Anda di halaman 1dari 18

Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

STUDI PENERAPAN E-GOVERNMENT DI INDONESIA DAN NEGARA


LAINNYA SEBAGAI SOLUSI PEMBERANTASAN KORUPSI DI SEKTOR PUBLIK

HN
(Implementation Study on E-Government in Indonesia and Other Countries
As A Solution in Eradicating Corruption in Public Sector)

BP
Loura Hardjaloka
Associates Bahar & Partners
Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Blok 6.2, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan
Email: loura.hardjaloka@gmail.com atau loura@baharandpartners.com

Naskah diterima: 13 Oktober 2014; revisi: 20 Nopember 2014; disetujui: 28 Nopember 2014

ing
Abstrak
Saat ini banyak Negara termasuk Indonesia fokus menggunakan e-government sebagai salah satu perangkat utama
untuk melawan korupsi. Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini membahas konsep e-government serta studi perbandingan
implementasi e-government yang diterapkan di Indonesia dan Negara lainnya. Adapun penelitian ini dilakukan melalui
ind
penelitian hukum normatif dan analisis kualitatif sehingga menghasilkan penelitian yang deskriptif. Berdasarkan hasil
penelitian, diketahui bahwa banyak Negara termasuk Indonesia menerapkan e-government dalam berbagai bentuk untuk
meningkatkan prinsip-prinsip good governance dalam rangka memberantas korupsi, diantaranya pengadaan barang dan
jasa, perpajakan, dan juga perizinan. Meskipun demikian, masih banyak hal yang perlu diperbaiki oleh Indonesia dalam
menerapkan e-government, antara lain percepatan pembuatan peraturan perundang-undangan dan kebijakan untuk
mendukung e-government di daerah; pengadaan sarana-prasarana pengembangan infrastruktur untuk menciptakan akses
V
komunikasi data yang handal; pemberdayaan sumber daya manusia; pengembangan perangkat lunak yang diperlukan; dan
pengembangan organisasi dan tata kerja yang mendukung e-government.
Kata Kunci: e-government, korupsi, studi perbandingan
hts

Abstract
Nowadays many countries including Indonesia focuses on using e-government as one of the main tools to fight corruption.
Based on that, this article will discuss e-government concepts and comparative studies of e-government implementation
in Indonesia and other countries. This research using normative legal research and qualitative analysis thus produced the
ec

descriptive study. This research found that many countries including Indonesia are implementing e-government in various
forms to improve the good governance principles in order to eradicate corruption such as procurement process, taxation,
and licensing. Nonetheless, there are many things need to be fixed by Indonesia in implementing e-government specifically
the acceleration of making laws and policies to support e-government in the region; procurement of infrastructure
development to create reliable data communications access; empowerment of human resources; adjustable software
lR

development; and development of the organization and working procedures that support e-government.
Keywords: e-government, corruption, comparative study
na
Jur

Studi Penerapan E-Government Di Indonesia Dan Negara Lainnya ... (Loura Hardjaloka) 435
Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

A. Pendahuluan Zemanovicova, monopoli dalam pelayanan


publik dengan skala besar terjadi ketika adanya

HN
Berdasarkan survei Corruption Perceptions
ketidakseimbangan antara permintaan dan
Index 2013 mengenai tingkat korupsi di suatu
penawaran dalam pelayanan publik dan adanya
Negara yang dilakukan oleh Transparency
eksklusifitas dalam memberikan akses atas
International (TI), secara global terdapat 6
informasi, sehingga diperlukan kemampuan
(enam) Negara yang memiliki tingkat korupsi

BP
untuk meminimalisasikan pengendalian
rendah dari 175 negara yang dilakukan survei,
tersebut melalui desentralisasi tugas.4 Sejalan
yaitu Denmark, Finlandia, Selandia Baru,
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Swedia, Norwegia, dan Singapura, sedangkan
Emerson, bahwa dalam suatu pasar yang
Indonesia sendiri berada pada posisi 114.1 
aksesnya dibatasi oleh pemerintah maka pihak

ing
Menurut Klitgaard ketika pemerintah
yang memiliki kekuasaan untuk memberikan
sebagai pelayan masyarakat memiliki kekuatan
akses akan cenderung melakukan korupsi
monopoli yang besar atas warga, memiliki
dengan cara menentukan jumlah uang suap
tingkat diskresi yang besar, dan lemahnya
yang harus dibayarkan oleh para perusahaan
akuntabilitas maka akan timbul yang namanya
korupsi. 2 Selanjutnya, menurut Paul melalui
ind yang hendak masuk ke dalam pasar tersebut.5
Dengan demikian, untuk meminimalisasi
studinya memperlihatkan bahwa monopoli,
korupsi dan minimnya transparansi tersebut,
diskresi, dan minimnya akuntabilitas menjadi
para ilmuwan merekomendasikan untuk
faktor-faktor kunci timbulnya korupsi di sektor
pelaksanaan e-government untuk meningkatkan
V
publik.3 Secara singkat, faktor-faktor tersebut
transparansi dan membuka akses atas informasi
dirumuskan ialah sebagai berikut:
tentang pemerintah.6
hts

Kedua, adanya diskresi (wewenang) yang


KORUPSI = MONOPOLI + DISKRESI - AKUNTABILITAS dimiliki oleh pejabat publik membuka peluang
untuk disalahgunakan melakukan korupsi
seperti adanya pungutan liar dalam pengurusan
Pertama, adanya kekuatan monopoli
ec

perizinan. Hal ini terjadi dikarenakan adanya


yang dimiliki oleh pemerintah untuk dapat
prosedur yang kompleks dan proses yang
mengendalikan atau mengakses sumber
panjang sehingga membuat masyarakat
daya alam atau sumber daya manusia serta
lR

cenderung mengambil jalan pintas. Melihat


peraturan perundang-undangan. Menurut
adanya dukungan dari internal pemerintah
na


1
Transparency International, Corruption Perceptions Index 2013 (Berlin: Transparency International, 2013), hlm.
3.
2
Robert Klitgaard, Corruption and Government: Causes, Consequences, and Reform (Cambridge: Cambridge
University Press, 2012), hlm. 120.
Jur

3
Samuel Paul. Who Will Bell the Cat ? (Bangalore: Public Affairs Centre, 2012), hlm. 4.
4
Zemanovicova, Economic Aspects of Corruption (United Kingdom: Oxford University Press, 2013), hlm. 189.
5
Jonathan Mendilow, Money, Corruption, and Political Competition in Established and Emerging Democracies
(United Kingdom: Lexington Books, 2012), hlm. 193-212.
6
Alexandru Ionas, Proceedings of the 14th European Conference on E-Government (United Kingdom: Academic
Conferences and Publishing International Limited, 2014), hlm. 344.

436 Jurnal RechtsVinding, Vol. 3 No. 3, Desember 2014, hlm. 435-452


Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

dan cenderung ingin cepat maka masyarakat dalam pemerintahan dikarenakan pejabat yang
lebih memilih untuk membayar lebih mahal korupsi cenderung akan masuk daftar hitam dan

HN
kepada pegawai pemerintah tersebut. tidak akan dipilih kembali.10 Selanjutnya, Marc
Terdapat langkah-langkah yang dapat dilakukan Cools et.al., berdasarkan studinya menunjukan
untuk mengurangi adanya penyalahgunaan bahwa korupsi dapat diberantas apabila pejabat
wewenang dan korupsi, yaitu (i) mempersingkat dipilih berdasarkan kompetisi pemilihan umum

BP
proses perizinan7 dan penyederhanaan jumlah yang kuat.11 Di samping itu, menurut kajian yang
perizinan;8 dan (ii) menghadirkan e-government dilakukan OECD bahwa untuk meningkatkan
sebagai salah satu perangkat yang dapat efisiensi dan akuntabilitas para pejabat maka
mengurangi penggunaan diskresi oleh pejabat dibutuhkan e-government sehingga masyarakat
publik mengingat teknologi akan membuat yang memilih pejabat tersebut dapat memantau

ing
proses pengurusan menjadi lebih transparan, kinerja para pejabat secara mudah.12
mudah, dan tidak dapat diintervensi oleh E-government merujuk kepada penggunaan
pejabat publik.9 teknologi khususnya internet dan teknologi
Ketiga, minimnya akuntabilitas dapat ind komunikasi serta World Wide Web (www) dalam
terlihat dari cara pengambilan keputusan dan menyelenggarakan pelayanan pemerintah
tindakan yang dilakukan oleh pejabat publik secara elektronik kepada masyarakat, dunia
dan hal tersebut dapat diatasi melalui teknologi usaha, organisasi, dan lainnya. Dahulu
informasi dan komunikasi. Lebih lanjut, penggunaaan e-government masih sebatas
akuntabilitas terbagi atas 3 komponen penting, percobaan akan tetapi saat ini justru sebagai
V
yaitu: (i) partisipasi warga Negara dalam sarana terpenting dalam transformasi pelayanan
proses politik dan pemerintahan; (ii) birokrasi di sektor publik.13 Penggunaan perangkat-
hts

yang efektif; dan (iii) implementasi peraturan perangkat teknologi yang modern di sektor
perundang-undangan. Menurut Charron et.al., publik dapat memberikan hasil pelayanan yang
proses pemilihan umum sebagai bentuk dalam berbeda kepada pengguna jasa, seperti (i)
partisipasi politik dan pemerintahan merupakan pelayanan jasa dan informasi yang lebih baik
ec

bentuk efektif dalam meminimalisir korupsi kepada warga masyarakat, (ii) interaksi efektif
lR

7
Clarke D. Forsythe, Abuse of Discretion: The Inside Story of Roe v. Wade (New York: Wilsted & Taylor Publishing
Services, 2013), hlm. 320.
8
D. Kaufmann, A. Kraay, and M. Mastruzzi, Governance Matters VIII: Aggregate and Individual Governance Indicators,
na

1996-2008 (United States: Development Research Group Macroeconomics and Growth Team The World Bank:
2010), hlm. 3.
9
J. Martinez-Vazquez, Arze del Granado, and J. Boex, Fighting Corruption in The Public Sector (London: Elsevier,
2012), hlm. 250.
10
Nicholas Charron, Victor Lapuente, and Bo Rothstein, Quality of Government and Corruption from a European
Jur

Perspective: A Comparative Study of Good Government in EU Regions (United Kingdom: Edward Elgar Publishing
Limited, 2013), hlm. 145.
11
Marc Cools et.al., EU Criminal Justice, Financial, and Economic Crime (Poland: Maklu Publishers, 2011), hlm. 48.
12
OECD, OECD E-Government Studies: Egypt 2012 (Egypt: OECD Publishing, 2013), hlm. 71.
13
United Nations, United Nations E-Government Survey 2014: E-Government for the Future We Want (New York:
Bern Assoc, 2014), hlm. 155.

Studi Penerapan E-Government Di Indonesia Dan Negara Lainnya ... (Loura Hardjaloka) 437
Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

dengan pelaku usaha; (iii) pemberdayaan 2. Metode Pengumpulan Data


masyarakat melalui akses informasi; atau (iv)

HN
Pengumpulan data dilakukan dengan studi
manajemen pelayanan sektor publik yang efektif
dokumen dan literatur-literatur yang berkaitan
dan efisien. Selain itu, penggunaan teknologi
dengan tema penelitian untuk mendapatkan
melalui e-government diharapkan dapat
data berkaitan dengan penerapan e-government
meningkatkan transparansi, pertumbuhan
di Indonesia dan Negara lainnya dalam rangka

BP
pendapat, mengurangi penggunaan biaya, dan
memberantas korupsi, sebagai berikut:
yang terpenting ialah memberantas korupsi.14
a. Bahan Primer, yang mencakup peraturan
Belakangan ini, telah ada banyak
perundang-undangan yang berlaku,
Negara termasuk Indonesia yang fokus
yurisprudensi yang berkaitan dengan pokok
dalam menggunakan e-government untuk

ing
permasalahan penelitian.
memberikan akses yang besar dan mudah
b. Bahan Sekunder, terdiri dari hasil-hasil
kepada masyarakat terhadap proses pelayanan
penelitian yang telah ada sebelumnya yang
publik dan kinerja pemerintahan, sebagai salah
terkait dengan permasalahan penelitian
satu perangkat utama untuk melawan korupsi.15
dan kepustakaan, termasuk bahan dan hasil
Berdasarkan latar belakang tersebut, tulisan ini
ind seminar dan konferensi-konferensi;
akan membahas mengenai bagaimana konsep
c. Bahan Tersier, yang terdiri dari kamus
e-government dan korupsi; dan bagaimana
hukum, ensiklopedia dan kamus pendukung
penerapan e-government di Indonesia dan
lainnya.
Negara lainnya dalam rangka memberantas
V
korupsi. 3. Metode Analisis Data
hts

Berdasarkan data dan informasi yang sudah


B. Metode Penelitian
diperoleh, akan dilakukan analisis kualitatif yakni
1. Sifat Penelitian suatu cara penelitian yang menghasilkan data
Penelitian ini adalah penelitian hukum deskriptif analitis, yaitu apa yang ditemukan
normatif yang dilakukan menggunakan dalam praktek dan literatur diteliti dan dipelajari
ec

penelitian kepustakaan untuk mendapatkan sebagai sesuatu yang utuh.


data sekunder dengan bahan atau materi
berupa buku-buku, artikel-artikel, hasil-hasil C. Pembahasan
lR

penelitian, dan pendapat ahli yang berkaitan 1. Konsep E-Government


dengan penerapan e-government di Indonesia
a. Pengertian
dan Negara lainnya dalam rangka memberantas
Menurut Bank Dunia, “e-government refers
na

korupsi.
to the use by government agencies of information
Jur

14
Paul G. Nixon, Vassiliki N. Koutrakou, and Rajash Rawal, Understanding E-Government in Europe: Issues and
Challenges, (New York: Routridge, 2010), hlm. 131.
15
Sushil Kumar Singla, Himanshu Anggarwal, “Combating Corruption Through E-Governance in Public Service
Delivery System,” Journal of Global Research in Computer Science 2 (2011): 96.

438 Jurnal RechtsVinding, Vol. 3 No. 3, Desember 2014, hlm. 435-452


Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

technologies (such as Wide Area Network, the Berdasarkan definisi di atas, e-government
internet, and mobile computing) that have melahirkan 4 model hubungan sebagai berikut:

HN
the ability to transform relations with citizens,
business, and other arms of government.”16 Gambar 1. Model Hubungan E-Government
Berdasarkan definisi tersebut, e-government
merujuk pada teknologi informasi di lembaga

BP
pemerintah atau lembaga publik. Tujuannya
adalah agar hubungan dalam tata pemerintahan
(governance) yang melibatkan pemerintah,
pelaku bisnis dan masyarakat dapat tercipta
lebih efisien, efektif, produktif dan responsif.

ing
Dengan demikian, hasil yang diperoleh melalui
e-government, yaitu terciptanya pemerintahan
Sumber: Diolah oleh Penulis
yang baik korupsi yang berkurang, transparansi
Adapun penjelasan atas gambar di atas
yang meningkat, kenyamanan yang lebih besar,
dijabarkan sebagai berikut:17
peningkatan penerimaan negara, dan/atau
pengurangan biaya.
ind
Tabel 1. Deskripsi Model Hubungan E-Government
V
No. Jenis Hubungan Deskripsi Contoh Aplikasi
1 Government to Merupakan layanan e-government dimana pemerintah Kepolisian membuka jasa pelayanan perpanjangan Surat
hts

Citizen membangun dan menerapkan pelayanan
 menggunakan Ijin Mengemudi (SIM) atau Surat Tanda Nomor Kendaraaan
teknologi informasi yang bertujuan untuk memperbaiki (STNK) melalui online sehingga dapat mempermudah
hubungan interaksi pemerintah dengan masyarakat administrasi dari pemilik kendaraan, mempercepat
(rakyat). Dengan kata lain, tujuan utama dari dibangunnya proses, dan menghindari pungutan liar.
aplikasi ini adalah untuk mendekatkan pemerintah
dengan rakyatnya melalui kanal-kanal akses yang beragam
ec

agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau


pemerintahnya untuk pemenuhan berbagai kebutuhan
pelayanan sehari-hari.
2 Government to Merupakan layanan e-government dimana pemerintah • Proses pengadaan barang/jasa di lembaga
Business membangun dan menerapkan pelayanan
 dengan pemerintahan dapat dilakukan dengan menggunakan
lR

menggunakan teknologi informasi yang bertujuan e-procurement sehingga proses pengadaan dapat
untuk mempermudah interaksi antara badan usaha dan dilakukan secara efektif, efisien, meminimalisir korupsi,
pemerintah. dan persaingan usaha tidak sehat diterapkan.
• Pembayaran pajak oleh badan usaha dilakukan melalui
aplikasi berbasis website sehingga meminimalisir waktu
na

dan korupsi di bidang perpajakan.


Jur

16
Maja Klun, et.al., Proceedings of the 11th European Conference on E-Government (United Kingdom: Academic
Conferences and Publishing International Limited, 2011), hlm. 11.
17
Jesper Schalaeger, E-Government in China: Technology, Power, and Local Government Reform (New York: Routledge,
2013), hlm. 8-20.

Studi Penerapan E-Government Di Indonesia Dan Negara Lainnya ... (Loura Hardjaloka) 439
Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

No. Jenis Hubungan Deskripsi Contoh Aplikasi


Government to Di era globalisasi ini terlihat jelas adanya kebutuhan bagi • Aplikasi yang dapat menghubungkan antara kantor-

HN
Government negara-negara untuk saling berkomunikasi secara lebih kantor pemerintah setempat dengan sejumlah
intens dari hari ke hari. Kebutuhan untuk berinteraksi kedutaan-kedutaan besar atau konsulat jenderal untuk
antar satu pemerintah dengan pemerintah setiap harinya membantu penyediaan data dan informasi akurat yang
tidak hanya berkisar pada hal-hal yang berkaitan dengan dibutuhkan oleh para warga negara asing yang sedang
diplomasi namun lebih jauh daripada itu yaitu untuk berada di Indonesia.
memperlancar kerjasama antar negara seperti dalam • Pengembangan suatu sistem data intelijen yang

BP
melakukan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi berfungsi untuk mendeteksi orang-orang yang tidak
perdagangan, proses-proses politik, mekanisme hubungan boleh masuk atau keluar dari suatu wilayah Negara.
sosial dan budaya, dan lain sebagainya.
Government to Aplikasi e-Government juga diperuntukkan untuk • Aplikasi terpadu untuk mengelola berbagai tunjangan
Employees meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai kesejahteraan pegawai pemerintahan.
negeri atau karyawan pemerintahan yang bekerja di
sejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat. • Sistem asuransi kesehatan dan pendidikan bagi para

ing
pegawai pemerintahan yang telah terintegrasi dengan
lembaga-lembaga kesehatan (rumah sakit, poliklinik,
apotik, dan lain sebagainya) dan institusi-institusi
pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, kejuruan, dan
lain-lain).
Sumber: Schalaeger
ind
Banyak model-model yang dikemukakan penerapan e-government di suatu negara, sebagai
oleh ahli untuk mengidentifikasi suatu tahapan berikut:
V
Tabel 2. Model Tahapan E-Government18
hts

Tahapan
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI
Model
Layne & Lee Catalogue Transaction Vertical Integration Horizontal NA NA
Integration
Andersen and Cultivation Extension Maturity Revolution NA NA
Henriksen
United Nation Emerging Enhanced Interactive Transactional Fully Integrated NA
ec

information information
services services
Alhomod et al. Presence on the Interaction Complete Integration of NA NA
web between the transaction over services
citizen and the the web
lR

government
Hiller and Information Two way Transaction Integration Participation NA
Belanger communication
Almazan and Gil- Presence Information Interaction Transaction Integration Political
Garcia Participation
Cisco Information Transaction Transformation NA NA NA
na

interaction efficiency citizen centric


Gartner group Web presence Interaction Transaction Transformation NA NA
West Bill-board Partial-service- Portal Interactive NA NA
delivery democracy
Jur

Abdoullah Fath-Allah et.al., “E-Government Maturity Models: A Comparative Study”, International Journal of
18

Software Engineering and Applications (IJSEA) 5 (2014): 81.

440 Jurnal RechtsVinding, Vol. 3 No. 3, Desember 2014, hlm. 435-452


Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

Tahapan
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI

HN
Model
Moon Simple information Two-way Service and Integration Political NA
dissemination communication financial Participation
transactions
World Bank Publish Interact Transaction NA NA NA
Deloitte and Information Official-two way Multipurpose Portal Clustering of Full integration
Touche publishing transactions portals Personalization common services and enterprise

BP
transaction
Howard Publish Interact Transaction NA NA NA
Shahkooh et al. Online presence Interaction Transaction Fully integrated Digital democracy NA
and transformed
e- government

Lee and Kwak Initial conditions Data transparency Open participation Open collaboration Ubiquitous NA
engagement

ing
Siau and Long Web presence Interaction Transaction Transformation E-democracy NA
Wescott Setting up an email Enabling inter- Allowing two way Exchange of value Digital democracy Joined-up
system and internal organizational and communication government
network public access to
information
Chandler and Information Interaction Transaction Integration NA NA
Emanuel ind
Kim and Grant Web presence Interaction Transaction Integration Continuous NA
Improvement
Chen et al. Catalogue Transaction Vertical Integration NA NA NA
Windley Simple Web site Online government Integrated
 Transformed NA NA
government government
Reddick Cataloguing Transactions NA NA NA NA
Accenture Online presence Basic capability Service availability Mature delivery Service NA
transformation
V
The UK National Basic site Electronic E-publishing Transactional Joined-up e- NA
Audit publishing governance
E-government Preparation Maturation Consolidation Utilization NA NA
hts

Indonesia
Sumber: Abdoullah Fath-Allah, Laila Cheikhi, Rafa E. Al-
Qutaish, and Ali Idri

yakni menggunakan website sebagai sarana


b. Beberapa Tahapan
untuk mempublikasikan informasi namun data
ec

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan dan informasi yang dipublikasikan tidak lebih
secara umum bahwa tahapan tingkat dari sekedar visi, misi, dan aktivitas organisasi
perkembangan e-government adalah sebagai pemerintah tersebut.19 Adapun dalam tahap
lR

berikut: ini, website masih menjadi sarana komunikasi


satu arah dan belum terdapat interaksi secara
1) Emergence elektronik antara pemerintah dan masyarakat
Pada tahap ini dapat dilihat bahwa ataupun adanya tautan yang menghubungkan
na

keseluruhan model memiliki kesamaan konsep ke website lembaga pemerintah lainnya.20


Jur

19
Michael Margolis and Gerson Moreno-Riano, The Prospect of Internet Democracy (England: Ashgate Publishing
Limited: 2013), hlm. 54.
20
Euripidis Loukis, Ann Macintosh, and Yannis Charalabidis, E-Participation in Souther Europe and The Balkans
(New York: Routledge, 2013), hlm 78-80.

Studi Penerapan E-Government Di Indonesia Dan Negara Lainnya ... (Loura Hardjaloka) 441
Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

2) Enhance penyaji situs. Dengan adanya halaman situs


yang dapat menciptakan komunikasi dua arah

HN
Dalam tahap ini, sistem e-government telah
lebih dikembangkan dengan cara memberikan seperti ini dapat meningkatkan responsifitas
tautan yang menghubungkan dengan pemerintah terhadap masyarakat.24
informasi-informasi tertentu berupa formulir
4) Transaksi
perizinan, dokumen, laporan, peraturan, atau

BP
newsletters.21 Adapun publikasi atas informasi Pada tahap ini layanan yang diberikan
melalui elektronik dapat mengurangi jumlah pemerintah melalui halaman situs tidak sebatas
pegawai negeri yang seharusnya melayani informasi mengenai organisasi pemerintah
masyarakat untuk memberikan informasi yang bersangkutan secara online dan fasilitas
komunikasi melalui e-mail tetapi juga melayani

ing
tersebut. Untuk tetap menjaga kemutakhiran
informasi, masa masing-masing lembaga kebutuhan lain dalam 24 (dua puluh empat)
pemerintah harus memperbaharui informasi jam sepanjang hari seperti pembuatan,
minimal 3 (tiga) bulan sekali.22 perpanjangan, atau pembaharuan perijinan,
passport, kartu identitas tertentu atau yang
3) Interaksi
ind lainnya, beserta pelaksanaan pembayarannya.25
Pada tahap interaksi, halaman situs yang Oleh karena itu, tahap ini mensyaratkan
disajikan pemerintah tidak sekedar menyajikan validitas situs termasuk keamanannya, terutama
paparan dan informasi mengenai keberadaannya keamanan untuk proses approval dari pihak
V
secara online, tetapi juga disertai fasilitas pemerintah. Proses approval harus dipastikan
komunikasi secara elektronik (e-mail) sehingga hanya dilakukan oleh pejabat pemerintah yang
memang secara struktur memiliki kewenangan
hts

dapat tercipta komunikasi dua arah antara


pemerintah dan masyarakat.23 Kebanyakan situs untuk melakukannya.
yang dibangun oleh pemerintah Indonesia baru
5) Transformasi/Terintegrasi
memasuki tahap interaksi. Penyajian fasilitas
e-mail ini dimaksudkan untuk memberikan titik Pada tahap ini, seluruh lembaga pemerintah
ec

kontak penyaji situs dan pengunjung situs serta telah terintegrasi dalam satu halaman situs
memungkinkan pengunjung situs menggali sehingga suatu halaman situs dapat menjadi one
informasi yang lebih mendalam tentang berbagai stop service bagi masyarakat serta masyarakat
lR

macam hal yang terkait dengan keberadaan dapat turut berpartisipasi dalam kegiatan
na

21
Zaigham Mahmood, E-Government Implementation and Practice in Developing Countries (United States:
Information Science Reference, 2013), hlm. 360.
22
J. Ramon Gil-Garcia, Enacting Electronic Government Success: An Integrative Study of Government –wide Websites,
Organizational Capabilities, and Institutions (New York: Springer, 2012), hlm. 17-18.
Jur

23
Mahmud Akhter Shareef, et.al., Transformational Government Through eGov Practice: Socioeconomic, Cultural,
and Technological Issues (United Kingdom: Emerald Group Publishing Limited, 2012), hlm. 95-114.
24
M. Snellen, M. Thaens, and J.van de Honk, Public Administration in The Information Age: Revisited (Netherlands:
IOS Press BV, 2012), hlm. 31-36.
25
Mahmud Akhter Shareef, Stakeholder Adoption of E-Government Services: Driving and resisting Factors (New
York: IGI Global Snippet, 2011), hlm. 27-35.

442 Jurnal RechtsVinding, Vol. 3 No. 3, Desember 2014, hlm. 435-452


Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

pemerintahan dilakukan dengan secara online ataupun daerah. Dengan adanya integrasi
untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, maka pengguna layanan dapat mengakses

HN
kualitas layanan publik, pengembangan satu website untuk seluruh jenis layanan yang
ekonomi dan memberantas korupsi. Lebih dibutuhkan oleh pengguna layanan.
lanjut, tahap transformasi ini membutuhkan
teknologi yang tinggi, tingkat keamanan yang 3) Meningkatkan Partisipasi Masyarakat

BP
tinggi serta keterbukaan pihak pemerintah Semua warga masyarakat mempunyai hak
untuk mempublikasikan informasi. untuk berpendapat dan dengan menerapkan
e-government maka masyarakat dapat
c. Peluang E-Government berpartisipasi dalam memberikan saran dan

ing
Terdapat beberapa peluang dengan diterap­ masukan dalam rangka peningkatan pelayanan
kannya e-government. Beberapa di antaranya pemerintah. Selain daripada itu, partisipasi
adalah: masyarakat dalam e-government juga dapat
berkembang menjadi e-democracy dimana
1) Meningkatkan Efektifitas, Efisiensi, dan
ind masyarakat dapat berpartisipasi secara
Mengurangi Biaya langsung melalui media online untuk memilih
Dengan menerapkan e-government dapat para pejabat yang duduk di pemerintahan.
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam
pelayanan publik melalui layanan yang tepat 4)
Meningkatkan Transparansi dan
Mengurangi Korupsi
V
waktu, cepat, dan pelayanan yang merata kepada
seluruh pengguna layanan tanpa diskriminasi. Dengan menerapkan e-government maka
hts

Hal ini dikarenakan e-government menggunakan masyarakat dapat mengakses segala informasi
aplikasi berbasis internet yang dapat melakukan tentang pemerintah yang dipublikasikan
pengumpulan, transmisi, penyediaan  data dan melalui website seperti publikasi rapat,
komunikasi dengan pengguna secara cepat. anggaran dan pengeluaran, dan lainnya. Dengan
Dengan adanya pelayanan publik yang efektif demikian, e-government turut meningkatkan
ec

dan efisien maka akan mengurangi biaya transparansi dalam pemerintahan sehingga
operasional pemerintah. dapat memberantas korupsi serta masyarakat
dapat turut melakukan kontrol atas kegiatan di
lR

2) Meningkatkan Pelayanan pemerintahan.


Layanan publik yang fokus pada pengguna
layanan merupakan inti dari reformasi pelayanan d. Tantangan E-Government
na

publik saat ini. Dalam rangka meningkatkan Dalam menerapkan e-government terdapat
pelayanan kepada pengguna layanan maka beberapa tantangan yang harus dihadapi,
harus dilakukan integrasi e-government antar antara lain:26
lembaga pemerintahan baik di tingkat pusat
Jur

Christhoper G. Reddick, Politics, Democracy, and E-Government: Participation and Service Delivery (New York: IGI
26

Global Snippet, 2011), hlm. 17-39.

Studi Penerapan E-Government Di Indonesia Dan Negara Lainnya ... (Loura Hardjaloka) 443
Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

1) Minimnya Peraturan Daerah yang demikian, saat ini masih banyak pejabat
Mengatur Mengenai penerapan publik yang tidak memiliki kemampuan yang

HN
E-Government memadai di bidang teknologi informasi yang
Dalam rangka menerapkan e-government di mengakibatkan terhambatnya penerapan
setiap daerah maka pemerintah daerah harus e-government. Selain itu, tantangan yang
menerbitkan peraturan daerah yang mengatur dihadapi dari sisi masyarakat ialah masih banyak

BP
mengenai kewajiban penerapan e-government masyarakat yang belum memahami mengenai
di daerahnya. Meskipun demikian, masih banyak penggunaan teknologi.
pemerintah daerah yang belum menerbitkan
peraturan daerah tersebut. 5) Infrastruktur yang Mahal dan Belum
Memadai

ing
2) Belum Ada Tradisi Saling Berbagi Di Indonesia, infrastruktur telekomunikasi
Informasi (No Culture of Sharing) masih belum tersebar secara merata
Dalam penerapan e-government maka bahkan masih banyak warga Negara yang
pemerintah dituntut untuk mempublikasikan belum dialiri sarana listrik. Hal tersebut
ind
seluruh informasi yang dimiliki melalui internet tentu membutuhkan banyak investasi dari
kepada masyarakat. Meskipun demikian, pemerintah untuk membangun infrastruktur
mempublikasikan informasi masih belum listrik dan telekomunikasi. Meskipun demikian,
menjadi hal yang lazim di kalangan masyarakat biaya yang tinggi menghambat pemerintah
Indonesia sehingga banyak oknum pejabat dalam pembangunan infrastruktur listrik dan
V
publik yang justru mempersulit masyarakat telekomunikasi. Dengan demikian, infrastruktur
untuk mendapatkan akses untuk memperoleh yang belum memadai dan biaya yang mahal
hts

informasi tersebut. menghambat penerapan e-government


khususnya di daerah.
3) Belum Ada Tradisi Untuk Mendoku­men­
tasi (No Culture of Documenting) 6) Akses yang Terbatas
ec

Selain belum ada tradisi untuk berbagi Dengan minimnya infrastruktur yang mema­
informasi, Indonesia juga menghadapi dai membuat akses terhadap e-government
tantangan dimana para pejabat publik belum menjadi terbatas pada tempat-tempat tertentu
lR

terbiasa untuk mendokumentasi segala saja.


informasi. Hal ini tentu menghambat penerapan
e-government dimana semua informasi harus 2. Penerapan E-Government
didokumentasikan dan dipublikasikan.
na

United Nations Development Program


(UNDP) mendefinisikan bahwa korupsi
4) Kurangnya Sumber Daya Manusia yang
merupakan penyalahgunaan wewenang sebagai
Handal dan Kemampuan Masyarakat
pejabat publik untuk memperkaya diri sendiri
dalam Menggunakan Teknologi
Jur

melalui penyuapan, gratifikasi, pemerasan,


Dalam menerapkan e-government maka nepotisme, penggelapan, dan pencucian uang.
dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang handal Di Indonesia, ketentuan mengenai korupsi
di bidang teknologi informasi. Meskipun diatur melalui Undang-Undang Nomor 31 Tahun

444 Jurnal RechtsVinding, Vol. 3 No. 3, Desember 2014, hlm. 435-452


Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 pemberantasan korupsi dapat dilakukan secara
dan memiliki definisi yang serupa dengan UNDP. maksimal.

HN
Pada dasarnya, korupsi merupakan isu Pertama, penerapan e-government dapat
utama dalam suatu pemerintahan yang menjadi upaya untuk pencegahan terhadap
terjadi akibat kegagalan suatu institusi dan korupsi karena dapat memberikan pelayanan
minimnya kemampuan dalam mengorganisir dengan prosedur yang sederhana, efektif,

BP
suatu kelompok masyarakat melalui kerangka efisien, dan mengurangi kontak langsung degan
hukum, politik, sosial, ekonomi, dan check and pejabat publik (yang dapat menyalahgunakan
balances. Lebih lanjut, dalam meminimalisir wewenang). Meskipun demikian, perlu juga
korupsi, terdapat 4 (empat) strategi yang dapat pendidikan kepada masyarakat untuk tidak
dilakukan, yaitu: toleransi terhadap korupsi dan memperkuat

ing
1) Pencegahan, yakni dengan melakukan nilai-nilai fundamental seperti kejujuran.
reformasi atas prosedur administrasi (dalam Kedua, penerapan e-government juga
perizinan), pencatatan keuangan, dan dapat berperan sebagai bentuk penegakan
pelaksanaan pengadaan. ind hukum dan peraturan perundang-undangan
2) Penegakkan hukum, yakni setiap lembaga untuk memastikan adanya akuntabilitas dan
melakukan pendataan yang benar dan transparansi melalui data yang dipublikasi,
dipublikasikan pada suatu sistem yang tindakan dan keputusan pemerintah yang
efektif untuk dilakukan pengawasan dan dipublikasikan, dan adanya mekanisme
penegakkan hukum. untuk pemberian saran dan masukan dari
V
3) Pemberdayaan akses terhadap informasi, masyarakat. Adapun hal ini juga harus didukung
yakni adanya akses publik terhadap dengan reformasi kelembagaan, penguatan
hts

informasi tentang pemerintah. dalam peraturan perundang-undangan untuk


4) Peningkatan kapasitas (Capacity Building), melindungi “whistleblowers”, dan penjatuhan
yakni memperkuat sistem pemerintahan sanksi seberat-beratnya kepada para pihak yang
dan meningkatkan pelatihan untuk para terlibat dalam korupsi.
ec

pejabat publik. Ketiga, melalui e-government maka


Selain strategi di atas maka untuk akan tercipta kemudahan dalam mengakses
memberantas korupsi di Indonesia dibutuhkan informasi pemerintah oleh masyarakat. Dengan
lR

juga pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola demikian akan tercipta transparansi dan
pemerintahan yang baik (good governance). meningkatkan sikap akuntabilitas pemerintah
Untuk memaksimalkan pelaksanaan prinsip kepada masyarakat atas segala informasi
good governance maka melalui Instruksi yang disampaikan. Adanya kemudahan dalam
na

Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang mengakses informasi ini juga dapat menjadi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan kontrol sosial dari masyarakat atas segala
E-Government mendorong penerapan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah.
Jur

e-government di seluruh lembaga-lembaga Keempat, dalam menerapkan e-government


pemerintah baik pusat dan daerah. Adapun maka harus didukung dengan kapasitas lembaga
dalam penerapan e-government perlu dan masing-masing individu untuk dapat
mengintegrasikan 4 (empat) strategi di atas agar membangun infrastruktur telekomunikasi,

Studi Penerapan E-Government Di Indonesia Dan Negara Lainnya ... (Loura Hardjaloka) 445
Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

perangkat keras (hardware) dan perangkat berminat dan memenuhi kualifikasi tidak
lunak (software) untuk mendukung aplikasi dapat mengikutinya;

HN
e-government. Selain daripada itu, dibutuhkan b) Bersifat diskriminatif dan tidak dapat
kemampuan sumber daya manusia (dari sisi diikuti oleh semua pelaku usaha dengan
pemerintah dan masyarakat) yang handal dalam kompetensi yang sama;
menggunakan teknologi sehingga penerapan c) Persyaratan dan spesifikasi teknis atau

BP
e-government dapat semakin efektif. mereknya mengarah kepada pelaku usaha
Banyak Negara mempublikasikan sejumlah tertentu sehingga menghambat pelaku
informasi untuk menciptakan transparansi usaha lain untuk ikut.
melalui e-government seperti di bidang Untuk mengatasi masalah tersebut maka
perpajakan, perizinan, pengadaan, dan lainnya, peningkatan transparansi serta pengadaan

ing
dalam rangka meminimalisir korupsi. Adapun barang dan jasa yang efektif dan efisien diyakini
bentuk penerapan e-government dalam dapat menekan jumlah korupsi. Adapun upaya
meminimalisir korupsi di Indonesia dan Negara tersebut dilakukan dengan (i) pengumuman
lainnya adalah sebagai berikut: informasi pengadaan barang dan jasa yang
ind dilakukan secara online atau sering disebut
a. Indonesia dengan e-announcement; dan (ii) pengadaan
Di Indonesia, penerapan e-government barang dan jasa pemerintah secara elektronik
dilakukan dalam berbagai bentuk, sebagai (e-procurement).
V
berikut:
2) Perpajakan
1) Pengadaan Barang dan Jasa Untuk meminimalisir korupsi di bidang
hts

Korupsi terbesar saat ini terjadi dalam perpajakan, saat ini telah banyak aplikasi
pengadaan barang dan jasa. Sekitar 42,70% e-government di bidang perpajakan yang
atau sebanyak 114 kasus dari total 267 kasus diterapkan oleh Direktorat Pajak Republik
korupsi pada semester II 2013 merupakan Indonesia (“Ditjen Pajak”), antara lain sebagai
ec

kasus pengadaan barang dan jasa.27 Adapun berikut:28


karakteristik dari pengadaan barang dan jasa a) Situs Internet Ditjen Pajak (http://www.
yang menimbulkan penyimpangan dan korupsi pajak.go.id) yang memuat peraturan
lR

antara lain: perpajakan dan informasi perpajakan.


a) Bersifat tertutup atau tidak transparan dan b) Program Aplikasi Monitoring Pelaporan
tidak diumumkan secara luas, sehingga dan Pembayaran Pajak (MP3) yang
berfungsi untuk memonitor dan mengawasi
na

mengakibatkan para pelaku usaha yang


penerimaan pajak secara online.
Jur

27
Desi Angriani, “ICW: Korupsi di Pengadaan Barang Masih Mengerikan”, 7 Januari 2014, http://microsite.
metrotvnews.com/metronews/read/2014/01/07/1/205880/ICW-Korupsi-di-Pengadaan-Barang-masih-
Mengerikan (diakses tanggal 9 Oktober 2014).
28
Direktorat Jenderal Republik Indonesia, “Booklet Ketentuan Umum Perpajakan”, http://www.pajak.go.id/sites/
default/files/BookletKUP.pdf (diakses tanggal 9 Oktober 2014).

446 Jurnal RechtsVinding, Vol. 3 No. 3, Desember 2014, hlm. 435-452


Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

c) Program aplikasi e-registration (e-reg), b. Korea Selatan


sistem pendaftaran wajib pajak (untuk

HN
Untuk meningkatkan transparansi, memi­
memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak) nimalisir korupsi pada pelayanan publik, dan
secara online. mendekatkan pelayanan yang dekat dengan
d) Program aplikasi e-filing yang merupakan masyarakat, sejak tahun 1998 pemerintah
sistem untuk menyampaikan Surat Korea Selatan menerapkan e-government

BP
Pemberitahuan Pajak (SPT) secara online. melalui sistem yang dinamakan Online
e) Program aplikasi e-SPT yang merupakan Procedures Enhancement for Civil Applications
sarana bagi wajib pajak untuk dapat (OPEN) Initiative. Sistem tersebut memuat
menyampaikan SPT melalui media seluruh informasi mengenai prosedur
elektronik.

ing
pengurusan berbagai macam perizinan beserta
f) Sistem Informasi Geografis (SIG) yang telah dengan nama instansi dan pegawai negeri
dikembangkan menjadi suatu ”smart map” yang dapat dihubungi sehingga masyarakat
sehingga dapat memuat info rinci yang dapat mengawasi pelaksanaan pengurusan
terkait dengan suatu Nomor Objek Pajak ind aplikasi yang diajukan dan dapat mengajukan
(NOP). pertanyaan dalam hal terjadi penyimpangan
dalam pengurusan.29
3) Perizinan
Di bidang perizinan dikenal juga yang c. India30
V
namanya perizinan elektronik (e-licensing) Di India, pengembangan e-government
guna (i) memberikan kemudahan akses data dilakukan di Karnataka dan Gujarat dengan
hts

secara tepat, (ii) meningkatkan efisiensi biaya mengimplementasikan komputerisasi data per­
dan waktu; (iii) proses yang transparan; dan tanahan dan komputerasi pos-pos pengecekan.
(iv) meminimalisir adanya pungutan liar atau Di Karnataka, proyek berlabel “bhoomi”
bentuk korupsi lainnya. Secara umum, perizinan sebagai layanan elektronik data pertanahan
elektronik merupakan suatu proses pengajuan memperlihatkan bagaimana database
ec

izin oleh seseorang/pihak yang dilakukan pemerintahan begitu terbuka dan menghindari
melalui sistem elektronik (komputerisasi) adanya praktek korupsi oleh petugas
dimana langkah-langkahnya telah distandarisasi pertanahan. Sebelumnya adanya proyek
lR

sedemikian rupa sehingga penelaahan, ini, untuk mendapatkan salinan dokumen


pendataan, serta pemberian izin dapat dilakukan yang dibutuhkan untuk banyak keperluan
secara cepat, akurat dan transparan. Adapun semisal pinjaman bank maka petani harus
perizinan elektronik ini banyak diterapkan di
na

mencari petugas pertanahan di pedesaan


bidang pasar modal, penanaman modal, dan yang sulit ditemui karena tugasnya yang terus
lainnya. berkeliling dari satu desa ke desa lain atau
Jur

29
Danilo Piagessi, Kristian Sund, and Walter Castelnovo, Global Strategy and Practice of E-Governance: Examples
from Around the World (New York: Information Science Reference, 2011), hlm. 231.
30
Vinay Kumar Bhargava and Emil P. Bolongaita, Challenging Corruption in Asia: Case Studies and a Framework for
Action (Washington DC: World Bank, 2013), hlm. 250-257.

Studi Penerapan E-Government Di Indonesia Dan Negara Lainnya ... (Loura Hardjaloka) 447
Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

bahkan untuk mempercepat proses tak jarang (termasuk menggunakan jembatan timbang
petani melakukan penyuapan kepada petugas elektronik) maka diketahui bahwa hampir

HN
pertanahan tersebut. Setidaknya, dibutuhkan seluruh truk-truk lewat memiliki kelebihan
waktu 3-30 hari untuk mendapatkan dokumen muatan dan dapat langsung dikenakan denda.
tersebut dengan biaya 100-2000 Rupee, Dengan berkurangnya angka korupsi di
tergantung kepentingan dokumen bagi jembatan timbang tersebut, maka denda

BP
petani dan ukuran tanah. Sementara untuk yang didapat pun secara signifikan meningkat.
memperbaharui dokumen dibutuhkan waktu Selama tiga tahun uang denda yang didapat
1-2 tahun. hingga mencapai 50 juta Dolar Amerika Serikat.
Akan tetapi dengan adanya proyek Bhoomi, Meskipun demikian, sistem ini tidak lagi
salinan dari dokumen pertanahan dapat dilaksanakan dikarenakan adanya permasalahan

ing
diperoleh dengan mengajukan permohonan antara pemerintah daerah setempat dengan
secara online dengan memasukkan nama operator swasta di jembatan timbang.
pemilik atau nomor persil pada komputer di Selain daripada itu, e-government di India
180 kantor badan pertanahan dengan biaya juga dimanfaatkan sebagai tempat pengaduan
hanya 15 Rupee. Meskipun demikian, secara
ind masyarakat terhadap pemerintah melalui
bertahap, database pertanahan mulai di-upload complaints.mdconline.gov.id. Aplikasi tersebut
sehingga dapat secara langsung dilihat melalui dirancang khusus untuk menerima keluhan
situs internet. dari warga masyarakat pada beberapa layanan
Dari evaluasi yang dilakukan tim independen, yang disediakan oleh pemerintah India dan juga
V
ditemukan bahwa program bhoomi telah untuk menelusuri bagaimana pelayan publik
meningkatkan layanan pemerintahan dan merespon aduan yang disampaikan.
hts

menekan angka korupsi. Selama periode 12


bulan, terdapat 5,5 juta petani telah membayar d. Kanada
15 Rupee untuk memperoleh salinan data Di Kanada, e-government diterapkan dalam
pertanahan sehingga menjadi pemasukan bagi satu layanan yang dinamakan Service Canada
ec

negara sekitar 82,5 juta Rupee atau sekitar Rp. (Layanan Kanada) yang diciptakan pada tahun
15 miliar. 2005. Layanan Kanada merupakan jaringan one-
Gujarat juga merasakan manfaat stop service yang digunakan oleh warga Kanada
lR

pengembangan e-government dengan untuk mengakses 77 (tujuh puluh tujuh) jenis


menghadirkan komputerisasi di sepuluh pos layanan yang terbagi menjadi 12 (dua belas)
pengecekan antarkota menuju Kota Gujarat. bidang pelayanan yang dimiliki oleh Pemerintah
Tujuan pengecekan ialah untuk melakukan Kanada, antara lain di bidang pendidikan,
na

inspeksi atas beban muatan truk-truk yang ketenagakerjaan, kesehatan, perumahan,


masuk dan validitas dokumen. Jika dibandingkan imigrasi, keuangan, hukum, dan lainnya.
dengan sistem manual maka hanya ditemukan Adapun layanan Kanada ini bukan hanya dapat
sekitar dua persen truk yang mengalami
Jur

diakses melalui halaman situs melainkan juga


kelebihan muatan, namun dengan komputerisasi dari perangkat seluler masyarakat.

448 Jurnal RechtsVinding, Vol. 3 No. 3, Desember 2014, hlm. 435-452


Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

Selain itu, untuk layanan digital signature Penerapan pengadaan elektronik


pada transaksi elektronik maka warga negara dilakukan melalui www.eperolehan.com.

HN
Kanada menggunakan e-pass.31 my. Dengan portal tersebut, seluruh calon
peserta pengadaan dapat memperoleh dan
e. Singapura mengumpulkan dokumen pengadaan. Selain
Di Singapura, e-government diwujudkan itu, untuk pemasok produk yang telah terpilih

BP
dalam bentuk halaman situs yang dinamakan akan dilengkapi sebuah smart card untuk
E-Citizen Portal. Melalui situs tersebut, dapat melakukan transaksi dengan pemerintah
masyarakat dapat mengajukan pertanyaan dan melalui halaman situs.
memperoleh jawaban atas pertanyaan serta
2) E-Syariah

ing
menjadi portal satu-satunya untuk melakukan
segala jenis pengurusan dokumen, seperti Merupakan bentuk penerapan
passport, akta lahir, dan perizinan-perizinan. e-government untuk meningkatkan kualitas
Adapun fakta menarik dari penerapan pelayanan di pengadilan syariah. Melalui portal
e-government di Singapura ialah warga Negara ind ini, Islamic Affairs Department dapat melakukan
Singapura harus melakukan pengurusan pengawasan dan koordinasi secara efektif serta
passport dan akta lahir secara online, apabila meningkatkan kualitas atas 102 pengadilan
dilakukan dengan datang ke departemen yang syariah. Adapun aplikasi e-syariah terdiri atas
bersangkutan maka pemohon akan dikenakan (i) sistem manajemen kasus pengadilan syariah
V
penalti. Setelah dikenakan penalti, pemohon (syariah court case management system); (ii)
tetap harus mengajukan permohonan secara sistem registrasi konsultan hukum syariah; dan
hts

elektronik.32 (iii) sistem pengelolaan perpustakaan (library


management system).
f. Malaysia33
1) Pengadaan Elektronik 3) Sistem Pembayaran Elektronik (E-Services)
Merupakan salah satu bentuk e-government
ec

Di Malaysia, penggunaan e-government


diterapkan dengan pengadaan elektronik yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk
sejak tahun 1999 dalam rangka melakukan melakukan pembayaran utilitas seperti telepon,
pengadaan dan pembelian langsung untuk listrik, jalan tol, dan lainnya. Adapun sistem
lR

kebutuhan barang dan jasa pemerintah. Adapun pembayaran elektronik dapat diakses melalui
penggunaan pengadaan elektronik dianggap internet, mesin pembayaran, dan lainnya.
dapat meningkatkan transparansi, menghemat
na

waktu, dan uang.


Jur

31
Leonidas G. Anthopoulos and Christopher G. Riddick, Government e-Strategic Planning and Management: Pratices,
Patterns, and Roadmaps (New York: Springer, 2014), hlm. 147-157.
32
Gregory G.Curtin, Michael H. Sommer, and Veronika Vis-Sommer, The World E-Government (New York: Routledge,
2013), hlm. 31-40.
33
Noore Alam Siddiquee, Public Management and Governance in Malaysia: Trends and Transformations (New York:
Routledge, 2013), hlm. 168-175.

Studi Penerapan E-Government Di Indonesia Dan Negara Lainnya ... (Loura Hardjaloka) 449
Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

4) Project Monitoring System publik. Tujuannya adalah agar hubungan


dalam tata pemerintahan (governance) yang

HN
Merupakan salah satu bentuk e-government
yang ditujukan untuk mengawasi implementasi melibatkan pemerintah, pelaku bisnis dan
proyek pemerintah yang dilaksanakan melalui masyarakat dapat tercipta lebih efisien, efektif,
berbagai lembaga pemerintah. produktif dan responsif. Dengan demikian, hasil
yang diperoleh melalui e-government, yaitu

BP
5) Pajak Elektronik terciptanya pemerintahan yang baik korupsi
yang berkurang, transparansi yang meningkat,
Merupakan aplikasi e-government
kenyamanan yang lebih besar, peningkatan
yang diperkenalkan oleh Internal Revenue
penerimaan negara, dan/atau pengurangan
Department (“IRD”) sebagai pelayanan pajak
biaya. Melalui e-government maka hasil yang

ing
elektronik. Dengan menggunakan MyKey
diperoleh ialah terciptanya pemerintahan yang
digital signature (tanda tangan elektronik),
baik korupsi yang berkurang, transparansi yang
yang ditawarkan oleh MSC Trustgate, seluruh
meningkat, kenyamanan yang lebih besar,
perusahaan dapat menandatangani formulir
peningkatan penerimaan negara, dan/atau
pajak secara elektronik dan dapat mengirimkan
ind pengurangan biaya.
dokumen pajak tersebut secara elektronik ke
Di Indonesia, penerapan e-government
IRD. Adapun ketentuan mengenai tanda tangan
diwujudkan dalam berbagai bidang
elektronik diatur dalam Malaysia Signature Act
untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas,
1997.
transparansi, akuntabilitas, dan prinsip good
V
governance lainnya dalam rangka memberantas
E. Penutup
korupsi, diantaranya pengadaan barang
hts

Korupsi merupakan isu utama dalam suatu dan jasa, perpajakan, dan juga perizinan.
pemerintahan yang terjadi akibat kegagalan Meskipun demikian, tahapan pengembangan
suatu institusi dan minimnya kemampuan e-government di Indonesia masih terbatas
dalam mengorganisir suatu kelompok di interaksi dan masih belum sepenuhnya ke
ec

masyarakat melalui kerangka hukum, politik, tahap transaksi terlebih ke tahap transformasi
sosial, ekonomi, dan check and balances. Dalam mengingat masih banyak pemerintah daerah
rangka pemberantasan korupsi di Indonesia yang belum menerapkan e-government. Selain
maka dibutuhkan pelaksanaan prinsip-
lR

di Indonesia, Negara lainnya seperti Korea


prinsip tata kelola pemerintahan yang baik Selatan, India, Kanada, Singapura, Malaysia
(good governance). Untuk memaksimalkan juga menerapkan e-government dalam
pemberantasan korupsi maka prinsip good berbagai macam bentuk seperti pembayaran
na

governance harus diterapkan melalui konsep elektronik, komputerisasi data pertanahan,


e-government yang diintegrasikan dengan 4 perizinan elektronik, dan lainnya. Adanya
(empat) strategi, yakni (i) pencegahan, (ii) penerapan e-government bukan hanya dapat
penegakan hukum, (iii) pemberdayaan akses
Jur

meningkatkan transparansi dan meminimalisir


terhadap informasi, dan (iv) peningkatan korupsi pada pelayanan publik namun juga
kapasitas. E-government merujuk pada teknologi mampu menerapkan pelayanan yang dekat
informasi di lembaga pemerintah atau lembaga dengan masyarakat.

450 Jurnal RechtsVinding, Vol. 3 No. 3, Desember 2014, hlm. 435-452


Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

Untuk dapat menerapkan e-government Gil-Garcia, J. Ramon, Enacting Electronic Government


secara efektif dalam memberantas korupsi Success: An Integrative Study of Government–

HN
wide Websites, Organizational Capabilities, and
maka disarankan pemerintah Indonesia harus Institutions (New York: Springer, 2012).
melaksanakan strategi percepatan pembuatan International, Transparency, Corruption Perceptions
peraturan perundang-undangan dan kebijakan Index 2013 (Berlin: Transparency International,
2013).
untuk mendukung e-government di daerah;
Ionas, Alexandru, Proceedings of the 14th European

BP
pengadaan sarana-prasarana pengembangan Conference on E-Government (United Kingdom:
infrastruktur untuk menciptakan akses Academic Conferences and Publishing
komunikasi data yang handal; pemberdayaan International Limited, 2014).
Kaufmann, D., A. Kraay, and M. Mastruzzi,
sumber daya manusia dan/atau kerja sama Governance Matters VIII: Aggregate and
dengan swasta/masyarakat dalam penyediaan Individual Governance Indicators, 1996-2008

ing
akses komunikasi data yang mudah, nyaman, (United States: Development Research Group
Macroeconomics and Growth Team The World
dan dengan biaya terjangkau; pengembangan
Bank: 2010).
sumber daya manusia dalam pengelolaan dan Klitgaard, Robert, Corruption and Government:
penggunaan E-Government; pengembangan ind Causes, Consequences, and Reform (Cambridge:
perangkat-perangkat lunak yang diperlukan; Cambridge University Press, 2012).
Klun, Maja, et.al., Proceedings of the 11th European
dan pengembangan organisasi dan tata kerja Conference on E-Government (United Kingdom:
yang mendukung e-government. Academic Conferences and Publishing
International Limited, 2011).
Loukis, Euripidis, Ann Macintosh, and Yannis
DAFTAR PUSTAKA
V
Charalabidis, E-Participation in Souther Europe
BUKU and The Balkans (New York: Routledge, 2013).
Mahmood, Zaigham, E-Government Implementation
hts

Anthopoulos, Leonidas G. and Christopher G.


and Practice in Developing Countries (United
Riddick, Government e-Strategic Planning and
States: Information Science Reference, 2013).
Management: Pratices, Patterns, and Roadmaps
Margolis, Michael and Gerson Moreno-Riano,
(New York: Springer, 2014).
The Prospect of Internet Democracy (England:
Bhargava, Vinay Kumar and Emil P. Bolongaita,
Ashgate Publishing Limited: 2013).
Challenging Corruption in Asia: Case Studies and
ec

Mendilow, Jonathan, Money, Corruption, and


a Framework for Action (Washington DC: World
Political Competition in Established and Emerging
Bank, 2013).
Democracies (United Kingdom: Lexington Books,
Charron, Nicholas, Victor Lapuente, and Bo Rothstein,
2012).
Quality of Government and Corruption from
Nixon, Paul G., Vassiliki N. Koutrakou, and Rajash
lR

a European Perspective: A Comparative Study


Rawal, Understanding E-Government in Europe:
of Good Government in EU Regions (United
Issues and Challenges, (New York: Routridge,
Kingdom: Edward Elgar Publishing Limited,
2010).
2013).
OECD, OECD E-Government Studies: Egypt 2012
Cools, Marc et.al., EU Criminal Justice, Financial,
na

(Egypt: OECD Publishing, 2013).


and Economic Crime (Poland: Maklu Publishers,
Paul. Samuel, Who Will Bell the Cat? (Bangalore:
2011).
Public Affairs Centre, 2012).
Curtin, Gregory G., Michael H. Sommer, and Veronika
Piagessi, Danilo, Kristian Sund, and Walter
Vis-Sommer, The World E-Government (New
Castelnovo, Global Strategy and Practice of
Jur

York: Routledge, 2013).


E-Governance: Examples from Around the World
Forsythe, Clarke D., Abuse of Discretion: The Inside
(New York: Information Science Reference,
Story of Roe v. Wade (New York: Wilsted & Taylor
2011).
Publishing Services, 2013).

Studi Penerapan E-Government Di Indonesia Dan Negara Lainnya ... (Loura Hardjaloka) 451
Volume 3 Nomor 3, Desember 2014

Reddick, Christhoper G. Politics, Democracy, and Zemanovicova, Economic Aspects of Corruption


E-Government: Participation and Service (United Kingdom: Oxford University Press, 2013).

HN
Delivery (New York: IGI Global Snippet, 2011).
Schalaeger, Jesper, E-Government in China: MAKALAH/ARTIKEL/HASIL PENELITIAN
Technology, Power, and Local Government
Reform (New York: Routledge, 2013). Fath-Allah, Abdoullah, et.al., “E-Government
Shareef, Mahmud Akhter, Stakeholder Adoption of Maturity Models: A Comparative Study”,
E-Government Services: Driving and Resisting International Journal of Software Engineering

BP
Factors (New York: IGI Global Snippet, 2011). and Applications (IJSEA) 5 (2014).
Shareef, Mahmud Akhter et.al., Transformational Singla, Sushil Kumar and Himanshu Anggarwal,
Government Through eGov Practice: “Combating Corruption Through E-Governance
Socioeconomic, Cultural, and Technological in Public Service Delivery System,” Journal of
Issues (United Kingdom: Emerald Group Global Research in Computer Science 2 (2011).
Publishing Limited, 2012).

ing
Siddiquee, Noore Alam, Public Management INTERNET
and Governance in Malaysia: Trends and Desi Angriani, “ICW: Korupsi di Pengadaan Barang
Transformations (New York: Routledge, 2013). Masih Mengerikan”, 7 Januari 2014, http://
Snellen, M., M. Thaens, and J.van de Honk, Public microsite.metrotvnews.com/metronews/
Administration in The Information Age: Revisited read/2014/01/07/1/205880/ICW-Korupsi-di-
(Netherlands: IOS Press BV, 2012).
United Nations, United Nations E-Government
ind Pengadaan-Barang-masih-Mengerikan (diakses
tanggal 9 Oktober 2014).
Survey 2014: E-Government for the Future We Direktorat Jenderal Republik Indonesia, “Booklet
Want (New York: Bern Assoc, 2014). Ketentuan Umum Perpajakan”, http://www.
Vazquez, J. Martinez, Arze del Granado, and J. Boex, pajak.go.id/sites/default/files/BookletKUP.pdf
Fighting Corruption in The Public Sector (London: (diakses tanggal 9 Oktober 2014).
V
Elsevier, 2012).
hts
ec
lR
na
Jur

452 Jurnal RechtsVinding, Vol. 3 No. 3, Desember 2014, hlm. 435-452

Anda mungkin juga menyukai