuk mengurangi jumlah bakteri dalam
pembersihan mekanis pada peri-implanitis, yaitu saliva. Penggunaan alat ultrasonik atau tip
menggunakan kuret titanium kemudian dipoles mikroultrasonik (lebar <0,5 mm) sama efektifnya
dengan rubbercup dan pasta poles, serta alat dengan skeling dan penghalusan akar. Dapat juga
ultrasonik dengan tip khusus untuk perawatan diberikan tambahan perawatan berupa irigasi obat-
infeksi sekitar implan kemudian dipoles dengan obatan pada poket yang dalam.4
rubbercup dan pasta poles. Perbandingan analisis
data antara saat awal dengan bulan ke-6 pada Irigasi supragingiva
kedua metode pembersihan memperlihatkan Pada awal tahun 1980, terdapat keraguan
peningkatan bermakna kebersihan mulut, yaitu apakah irigasi supragingiva dapat memberikan
rata-rata plak indeks (PI) 73% menjadi 53%. Pada keuntungan yang lebih dibandingkan dengan
bulan ke-6 indeks perdarahan juga mengalami penyikatan gigi pada kontrol plak dan gingivitis.
penurunan secara bermakna. Sejak itu dilakukan penelitian yang menyatakan
Penelitian Greenstein dkk4 memperlihatkan irigasi supragingiva dapat meningkatkan efek
bahwa pada daerah dengan kedalaman poket lebih penyikatan gigi dan mengurangi inflamasi gingiva
dari 4 mm, terjadi penurunan rata-rata kedalaman pada pasien dengan kebersihan mulut tidak baik.
poket antara 1,2-2,3 mm setelah penghalusan akar Penurunan inflamasi gingiva berkisar antara 6,5-
dan 1,7-1,9 mm setelah ultrasonic debridement. 54%. Hal ini terjadi akibat penurunan jumlah plak
Ultrasonic debridement tidak menyebabkan supragingiva dan penetrasi irigan subgingiva
overinstrumentasi pada akar sehingga tidak sekunder yang membasuh bakteri keluar dari
menyebabkan dentin hipersensitif. Ultrasonic poket. Berbagai penelitian menunjukkan
debridement mengurangi waktu kerja dan kemampuan irigasi supragingiva. Hal ini terbukti
kelelahan pada operator dibandingkan terhadap melalui irigasi supragingiva dengan tip irigasi
instrumentasi manual. Tetapi sebaliknya standar mampu menghantarkan air atau obat-
penghalusan akar menghasilkan permukaan akar obatan sedalam 3 mm subgingiva atau mendekati
yang lebih halus secara mikroskopis dibandingkan setengah dari kedalaman poket 6 mm (gambar
ultrasonic debridement, walaupun perbedaan 1A,C). Alat lain, yaitu pik pocket (Teledyne)
tersebut tidak terlihat secara klinis. jika ditempatkan 1 mm subgingiva dapat
Akses yang adekuat untuk debridement memfasilitasi penetrasi irigan sampai 90% pada
subgingiva akan lebih sulit pada kedalaman poket poket 6 mm.4
Gambar 1. A. Kedalaman poket 6 mm sebelum perawatan. B. Insersi awal pemberian minosiklin mikrosfer.
C. Penempatan tip pada dasar poket
Liana Zulfa & Dewi Mustaqimah: Terapi periodontal non-bedah 39
Beberapa penelitian pada awal tahun 1990 bukanlah merupakan metode terbaik dalam
juga menyatakan bahwa kontrol plak supragingiva membuang biofilm, agregat bakteri, sehingga tidak
yang baik dapat mengurangi populasi bakteri di dapat digunakan sebagai pengganti penyikatan
dalam poket sampai kedalaman 5 mm. Penelitian gigi atau perawatan pemeliharaan secara berkala.4
tersebut membuktikan bahwa irigasi supragingiva
bermanfaat terhadap kontrol plak supragingiva Irigasi subgingiva
dan subgingiva dan mengurangi inflamasi gingiva Beberapa penelitian menemukan bahwa
sehingga dapat berperan sebagai alat bantu irigasi subgingiva dengan berbagai macam obat-
tambahan dalam meningkatkan kebersihan mulut. obatan mampu mengurangi jumlah bakteri
Meskipun demikian harus diingat bahwa irigasi patogen subgingiva. Akan tetapi satu kali irigasi
subgingiva tidak meningkatkan hasil yang dicapai tidak merespons baik obat-obatan lokal ini untuk
oleh skeling dan penghalusan akar. Terdapat satu diberikan obat-obatan secara sistemik.4 Menurut
penelitian yang mengemukakan bahwa irigasi Sweeting dkk,5 lokasi yang dapat diberikan obat-
selama 5 menit setiap gigi dengan tetrasiklin obatan secara lokal antara lain poket > 5 mm
konsentrasi 10% jika digunakan bersamaan dengan perdarahan gingival, setelah skeling dan
dengan penghalusan akar dapat meningkatkan penghalusan akar awal, poket > 5 mm dengan
perlekatan klinis dibandingkan dengan perlakuan perdarahan gingiva atau lokasi > 6 mm, lokasi
penghalusan akar saja, yaitu 1,8 mm berbanding 1 yang direncanakan untuk pemberian cangkokan
mm.4 tulang, abses periodontal, kedalaman poket pada
distal-fasial line angle dari molar kedua yang
Pemberian obat-obatan secara lokal berhubungan dengan pencabutan gigi molar ketiga
Penggunaan doxycycline hyclate 10%, gel jika tindakan intervensi bedah menghasilkan
metronidazole 25%, dan serat tetrasiklin kondisi kompromis, peri-implanitis yang bukan
impegrated terbukti memperlihatkan hasil yang indikasi tindakan bedah, serta keterlibatan furkasi
sama dengan perlakuan penghalusan akar, dengan kelas II (dangkal atau dalam) yang tidak akan
penurunan kedalaman poket (1 mm) dan dilakukan tindakan bedah.
peningkatan perlekatan klinis. Jika dilakukan Dokter gigi harus mengestimasi jumlah
penghalusan akar saja dibandingkan dengan waktu kunjungan yang dibutuhkan berdasarkan
penghalusan akar dan penempatan perio chip, keadaan pasien. Salah satu contoh yang dapat
dapat terjadi perbedaan kedalaman poket sebesar 2 dilakukan adalah menjadwalkan sebuah
mm. Hasil yang baik ini terutama didapatkan kunjungan yang lama atau dua kunjungan singkat
dengan terapi kombinasi. Untuk mencapai hal ini sementara pasien menerima agen antimikrobial,
peneliti menempatkan chip dua atau tiga kali pada lalu jadwalkan kunjungan berikutnya selama masa
60% lokasi selama 9 bulan periode evaluasi.4 penyembuhan. Rangkaian perawatan ini disebut
Beberapa pendekatan kemoterapeutik juga perawatan anti-infeksi atau disinfeksi. Data
tambahan telah dikembangkan, diuji dan terbukti dari penelitian sebelumnya menunjukan adanya
berhasil pada pasien periodontitis kronis. perbaikan pada kedalaman poket dan pengurangan
Antimikroba yang diberikan secara lokal setelah periodontal patogen pada kelompok yang
perawatan mekanis sebagai kombinasi skeling dan memakai agen antimikroba.1
penghalusan akar dapat meningkatkan efektivitas
perawatan periodontal. Hal ini memudahkan Antibiotik sistemik
antimikroba atau antibiotik dengan obat polimer Terapi antibiotika sistemik memberikan
melepaskan obat ke dalam poket.6 keuntungan lebih banyak dibandingkan dengan
Prosedur tambahan yang diberikan yaitu yang diberikan secara lokal. Antibiotika sistemik
pemberian antibiotika secara lokal dan sistemik, dapat diberikan melalui serum ke dasar poket dan
atau penempatan subgingival chip klorheksidin mempengaruhi organisme invasif jaringan seperti
telah diteliti. Di antara antimikroba tambahan A.actinomycetemcomitans. Selain itu juga dapat
yang diberikan secara lokal, yang memberikan mempengaruhi sumber dari reinfeksi bakteri, yaitu
hasil paling efektif adalah tetrasiklin, minosiklin saliva, tonsil, dan mukosa. Obat sistemik ini juga
(gambar 1B), metronidazole, dan klorheksidin.2 lebih murah biayanya dan mempersingkat waktu
Pemberian obat-obatan secara lokal tidak perawatan pasien.4
efektif terhadap organisme invasif jaringan seperti Jika pemeriksaaan mikrobiologis
A. actinomycetemcomitans. Dengan demikian menunjukkan adanya A. actinomycetemcomitans
klinisi harus mempertimbangkan pasien yang maka disarankan penggunaan kombinasi obat
40 Dentofasial, Vol.10, No.1, Februari 2011:36-41
amoksisilin dengan asam klavulanat dan berbeda 0,26 mm. Pada daerah dengan kedalaman
metronidazol, yang merupakan antibiotik spesifik poket awal 7 mm atau lebih, rata-rata penurunan
untuk obligat anaerob. Jika pasien alergi terhadap kedalaman poket adalah 1,68 mm setelah
penisilin, dapat diberikan siprofloksasin sebagai penghalusan akar dan SDD, dan 1,20 mm
pengganti amoksisilin dengan asam klavulanat. setelah penghalusan akar saja; terdapat perbedaan
Siprofloksasin efektif terhadap stafilokokus, 0,48 mm. Para klinisi harus berusaha
pseudomonas, dan enteric rods. Selain itu dapat mengeliminasi bakteri menggunakan terapi
juga digunakan klindamisin.4 konvensional sebelum menggunakan obat sistemik
Belakangan ini mulai digunakan Azitromisin yang mampu mengubah respons inang terhadap
yang efektif terhadap anaerob dan basil negatif patogen.4
gram. Setelah pemberian 500 mg satu kali sehari
selama 3 hari, kadar azitromisin masih dapat Aplikasi laser
dideteksi pada jaringan selama 7-10 hari. Belakangan ini, penggunaan laser mulai
Azitromisin berpenetrasi ke dalam fibroblas dan diminati dalam perawatan poket periodontal,
fagosit 100-200 kali lebih besar dan diedarkan ke seperti ablasi dan detoksifikasi. Penggunaan laser
daerah inflamasi oleh fagosit kemudian dilepaskan ini juga disarankan sebagai instrumentasi mekanis
pada proses fagositosis.1 konvensional tambahan. Untuk pembuangan
Haas dkk10 pada penelitiannya mengemukakan kalkulus subgingiva dapat digunakan laser
bahwa penggunaan azitromisin berpotensi Er:YAG karena tidak menyebabkan perubahan
meningkatkan kesehatan jaringan periodontal pada suhu pada permukaan akar. Er:YAG
pasien periodontitis agresif. Pemeriksaan tersebut menggunakan pendingin air yang efektif tanpa
dilakukan pada bulan ke-3, ke-6, ke-9, dan ke-12 mengurangi efektivitasnya. Beberapa penelitian
terhadap kedalaman poket dan peningkatan pada binatang menunjukkan secara histologis
perlekatan klinis. tidak ada efek merugikan terhadap jaringan
pulpa akar setelah debridement dengan laser
Modulasi respons inang Er:YAG.11
Terdapat pendekatan untuk meningkatkan Penelusuran kepustakaan Sicilia dkk12
perawatan konvensional dari periodontitis menunjukkan metode lain dalam perawatan tahap
termasuk pemberian obat modulasi respons inang awal, yaitu aplikasi laser diode (LD) dalam
untuk menghambat aspek destruktif dari respon perawatan hipersensitivitas dentin. Iradiasi pada
imun. Food and Drug Administration (FDA) telah gigi dapat dengan kekuatan rendah (He-Ne, diode)
menyetujui penggunaan obat-obat sistemik dan menengah (CO2, Nd:YAG). Kekuatan yang
sebagai tambahan skeling dan penghalusan akar. rendah terbukti memiliki efek antiinflamasi yang
Periostat merupakan inhibitor kolagenase yang signifikan. Sedangkan kekuatan menengah
terdiri dari 20 mg doxycycline hyclate untuk memiliki efek berlebih terhadap pulpa. Laser
pemberian secara oral. Walaupun periostat diode (gallium/aluminium/arsenide–GaAlAs)
merupakan antibiotika, tetapi diberikan dalam mampu menghasilkan gelombang yang
dosis yang rendah sehingga tidak terjadi aktivitas berkesinambungan tanpa overheating (rentang
bakteri.4 panjang gelombang 660-900 nm) dengan lama
Rata-rata peningkatan perlekatan klinis aplikasi 60-150 detik setiap gigi pada setiap
dengan kedalaman poket awal 4-6 mm adalah 1,03 pasien. Iradiasi LD mampu mengurangi
mm setelah penghalusan akar dan pemberian dosis hipersensitivitas dentin, sama seperti penggunaan
subantibakteri doksisiklin (SDD) dan 0,86 mm potasium nitrat, sodium fluoride, stannous
setelah penghalusan akar saja, terdapat perbedaan fluoride, dan fluoride varnish.
sebesar 0,17 mm. Pada daerah dengan kedalaman Berdasarkan penelitian Sicilia dkk.,
probing awal 7 mm atau lebih, rata-rata penggunaan LD pada panjang gelombang < 780
peningkatan perlekatan klinis adalah 1,55 mm nm dan kekuatan di bawah 30 mW dengan waktu
pada penghalusan akar dan SDD, dan 1,17 mm aplikasi < 3 menit dapat menghasilkan perawatan
pada penghalusan akar saja; terdapat perbedaan yang aman terhadap pulpa. Penggunaan laser yang
sebesar 0,38 mm.4 tidak tepat dapat berpotensi merusak jaringan, lesi
Pada daerah dengan kedalaman poket awal 4- termal pada permukaan radikular, jaringan
6 mm, rata-rata penurunan kedalaman poket gingiva, pulpa, dan tulang. Perawatan dengan LD
adalah 0,95 mm setelah penghalusan akar dan yang tepat dapat menutup tubuli dentin sama
SDD, dan 0,69 mm setelah penghalusan akar saja; halnya dengan efek analgesia terhadap pulpa.12
Liana Zulfa & Dewi Mustaqimah: Terapi periodontal non-bedah 41