Anda di halaman 1dari 8

36 Dentofasial, Vol.10, No.

1, Februari 2011:36-41

Terapi periodontal non-bedah


Non-surgical periodontal therapy
1
Liana Zulfa, 2Dewi Nurul Mustaqimah
1
Peserta Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia
2
Departemen Periodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia
Jakarta, Indonesia

ABSTRACT
Non surgical periodontal therapy is the first step in periodontal therapy procedure. Elimination of biofilm and
mineral deposit from tooth surface is a basic of periodontal therapy. Clinical data showed that the success of long
term periodontal therapy depends on the result of first step compare to spesific surgical therapy. Methods used in
non surgical therapy are mechanical instrumentation, ultrasonic debridement, supragingival and subgingival
irigation, localized drugs, systemic antibiotics, and host response modulation. The successful of periodontal therapy
depends on the management of negative environment and reduction of bacterial pathogen through a combination of
better environment which is less anaerobic for good microorganism to live. The aim of non surgical therapy is to
reduce microbial etiology and factors involved in the progression of gingiva and periodontal. The end result is to
stop the disease progression and to gain healthy gingiva and tissue condition.
Keywords: periodontal theraphy, non surgical method, biofilm and mineral deposit

ABSTRAK
Terapi periodontal non-bedah adalah tahap awal rangkaian prosedur perawatan periodontal. Pembuangan biofilm
dan deposit mineral dari permukaan gigi merupakan dasar dan penentu dari terapi periodontal. Data klinis
menunjukkan keberhasilan jangka panjang perawatan lebih bergantung pada hasil dari terapi tahap pertama
dibandingkan terhadap terapi bedah spesifik. Terdapat beberapa cara perawatan non-bedah, antara lain instrumentasi
mekanis, ultrasonic debridement, irigasi supragingiva dan subgingiva, pemberian obat-obatan lokal, antibiotik
sistemik, dan modulasi respons inang. Keberhasilan terapi periodontal bergantung pada penataan lingkungan
negatif, faktor kebiasaan dan pengurangan bakteri patogen melalui kombinasi lingkungan yang lebih baik, yaitu
dengan suasana kurang anaerobik sehingga mikrobiota yang baik dapat hidup. Tujuan terapi non-bedah adalah
mengurangi etiologi mikroba dan faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan penyakit gingiva dan
periodontal. Hasil akhirnya adalah berhentinya proses perkembangan penyakit serta kembalinya kondisi gingiva dan
jaringan pada keadaan sehat.
Kata kunci: terapi periodontal, metode non-bedah, biofilm, deposit mineral.

Koresponden: Liana Zulfa, Peserta Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodontologi, Departemen
Periodontologi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.

PENDAHULUAN kepada dokter gigi untuk mengevaluasi respon


Terapi periodontal non-bedah adalah terapi jaringan dan perilaku pasien terhadap perawatan
tahap pertama dalam rangkaian prosedur yang periodontal, karena kedua faktor ini sangat
menentukan perawatan periodontal.1 Menurut dibutuhkan untuk keberhasilan perawatan.1
Braun dkk,2 pembuangan biofilm dan deposit Keberhasilan terapi periodontal bergantung pada
mineral dari permukaan gigi merupakan aspek penatalaksanaan lingkungan negatif dan faktor
dasar dan penentu dari terapi periodontal. kebiasaan serta pengurangan bakteri patogen
Walaupun prosedur debridement dapat melalui kombinasi pengembalian lingkungan yang
menurunkan penyakit periodontal yang umumnya lebih baik, yaitu suasana kurang anaerobik.3
terlihat sebagai peningkatan kedalaman poket Berbagai metode perawatan, antara lain
dan keterlibatan furkasi, ternyata banyak bakteri instrumentasi mekanis, ultrasonic debridement,
tetap berada pada permukaan akar sehingga irigasi supragingiva, irigasi subgingiva, pemberian
mempengaruhi penyembuhan setelah perawatan. obat-obatan secara lokal, antibiotika sistemik, dan
Data klinis menunjukkan bahwa keberhasilan modulasi respon inang.4 Pada artikel ini akan
jangka panjang perawatan periodontal lebih dijabarkan pengertian tindakan perawatan
bergantung pada hasil yang dicapai dalam terapi periodontal non-bedah serta metode-metode yang
tahap pertama dibandingkan terhadap terapi bedah dapat dilakukan untuk mencapai keberhasilan
spesifik. Terapi tahap ini memberikan kesempatan perawatan periodontal.
Liana Zulfa & Dewi Mustaqimah: Terapi periodontal non-bedah 37

TINJAUAN PUSTAKA untuk penanganan periodontitis secara non-


Selain penegakan diagnosis dan penetapan bedahdap.7 Bukti klinis memperlihatkan rerata
macam perawatan periodontitis, juga diperlukan penurunan kedalaman poket dan peningkatan
pemahaman mengenai patogenesis penyakit perlekatan klinis dapat dicapai dengan
periodontal serta perawatan yang baik dan tepat. penghalusan akar pada daerah dengan kedalaman
Hingga kini penggunaan probe periodontal untuk poket 4-6 mm atau 7 mm lebih. Rata-rata
penegakan diagnosis dan pencatatan status penurunan kedalaman poket adalah 1,29 mm dan
periodontal telah rutin dilakukan. Perawatan 2,16 mm, dan rata-rata peningkatan perlekatan
periodontal membutuhkan diagnosis definitif klinis adalah 0,55 mm dan 1,29 mm. Penurunan
karena penyakit tidak dapat dirawat secara kedalaman poket biasanya lebih besar pada daerah
adekuat jika tidak didiagnosis dengan tepat.5 dengan kedalaman probing awalnya lebih besar.4
Strategi penerapan perawatan periodontitis Penelitian-penelitian sebelumnya yang
harus dipusatkan pada etiologinya. Pada dikutip oleh Perry dkk, mengindikasikan bahwa
periodontitis moderat (kedalaman poket 4-5 mm) skeling dan penghalusan akar sangat efektif dalam
dan berat (kedalaman poket > 6 mm) dapat terjadi penanganan penyakit periodontal. Penelitian
kehilangan tulang alveolar 2-3 kali lebih besar dalam jangka waktu 1 bulan hingga 2 tahun
dalam waktu 10 tahun. Data ini membuktikan menunjukan adanya pengurangan perdarahan saat
bahwa penurunan kedalaman poket merupakan hal probing hingga 80% dan penurunan kedalaman
yang penting dalam perawatan periodontal.6 poket mulai 2 mm hingga 3 mm.1
Tujuan dari tahap non-bedah ini adalah untuk Menurut Cobb,7 terdapat tiga hal yang harus
mengurangi etiologi mikroba dan faktor-faktor dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
yang berperan dalam perkembangan penyakit perawatan non-bedah sebagai perawatan utama
gingiva dan periodontal. Hasil akhirnya adalah periodontitis kronis ringan dan moderat, yaitu
menghentikan proses perkembangan penyakit klinisi harus cermat menginterpretasi data pasien,
serta mengembalikan kondisi gingiva dan jaringan serta mampu memperkirakan waktu yang
periodontal pada keadaan sehat dan nyaman. dibutuhkan untuk melakukan perawatan, tingkat
Tahap terapi ini dapat juga disebut sebagai terapi kemampuan, tingkat keparahan penyakit, maupun
inisial, nonsurgical periodontal therapy, cause- banyaknya jumlah pasien. Selain itu harus diingat
related therapy, dan etiotropic phase of therapy.1 bahwa mikroba yang ada pada biofilm subgingiva
Prosedur yang termasuk dalam terapi ini yang matur dan tidak tersentuh dapat
dapat merupakan terapi satu-satunya. Namun jika menyebabkan peningkatan toleransi terhadap agen
terapi ini tidak dapat mengatasi masalah pasien, antimikroba. Yang terakhir, walaupun
harus dilakukan tahap persiapan untuk terapi periodontitis kronis telah berhasil dirawat,
bedah.1 Tujuan utama dari perawatan periodontal penurunan mikroba patogen subgingiva hanya
non-bedah adalah untuk menekan dan mencegah bersifat sementara. Skeling dan penghalusan
flora patogen mikrobial subgingiva berkembang permukaan akar dapat membuka tubuli dentin dan
kembali sehingga lesi inflamasi dapat berkurang.7 menyebabkan invasi patogen periodontal sehingga
banyak bakteri akan kembali menginfeksi poket.
Instrumentasi mekanis Dibutuhkan perawatan selanjutnya yang terdiri
Instrumentasi mekanis terhadap akar dengan dari debridement supragingiva dan subgingiva
menggunakan kuret merupakan perawatan yang dengan interval 3-4 bulan untuk mempertahankan
efektif pada pasien dengan periodontitis ringan efek yang sudah didapatkan sebelumnya.
sampai berat, yaitu dengan kerusakan perlekatan Sebelum memilih metode perawatan, klinisi
jaringan klinis kurang dari 5 mm. Beberapa harus mempertimbangkan keparahan kondisi
penelitian telah mengungkapkan bahwa periodontal. Dokter gigi juga harus
penghalusan akar dapat mengurangi kedalaman memperkirakan hasil perawatan dan mengevaluasi
poket, meningkatkan perlekatan klinis jaringan kemampuan instrumentasi mekanis. Secara umum
dan menghambat progresivitas penyakit. instrumentasi mekanis telah berhasil menstabilkan
Peningkatan perlekatan klinis jaringan mengarah tingkat perlekatan klinis pada pasien periodontitis
pada perlekatan jaringan ikat baru, yaitu serat ringan sampai moderat. Jika hasil yang diharapkan
periodontal baru yang ada di dalam sementum, ialah penambahan tulang dan penurunan
atau pembentukan long junctional epithelium.4 kedalaman poket dalam skala yang besar, maka
Modalitas perawatan tradisional skeling dan dibutuhkan prosedur bedah.4 Kontrol peradangan
penghalusan akar tetap merupakan ”standar emas” dan penurunan kedalaman poket secara mekanis
38 Dentofasial, Vol.10, No.1, Februari 2011:36-41

perlu dilengkapi dengan penggunaan antimikroba, yang lebih dalam. Sat ini telah dikembangkan
sampling plak dan uji sensitivitas antibiotik.1 berbagai alat ultrasonik untuk meningkatkan
debridement permukaan akar subgingiva berupa
Ultrasonic debridement alat yang lebih tipis dan atau dengan tangkai yang
Istilah ultrasonic debridement mengarah pada lebih panjang.9
pembersihan permukaan akar dengan alat mekanis Instrumentasi ultrasonik menyebabkan
vibrasi. Prosedur ini berbeda dengan tindakan terjadinya aerosol yang mengandung darah dan
penghalusan akar, tetapi menurut beberapa bakteri. Aerosol dapat terjadi dalam jarak
penelitian didapatkan hasil yang hampir sama beberapa meter dari operator dan dapat berada di
dengan skeling dan penghalusan akar terhadap udara selama 30 menit. Klinisi harus memakai
penurunan kedalaman poket, peningkatan masker dan suction kecepatan tinggi, serta pasien
perlekatan klinis dan penurunan inflamasi klinis.4 diminta untuk menggunakan obat kumur sebelum
Renvert dkk,8 membandingkan dua metode tindakan untuk mengurangi jumlah bakteri dalam
pembersihan mekanis pada peri-implanitis, yaitu saliva. Penggunaan alat ultrasonik atau tip
menggunakan kuret titanium kemudian dipoles mikroultrasonik (lebar <0,5 mm) sama efektifnya
dengan rubbercup dan pasta poles, serta alat dengan skeling dan penghalusan akar. Dapat juga
ultrasonik dengan tip khusus untuk perawatan diberikan tambahan perawatan berupa irigasi obat-
infeksi sekitar implan kemudian dipoles dengan obatan pada poket yang dalam.4
rubbercup dan pasta poles. Perbandingan analisis
data antara saat awal dengan bulan ke-6 pada Irigasi supragingiva
kedua metode pembersihan memperlihatkan Pada awal tahun 1980, terdapat keraguan
peningkatan bermakna kebersihan mulut, yaitu apakah irigasi supragingiva dapat memberikan
rata-rata plak indeks (PI) 73% menjadi 53%. Pada keuntungan yang lebih dibandingkan dengan
bulan ke-6 indeks perdarahan juga mengalami penyikatan gigi pada kontrol plak dan gingivitis.
penurunan secara bermakna. Sejak itu dilakukan penelitian yang menyatakan
Penelitian Greenstein dkk4 memperlihatkan irigasi supragingiva dapat meningkatkan efek
bahwa pada daerah dengan kedalaman poket lebih penyikatan gigi dan mengurangi inflamasi gingiva
dari 4 mm, terjadi penurunan rata-rata kedalaman pada pasien dengan kebersihan mulut tidak baik.
poket antara 1,2-2,3 mm setelah penghalusan akar Penurunan inflamasi gingiva berkisar antara 6,5-
dan 1,7-1,9 mm setelah ultrasonic debridement. 54%. Hal ini terjadi akibat penurunan jumlah plak
Ultrasonic debridement tidak menyebabkan supragingiva dan penetrasi irigan subgingiva
overinstrumentasi pada akar sehingga tidak sekunder yang membasuh bakteri keluar dari
menyebabkan dentin hipersensitif. Ultrasonic poket. Berbagai penelitian menunjukkan
debridement mengurangi waktu kerja dan kemampuan irigasi supragingiva. Hal ini terbukti
kelelahan pada operator dibandingkan terhadap melalui irigasi supragingiva dengan tip irigasi
instrumentasi manual. Tetapi sebaliknya standar mampu menghantarkan air atau obat-
penghalusan akar menghasilkan permukaan akar obatan sedalam 3 mm subgingiva atau mendekati
yang lebih halus secara mikroskopis dibandingkan setengah dari kedalaman poket 6 mm (gambar
ultrasonic debridement, walaupun perbedaan 1A,C). Alat lain, yaitu pik pocket (Teledyne)
tersebut tidak terlihat secara klinis. jika ditempatkan 1 mm subgingiva dapat
Akses yang adekuat untuk debridement memfasilitasi penetrasi irigan sampai 90% pada
subgingiva akan lebih sulit pada kedalaman poket poket 6 mm.4

Gambar 1. A. Kedalaman poket 6 mm sebelum perawatan. B. Insersi awal pemberian minosiklin mikrosfer.
C. Penempatan tip pada dasar poket
Liana Zulfa & Dewi Mustaqimah: Terapi periodontal non-bedah 39

Beberapa penelitian pada awal tahun 1990 bukanlah merupakan metode terbaik dalam
juga menyatakan bahwa kontrol plak supragingiva membuang biofilm, agregat bakteri, sehingga tidak
yang baik dapat mengurangi populasi bakteri di dapat digunakan sebagai pengganti penyikatan
dalam poket sampai kedalaman 5 mm. Penelitian gigi atau perawatan pemeliharaan secara berkala.4
tersebut membuktikan bahwa irigasi supragingiva
bermanfaat terhadap kontrol plak supragingiva Irigasi subgingiva
dan subgingiva dan mengurangi inflamasi gingiva Beberapa penelitian menemukan bahwa
sehingga dapat berperan sebagai alat bantu irigasi subgingiva dengan berbagai macam obat-
tambahan dalam meningkatkan kebersihan mulut. obatan mampu mengurangi jumlah bakteri
Meskipun demikian harus diingat bahwa irigasi patogen subgingiva. Akan tetapi satu kali irigasi
subgingiva tidak meningkatkan hasil yang dicapai tidak merespons baik obat-obatan lokal ini untuk
oleh skeling dan penghalusan akar. Terdapat satu diberikan obat-obatan secara sistemik.4 Menurut
penelitian yang mengemukakan bahwa irigasi Sweeting dkk,5 lokasi yang dapat diberikan obat-
selama 5 menit setiap gigi dengan tetrasiklin obatan secara lokal antara lain poket > 5 mm
konsentrasi 10% jika digunakan bersamaan dengan perdarahan gingival, setelah skeling dan
dengan penghalusan akar dapat meningkatkan penghalusan akar awal, poket > 5 mm dengan
perlekatan klinis dibandingkan dengan perlakuan perdarahan gingiva atau lokasi > 6 mm, lokasi
penghalusan akar saja, yaitu 1,8 mm berbanding 1 yang direncanakan untuk pemberian cangkokan
mm.4 tulang, abses periodontal, kedalaman poket pada
distal-fasial line angle dari molar kedua yang
Pemberian obat-obatan secara lokal berhubungan dengan pencabutan gigi molar ketiga
Penggunaan doxycycline hyclate 10%, gel jika tindakan intervensi bedah menghasilkan
metronidazole 25%, dan serat tetrasiklin kondisi kompromis, peri-implanitis yang bukan
impegrated terbukti memperlihatkan hasil yang indikasi tindakan bedah, serta keterlibatan furkasi
sama dengan perlakuan penghalusan akar, dengan kelas II (dangkal atau dalam) yang tidak akan
penurunan kedalaman poket (1 mm) dan dilakukan tindakan bedah.
peningkatan perlekatan klinis. Jika dilakukan Dokter gigi harus mengestimasi jumlah
penghalusan akar saja dibandingkan dengan waktu kunjungan yang dibutuhkan berdasarkan
penghalusan akar dan penempatan perio chip, keadaan pasien. Salah satu contoh yang dapat
dapat terjadi perbedaan kedalaman poket sebesar 2 dilakukan adalah menjadwalkan sebuah
mm. Hasil yang baik ini terutama didapatkan kunjungan yang lama atau dua kunjungan singkat
dengan terapi kombinasi. Untuk mencapai hal ini sementara pasien menerima agen antimikrobial,
peneliti menempatkan chip dua atau tiga kali pada lalu jadwalkan kunjungan berikutnya selama masa
60% lokasi selama 9 bulan periode evaluasi.4 penyembuhan. Rangkaian perawatan ini disebut
Beberapa pendekatan kemoterapeutik juga perawatan anti-infeksi atau disinfeksi. Data
tambahan telah dikembangkan, diuji dan terbukti dari penelitian sebelumnya menunjukan adanya
berhasil pada pasien periodontitis kronis. perbaikan pada kedalaman poket dan pengurangan
Antimikroba yang diberikan secara lokal setelah periodontal patogen pada kelompok yang
perawatan mekanis sebagai kombinasi skeling dan memakai agen antimikroba.1
penghalusan akar dapat meningkatkan efektivitas
perawatan periodontal. Hal ini memudahkan Antibiotik sistemik
antimikroba atau antibiotik dengan obat polimer Terapi antibiotika sistemik memberikan
melepaskan obat ke dalam poket.6 keuntungan lebih banyak dibandingkan dengan
Prosedur tambahan yang diberikan yaitu yang diberikan secara lokal. Antibiotika sistemik
pemberian antibiotika secara lokal dan sistemik, dapat diberikan melalui serum ke dasar poket dan
atau penempatan subgingival chip klorheksidin mempengaruhi organisme invasif jaringan seperti
telah diteliti. Di antara antimikroba tambahan A.actinomycetemcomitans. Selain itu juga dapat
yang diberikan secara lokal, yang memberikan mempengaruhi sumber dari reinfeksi bakteri, yaitu
hasil paling efektif adalah tetrasiklin, minosiklin saliva, tonsil, dan mukosa. Obat sistemik ini juga
(gambar 1B), metronidazole, dan klorheksidin.2 lebih murah biayanya dan mempersingkat waktu
Pemberian obat-obatan secara lokal tidak perawatan pasien.4
efektif terhadap organisme invasif jaringan seperti Jika pemeriksaaan mikrobiologis
A. actinomycetemcomitans. Dengan demikian menunjukkan adanya A. actinomycetemcomitans
klinisi harus mempertimbangkan pasien yang maka disarankan penggunaan kombinasi obat
40 Dentofasial, Vol.10, No.1, Februari 2011:36-41

amoksisilin dengan asam klavulanat dan berbeda 0,26 mm. Pada daerah dengan kedalaman
metronidazol, yang merupakan antibiotik spesifik poket awal 7 mm atau lebih, rata-rata penurunan
untuk obligat anaerob. Jika pasien alergi terhadap kedalaman poket adalah 1,68 mm setelah
penisilin, dapat diberikan siprofloksasin sebagai penghalusan akar dan SDD, dan 1,20 mm
pengganti amoksisilin dengan asam klavulanat. setelah penghalusan akar saja; terdapat perbedaan
Siprofloksasin efektif terhadap stafilokokus, 0,48 mm. Para klinisi harus berusaha
pseudomonas, dan enteric rods. Selain itu dapat mengeliminasi bakteri menggunakan terapi
juga digunakan klindamisin.4 konvensional sebelum menggunakan obat sistemik
Belakangan ini mulai digunakan Azitromisin yang mampu mengubah respons inang terhadap
yang efektif terhadap anaerob dan basil negatif patogen.4
gram. Setelah pemberian 500 mg satu kali sehari
selama 3 hari, kadar azitromisin masih dapat Aplikasi laser
dideteksi pada jaringan selama 7-10 hari. Belakangan ini, penggunaan laser mulai
Azitromisin berpenetrasi ke dalam fibroblas dan diminati dalam perawatan poket periodontal,
fagosit 100-200 kali lebih besar dan diedarkan ke seperti ablasi dan detoksifikasi. Penggunaan laser
daerah inflamasi oleh fagosit kemudian dilepaskan ini juga disarankan sebagai instrumentasi mekanis
pada proses fagositosis.1 konvensional tambahan. Untuk pembuangan
Haas dkk10 pada penelitiannya mengemukakan kalkulus subgingiva dapat digunakan laser
bahwa penggunaan azitromisin berpotensi Er:YAG karena tidak menyebabkan perubahan
meningkatkan kesehatan jaringan periodontal pada suhu pada permukaan akar. Er:YAG
pasien periodontitis agresif. Pemeriksaan tersebut menggunakan pendingin air yang efektif tanpa
dilakukan pada bulan ke-3, ke-6, ke-9, dan ke-12 mengurangi efektivitasnya. Beberapa penelitian
terhadap kedalaman poket dan peningkatan pada binatang menunjukkan secara histologis
perlekatan klinis. tidak ada efek merugikan terhadap jaringan
pulpa akar setelah debridement dengan laser
Modulasi respons inang Er:YAG.11
Terdapat pendekatan untuk meningkatkan Penelusuran kepustakaan Sicilia dkk12
perawatan konvensional dari periodontitis menunjukkan metode lain dalam perawatan tahap
termasuk pemberian obat modulasi respons inang awal, yaitu aplikasi laser diode (LD) dalam
untuk menghambat aspek destruktif dari respon perawatan hipersensitivitas dentin. Iradiasi pada
imun. Food and Drug Administration (FDA) telah gigi dapat dengan kekuatan rendah (He-Ne, diode)
menyetujui penggunaan obat-obat sistemik dan menengah (CO2, Nd:YAG). Kekuatan yang
sebagai tambahan skeling dan penghalusan akar. rendah terbukti memiliki efek antiinflamasi yang
Periostat merupakan inhibitor kolagenase yang signifikan. Sedangkan kekuatan menengah
terdiri dari 20 mg doxycycline hyclate untuk memiliki efek berlebih terhadap pulpa. Laser
pemberian secara oral. Walaupun periostat diode (gallium/aluminium/arsenide–GaAlAs)
merupakan antibiotika, tetapi diberikan dalam mampu menghasilkan gelombang yang
dosis yang rendah sehingga tidak terjadi aktivitas berkesinambungan tanpa overheating (rentang
bakteri.4 panjang gelombang 660-900 nm) dengan lama
Rata-rata peningkatan perlekatan klinis aplikasi 60-150 detik setiap gigi pada setiap
dengan kedalaman poket awal 4-6 mm adalah 1,03 pasien. Iradiasi LD mampu mengurangi
mm setelah penghalusan akar dan pemberian dosis hipersensitivitas dentin, sama seperti penggunaan
subantibakteri doksisiklin (SDD) dan 0,86 mm potasium nitrat, sodium fluoride, stannous
setelah penghalusan akar saja, terdapat perbedaan fluoride, dan fluoride varnish.
sebesar 0,17 mm. Pada daerah dengan kedalaman Berdasarkan penelitian Sicilia dkk.,
probing awal 7 mm atau lebih, rata-rata penggunaan LD pada panjang gelombang < 780
peningkatan perlekatan klinis adalah 1,55 mm nm dan kekuatan di bawah 30 mW dengan waktu
pada penghalusan akar dan SDD, dan 1,17 mm aplikasi < 3 menit dapat menghasilkan perawatan
pada penghalusan akar saja; terdapat perbedaan yang aman terhadap pulpa. Penggunaan laser yang
sebesar 0,38 mm.4 tidak tepat dapat berpotensi merusak jaringan, lesi
Pada daerah dengan kedalaman poket awal 4- termal pada permukaan radikular, jaringan
6 mm, rata-rata penurunan kedalaman poket gingiva, pulpa, dan tulang. Perawatan dengan LD
adalah 0,95 mm setelah penghalusan akar dan yang tepat dapat menutup tubuli dentin sama
SDD, dan 0,69 mm setelah penghalusan akar saja; halnya dengan efek analgesia terhadap pulpa.12
Liana Zulfa & Dewi Mustaqimah: Terapi periodontal non-bedah 41

PEMBAHASAN periodontal therapy.In:Newman MG, Takei H,


Pembuangan biofilm dan deposit mineral dari Klokkevold PR, Carranza FA, editor. Carranza’s
permukaan gigi merupakan aspek dasar clinical periodontology. 10th ed. Philadelphia:
perawatan.2 Debridement permukaan akar W.B. Saunders;2006.p.722-880.
2. Braun A, Dehn C, Krause F, Jepsen S. Short-term
merupakan komponen vital dari perawatan bedah
clinical effects of adjunctive antimicrobial
dan non-bedah.9 photodynamic therapy in periodontal treatment: a
Modalitas perawatan tradisional dari skeling randomized clinical trial. J Clin Periodontol 2008;
dan penghalusan akar tetap merupakan ”standar 35: 877-84.
emas” untuk penanganan non-bedah terhadap 3. Quirynen M, Teughels W, De Soete M, Van
periodontitis.7 Telah digunakan juga laser dalam Steenberghe D. Topical antiseptic and antibiotic in
kedokteran gigi modern selama lebih dari 30 initial therapy adult chronic periodontitis:
tahun. Penggunaan luas dari laser, seperti CO2, microbiological aspect. Periodontol 2000 2002;
Nd:YAG, dan Er:YAG dalam bidang 28:72-90.
periodontologi untuk ablasi jaringan lunak dan 4. Greenstain G. Nonsurgical periodontal therapy in
2000: a literature review. J Am Dent Assoc 2000;
keras, detoksifikasi permukaan akar, debridement
131: 1580-92.
poket, eliminasi bakteri dan berbagai pendekatan 5. Sweeting LA, Davis K, Cobb CM. Periodontal
bedah.13 Selain itu terdapat beberapa tulisan treatment protocol (PTP) for the general dental
mengenai efisiensi perawatan non-bedah pada practice. J Dent Hyg 2008; 83:16-25.
infeksi sekitar implan.8 6. Paquette DW, Ryan ME, Wilder RS. Locally
Dalam perawatan periodontal, irigasi delivered antimicrobials: clinical evidence and
supragingiva maupun subgingiva digunakan untuk relevance. J Dent Hyg 2008; 83:10-5.
membasuh bakteri yang berkontak dengan 7. Cobb CM. Microbes, inflamation, scaling and root
periodontal. Tindakan ini dapat menurunkan planing, and the periodontal condition. J Dent Hyg
jumlah bakteri plak. Begitu juga dengan modulasi 2008; 83:4-9.
8. Renvert S, Samuelssen E, Lindahl C, Persson GR.
inang, dengan menekan aktivitas kolagenase yang
Mechanical non-surgical treatment of peri-
diproduksi oleh polimorfonuklear leukosit.1 implantitis: a double-blind randomized
Pada umumnya pasien dengan periodontitis longitudinal clinical studi. i: clinical results. J Clin
kronis ringan sampai moderat member respon Periodontol 2009; 36:604-9.
yang baik terhadap perawatan non-bedah, 9. Barendregt DS, van der Velden U, Timmerman
walaupun terkadang dibutuhkan juga perawatan MF, van der Weijden F. Penetration depth with an
bedah. Oleh karena itu rencana perawatan harus ultrasonic mini insert compared with a
disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit conventional currete in patients with periodontitis
pasien. and in periodontal maintenance. J Clin Periodontol
2008;35:31-6
10. Haas AN, de Castro GD. Moreno T. Azithromycin
SIMPULAN
as an adjunctive treatment of aggressive
Pada pasien periodontitis kronis, perawatan periodontitis: 12-months randomized clinical trial.
konvensional berupa irigasi supragingiva dan J Clin Periodontol 2008; 35:696-704.
subgingiva memberikan hasil yang baik terhadap 11. Ishikawa I, Aoki A, Takasaki AA, Mizutani K,
penurunan kedalaman poket dan peningkatan Sasaki KM, Izumi Y. Application of laser in
perlekatan klinis. Penggunaan obat-obatan yang periodontics: true innovation or myth? Periodontol
diberikan secara lokal dapat meningkatkan hasil 2000 2009; 50:90-126.
perawatan, dan penggunaan antibiotik hanya 12. Sicilia A, Cuesta-Frechoso S, Suarez A, Angulo J,
diberikan pada pasien yang tidak merespon baik Pordomingo A, De Juan P. Immediate efficacy of
terhadap perawatan konvensional. Selain itu, host diode laser application in the treatment of dentine
hypersensitivity in periodontal maintenance
modulating agent juga dapat memberikan
patients: A randomized clinical trial. J Clin
keuntungan pada pasien walaupun sebelum Periodontol 2009; 36:650-60.
penggunaannya sebaiknya jumlah bakteri terlebih 13. Ozcelik O, Haytac MC, Kunin A, Seydaoglu G.
dahulu dikurangi. Improved wound healing by low-level laser
irradiation after gingivectomy operations: a
DAFTAR PUSTAKA controlled clinical pilot studi. J Clin Periodontol
1. Perry DA, Schmid MO, Takei HH. Phase I 2008; 35:250-4.
Liana Zulfa & Dewi Mustaqimah: Terapi periodontal non-bedah 1

Anda mungkin juga menyukai