Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas Makalah tentang Pengolahan Bahan galian.
Tugas ini telah saya susun dengan semaksimal mungkin dengan
mengutip dari beberapa web. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas ini seperti
para penulis di webweb, karena dengan sabarnya menjawab pertanyaan saya
tentang tugas ini

Akhir kata saya mohon maaf bila masih ada kekurangan dari laporan ini
dikarenakan tidak ada manusia yang sempurna. Semoga kegiatan praktikum
perpetaan ini ini bisa bermanfaat bagi saya dan saya juga bisa menerapkan ilmu-
ilmunya yang telah diberikan.

Penulis

Rendra Muhamad Safei


Npm 10070117110

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

Daftar Isi ............................................................................................................. ii

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ....................................................................... 1


1. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ....................................................... 1
1.2 PROSES PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ....................................... 1
1.3 TAHAPAN TAHAPAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN .................... 2
1.3.1 Kominusi atau Reduksi Ukuran (Cominution ................................... 3
1.3.2 Peremukan / Pemecahan (Crushing) .............................................. 3
1.3.3 Penggerusan / Penghalusan (Grinding) .......................................... 7
1.3.4 Pengklasifikasian ( pemisahan ) ..................................................... 7
1.3.5 Konsentrasi .................................................................................. 12
1.3.5 Dewatering ................................................................................... 12

Daftar Pustaka ................................................................................................. 15

ii
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
(MINERAL DRESSING)

1. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN ( MINERAL DRESSING)


Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral
processing/mineral dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan
memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh
produkta bahan galian yang bersangkutan. Khusus untuk batu bara, proses
pengolahan itu disebut pencucian batu bara (coal washing) atau preparasi batu
bara (coal preparation).

1.1 MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam
sudah jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan
siap untuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu
menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat
ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Keuntungan
yang bisa diperoleh dari proses PBG tersebut antara lain adalah :
 Mengurangi ongkos angkut.
 Mengurangi ongkos peleburan.
 Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.

1.2 PROSES PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan
menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia. Sedangkan metalurgi
(metallurgy) adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk memperoleh logam
(metal) melalui proses fisika dan kimia serta mempelajari cara-cara memperbaiki
sifat-sifat fisik dan kimia logam murni maupun paduannya (alloy). Metalurgi ada
dua macam atau kelompok utama, yaitu :
 Metalurgi ekstraktif (extractive metallurgy).
 Metalurgi fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy and material science).

1
Menurut Kirk-Othmer metalurgi ekstraktif adalah ilmu yang mempelajari
cara-cara pengambilan (ekstraksi) logam dari bijih (ore = naturally occuring
compounds) dan proses pemurniannya, sehingga sesuai dengan syarat-syarat
komersial.
Metalurgi ekstraktif dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu :
1. Piro metalurgi (pyro metallurgy) yang dalam proses ekstraksinya
menggunakan energi panas yang tinggi (bisa sampai 2.000oC).
2. Hidro metalurgi (hydro metallurgy) yang menggunakan larutan kimia atau
reagen organik untuk “menangkap” logamnya.
3. Elektro metalurgi (electro metallurgy) yang memanfaatkan tek

2
4. nik elektro-kimia (antar lain elektrolisis) untuk memperoleh logamnya.
Perbedaan utama antara PBG dengan ekstraktif metalurgi adalah :
Pada PBG Pada Metalurgi
bijih / mineral ->tetap mineral bijih / mineral -> jadi logam (metal)
kadar logam rendah ->kadar logam
tinggi
sifat-sifat fisik dan kimiaà tak berubah sifat-sifat fisik dan kimia -> berubah

1
1.3 TAHAPAN TAHAPAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
Tahap-tahap utama dalam proses PBG dapat skema berikut :

Sumber : 1902miner.wordpress.com
Gambar 1.1
Tahapan Pengolahan Bahan Galian

2
1.3.1 Kominusi atau Reduksi Ukuran (Cominution)
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses
PBG yang bertujuan untuk :
 Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.
 Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan
pada proses berikutnya.
 Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan
zat lain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. Peremukan / pemecahan (crushing)
2. Penggerusan / penghalusan (grinding)
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari
beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap pertama / primer (primary stage)
2. Tahap kedua / sekunder (secondary stage)
3. Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)
4. Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)
1.3.2 Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang
langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter
sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
Peralatan yang dipakai antara lain adalah :
1. Jaw crusher

sumber : www.elrus.com
Gambar 1.2
Jaw Crasher

3
2. Gyratory crusher

Sumber : ardra.biz
Gambar 1.3
Gyratory Crusher

3. Cone crusher

sumber : yeskey.com
Gambar 1.4
Cone Crusher

4
4. Roll crusher

Sumber : sbm-mp.at
Gambar 2.5
Roll Crusher

5. Impact crusher

Sumber : Indiamart.com
Gambar 2.6
Impact Crusher

5
6. Rotary breaker

Sumber : osborn.co.za
Gambar 2.7
Rotary Breaker

7. Hammer mill

Sumber : munsonmachinery.com
Gambar 2.8
Hammer Mill

6
1.3.3 Penggerusan / Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan
dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari :
 Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
 Batang-batang baja (steel rods).
 Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang
disebut semi autagenous mill(SAG).
 Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling
menggerus dan disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
 Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
 Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
 Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah
bahan galian atau bijihnya sendiri.
 Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau
bijihnya sendiri.
pengolahan bahan galian selanjutnya akan masuk ke proses
klasifikasi (classification) dan proses konsentrasi (consentration)

1.3.4 Pengklasifikasian ( pemisahan )


Dalam pengklasifikasian dibagi menjadi berikut :
1. Pemisahan manual
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan
tangan (manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk
dibuang
.
2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu
media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan
pengendapan mineral-mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu :

7
 Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy
medium separation(HMS).
 Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
 Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan
terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak
gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3 (tiga)
tahap sebagai berikut :
1. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.
2. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang
berat mengendap lebih dahulu.
3. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil
berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan
berat jenisnya.
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :
 Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga
dengan kadar tinggi.
 Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
 Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus
dibuang.
Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :
 Jengkek (jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design).
 Meja goyang (shaking table).
 Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator).
 Palong / sakan (sluice box).

3. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)


Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineral-
mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-
mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih
besar dari air (berat jenisnya > 1).
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :

8
 Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.
 Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.
Media pemisah yang pernah dipakai antara lain :
1. Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.
2. Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.
3. Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.
4. Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. =
2,85) dan methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini harganya
mahal, oleh sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di
laboratorium.
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium
separators yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. Drum separator karena bentuknya silindris.
2. Cone separator karena bentuknya seperti corongan.

4. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)


Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat
konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor)
dari mineral.
Kendala proses konsentrasi ini adalah :
– Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak
terlalu besar.
– Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan.
Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah :
– Magnetit (Fe3 O4)
– Kasiterit (Sn O2)
– Ilmenit (Fe Ti O3)
– Molibdenit (Mo S2)
– Wolframit [(Fe, M) WO4]
– Galena (Pb S)
– Pirit (Fe S2)
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
– Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat.

9
– Mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
Electrodynamic separator (high tension separator).
Electrostatic separator yang terdiri dari :
– plate electrostatic separator
– screen electrostatic separator
5. Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)
Adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat
kemagnetan (magnetic susceptibility) yang dimiliki mineral. Sifat kemagnetan
bahan galian ada 3 (tiga) macam, yaitu :
– Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh
medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4).
– Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet.
Contohnya hematit (Fe2 O3), ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S).
– Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet.
Misalnya : kwarsa (Si O2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si3 O8].
Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah :
– Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat.
– Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).
Peralatan yang dipakai disebut magnetic separator yang terdiri dari :
Induced roll dry magnetic separator.
Wet drum low intensity magnetic separator yang arah aliran dapat :
– concurrent
– countercurrent
– counter rotation
Sedang letak magnetnya bisa :
– Suspended magnets
– Suspended magnets with continuous removal
– Cobbing drum
6. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)
Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara”
atau “takut terhadap air” (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral oksida
dan sulfida akan tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena permukaan
mineral-mineral itu bersifat “suka akan air” (hydrophilic). Tetapi beberapa mineral

10
sulfida, antara lain kalkopirit (Cu Fe S2), galena (Pb S), dan sfalerit (Zn S) mudah
diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka udara dengan
menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon. Sejumlah reagen
kimia yang sering digunakan dalam proses flotasi adalah :
Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung
udara. Misalnya : methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.
Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral
yang semula suka air menjadi suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid,
asam oleik, dll.
Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral
pengotor tidak ikut menempel pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn
SO4untuk menekan Zn S.
Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat
keasaman proses flotasi. Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.
Produk flotasi ada 3 (tiga) macam, yaitu :
– Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut terapung
(mineral-mineral apungan) dengan gelembung-gelembung udara.
– Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih
mengandung banyak mineral-mineral pengotor.
– Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
Mechanical flotation yang terdiri dari berbagai variasi antara lain :
– Agitair cell
– Denver cell
– Krupp cell
– Outokumpu cell
– Wemco-Fagregren cell
Pneumatic flotation yang terdiri dari variasi :
– Column cell
– Cyclo cell
– Davcra cell
– Flotaire cell

11
1.3.5 Konsentrasi
Merupakan suatu proses pemisahan antara mineral berharga dengan mineral tak
berharga sehingga didapatkan kadar yang lebih tinggi dan menguntungkan.
Ada beberapa cara pemisahan yang mendasarkan pada sifat fisik mineral diantaranya
adalah:
a. Warna, kilap dan bentuk kristal
Konsentrsi yang dilakukan dengan tangan biasa (hand picking/hand sorting)
b. Gravity concentration
Konsentrasi yang berdasarkan pada berat jenis.
c. Sifat kemagnetan
Mineral dipisahkan berdasarkan sifat kemagnetan yang dimiliki. Alat yang biasa digunakan
adalah magnetic separator. Alat ini berkerja berdasarkan kuat lemahnya mineral; tersebut
tertarik oleh magnet sehingga antara mineral magnetis dan non magnetis dapat
dipisahkan. Pemisahan dapat dilakukan dalam keadaan kering ataupun basah.
d. Daya hantar listrik
Alat yang biasa digunakan adalah high tension separatoratau electro static separator yang
hasilnya berupa mineral konduktor dan non konduktor. Proses ini selalu dilakukan dalam
keadaan kering.
e. Sifat permukaan mineral
Permukaan mineral ada yang bersifat senang dan tidak senang terhadap gelembung
udara. Untuk mengubah mineral yang senang terhadap air menjadi senang terhadap udara
biasanya digunakan reagent kimia seperti Collector, Modifier dan Frother. Dengan
memberikan gelembung udara maka mineral akan terpisah. Sehingga antara mineal yang
dikehendaki dan tidak dikehendaki dapat dipisahkan. Proses semacam ini biasanya
disebut sebagi flotasi.

1.3.5 Dewatering
Merupakan proses pemishan antara cairan dengan pedatan. Proses ini dilakukan
dalam beberapa tahapan yaitu:
1. Thickening
Yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan berdasarkan atas
kecepatan mengendap partikel atu mineral dalam suatu pulp. Alat yang biasanya
digunakan adalah thickener.

12
Tahapan yang dilakukan dalam thickening adalah:
a. Flocculating
Didalam pengendap partikel-partikel yang halus seringkali mengalami kesukaran karena
partikel sangat kecil. Untuk itu dilakukan penggumpalan terlebih dahulu, dengan demikian
partikel akan membentuk gumpalan yang relative akan lebih cepat mengendap. Untuk
menggumpalkan perlu ditambahkan reagent yaitu “flocculation agent”.
b. Sedimentasi
Merupakan tahap pengendapan dari gumpalan-gumpalan yang terbentuk. Kecepatan
pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk, densitas dan jenis partikel. Padatan yang
mempunyai densitas yang lebih tinggi akan lebih cepat mengendap karena gaya berat
(gravitasi) lebih besar. Untuk yang memiliki ukuran bahan yang kecil dan memiliki densitas
yang rendah, cara pengendapannya dilakukan dengan mengelompokan partikel-partikel
yang terlarut menjadi satu kesatuan (flokulasi) sehingga mempunyai densitas yang lebih
besar baru kemudian diendapkan. Flokulasi dapat dilakukan dengan menambahkan
bahan-bahan kimia seperti tawas atau dengan cara melakukan pengadukan secara
perlahan-lahan.
c. Compaction
Merupakan tahap pemadatan dari gumpalan-gumpalan yang telah mengendap pada dasar
thickener.
d. Elemination
Merupakan tahap pengeluaran hasil pemisahan cairan yang telah jernih karena telah
bebas dari solid dan dikeluarkan sebagai overflow melalui bagian atas
dan underflow dikeluarkan melalui bagian bawah
2. Filtarsi
Proses filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari campuran fasa cair. Pada
filtrasi secara garis besar pemisahannya adalah material ditampung dalam suatu filter
maka material tersebut akan tetap berada di atas filter sedangkan air akan lolos
meninggalkan filter. Lolosnya air ini disebabkan adanya gaya dorong. Gaya dorong ini
dapat berupa gaya gravitasi, gaya tekan dan gaya sentrifugal. Proses filtrasi akan
memerlukan perlakukan khusus bila padatan yang akan dipisahkan mulai terdeformasi dan
akan sukar tertahan pada medium penyaringnya.
Dalam setiap filtrasi, filter medium selalu menahan partikel solid yang dihasilkan
sebagai “porous cake” dan ini dapat dipisahkan secara kontinyu maupun diskontinyu.
Jadi bila tekanan diberikan pada pulp yang akan melalui porous media maka air pulp akan
mengalir melalui pori media dengan kecepatan yang tergantung pada perbedaan tekanan
dari kedua bagian yang tergantung pada gesekan selama mengalir. Pori-pori dari filter lebih
besar daripada butir partikel dan akan membentuk jembatan sehingga akan membentuk

13
pori-pori baru yang merupakan “cake”. Akibatnya semakin lama jalannya filtrasi akan
semakin lambat.
Kapasitas filter tergantung pada:
- Area filter
- Perbedaan tekanan antara kedua bagian filter
- Penampang rata-rata dari pori
- Jumlah pori tiap unit area filter
- Tebal filter cake area
Bedasarkan gaya dorongnya, filter terbagi menjadi:
- Gravity filter
- Suction Filter
- Batch Vacum filter
- Centrifugal filter
- Pressure filter
Campuran-campuran tertentu seperti suspensi, padatan lumpur atau larutan-larutan
tertentu (produk bioproses) sulit difiltrasi secara langsung. Hal ini disebabkan campuran
tersebut merupakan fluida yang sangat non-newtoniandimana cake yang terbentuj sangat
compressible, sehingga cake dapat dengan mudah terdeformasi menjadi lapisan yang
tidak permiabel. Oleh sebab itu umpan yang akan dimasukkan dalam proses filtrasi perlu
mendapat perlakuan awal seperti dipanaskan, koagulasi dan flokulasi ataupun diadsorpsi
terlebih dahulu
3. Drying
Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara pemanasan sehingga
padatan benar-benar bebas dari cairan. Pada drying pemisahannya dilakukan dengan cara
penguapan (evaporasi. Dalam hal ini jumlah energi yang digunakan per unit massa dari
liquid besar karena “specific heat” dan “laten heat”penguapan air besar sehingga sering
membuat kesulitan dalam pengolahan bahan galian dan memperbesar biaya operasi.
Metode drying terbagia atas tiga hal,yaitu:
Flash Drying
Rotary drying
Rubble-hearth drying

14
Daftar Pustaka

Anonim, “Pengolahan Bahan Galian (PBG) I “ https://1902miner.wordpress.com


Diakses pada 17 desember pukul 17.00 WIB

Anonim,2009 “Pengolahan Bahan Galian” https://tambangunhas.wordpress.com


Diakses pada 17 desember pukul 17.30 WIB

vVavGod, 2011 “Pengolahan Bahan Galian” http://vvhavgod.blogspot.co.id


Diakses pada 17 desember pukul 17.45 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai