PENDAHULUAN
1.1.1 Maksud
Maksud dari pembuatan laporan adalah untuk mengembangkan Microsoft Excel pada
perhitungan rancangan anggaran biaya jasa konstruksi jalan dan jembatan.
1.1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan adalah untuk mengembangkan Microsoft Excel pada
perhitungan rancangan anggaran biaya jasa konstruksi jalan dan jembatan ini adalah
[1]
untuk lebih memaksimalkan aplikasi yang telah ada agar dapat mendukung efektivitas
dan efisiensi kinerja dokumentasi dari pelaksanaan suatu proyek.
Dari permasalahan yang ada dan sesuai dengan maksud dan tujuan diatas, maka penulis
membatasi masalah implementasi Visual Basic Microsoft Excel pada perhitungan
rancangan anggaran biaya jasa konstruksi jalan dan jembatan ini sesuai dengan
permintaan dari pihak perusahaan tempat kegiatan kerja praktek dilakukan.
Menggunakan Microsoft Excel sebagai antarmuka sekaligus basis data utama dan
Visual Basic Application for Microsoft Excel sebagai pengelola proses. Proses
perancangan dan pembangunan aplikasi ini berada diluar laporan dan tidak disertakan
dalam lampiran.
[2]
2.
3.
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
1.4 Manfaat
BAB II
DASAR TEORI
[3]
BAB III
PEMBAHASAN
V. Pekerjaan Beton
1. Pemasangan Bekisting sloof, kolom, balok, pondasi, tangga, dan pelat lantai
2. Pembesian sloof, kolom, balok, pondasi, tangga, dan pelat lantai
3. Pengecoran sloof, kolom, balok, pondasi, tangga, dan pelat lantai
4. Pembongkaran bekisting dan penyiraman sloof, kolom, balok, pondasi,
tangga, dan pelat lantai
[4]
VII.Pekerjaan Pintu dan Jendela
1. Pemasagan kusen pintu dan jendela
2. Pemasangan daun pintu dan jendela
3. Pemsangan kaca jendela
[5]
3.3 SPESIFIKASI TEKNIS
3.1.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada pekerjaan persiapan lapangan adalah
usuk meranti 5/7 dan papan meranti 2/20 untuk andang dan bouwplank, serta
paku, meni/cat untuk tanda as.
[6]
3. Papan nama kegiatan baik ukuran maupun bentuknya akan ditentukan
kemudian dan papan ini harus dipasang sebelum kontraktor memulai
pekerjaan.
4. Pekerjaan pengukuran
Kontraktor harus mengadakan pengukuran kembali di lapangan dan
disesuaikan dengan perencanaan site plan. Pengukuran titik sudut harus
dilaksanakan seakurat mungkin, menggunakan waterpass atau theodolite. Bila
terdapat hal-hal yang menyimpang dari gambar perencanaan, kontraktor harus
segera melaporjan kepada perencana atau konsultan pengawas.
5. Pembersihan Lokasi
Lokasi di mana pekerjaan akan dilaksanakan harus bersih dari bahan-bahan
bangunan, tumbuh-tumbuhan, akar dan lain-lain. Apabila belum, kontraktor
harus membersihkannya.
6. Pembuatan pagar
Untuk menjamin keamanan pelaksanaan pekerjaan, sekeliling lokasi perlu
dibuat pemasangan pagar sesuai dengan hasil pengukuran dan harus
mendapatkan persetujuan konsultan pengawas. Bahan pagar berupa seng
BJLS 30 dan kayu meranti.
7. Pembuatan kantor direksi dan gudang
Kantor direksi harus didirikan sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan untuk
mempermudah pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan. Gudang untuk
menyimpan bahan bangunan dan peralatan didirikan sejajar dengan kantor
direksi.
8. Pemasangan bowplank
a. Menentukan letak sudut-sudut bangunan, dan as-as bangunan
b. Pemasangan bouwplank harus kuat dengan menggunakan papan meranti
2/20 cm, yang bagian atasnya diketam rata dan bagian atasnya harus
dipasang datar dengan waterpass instrument.
c. Pemasangan bowplank harus sekeliling bangunan dengan jarak minimal 2
m dari as bangunan.
d. Pemasangan papan bowplank bagian atanya dipasang sama dengan papan
duga +- 0.00m.
[7]
c. Urugan sirtu untuk peninggian lantai bangunan.
d. Urugan sirtu peninggian area parkir di bawah pasangan telford.
e. Urugan tanah untuk peninggian site sampai 15 cm dari as jalan.
3.2.2 Bahan-Bahan
1. Urugan tanah
a. Bahan urugan tanah berupa tanah urug bersih dari kotoran, humus dan
organism lainnya yang dapat mengakibatkan penyusutan atau perubahan
kepadatan urugan itu sendiri.
b. Tanah urug dapat menggunakan tanah dari bekas galian.
c. Urugan harus dipadatkan lapis demi lapis dengan alat pemadat yang
disetujui Direksi.
2. Pasir
Pasir urug harus berbutir, bergradasi tidak seragam dan tidak boleh bercampur
dengan materi tanah.
3. Umum
Semua bahan urugan yang akan digunakan berupa tanah atau pasir. dan
sebelum digunakan harus ada ijin dari Direksi.
[8]
c. Tanah yang akan diurug harus dalam keadaan terurai, bukan merupakan
bongkahan-bongkahan tanah agar mudah dipadatkan.
d. Tanah bongkahan tidak diijinkan untuk mengurug, disebabkan apabila
terkena air tanah dan terurai mudah menjadi penurunan lantai.
e. Dalam pelaksanaan pengurugan terutama pasir di bawah lantai dan area
parker, konraktor harus memperhatikan tingkat kepadatannya, sehingga
tidak akan terjadi penurunan akibat konsolidasi urugan.
[9]
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
[10]
LAMPIRAN
[11]