Interior Rangga

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERANCANGAN RUANG DALAM

DI BUAT OLEH:
RANGGA SEPTIAN ADITYA
F 221 17 016

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Palu, 26 September 2018

Penyusun
BAB I

1.1.HOTEL
Pengertian Hotel menurut Hotel Prpictors Act, 1956 (Sulatiyono, 1999:5)
adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan
makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang orang yang
sedang melakukan perjalanan dan mampu membatar dengan jumlah wajar sesuai
dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus (perjanjian
membeli barang yang disertai dengan perundingan perundingan sebelumnya).
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.
KM. 37/PW.304/MPPT-86 : Hotel sebagai jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian besar atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan
dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.
Definisi hotel menurut Webster New World Dictionary “Hotel as a commercial
establishment providing lodging and usually meals and other services for the
public, especially for travels.” (Fred R.Lawson, 1988). Yang artinya hotel adalah
suatu bangunan yang menyediakan jasa penginapan, makanan, minuman, serta
pelayanan lainnya untuk umum yang dikelola secara komersial terutama untuk para
wisatawan.
Sedangkan pengertian yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing
Inc.(1995) yang menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha komersial yang
menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk
umum.
Maka dari beberapa pernyataan itu dapat disimpulkan bahwa hotel adalah suatu
akomodasi yang menyediakan jasa penginapan, makan, minum, dan bersifat umum
serta fasilitas lainnya yang memenuh syarat kenyamanan dan dikelola secara
komersil.
1.2.TEMA
Pemerintah telah menetapkan kualitas dan kuantitas hotel yang menjadi
kebijaksanaan yang berupa standar jenis klasifikasi yang ditujukan serta berlaku
bagi suatu hotel. Penentuan jenis hotel berdasarkan letak, fungsi, susunan
organisasinya dan aktifitas penghuni hotel sesuai dengan SK Mentri Perhubungan
RI No. 241/4/70 tanggal 15 Agustus 1970. Hotel digolongkan atas :
a. Residential Hotel, yaitu hotel yang disediakan bagi para pengunjung yang
mnginap dalam jangka waktu yang cukup lama. Tetapi tidak bermaksud
menginap. Umumnya terletak dikota, baik pusat maupun pinggir kota dan
berfungsi sebagai penginapan bagi orang-orang yang belum mendapatkan
perumahan dikota tersebut.
b. Transietal Hotel, yaitu hotel yang diperuntukkan bagi tamu yang mengadakan
perjalanan dalam waktu relative singkat. Pada umumnya jenis hotel ini terletak
pada jalan jalan utama antar kota dan berfungsi sebagai terminal point. Tamu
yang menginap umumnya sebentar saja, hanya sebagai persinggahan.
c. Resort Hotel, yaitu diperuntukkan bagi tamu yang sedang mengadakan wisata
dan liburan. Hotel ini umumnya terletak didaerah rekreasi/wisata. Hotel jenis
ini pada umumnya mengandalkan potensi alam berupa view yang indah untuk
menarik pengunjung.
1.3.PENCAHAYAAN
Dalam mengalami sebuah ruang, seringkali manusia mengandalkan persepsi
semata, yang berasal dari dominasi indra penglihatan (sekitar 80%). Berbicara
mengenai visual, lighting atau pencahayaan memegang andil terbesar dalam
menciptakan informasi yang dapat ditangkap oleh mata yang kemudian
diinterpretasikan oleh otak. Dengan cahaya, sebuah objek dapat memantulkan
bentuk, warna, dan tekstur yang dapat menghasilkan suasana dan
memengaruhi mood manusia saat mengalaminya.
Hotel, terutama kelas bintang lima, merupakan salah satu tipologi bangunan
yang mengandalkan pencahayaan untuk menciptakan ambience. Tentunya, guna
menghadirkan pengalaman terbaik bagi para tamu. Melalui lighting, para
perancang berupaya untuk menghadirkan mood dan menciptakan suasana yang
diinginkan.
1. Dalam mengalami sebuah ruang, seringkali manusia mengandalkan persepsi
semata, yang berasal dari dominasi indra penglihatan (sekitar 80%). Berbicara
mengenai visual, lighting atau pencahayaan memegang andil terbesar dalam
menciptakan informasi yang dapat ditangkap oleh mata yang kemudian
diinterpretasikan oleh otak. Dengan cahaya, sebuah objek dapat memantulkan
bentuk, warna, dan tekstur yang dapat menghasilkan suasana dan
memengaruhi mood manusia saat mengalaminya.

Hotel, terutama kelas bintang lima, merupakan salah satu tipologi bangunan
yang mengandalkan pencahayaan untuk menciptakan ambience. Tentunya,
guna menghadirkan pengalaman terbaik bagi para tamu. Melalui lighting, para
perancang berupaya untuk menghadirkan mood dan menciptakan suasana yang
diinginkan.

2. dapat berupa artwork lighting, menyorot ornamen seni atau dekoratif yang
terdapat dalam ruang. Peletakkan direct lighting juga disesuaikan dengan besar
dari artwork yang akan disinari, lebih tepatnya satu per tiga dari tinggi artwork.
Kemudian, dapat dilanjutkan dengan perimeter lighting, seperti yang
digunakan pada drop ceiling, untuk membatasi atau membentuk ruang dan
lebih memberikan kesan elegan pada ruang.
3. Beberapa hal mengenai pencahayaan tersebut dapat ditemui di salah satu hotel
terbaik di Jakarta, Raffless Hotel. Properti yang baru beroprasi mulai tahun
2015 ini memiliki konsep lighting menghidupkan suasana luxury,
comfortserta suasana interior yang kental dengan art seperti ilustrasi lukis
dan artwork, yang diusung oleh tim perancang. Hal lebih detil perlu
diperhatikan, guna menghasilkan pencahayaan yang tepat
dengan ambience yang diinginkan. Hal tersebut, seperti yang terangkum dalam
standar hotel mewah, salah satunya berupa pemakaian down light yang
terinetegrasi dengan rumah lampunya, sehingga tidak terlihat bohlam lampu
yang keluar.

4. Downlight yang dipilih pada umumnya, sekarang ini menggunakan teknologi


LED dengan rumah lampu yang terintegrasi dengan sumber cahayanya. Selain
itu, durasi yang tinggi dengan konsumsi energi yang lebih rendah dari jenis
sumber lampu lain, seperti halogen, juga merupakan kelebihan lain dari LED.
Kemudian, pencahayaan mewah ‘tradisional’ seperti penggunaan side table
lamp ataupun standing lamp. Pemilihan unit rumah lampu pun patut
diperhatikan, seperti material down light yang terbuat dari besi atau alumunium
dapat memberikan kesan yang lebih elegan. Warna cahaya yang timbul juga
lebih dari sekedar warm light atau cool light, tetapi lebih beragam yang
ditentukan dari suhu lampunya (biasa terpapar dalam satuan kelvin). Pada
umumnya, pencahayaan tersebut pada kamar hotel berkisar dari 2700 hingga
4000 kelvin, dengan semakin besar suhu yang ditimbulkan akan semakin putih
cahaya yang dihasilkan.
Pada kamar hotel, suasana yang ingin dihasilkan adalah relaks, karena aktivitas
di dalam kamar hotel yang pada umumnya berlangsung pada waktu pagi dan
malam (bangun dan pergi tidur). Pencahayaan berperan penting dalam
mempengaruhi aktivitas manusia yang dibuktikan dengan produksi hormon
melatonin ketika berada di cahaya warmatau kekuningan, yang dapat membuat
manusia merasa relaks. Sedangkan, cahaya cool / putih merangsang hormon
katogen yang membuat manusia lebih merasa sadar dan awake. Oleh karena itu,
pada kamar hotel, terutama tipe luxury seperti Raffles, mengaplikasikan semua
lampu bercahaya warm. Dan pada siang hari, bukaan berupa floor-to-
ceiling window memaksimalkan cahaya alami untuk menyinari kamar hotel,
yang juga baik bagi fungsi biologis tubuh manusia, sesuai dengan biological
clock.
1.4.WARNA
a. Warna hangat (warm) antara lain mencakup warna merah, oranye, dan
kuning. Warna hangat sangat cocok untuk audiens dengan rentang usia kanak-
kanak hingga remaja yang penuh semangat dan keceriaan.
b. Warna dingin (cool) antara lain hijau, biru, dan ungu sangat cocok untuk
audiens dengan rentang usia dewasa sampai orang tua.

c. Warna merah memberi arti gairah, memberi energi baru, dan


menyerukan suatu tindakan.

Warna merah menyimbolkan keberanian, semangat yang membara,


kepercayaan diri, action, energi, serta kekuatan.

Anda mungkin juga menyukai